Jowonews

Logo Jowonews Brown

Madhang

Menikmati Kelezatan Jenang Kapuronto yang Hanya Tersedia pada Hari Jadi Klaten

Jenang Kapuronto

KLATEN – Ada banyak alasan yang membuat Makam Sunan Pandanaran di Desa Paseban, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah selalu ramai dikunjungi oleh peziarah. Salah satunya adalah keberadaan kuliner yang tidak bisa ditemukan di tempat lain, yaitu jenang kapuronto.

Jenang kapuronto adalah kudapan khas yang hanya tersedia saat perayaan Hari Jadi Klaten yang dirayakan setiap 28 Juli. Kudapan ini memiliki kesamaan dengan wajik, namun ditaburi dengan parutan kelapa sangrai. Biasanya, jenang kapuronto disajikan bersamaan dengan hidangan khas perayaan seperti tumpeng nasi putih, ketupat, ayam ingkung, sambal goreng, dan kerupuk.

Yang menarik, jenang kapuronto tidak dijual secara komersial karena hanya disajikan untuk keperluan perayaan tersebut. Kudapan ini baru boleh dinikmati oleh siapa pun setelah acara doa bersama selesai.

Menurut Juru Kunci Makam Sunan Pandanaran, Sugiyanto, jenang kapuronto disajikan sebagai ungkapan syukur atas doa-doa yang terkabul. Jenang ini dibagikan kepada masyarakat sekitar kompleks makam Sunan Pandanaran sebagai bentuk penghormatan.

Proses memasak jenang kapuronto tidak terlalu rumit. Bahan-bahannya mudah didapatkan, yaitu beras ketan, gula jawa, dan santan kelapa. Berikut adalah langkah-langkah dalam memasak jenang kapuronto:

  1. Rebus beras ketan dengan tambahan santan dan gula jawa.
  2. Aduk adonan terus-menerus hingga kadar air berkurang.
  3. Setelah matang, diamkan adonan selama 15 menit.
  4. Ambil adonan kecil-kecil dan letakkan di dalam wadah daun pisang.
  5. Taburi jenang dengan parutan kelapa sangrai sebelum ditutup.

Jenang kapuronto kabarnya merupakan salah satu warisan dari Sunan Pandanaran atau Ki Ageng Pandanaran, yang pernah menjabat sebagai Adipati Semarang. Beliau meninggalkan jabatan tersebut atas saran dari Sunan Kalijaga untuk menyebarkan agama Islam di wilayah Bayat dan sekitarnya.

BACA JUGA  Tahu Kupat Rempoah Banyumas, Tahunya Garing Diluar dan Lembut Di Dalam

Tradisi mengolah jenang kapuronto tetap dilestarikan sebagai penghormatan kepada Sunan Pandanaran. Meskipun tidak dijual untuk keuntungan pribadi, kudapan ini tetap disajikan pada momen-momen tertentu, seperti Hari Jadi Klaten.

Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...