Jowonews

Situs Samberan, Candi Hindu Yang Baru Ditemukan Di Sekitaran Candi Borobudur

Situs Samberan

MAGELANG – Balai Konservasi Borobudur (BKB) menemukan beberapa temuan baru setelah melakukan penggalian di Situs Samberan di Desa Ringinanom, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang. Koordinator Perlindungan BKB, Muhammad Taufik mengatakan, sebelumnya telah ada laporan dari Japan International Cooperation Agency (JICA), di Dusun Samberan, yang diduga ada candi. Penggalian situs berupa candi batu merah ini dilakukan mulai 23 Agustus hingga 19 September 2022. BKB kemudian melakukan penyelidikan dan berdasarkan informasi dari masyarakat di sekitar lokasi juga ditemukan lapik atau alas arca. Pada tahun 2002 lalu telah dilakukan penggalian oleh Pusat Arkeologi, namun pada saat itu belum banyak yang digali. Taufik menjelaskan, sejak diterbitkannya Perpres Nomor 58 Tahun 2014, kompleks candi Borobudur telah dikembangkan dan diserahkan kepada BKB. Oleh karena itu, pada tahun 2019, BKB melakukan penggalian di Samberan dan menemukan 4 sudut candi. “Selanjutnya untuk melindungi candi berbahan bata merah agar tidak cepat rusak dibuat selter-selter,” kata dia, Kamis (15/9/2022). Pihakany kemudian menyarankan agar dibuka karena sudut-sudut candi sudah ditemukan. “Sekalian dikupas bagian tengahnya, ternyata ada temuan baru juga ada bata merah di tengah-tengah itu,” imbuhnya. Taufik menjelaskan, Candi Samberan terletak sekitar 4 km barat daya candi Borobudur, dengan luas bangunan 16×14 meter. Candi ini diperkirakan berusia sama dengan candi Borobudur yang dibangun antara abad ke 7 dan 9. Menurutnya, kemungkinan candi ini tidak memiliki bilik. Batu bata untuk bangunan candi juga relatif tipis, tebal 5cm, biasanya 10cm. Selanjutnya dalam penggalian candi Hindu ini juga ditemukan arca-arca perunggu, namun masih belum diketahui dewa apa itu karena beberapa atributnya hilang. “Di sini kebalikan dari Prambanan, yang pusatnya candi Hindu yang dikelilingi candi Budha. Di Borobudur pusatnya candi Buddha di sekitarnya candi Hindu. Ini membuktikan bahwa selalu ada toleransi beragama,” jelasnya. Foto: doc. Antara

Ratusan Seniman dan Budayawan Semarakkan Festival Indonesia Bertutur di Borobudur

Ratusan Seniman dan Budayawan Semarakkan Festival Indonesia Bertutur di Borobudur

MAGELANG – Tak kurang 900 seniman dan pelaku budaya memeriahkan Festival Indonesia Bertutur di kawasan Borobudur, Kabupaten Magelang. Festival yang digelar pada 7-11 September ini bertujuan untuk mendukung implementasi G20 di bidang budaya. Direktur Film, Musik dan Media Baru, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Ahmad Mahendra mengatakan ada 116 karya dalam festival tersebut, antara lain pertunjukan, karya video mapping, karya dari festival cahaya, seni rupa, dan sebagainya. Dikatakannya, Indonesia Bertutur mengambil tema “Mengalami Masa Lalu Menumbuhkan Masa Depan”, jadi memang untuk Indonesia yang berkelanjutan, untuk budaya yang berkelanjutan. Indonesia Bertutur 2022 mengambil di 20 situs dari zaman prasejarah hingga era Majapahit. Direktur Festival Indonesia Bertutur 2022, Taba Sanchabakhtiar, mengatakan Indonesia Bertutur 2022 menggabungkan masa lalu dan masa depan, menunjukkan bahwa warisan budaya dapat disajikan secara menarik dengan menggabungkan budaya dan teknologi. Ia mengatakan kegiatan ini berlangsung dalam skala besar, pameran karya seni dengan pendekatan modern diharapkan mampu membuat cagar budaya Indonesia tidak hanya menjadi pengisi buku sejarah, tetapi bisa menjadi sumber edukasi, sumber inspirasi dan bahkan pengalaman baru bagi generasi muda. “Indonesia bertutur 2022 dapat menjadi salah satu media baru bagi perkembangan seni budaya di Indonesia,” katanya. Direktur Artistik Indonesia Bertutur 2022 Melati Suryodarmo menjelaskan Indonesia bertutur 2022 hadir setelah melalui tahapan yang panjang, melibatkan ratusan seniman dari berbagai penjuru tanah air dan juga mengundang seniman dari luar negeri. Hal ini dimaksudkan agar bisa menghadirkan festival seni yang mampu menggugah generasi muda untuk lebih peduli pada pengalaman masa lalu nusantara. Menurutnya proses kurasi dengan sangat ketat dan panjang. “Kami sudah bekerja sejak tahun lalu dengan melalui lokakarya cipta, kemudian dengan temu seni,” ujar Melati Suryodarmo. “Harapan kami festival ini semoga menjadi peristiwa kebudayaan dengan format yang kekinian, membuka pada inovasi-inovasi karya baru yang menggabungkan antara kerja kreatif seni, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan,” ujarnya.

Ratusan Anak-anak di Magelang Abadikan Candi Muntilan dalam Gambar Kreatif

Ratusan Anak-anak di Magelang Abadikan Candi Muntilan dalam Gambar Kreatif

MAGELANG – Ratusan anak-anak tumpah ruah di pelataran Candi Ngawen. Mereka mengikuti lomba menggambar dan mewarnai yang termasuk dalam rangkaian Festival Candi Ngawen, pada Jumat (26/8/2022). Anak-anak peserta lomba terdiri dari dua jenjang ketegori. Kategori mewarnai diikuti anak-anak PAUD dan TK. Sementar lomba menggambar diikuti siswa-siswa usia SD atau MI dari kelas 4 hingga 6. Mereka berlomba untuk menangkap keindahan panorama Candi Ngawen dalam bentuk gambar kreatif. Berbagai objek pemandangan candi di Desa Ngawen, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang tersebut kemudian tertuang dalam kertas gambar. Ada gambar candi, pohon, gapura, dan benda-benda lainnya di sekitar candi. Kepala Desa Ngawen, Hapsari mengatakan, lomba menggambar dan mewarnai ini diikuti dari berbagai sekolah di Kabupaten Magelang. Setidaknya ada sekitar 700 anak yang mengikutinya. Lebih lanjut, Hapsari mengungkapkan, Festival Candi Ngawen ini dilaksanakan selama tiga hari. Selain lomba menggambar dan mewarnai, juga dilaksanakan kirab budaya dengan mengarak 27 nasi tumpeng dan sego wiwit dari 10 dusun. Ketua Panitia Festival Candi Ngawen, Yuli Antaka Sajlis mengungkapkan, kegiatan tahunan ini dimaksudkan untuk memikat wisatawaan. Sebagai desa wisata berbasis masyarakat kunjungan wisatawan menjadi begitu penting. Foto: doc. borobudurnews.com

Minibus Laka Tunggal di Magelang, Terpelanting dan Mendarat di Tembok Bangunan Warga

Minibus Laka Tunggal di Magelang, Terpelanting dan Mendarat di Tembok Bangunan Warga

MAGELANG – Kendaraan minibus Suzuki Ertiga dengan Nomor Polisi AA 9441 WB terpelanting dan mendarat di tembok bangunan rumah warga. Diperkirakan kecelakaan yang terjadi pada, Minggu (21/8/2022) tersebut terjadi karena pengemudi mengebut hingg akhirnya mobil keluar dari jalan aspal. Kecelakaan tunggal tersebut terjadi di Desa Banyuurip, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang. Kronologi kejadian berdasar keterangan Kasubsi PIDM Sihumas Polres Magelang, Aiptu Yohanes Hadi Sationo, mengutip dari magelangekspress.com, kendaraan dari arah Tegalrejo menuju Magelang dengan kecepatan tinggi dan terlalu kepinggir menabrak dongklak atau bekas pohon yang dipotong, sehingga mobil terpelanting, dan mendarat dengan posisi nyaris vertikal di tembok bangunan rumah. Diketahui pengendara minibus atas nama Indra, warga Dusun Ngernak, Desa Sukorejo, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang. “Petugas Polsek Tegalrejo, mendatangi lokasi dan memastikan hal tersebut adalah kecelakaan tunggal. Kejadian tersebut menarik perhatian pengguna jalan lainnya, namun tidak menimbulkan kemacetan,” ungkap Hadi.

Warga Magelang Gelar Pasar Budaya Grebeg Telo Untuk Angkat Potensi Ketela

Grebeg Telo Magelang

MAGELANG – Warga di Kabupaten Magelang menggelar Pasar Budaya Grebeg Telo. Setidaknya ada 20 tumpeng ketela diarak dan kemudian diperebutkan warga, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Pasar Budaya Grebeg Telo yang diselenggarakan di Dusun Sodongan, Desa Bumiharjo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang ini berlangsung selama dua hari, Sabtu-Minggu (20-21/8/2022). Pembukaan dilakukan pada hari Sabtu (21/8/2022) dan dibuka Ketua Dekranasda Kabupaten Magelang yang diwakili Siti Adi Waryanto. Kemudian dilanjutkan dengan pentas kesenian lokal setempat. Pada hari selanjutnya, Minggu (22/8/2022), warga setempat melakukan Kirab Grebeg Telo. Dikutip dari borobudurnews.com, salah satu panitia Grebeg Telo, Catur Prabowo mengatakan, gelaran Pasar Budaya ini untuk mengangkat dan mengedukasi masyarakat luas bahwa ketela dapat diolah menjadi beragam makanan. ”Pada hari ini, kami mengajak ibu-ibu PKK untuk mengolah hasil ketela yang ada di Desa Bumiharjo untuk menjadi beragam olahan,” kata Catur. Ia mengungkapkan ada sekitar 20 tumpeng yang diarak dalam Kirab Grebeg Telo ini. Tumpeng-tumpeng tersebut berasal dari 19 RT yang ada di wilayah tersebut. “Masing-masing RT membuat satu tumpeng dan dari panitia satu tumpeng,” terangnya. Catur menambahkan, pihaknya berencana menggelar pasar budaya secara rutin dengan menggandeng seluruh komponen masyarakat. ”Kami berharap bisa meningkatkan perekonomian masyarakat setempat,” pungkasnya. Foto: doc. borobudurnews.com

HUT RI Ke-77, Warga Dusun Karangduren Magelang Jalan Sehat Sejauh 7 Kilometer

HUT RI Ke-77, Warga Dusun Karangduren Magelang Jalan Sehat Sejauh 7 Kilometer

MAGELANG – Warga Dusun Karangduren, Desa Sidorejo, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang, tumpah ruah ke jalanan dusun setempat dalam rangka Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-77. Mereka melakukan jalan sehat dengan jarak tempuh sekitar 7 kilometer mengelilingi dusun Karangduren, pada Minggu (21/8/2022). Sebelumnya selama satu minggu penuh warga Karangduren mengikuti berbagai perlombaan untuk memeriahkan hari jadi Indonesia ke-77 tersebut. Perlombaan terbagi dalam berbagai kategori mulai dari anak-anak, bapak-bapak, ibu-ibu, hingga Pasutri. Diantara perlombaan yang dipertandingkan antara lain lomba estafet tepung, turnamen badminton, dan merias wajah mirip tokoh wayang punokawan untuk lomba pasutri. Selain menyelenggarakan perlombaan, pada 17 Agustus 2022, warga juga menyempatkan melakukan upacara penurunan bendera di halaman salah satu rumah warga. Peserta upacara mengenakan pakaian tradisional setempat. Peserta upacara laki-laki mengenakan batik, sementara peserta upacara perempuan mengenakan kebaya. Ketua Karang Taruna Dusun Karangduren, Ismail mengatakan, rangkaian kegiatan ini dilakukan bukan hanya sebagai pesta rakyat saja, namun juga untuk mengingat perjuangan dan jasa para pahlawan. “Momen ini juga untuk mengingat jasa para pahlawan yang telah gugur saat memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia ini,” ungkapnya. Sementara pada acara puncak, para warga Dusun Karangduren melakukan jalan sehat dan pembagian hadiah perlombaan. Pada acara tersebut juga dibagikan hadiah kejutan dengan hadiah utama sepeda motor matic terbaru. Anggota DPRD Kabupaten Magelang, Arifah Apriliyani, Anggota mengatakan, pesta rakyat ini harus terus di lestarikan. Anggota dewan termuda ini berharap kebahagiaan dan semangat kemerdekaan terus berkobar di hati masyarakat. “Dengan adanya lomba dan jalan sehat ini membuat masyarakat semakin guyub dan semakin bangga akan kemerdekaan Indonesia yang sudah di rebut dari tangan penjajah”, tandasnya. Foto: Doc. Dokumentasi Warga

Warga Magelang Gelar Parade dan Kirab Merah Putih Sepanjang 100 Meter di Borobudur

Parade dan Kirab Merah Putih

MAGELANG – Masyarakat Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menggelar Parade Merah Putih dan panggung kebangsaan di kawasan Candi Borobudur. Peserta parade melakukan kirab Bendera Merah Putih sepanjang 100 meter dan mengibarkan 500 Bendera Merah Putih, Sabtu (14/8/2022) malam. Parade bertajuk “Tolak Intoleransi dan Radikalisme, Perkuat Nasionalisme untuk Indonesia Jaya” tersebut diikuti sekitar 700 orang dari wilayah Magelang dan sekitarnya. Penanggung Jawab Kegiatan, Abbet Nugroho mengatakan, agar masyarakat Indonesia senantiasa meningkatkan kewaspadaan, menurutnya kelompok-kelompok intoleran yang mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara masih bergentayangan di tengah masyarakat. “Paham-paham yang berlawanan dengan Pancasila masih ada dan membaur dalam kehidupan bermasyarakat, maka potensi yang mengarah kepada ancaman keamanan bangsa dari dalam dan dari luar harus diwaspadai,” katanya, dikutip dari Antara Jateng. Ia berharap seluruh anak bangsa yang diwarisi Pancasila oleh para pendiri bangsa harus berpegang teguh dan menjunjung tinggi Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai falsafah dan pedoman hidup dalam berbangsa dan bernegara. Camat Borobudur, Subiyanto mengapresiasi parade tersebut. Menurutnya langkah yang dilakukan merupakan wujud nyata yang jadi kewajiban masyarakat dalam menjaga dan mengisi kemerdekaan. Ia menyampaikan Budi Utomo mengajak rakyat Indonesia untuk selalu bersikap nasionalis, sedangkan melalui Soekarno-Hatta dan para pejuang lain telah mewarisi kemerdekaan sehingga kini menjadi tugas masyarakat untuk mengisi kemerdekaan dan menjaga NKRI. Selain diisi orasi kebangsaan oleh beberapa tokoh kebangsaan, seperti I Gede Mahardika, AR. Wasis Waluyo , dan KH. Ahmad Labib Asrori Katib Syuriah PCNU Magelang dan Pembina Jamaah Kopdariyah. Panggung kebangsaan diisi pula dengan penampilan seni budaya beberapa komunitas kesenian di Magelang dan atraksi Perguruan Pencak Silat Pagar Nusa PCNU Kabupaten Magelang. Foto: Doc. Antara Jateng

Hasil Panen Sawo Raksasa Di Magelang, Sepohon Setara Harga Sepeda Motor

Hasil Panen Sawo Raksasa Di Magelang, Sepohon Setara Harga Sepeda Motor

MAGELANG – Mamey Sapote adalah buah sawo raksasa yang berasal dari Amerika Tengah. Meski demikian, buah ini banyak dibudidayakan di berbagai negara termasuk Indonesia. Salah satunya dibudidayakan oleh petani asal Kebonkliwon, Desa Kebonrejo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, Muh Khoirul Soleh. Belum lama ini Khoirul berhasil meraih keuntungan hingga Rp12 juta dari 125 buah, hanya dari satu pohon sawo saja. Sawo jenis ini menghasilkan buah dengan ukuran tak lazim. Bahkan satu buah sawo kadang bobot beratnya mencapai hingga 2 kilogram. Sawo yang sudah matang, daging buahnya berwarna kemerahan. Rasanya juga manis seperti perpaduan umbi, pepaya dan sawo. Buah yang besar ini termasuk unik dan tergolong tanaman eksotis. “Ini namanya mamey sapote. Kalau terkenalnya di Indonesia biasanya dikatakan sawo raksasa. Dibilang sawo raksasa karena beratnya satu buah bisa 2 kilogram. Ini adaptif ditanam di Indonesia,” kata Irul, dikutip dari Detik Jateng, Rabu (3/8/2022). Menurutnya, Pada awalnya dia menanam 15 pohon sawo raksasa sekitar 7 tahun lalu. Kini, seluruh pohon sawo yang ditanamnya itu telah berbuah. Bahkan buahnya muncul sepanjang musim. “Buahnya tidak berhenti. Terus karena adanya buah, ada yang muda, ada yang kecil, terus gantian seperti sawo yang lain,” tuturnya. Tanaman sawo raksasa ini, lanjutnya, banyak ditemukan di wilayah Salaman. Satu warga ada yang menanam dua, tiga atau empat, bahkan ada yang menanam hingga 30 pohon. Untuk harga buah dan bibitnya tergolong mahal. Belum lama ini, Ia mengungkapkan telah mengirim bibit sawo ke Batam. Per bibit harganya Rp 1,5 juta. Sementara itu harga setiap buahnya Rp100 ribu per biji. Pembeli buahnya kebanyakan para pehobi yang menginginkan bijinya. “Kalau dijual iya. Biasanya ada sesama pehobi yang biasanya beli buahnya diambil bijinya. Itu rata-rata sama-sama pehobi dijual Rp 100 ribu per buah,” tuturnya. Irul menuturkan belum lama ini memanen satu pohon mendapatkan 125 buah sawo raksasa. Saat itu kebetulan salah satu anaknya minta sepeda motor. “Kemarin satu pohon saya petik dapat 102 dan kemarin diambil orang Ponorogo. Terbanyak kisaran 125, pas kemarin anak kebetulan minta sepeda motor bisa bayar sepeda. Nggak usah ngerogoh kocek. 125 (buah) dapat Rp 12 juta (beli) sepeda motor second,” ujarnya.