Jowonews

Gropyokan Tikus Dapat Duit, Strategi Petani Klaten Melawan Serbuan Tikus

Gropyokan Tikus Dapat Duit, Strategi Petani Klaten Melawan Serbuan Tikus

KLATEN – Di tengah langit cerah Desa Pundungan, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten, suara tawa dan semangat menggema saat para petani dari Kelompok Tani Budi Raharjo berkumpul untuk mengatasi serangan tikus yang telah mengganggu ladang-ladang mereka. Acara ini menjadi momen solidaritas yang hangat, dihadiri oleh perangkat desa dan kecamatan, Fungsional POPT Dirjen Perlindungan Tanaman Kementan, POPT provinsi, hingga PPL Kabupaten. Hari itu, para petani berusaha memerangi serangan tikus yang telah berlangsung selama beberapa bulan. Serangan tikus ini telah mempengaruhi sekitar setengah dari lahan padi seluas 71 hektare di Desa Pundungan. Lokasi serangan tikus mencapai 20 patok sawah, dan petani sudah merasakan dampaknya secara langsung. “Saya sendiri dapat 25-an ekor tadi. Ya senang sekali bisa membantu petani, uangnya cuma Rp 50.000 tapi itung-itung untuk kenang-kenangan,” kata seorang petani bernama Suradi dengan senyum di wajahnya. Semua petani yang berpartisipasi mendapat uang apresiasi sebesar Rp50.000 sebagai tanda terima kasih atas upaya mereka. Serangan tikus kali ini dianggap yang paling parah dalam beberapa tahun terakhir. Para petani berusaha mengatasi masalah ini dengan gropyokan, yang melibatkan sekitar 40 orang petani. Hasilnya cukup mengesankan, dengan lebih dari 100 ekor tikus yang berhasil dikumpulkan dalam waktu singkat. Menurut Ketua Kelompok Tani Budi Raharjo, Joko Setiyono, tantangan serangan tikus ini mendorong petani untuk selalu waspada. “Tikus sudah ada lima bulan tapi yang parah sebulan ini,” kata Joko. Petani menggunakan umpan racun yang efektif untuk mengatasi serangan tikus ini. Sementara itu, Fungsional POPT Dirjen Perlindungan Tanaman Kementan, Eko Setiyoko, mengungkapkan data yang cukup mengkhawatirkan. “Di Desa Pundungan dalam satu meter persegi ada dua lubang tikus aktif. Satu lubang aktif bisa menghasilkan 300-500 ekor,” jelas Eko. Untuk mengatasi masalah ini, Kementan berupaya menggerakkan petani agar lebih aktif dalam mengendalikan serangan tikus. Selain gropyokan, Kementan juga berharap adanya pemeliharaan burung hantu (Rubuha) yang lebih banyak di Desa Pundungan dan Kecamatan Juwiring, karena burung hantu efektif dalam mengendalikan tikus. Namun, untuk mewujudkannya, masih diperlukan peraturan desa yang melarang perburuan burung hantu. Semua pihak berharap agar langit biru di Desa Pundungan akan segera dipenuhi oleh banyak Rubuha yang membantu para petani dalam mengatasi serangan tikus yang merusak panen mereka. Foto Dok. Detik Jateng

Desa Tertua di Indonesia Ternyata ada Di Jawa Tengah

Desa Tertua di Indonesia

KLATEN – Apakah Anda tahu bahwa desa tertua di Indonesia terletak di Jawa Tengah? Usia desa tertua di Jawa Tengah sudah lebih dari 1.000 tahun. Keberadaan desa tertua di Jawa Tengah terungkap melalui sebuah prasasti yang ditulis dalam bahasa Jawa Kawi. Dalam prasasti tersebut, desa tertua di Jawa Tengah telah berdiri sejak tahun 788 Saka atau 866 Masehi, yaitu pada tanggal 11 hingga 12 November. Desa tertua ini terletak di Kabupaten Klaten. Menurut laman resmi Pemerintah Kabupaten Klaten, desa tersebut bernama Upit atau lebih dikenal sebagai Desa Ngupit. Nama desa ini juga tercatat dalam prasasti penanda batas wilayah. Rakai Halaran menetapkan tanah sima atau tanah perdikan yang bernama Upit, yang berarti daerah bebas pajak. Artinya, warga di tanah perdikan memiliki hak untuk mengelola tanah mereka sendiri tanpa harus membayar pajak kepada penguasa. Desa Ngupit masuk dalam wilayah Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten. Namun, secara administratif, Desa Ngupit sudah tidak ada lagi sekarang. Wilayahnya telah dibagi menjadi Desa Kahuman dan Desa Ngawen.

Misteri Kemunculan Air Terjun Girpasang Klaten dan Jejak Jaka Tingkir Di Gua Dowo

Air Terjun Girpasang Klaten

KLATEN – Kemunculan air terjun di sebelah utara lokasi wisata Girpasang, kawasan Gunung Merapi, Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten ini membuat heboh pengunjung. Di dekat air terjun terdapat goa yang legendanya dikaitkan dengan Jaka Tingkir atau Sultan Hadiwijaya. “Air terjun itu terlihat kemarin sore (Minggu 1/1/2023) sekitar pukul 16.00 WIB. Saat kabut hilang terlihat garis putih seperti menara di kejauhan,” kata Subardi, kata seorang wisatawan dari desa/kecamatan Kemalang, Senin (2/1/2023). Subardi menjelaskan, setelah mengamati garis putih mirip puncak menara di belakang Desa Gir Pasang, ternyata terlihat seperti air terjun. Aliran air juga tampaknya meningkat saat hari mulai gelap. Sementara itu, Ketua RT 07 Dusun Gir Pasang, Gino mengatakan, yang dilihat pengunjung bukanlah ilusi, melainkan air terjun. Penduduk setempat menyebut air terjun ini sebagai air terjun Grenjeng. “Warga di sini menyebutnya air terjun Grenjeng. Letaknya di utara agak timur desa Gir Pasang, tapi masih masuk wilayah Klaten,” kata Gino kepada wartawan saat dikonfirmasi. Menurut Gino, air terjun itu pernah dikunjungi warga sekitar. Tapi medan menuju ke sana agak sulit. “Medannya berat, tidak mudah. ​​Jaraknya ratusan meter dari Gir Pasang,” kata Gino. Ketua Kelompok Sadar Wisata Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Subur menambahkan, air terjun itu nyata adanya. Jalan menuju lokasi pun sebenarnya ada. “Ada jalan menuju tempat itu, tapi itu hanya jalan bagi orang untuk mencari rumput. Menurut kami itu potensi wisata, tapi kita harus membuat jalur jalan terlebih dahulu,” katanya. Jejak Jaka Tingkir Kemunculan air terjun Gir Pasang juga mengungkap jejak Jaka Tingkir. Di dekat air terjun terdapat goa yang legendanya dikaitkan dengan Jaka Tingkir atau Sultan Hadiwijaya. “Gua itu namanya Gua Dowo. Lokasinya berada sebelum air terjun,” kata Ketua Pokdarwis Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Subur dikutip dari Detik Jateng, Rabu sore (4/1/2023). Menurut Subur, goa tersebut adalah goa alam yang terletak di atas tebing. Gua ini terletak sebelum air terjun. “Untuk goa sebelum air terjun harus naik, posisinya di tebing. Gua itu adalah gua alami dan yang jelas ketika saya ke sana sebelumnya, lokasi tersebut digunakan untuk ritual, ”kata Subur. Menurut Subur, goa tersebut tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu dalam. Konon menurut riwayat orang dahulu, lanjutnya, Jaka Tingkir pernah mengunjungi gua tersebut. “Konon katanya, tapi entah benar atau tidak, Jaka Tingkir ada di dalam goa. Itu cerita nenek moyang dulu, goanya tidak terlalu besar tapi banyak sisa-sisa ritual di sana.” , kata Subur. Seperti yang kita ketahui bersama, Jaka Tingkir atau Mas Karebet adalah anak dari Ki Kebo Kenanga atau Ki Ageng Pengging (Boyolali). Sebagai pemuda bergabung dengan Nyi Ageng Tingkir (Salatiga) sebelum menjadi menantu Raja Demak dan akhirnya menjadi Raja Pajang (Kartasura, Sukoharjo).

Pemkab Klaten Akan Kucurkan 10 Miliar Dari APBD Untuk BLT BBM

BLT BBM Klaten

KLATEN – Pemerintah Kabupaten Klaten telah menyiapkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) BBM dari APBD 2022. Tiga Organisasi Perangkat Daerah (OPD) akan menangani penyaluran BLT BBM dengan total Rp 10 miliar. Bupati Klaten, Sri Mulyani mengatakan, telah meminta OPD terkait untuk menyiapkan data masyarakat yang terkena dampak kenaikan harga BBM, yang tidak dicantumkan pemerintah pusat. Setelah itu, warga Klaten yang tak tercantum akan menerima BLT BBM dari APBD. “Yang belum ter-cover Kemensos, akan ditanggung pemerintah daerah dengan dana BTT. Dan masyarakat yang belum ter-cover tapi memenuhi syarat menerima BLT,” jelas Sri Mulyani, Jumat (16/9/2022). Mulyani mengatakan anggaran persiapan BLT BBM sekitar Rp 10 miliar. Kemudian bantuan tersebut akan diberikan dalam bentuk uang tunai. “Pada nantinya, nominal yang diberikan sama dengan yang dari pemerintah pusat. Hal ini menyesuaikan dengan kebijakan pemerintah pusat,” ujarnya. Sementara itu, Kepala Dinas Sosial P3A dan KB Pemkab Klaten, Much Nasir mengatakan, ada tiga OPD yang menangani penyaluran BLT BBM. “Ada tiga OPD yang akan menangangi BLT BBM dari APBD Kabupaten Klaten. Untuk UKM nanti di dinas KUKMP,” kata Nasir, dikutip dari Detik Jateng, Sabtu (17/9/2022). Menurut Nasir, selain usaha kecil menengah, ada juga buruh pabrik yang akan ditangani Kementerian Perindustrian dan Tenaga Kerja. Sementara itu, kalangan ojek akan ditangani oleh Departemen Sosial. “Ketiga, di Dinsos P3A dan KB nanti diperuntukkan untuk menangani kalangan ojek. Ojek nanti tentu data dari Dinas Perhubungan tapi Dinsos nanti yang mencairkan dananya,” jelasnya. Saat ini Peraturan Bupati (Perbup) sedang diproses dan dibahas. Yang jelas penerima APBD BLT BBM tidak bisa digandakan dengan bantuan apapun. “Setiap usulan yang terpenting pada nantinya tidak boleh dobel penerimaan BLT BBM dari Kemensos atau dari Kemenaker. Juga tidak bisa dobel dengan BLT BBM dari provinsi,” tambah Nasir.

Blumbang Sabranglor, Bendungan Kuno dan Angker di Klaten Yang Disulap Jadi Pemancingan

Blumbang Sabranglor

KLATEN – Sumber mata air Blumbang Sabranglor pada dulunya menurut mitos yang berkembang di masyarakat merupakan tempat angker. Namun, kini sumber mata air yang berada di pinggir Desa Sabranglor, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten itu kini menarik untuk dikunjungi. Blumbang Sabranglor telah menjadi arena publik yang biasa dimanfaatkan untuk memancing ikan. Bahkan dalam perencanaannya lokasi tersebut akan jadi objek wisata lengkap dengan kuliner desa. Pendamping Desa Sabranglor, Fajar Ari Widodo mengatakan, di sisi timur blumbang telah disiapkan arena kuliner lengkap dengan fasilitas pendukungnya. Selain itu ia juga mengungkapkan ada beberapa jenis ikan yang dapat dipancing di blumbang tersebut, antara lain ikan nila, lele, dan bawal. “Ke depan akan dibuka untuk umum. Kami tunggu kedatangannya para mancing mania,” kata Ari, dikutip dari gepi.co, Kamis (25/8/2022). Sementara itu, Penjabat Kepala Desa Sabranglor, Budhi Andrianto menambahkan, pemancingan Blumbang Sabranglor akan digarap sebagai sumber pendapatan. Harapannya ekonomi warga juga meningkat seiring adanya objek wisata ini. “Saya berharap masyarakat Sabranglor bisa ikut berperan merawat blumbang ini. Terpenting adalah kebersihan lingkungan blumbang,” ungkap dia. Budhi membeberkan Blumbang Sabranglor adalah bendungan kuno zaman Belanda. Pemdes Sabranglor lalu berinisiatif merenovasi tempat ini. Foto: doc. klaten.go.id