Jowonews

Biden Terpilih, Indonesia Jadi Mitra Terdekat AS

JAKARTA, Jowonews- Terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) dinilai akan membuat Indonesia menjadi mitra terdekat AS dalam menghadapi China.  “AS menganggap Indonesia sebagai mitra terdekat di Asia Tenggara untuk menghadapi agresivitas China di Laut China Selatan (LCS). Sehingga sangat mungkin Indonesia menjadi mitra keamanan terdekat selain dengan Singapura, Vietnam dan Filipina,” kata pengamat militer Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia Beni Sukadis berpendapat, di Jakarta, Senin (9/11).  Kendati demikian, lanjut dia, terpilih Biden sebagai Presiden AS tidak akan berpengaruh banyak terhadap pertahanan Indonesia. Dia menyebutkan, hubungan militer antara Indonesia dengan AS merupakan yang terbesar jika dibandingkan antara Indonesia dengan negara lain. Berdasarkan data pada 2018-2019, setidaknya ada hampir 200 kegiatan per tahun terkait kerja sama pertahanan antara AS dengan Indonesia. “Ini artinya kerja sama di bidang alat utama sistem persenjataan dan peningkatan kapasitas militer kita akan tetap seperti yang sudah ada,” ucap Beni sebagaimana dilansir Antara. Terkait persoalan HAM sendiri, kata dia, kemungkinan akan diangkat dalam masa pemerintahannya. “HAM hanya sedikit diangkat tapi bukan fokus utama. Karena yang galak sebenarnya Kongres AS, bukan eksekutif. Kita harus lihat juga siapa Security of State AS yang akan dipilih Biden,” ucap dia.  Tetapi, dalam beberapa waktu ke depan pemerintah AS masih akan berkonsentrasi pada persoalan Covid-19 di dalam negerinya “Sehingga menurut saya tidak terlalu fokus, soal politik luar negeri tetap fokus Laut China Selatan (LCS), nuklir Korea, dan multilateralisme,” ujarnya.  Seperti dilaporkan sebelumnya, setelah empat hari, kandidat partai Demokrat Joe Biden memenangkan pemilihan presiden Amerika Serikat pada Sabtu (7/11), sebagaimana dilaporkan sejumlah media. 

Jerman, Kanada dan Prancis Akui Kemenangan Biden

BERLIN, LONDON, OTTAWA, Jowonews- Sejumlah sekutu terbesar dan terdekat Amerika Serikat langsung mengucapkan selamat kepada Joe Biden pada Sabtu (7/11). Mereka mengakui kemenangan kandidat dari Partai Demokrat itu dalam pemilihan presiden meski petahana Donald Trump belum menyerah.  Jerman, Kanada, dan Prancis, yang memiliki hubungan renggang dengan pemerintahan Trump meski merupakan mitra G7 dan NATO, merupakan di antara negara-negara pertama yang mengakui kemenangan Biden, tak lama setelah jaringan televisi AS mengumumkan kabar tersebut. “Saya menantikan kerja sama ke depannya dengan Presiden Biden,” tulis Kanselir Jerman Angela Merkel di Twitter. “Persahabatan trans-Atlantik kita tak tergantikan jika kita ingin menguasai tantangan yang luar biasa di zaman kita.” Lebih lanjut, Menteri Keuangan Jerman Olaf Scholz, mengisyaratkan bahwa pemerintahan Biden akan menandai kembali hubungan trans-Atlantik. “Kini ada peluang untuk babak baru dan yang menarik dalam hubungan trans-Atlantik,” cuitnya sebagaimana dilansir Antara. Sementara itu, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan dirinya berharap dapat mengatasi “tantangan terbesar dunia” dengan pemerintahan baru, termasuk perubahan iklim, sebuah isu yang di dalamnya banyak negara berselisih pendapat dengan Trump. Kemudian, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, yang menjalin hubungan jauh lebih mulus dengan Trump, juga menyinggung tema perubahan iklim ketika mengucapkan selamat kepada Biden. “AS merupakan sekutu terpenting bagi kami dan saya menantikan kerja sama yang erat mengenai prioritas kita, mulai dari isu perubahan iklim sampai isu perdagangan dan keamanan.” Washington pada Rabu (4/11) resmi keluar dari perjanjian Paris tentang pembatasan emisi gas rumah kaca, memenuhi janji Trump untuk menarik negaranya yang penghasil emisi terbesar kedua dunia itu dari pakta tersebut. Namun, Biden telah berjanji akan membawa AS bergabung kembali dengan pakta tersebut jika ia terpilih menjadi presiden. “Trump dipastikan kalah dalam pemilu. Ini berita baik untuk planet ini, karena sayap kanan global kehilangan aset politik terkuatnya,” cuit Wakil Perdana Menteri Spanyol Pablo Iglesias, yang beraliran ekstrem kiri. Irlandia, yang konon merupakan negara asal moyang Biden, menyebut Biden sebagai Presiden ke-46 AS, meski Trump menuding Biden “bergegas untuk berpura-pura sebagai pemenang.”  Trump, tanpa bukti, menuduh ada kecurangan dalam pemilihan. “Irlandia bangga dengan terpilihnya Joe Biden dalam pemilhan, seperti halnya kami bangga pada seluruh generasi perempuan dan pria Irlandia serta leluhur mereka, yang dengan kerja keras dan kecerdasan mereka telah memperkaya keragaman yang memperkuat Amerika,” kata Perdana Menteri Micheal Martin melalui pernyataan.

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat kepada Biden

JAKARTA, Jowonews- Presiden Joko Widodo mengucapkan selamat atas terpilihnya Joe Biden dan Kamala Harris dalam pemilihan umum Presiden Amerika Serikat 2020 melalui akun instagram resminya. “Selamat kepada @JoeBiden dan @KamalaHarris dalam pemilu historis ini. Kemenangan besar ini adalah refleksi dari harapan atas demokrasi,” demikian ucapan Presiden Jokowi dalam akun instagramnya pada Ahad (8/11). Presiden Jokowi juga menyampaikan keinginannya untuk bekerja sama dengan Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Biden. “Saya menantikan kerja sama untuk memperkuat kemitraan strategis Indonesia-AS dan mendorong kerja sama di bidang ekonomi, demokrasi dan multilateralisme bagi kepentingan rakyat kedua negara,” tambah Presiden Jokowi sebagaimana dilansir Antara. Ucapan selamat tersebut dituliskan dalam bahasa Inggris. Seperti dilaporkan sebelumnya, setelah empat hari, kandidat partai Demokrat Joe Biden memenangkan pemilihan presiden Amerika Serikat pada Sabtu (7/11), sebagaimana dilaporkan sejumlah media. Kepastian itu diperoleh setelah Biden merebut Pennsylvania dan Nevada. Sehingga total sementara perolehan suara elektoral bagi Biden adalah 290 suara elektoral atau 20 suara elektoral lebih banyak dari batas 270 suara elektoral agar memenangkan pemilihan presiden AS tahun ini. Biden yang akan menjadi presiden AS yang ke-46 itu masih bisa menambah 16 suara elektoral dari Georgia dan tengah membuntuti Trump di North Carolina yang memiliki 15 suara elektoral. Biden bersama Kamala Harris juga unggul baik dalam suara elektoral maupun popular vote setelah juga melampaui Trump dalam jumlah popular vote, 75 juta suara melawan 70,6 juta suara. Sementara itu, Presiden Donald Trump (7/11) mengatakan pada Sabtu, pihaknya akan mulai mengajukan kasus sengketa hasil pemilu AS di pengadilan pekan depan, setelah sejumlah media melaporkan kemenangan Biden, dan menyebut “pemilihan presiden ini sama sekali belum selesai”. Pasangan Biden-Harris dijadwalkan dilantik pada 20 Januari 2021. Mereka akan memimpin AS hingga 2025.

Pidato Kemenangan Biden: Inilah Saatnya Sembuhkan Amerika

DELAWARE, AS, Jowonews- Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Joe Biden menyerukan persatuan dan kerjasama seluruh bangsa setelah empat tahun dilanda kekacauan dan konflik oleh Presiden Donald Trump. Joe Biden (77) menyampaikan hal tersebut dalam pidato kemenangannya di kampung halaman Wilmington, Delaware, Sabtu malam waktu setempat atau Ahad (8/11) pagi Waktu Indonesia Barat. Presiden terpilih tersebut secara simpatik juga menyampaikan pesan untuk pendukung Trump. “Saya memahami kekecewaan malam ini. Saya sendiri telah kalah beberapa kali. Tapi sekarang, mari saling memberi kesempatan,” kata Biden. “Inilah saatnya sembuhkan Amerika,” ujar Biden sebagaimana dikutip Jowonews dari CNN. Biden mengatakan, menerima dengan rendah hati kepercayaan dan keyakinan publik AS kepadanya. “Saya berjanji untuk menjadi presiden yang berupaya untuk tidak memecah belah, tetapi mempersatukan. Yang tidak melihat negara bagian merah dan negara bagian biru, tetapi hanya melihat Amerika Serikat.” “Saya berkompetisi untuk kursi kepresidenan ini untuk membangun kembali jiwa Amerika. Untuk membangun kembali tulang punggung bangsa ini, kelas menengah. Dan untuk membuat Amerika dihormati di seluruh dunia lagi,” kata Biden. Sementara itu. Wakil Presiden terpilih Kamala Harris saat memperkenalkan Biden pasangannya, memuja warisan almarhum anggota Kongres Georgia John Lewis. Dia juga memuji para pendukung kampanye karena jumlah yang mencapai rekor. Dia mengatakan para pemilih telah memilih harapan, ilmu pengetahuan dan kebenaran dengan memilih Biden sebagai presiden berikutnya, sang “penyembuh dan pemersatu”. “Ketika demokrasi kita sedang berlangsung dalam pemungutan suara dalam pemilihan ini, jiwa Amerika sedang dipertaruhkan, dan dunia mengawasi Anda,” kata Harris, “Anda menyambut hari baru bagi Amerika.” Kamala juga memuji Biden karena mengambil risiko memilih seorang wanita sebagai pasangannya: “Meskipun saya mungkin wanita pertama di kursi kepresidenan ini, saya tidak akan menjadi yang terakhir. Karena setiap gadis kecil yang menonton malam ini melihat bahwa ini adalah negara yang penuh kemungkinan. . “ CNN melaporkan, malam ini waktu setempat perayaan kemenangan meletus di berbagai kota-kota besar di seluruh Amerika. Para pendukung Biden turun ke jalan – berteriak, bernyanyi, menari dan mengibarkan bendera saat pengemudi membunyikan klakson. Sebagai petanda kemenangan dan akhir dari kepresidenan Trump. Dengan kemenangan Biden, Harris akan mengukir sejarah sebagai wanita pertama – dan orang kulit hitam pertama dan orang Asia Selatan pertama – yang bertugas di gedung putih.

Joe Biden Menangkan Pilpres Amerika Serikat

WASHINGTON, Jowonews- Kandidat partai Demokrat Joe Biden memenangkan pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) pada Sabtu (7/11), sebagaimana dilaporkan Edison Research dan sejumlah jaringan televisi. Biden (77) adalah kandidat tertua yang terpilih sebagai presiden AS. Dia menjadi harapan publik AS dalam upaya baru melawan pandemi virus corona, perbaikan ekonomi dan penyembuhan bangsa yang terpecah. SementarA Trump secara signifikan gagal memperluas daya tariknya untuk menjangkau kelompok di luar pemilih kulit putih pedesaan dan kelas pekerja yang berkomitmen mendukung populisme sayap kanan dan nasionalisme “Amerika Urutan Pertama”. Edison Research dan sejumlah jaringan televisi besar, termasuk CNN dan NBC, telah memproyeksikan bahwa Biden akan mengantongi lebih dari 270 suara Electoral College yang dibutuhkan untuk muncul sebagai pemenang, lansir Antara. Biden unggul dengan perolehan suara Electoral College 273 dibanding 214 dalam pemungutan suara Electoral College negara bagian demi negara bagian yang menentukan pemenang. Sebelumnya ia telah memenangkan 20 suara elektoral Pennsylvania untuk menempatkannya di atas 270, angka yang dibutuhkan untuk mengamankan kursi kepresidenan, menurut Edison Research.

Pilpres AS: Biden Yakin Menang, Trump Siap Ajukan Tuntutan Hukum

WASHINGTON. Jowonews- Joe Biden dari Partai Demokrat pada Rabu (4/11) mengatakan dia sedang mengarah pada kemenangan atas Presiden Donald Trump dalam pemilihan Amerika Serikat. Hal ini setelah dia dipastikan unggul di dua negara bagian penting di kawasan Midwestern, yaitu Wisconsin dan Michigan. Sementara itu, Trump sang petahana dari Partai Republik mengajukan tuntutan hukum dan penghitungan ulang. Wisconsin dan Michigan memberi Biden, mantan wakil presiden, dorongan penting dalam pertarungan untuk mengumpulkan 270 suara elektoral yang dia dibutuhkan untuk memenangi Gedung Putih.  Trump menang di dua negara bagian itu pada pilpres 2016. Kekalahan di Wisconsin dan Michigan akan mempersempit jalannya untuk mengamankan kursi kepresidenan periode kedua.  “Dan sekarang setelah malam penghitungan yang panjang, jelas bahwa kami memenangi cukup banyak negara bagian untuk mencapai  270 suara elektoral yang dibutuhkan untuk memenangi kursi kepresidenan,” kata Biden di negara bagian tempatnya berasal, Delaware. Ia muncul bersama pasangannya, calon wakil presiden Kamala Harris.  “Saya di sini bukan untuk menyatakan bahwa kami telah menang. Tapi saya di sini untuk melaporkan bahwa ketika penghitungan selesai, kami yakin akan menjadi pemenang,” tulis Reuters sebagaimana dilansir Antara. Tim kampanye Trump meminta turun tangan dalam kasus yang belum selesai di Mahkamah Agung AS tentang apakah Pennsylvania, negara bagian penting lain yang masih memproses ratusan ribu surat suara yang masuk, harus diizinkan untuk menerima surat suara yang datang belakangan, yang dikirimkan pada Hari Pemilihan.  Tim Trump juga mengatakan akan meminta suara di Wisconsin dihitung ulang.