Jowonews

BMKG: Jawa Tengah Bagian Selatan Masih Berpotensi Hujan Lebat

PURWOKERTO, Jowonews.com – Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih berpotensi terjadi di wilayah Jawa Tengah bagian selatan menurut analis cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Rendi Krisnawan. “Kalau dilihat dari prakiraan cuaca sebelumnya, di beberapa wilayah khususnya Kabupaten Cilacap harusnya memasuki awal musim kemarau pada akhir bulan ini, namun ternyata hujan memang masih cukup lebat,” katanya saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu. Akan tetapi, ia melanjutkan, berdasarkan prakiraan cuaca prakiraan cuaca per dasarian (10 harian) curah hujan di sebagian wilayah Cilacap dan sekitarnya masih dalam kategori menengah antara 51 dan 150 milimeter. Ia memprakirakan curah hujan pada dasarian kedua bulan Juni di Kabupaten Cilacap dan sekitarnya masuk kategori rendah, pada kisaran 0 sampai 50 milimeter, dan mulai masuk musim kemarau. “Jadi, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih berpotensi hingga dasarian pertama bulan Juni. Sementara pada dasarian kedua bulan Juni, intensitas hujan diprakirakan mulai berkurang,” katanya. Mengenai hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang terjadi dalam beberapa hari terakhir, Rendi mengatakan, kondisi tersebut diprakirakan akan berlangsung hingga tiga hari ke depan karena beberapa faktor termasuk adanya daerah tekanan rendah di Samudra Hindia barat daya Sumatra serta sirkulasi siklonik di Samudra Hindia selatan Jawa Timur. “Selain itu, ada konvergensi memanjang dari Sumatera barat hingga Bengkulu, di Laut Timor, serta daerah belokan angin terdapat di Sumatera bagian tengah, Kalimantan, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, dan Samudra Pasifik utara Papua serta Low Level Jet dengan kecepatan angin mencapai lebih dari 25 knot di Samudra Hindia barat Sumatra dan Samudra Pasifik timur Filipina,” katanya. Kondisi yang demikian, menurut dia, menimbulkan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dan angin kencang di wilayah Jawa Tengah bagian selatan. (jwn5/ant)

BMKG Prakirakan Hujan Lebat Landa Jawa Tengah Dua Hari

SEMARANG, Jowonews.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan hujan lebat disertai petir terjadi di sejumlah wilayah di Jawa Tengah pada dua hari ke depan. “Hujan lebat disertai petir berpotensi terjadi hingga 30 April 2020,” kata Kepala BMKG Ahmad Yani Semarang Achadi Subarkah Raharjo di Semarang, Selasa Dia menjelaskan sebagian besar wilayah di Indonesia saat ini sudah memasuki pancaroba, di mana musim kemarau akan dimulai pada Mei 2020. Hasil analisa BMKG, kata dia, terdapat dinamika atmosfer yang tidak stabil di wilayah Indonesia yang memicu potensi pertumbuhan awan hujan pada beberapa hari ke depan. Ia menjelaskan kondisi tersebut dipicu fenomena Madden Julian Oscillation dan sirkulasi siklonik di sekitar Laut Jawa bagian barat dan perairan utara Maluku dan Papua Barat. Aktivitas tersebut, lanjut dia, membentuk daerah belokan dan pertemuan angin. Sejumlah wilayah yang akan dilanda hujan lebat disertai petir, meliputi Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Magelang, Temanggung, Pekalongan, Cilacap, Kebumen, Purworejo, Karanganyar, Brebes, Pemalang, Boyolali, dan Klaten. (jwn5/ant)

Hujan Lebat Diprediksi Turun di Sebagian Besar Wilayah Jateng

CILACAP, Jowonews.com – Sebagian besar wilayah Jawa Tengah, terutama yang berada di daerah pegunungan tengah, berpotensi menghadapi hujan lebat hingga tiga hari ke depan menurut prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). “Potensi hujan lebat ini akibat adanya gangguan pola angin di atas wilayah Jawa, khususnya Jawa Tengah,” kata analis cuaca BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Rendi Krisnawan di Cilacap, Senin. Ia mengatakan, citra satelit pada Minggu (5/4) pukul 19.00 WIB menunjukkan bahwa di atas wilayah Jawa Timur dan Bali terdapat sirkulasi Eddy dan di Samudra Hindia barat daya Jawa Barat terdapat pusat tekanan rendah. Menurut dia, sirkulasi Eddy dan pusat tekanan rendah tersebut mengakibatkan gangguan pola angin yang berpotensi memicu terjadinya hujan lebat pada pagi hingga sore hari di sebagian besar wilayah Jawa Tengah. “Biasanya kondisi seperti ini bertahan hingga tiga hari ke depan dan selanjutnya pola angin berubah lagi sehingga kondisi cuaca kembali seperti sebelumnya. Kendati demikian, potensi hujan lebat yang terjadi dalam tiga hari ke depan tidak seperti yang terjadi pada akhir pekan lalu,” katanya. Hujan lebat yang terjadi pada akhir pekan sebelumnya, menurut dia, lebih dipengaruhi oleh Madden Jullian Oscillation (MJO) yang berada di kuadran empat (Maritime Continent) dan mengindikasikan kontribusi MJO terhadap aktivitas konvektif di Indonesia terutama di wilayah Indonesia bagian tengah. “Dari pantauan kami, MJO sudah ke fase (kuadran) 6, sudah sampai Samudra Pasifik di sebelah timur Indonesia. Dengan demikian, MJO tersebut tidak lagi memengaruhi kondisi cuaca di wilayah Jawa Tengah,” katanya. Rendi mengatakan sekarang wilayah Jawa Tengah sedang memasuki masa transisi dari musim hujan menuju musim kemarau, hujan ekstrem masih berpotensi terjadi. Dia mengimbau warga untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya hujan ekstrem, terutama jika kondisi cuaca pada pagi hari terlihat cerah namun ketika menjelang siang tampak mendung. “Jika terjadi cuaca seperti itu perlu diwaspadai kemungkinan adanya hujan lebat yang disertai angin kencang dan petir,” katanya. BMKG juga sudah menyampaikan mengeluarkan peringatan dini mengenai potensi datangnya gelombang tinggi hingga 7 April 2020. Gelombang di perairan selatan Jawa Barat, perairan selatan Jawa Tengah, dan perairan selatan Daerah Istimewa Yogyakarta maupun Samudra Hindia selatan Jawa Barat hingga Daerah Istimewa Yogyakarta berpotensi mencapai 2,5 sampai empat meter atau masuk kategori tinggi hingga kurun waktu itu. (jwn5/ant)

Akibat Hujan Lebat, Sejumlah Wilayah di Banyumas Banjir dan Tanah Longsor

PURWOKERTO, Jowonews.com – Tanah longsor dan banjir dilaporkan melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, akibat hujan lebat yang terjadi pada Sabtu (4/4) siang hingga malam hari, kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banyumas Titik Puji Astuti. “Berdasarkan pendataan sementara yang kami lakukan, bencana tersebut terjadi di tujuh desa dari dua kecamatan, yakni Gumelar dan Lumbir,” katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Minggu. Dalam hal ini, kata dia, empat rumah warga yang tersebar di beberapa wilayah Desa Gumelar, Kecamatan Gumelar, dilaporkan terkena material longsoran dan beberapa rumah lainnya terancam longsor. Menurut dia, material longsoran juga menutup akses jalan Desa Gumelar di beberapa titik. Selain tanah longsor, lanjut dia, banjir bandang dari luapan Sungai Cipandan juga sempat menerjang Grumbrul Padawaras Capiturang, Desa Gumelar, sehingga merusak warung sayur nonpermanen dan tembok keliling rumah warga. “Saat sekarang banjir bandang di Desa Gumelar telah surut,” katanya. Ia mengatakan tanah longsor juga dilaporkan mengenai dua rumah warga Desa Samudra Kulon, Kecamatan Gumelar, dan dua rumah warga Desa Cihonje, Kecamatan Gumelar. Menurut dia, beberapa wilayah Desa Cihonje juga sempat digenangi banjir akibat luapan Sungai Tajum. Sementara di Desa Kedungurang, Kecamatan Gumelar, tanah longsor menutup akses jalan menuju Gumelar, serta pohon tumbang menimpa atap rumah warga di tiga titik. Selain di Desa Kedungurang, pohon tumbang juga menimpa dua rumah warga di Desa Gancang, Kecamatan Gumelar, sedangkan di Desa Cilangkap, Gumelar, dinding dapur rumah warga jebol akibat tebing longsor. “Di Desa Cingebul, Kecamatan Lumbir, dilaporkan ada jembatan yang putus akibat longsor. Kami masih terus melakukan asesmen,” kata Titik. Menurut dia, personel BPBD Kabupaten Banyumas bersama sukarelawan dan masyarakat juga melaksanakan kerja bakti untuk menyingkirkan material longsoran yang menimpa rumah warga maupun menutup akses jalan. Informasi yang dihimpun, hujan lebat yang terjadi pada Sabtu (4/4) siang hingga malam hari juga mengakibatkan longsor dan banjir di sejumlah wilayah Kabupaten Cilacap, salah satunya Kecamatan Karangpucung yang berbatasan dengan Banyumas. Camat Karangpucung Martono mengatakan sebanyak 14 keluarga yang terdiri atas 60 jiwa mengungsi ke rumah famili dan Pondok Pesantren Al Barokah karena rumah mereka yang berada di Dusun Cadasmalang RT 20 dan RT 21 RW 05, Desa Babakan, terancam longsor. “Mereka mengungsi karena menghindari longsor susulan yang dapat mengancam keselamatan warga,” jelasnya. Ia mengatakan hujan lebat yang terjadi pada Sabtu (4/4) siang hingga malam hari mengakibatkan fondasi jembatan di Desa Bengbulan ambruk sehingga membahayakan kendaraan yang lewat, serta tanaman padi di sawah seluas 1 hektare terancam gagal panen akibat tanggul jebol. (jwn5/ant)

BMKG: Jateng Masih Berpotensi Hujan Lebat Hingga Akhir Maret

CILACAP, Jowonews.com – Hujan lebat diprakirakan masih berpotensi terjadi di wilayah Jawa Tengah (Jateng) bagian Selatan maupun pegunungan tengah Jateng hingga akhir bulan Maret 2020, kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo. “Berdasarkan pantauan citra satelit, tekanan rendah masih sering terjadi di belahan bumi Selatan dan kelihatannya bulan Maret 2020 memasuki puncak musim hujan. Saya kira masih ada potensi hujan lebat yang terjadi hingga akhir bulan,” jelasnya di Cilacap, Kamis. Ia menerangkan masih sering terjadinya tekanan rendah di belahan bumi Selatan juga mengakibatkan peningkatan kecepatan angin di permukaan laut sehingga berdampak terhadap terjadinya gelombang tinggi. Bahkan, tambah dia tinggi gelombang 4 hingga 6 meter yang masuk kategori sangat tinggi masih berpotensi terjadi di wilayah Samudra Hindia Selatan Jawa Barat, Samudra Hindia Selatan Jawa Tengah, dan Samudra Hindia Selatan Daerah Istimewa Yogyakarta hingga akhir bulan Maret 2020. Terkait dengan hal itu, dia mengimbau masyarakat yang bermukim di daerah rawan banjir dan longsor untuk tetap mewaspadai kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi tersebut meskipun berdasarkan prakiraan, curah hujan di wilayah Jateng Selatan dan pegunungan tengah pada dasarian (10 hari, red.) kedua bulan Maret 2020 diprakirakan berkisar 51 hingga 150 milimeter atau masuk kategori menengah. “Demikian pula dengan pengguna jasa kelautan, khususnya nelayan diimbau untuk memperhatikan informasi prakiraan cuaca sebelum berangkat melaut agar terhindar dari gelombang tinggi yang dapat terjadi sewaktu-waktu,” tambahnya. Sebelumya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap mengimbau warga yang bermukim di wilayah rawan banjir dan longsor untuk waspada dan siap siaga terhadap kemungkinan terjadinya bencana itu. “Hal itu karena berdasarkan prakiraan cuaca yang dikeluarkan oleh BMKG, puncak musim hujan di Kabupaten Cilacap diprakirakan akan berlangsung pada bulan Maret 2020,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cilacap, Tri Komara Sidhy. Ia mengemukakan kewaspadaan dan kesiapsiagan terhadap kemungkinan terjadinya bencana sangat penting dilakukan oleh setiap warga guna mengurangi risiko bencana. (jwn5/ant)

Waspada Potensi Hujan Lebat di Banjarnegara Sepekan ke Depan

BANJARNEGARA, Jowonews.com – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geogisika (BMKG) menginformasikan bahwa Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, berpotensi hujan berintensitas sedang hingga lebat dalam sepekan ke depan. “Menurut prakiraan cuaca wilayah Banjarnegara berpotensi hujan intensitas sedang hingga lebat yang terkadang disertai petir dan angin kencang hingga sepekan ke depan,” kata Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara (BMKG Banjarnegara) Setyoajie Prayoedhie di Banjarnegara, Minggu. Dia menjelaskan, berdasarkan analisis kondisi dinamika atmosfer terkini menunjukkan masih adanya potensi hujan lebat di beberapa wilayah Indonesia hingga sepekan ke depan, termasuk di wilayah Banjarnegara. “Ada potensi pembentukan awan hujan yang cukup signifikan di wilayah Indonesia termasuk di Banjarnegara,” katanya. Dia menambahkan, pihaknya secara berkala terus menyampaikan prakiraan cuaca terkini kepada seluruh pemangku kepentingan terkait guna mendukung upaya pengurangan risiko atau mitigasi bencana. “Masyarakat juga dapat terus mengikuti informasi terkini mengenai informasi cuaca melalui akun-akun media sosial resmi milik BMKG,” katanya. Sementara itu, dia kembali mengingatkan bahwa potensi cuaca ekstrem diprakirakan akan terus meningkat mengingat puncak musim hujan akan berlangsung pada Januari hingga Februari. Sebelumnya, dia kembali mengingatkan warga yang ada di wilayah setempat agar mewaspadai bencana hidrometeorologi pada puncak musim hujan. “Memasuki puncak musim hujan pada bulan Januari ini masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana hidrometeorologi,” katanya. Dia menambahkan, masyarakat tidak perlu panik namun perlu tetap meningkatkan kewaspadaan terutama jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi dan durasi yang lama. “Waspada bila terjadi hujan lebat dengan durasi cukup lama yaitu di atas 30 menit karena dikhawatirkan dapat berpotensi memicu bencana hidrometeorologi seperti longsor, banjir, angin kencang,” katanya. (jwn5/ant)

Hujan Lebat Disertai Angin Kencang Sebabkan Satu Rumah Terkena Longsor di Banjarnegara

BANJARNEGARA, Jowonews.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, Jawa Tengah, menginformasikan bahwa hujan lebat disertai angin kencang telah mengakibatkan satu rumah di wilayah Lengkong, Kecamatan Rakit, terdampak bencana longsor. “Kami baru menerima laporan ada rumah yang sebagian bangunannya tertimbun tanah longsor setelah terjadi hujan lebat di wilayah Lengkong, Kecamatan Rakit,” kata Kepala Pelaksana BPBD Banjarnegara Arief Rahman di Banjarnegara, Selasa. Dia mengatakan saat ini tim dari BPBD Banjarnegara telah melakukan penanganan di lokasi kejadian. “Berdasarkan laporan yang kami terima dari tim yang sudah berada di lokasi, diketahui bahwa tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut,” katanya. Kendati demikian, kata dia, tim telah melakukan sosialisasi kepada warga di wilayah setempat untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan. “Kami kembali mengingatkan warga untuk waspada karena hujan lebat dengan durasi yang lama dikhawatirkan bisa memicu tanah longsor,” katanya. Sebelumnya, Bupati Banjarnegara, Jawa Tengah, Budhi Sarwono mengingatkan seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) untuk meningkatkan kesiapsiagaan menjelang puncak musim hujan. “Puncak musim hujan di wilayah Banjarnegara diperkirakan akan berlangsung pada Januari-Februari 2020. Oleh karena itu, seluruh OPD agar meningkatkan kesiapsiagaan,” katanya. Bupati menambahkan, upaya pengurangan risiko bencana atau mitigasi merupakan langkah strategis yang perlu dilakukan. “Kita memang tidak bisa memprediksi kapan terjadinya bencana namun setidaknya kita bisa melakukan upaya untuk mengurangi dampak risiko bencana,” katanya. Bupati menambahkan, OPD terkait harus selalu sigap dan siaga ketika terjadi bencana di wilayah Banjarnegara. “Yang terpenting adalah harus selalu siaga melakukan langkah darurat dan penanggulangan bencana, beri rasa aman dan nyaman bagi masyarakat,” katanya. (jwn5/ant)