Jowonews

DIALOG PROAKTIF: Ngainirricadl, Dekat Kalangan Milenial dan Peduli Kalangan Disabilitas

DIALOG PROAKTIF: Ngainirricadl, Dekat Kalangan Milenial dan Peduli Kalangan Disabilitas

WONOSOBO – Muda dan enerjik. Itulah yang pertama kali terkesan dari seorang Muhammad Ngainirricadl. Sebagai anggota DPRD Jateng, mobilitasnya turun ke daerah pemilihannya sangat tinggi. Saat bersua dengan warga pun, Mas Ricardl-sapaan akrabnya, tak tebang pilih. Tua dan muda disambanginya. Pada program Proaktif DPRD Jawa Tengah, dia memperlihatkan aktivitasnya sebagai wakil rakyat. Pada Sabtu (3/6/2023), Ricardl didaulat menjadi narasumber pada acara almamaternya-UIN Walisongo. Dalam kesempatan itu dia mengisi Sekolah Legislasi yang diinisiasi oleh Fakultas Syariah. Kepada para mahasiswa, Sekretaris Komisi B itu mengatakan bahwa pendidikan politik sangat penting. Politik yang dimaksudkannya itu bukan berarti harus masuk dalam sebuah partai. Dalam organisasi mana pun, politik selalu ditanamkan dalam gerak dan langkah sebuah organisasi. “Politik itu sifatnya fleksibel. Dia (politik) bisa mengisi ruang-ruang kebuntuan. Termasuk saat masuk sebuah partai pun juga demikian. Bukan tidak mungkin kita semua menjadi anggota legislatif di kemuadian hari, kaum milenial harus mampu mewarnai dunia politik, jangan hanya melulu pada lingkup kampus saja,” ucapnya. Setelah selesai kegiatan, perjalanan dilanjutkan menuju Dapil IX. Singgah di Temanggung, Richadl menyapa kelompok tani di daerah Parakan. Tak berselang lama, ia pun meluncur ke Wonosobo. Di daerah tinggi itu, mendatangi tempat oleh-oleh yang dikelola oleh para disabilitas. Tempat oleh-oleh itu dinamakan “Diang”. Maryam dan juga Ipung, selaku pengelola dan juga Ketua Himpunan Wanita Disabilitas dan juga Ketua Ikatan Disabilitas Wonosobo mengaku sangat terbantu dengan peran Richadl. Dengan demikian munculah semangat untuk mengoptimalkan kalangan disabilitas untuk memiliki karya. “Perhatian dari Mas Ricardl sangat berarti bagi kami. Kami pun punya semangat untuk menunjukkan kaum disabilitas itu mampu menjadi seperti orang pada umumnya,” ucap Maryam. Ngainirrichadl berjanji untuk tetap memperhatikan para kaum disabilitas seperti halnya mengadakan pelatihan seperti yang pernah dia berikan beberapa waktu yang lalu untuk pelaku UMKM yang pesertanya juga ada sebagian dari kaum disabilitas. Ke depannya dia akan mengadakan lagi pelatihan khusus untuk kaum disabiliatas. “ini sebagian bentuk kepedulian kami selaku anggota DPRD Jawa Tengah, selain memberikan pelatihan UMKM , saya juga akan promosikan produk-produk yang dihasilkan para disabilitas,” katanya mengakhiri perbincangan. Dalam kesibukannya , Mas Richadl tak lupa menyempatkan diri menikmati kopi yang ada di Wonosobo. Tomo Kopi yang merupakan kedai Kopi dengan suasana rumah jadul namun banyak dikunjungi kaum milenial, Tomo kopi ini dikelola oleh Adam, anak muda dengan banyak kreativitas. “Tomo Kopi ini, meskipun suasana rumah dibuat jadul namun pengunjung banyak sekali kaum muda yang dating pada malam hari ini untuk sekedar ngopi dan asyik untuk tongkrongan, kedai ini sudah berdiri sejak tahun 70an, nah saya ini merupakan generasi ketiga,” kata Adam. (Adv)

Wacana Kawasan Dieng Ditetapkan Sebagai Geopark Nasional Akan Terwujud

Kawasan Dieng

WONOSOBO – Wacana kawasan Dieng akan dikembangkan menjadi geopark nasional hingga geopark global mulai terwujud. Diskusi panel penyusunan Master Plan Pengembangan Dieng Geopark digelar di Ruang Anggrek Tambi Resort and Tea Kejajar, Kabupaten Wonosobo pada Kamis (23/2/2023). Kegiatan ini merupakan bentuk keseriusan dalam pengembangan Dieng Geopark dengan partisipasi dari Pemerintah Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara. Selain itu, kegiatan ini juga diawasi oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Bappenas, dan Kementerian ESDM. Menurut Kepala Bappeda Kabupaten Wonosobo, Jaelan mengungkapkan, pembahasan tentang Dieng Geopark sudah berlangsung cukup lama sejak 2015. Kawasan Dieng merupakan kawasan dengan warisan geologi yang berharga dan beragam. Selain itu, kawasan Dieng masih mempertahankan kesatuan keragaman budaya, keanekaragaman hayati yang menyatu di dalamnya. Semua itu nantinya akan dikembangkan dengan tiga pilar utama yaitu konservasi, pendidikan dan pengembangan ekonomi lokal. Ada 23 geosite yang nantinya masuk dalam kawasan Dieng Geopark. Terdiri dari 10 geosite di kawasan Dieng Wonosobo dan 13 geosite di kawasan Dieng Banjarnegara. Ke-10 geosite yang masuk dalam wilayah Wonosobo adalah Telaga Menjer, Kompleks Telaga Warna, Telaga Cebong, Bukit Sikunir, Gunung Api Pakuwaja, Bukit Prambanan, Gunung Seroja, Gunung Bisma, Bukit Sidede dan Tuk Bimo Lukar. “Penyiapan Masterplan Pengembangan Dieng Geopark sudah dilakukan setelah kita berjuang sejak awal tahun 2022. Kami ke Bappenas untuk memfasilitasi persiapan ini,” ujarnya dikutip dari Tribunjateng.com, Kamis (23/2/2023). Sebelumnya telah dilakukan beberapa kali pertemuan antara Pemerintah Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara yang juga membahas masalah ini. “Untuk mengidentifikasi National Geopark setelah menyusun rencana induk ini, saya berharap ke depannya juga bisa ditetapkan sebagai Global Geopark,” ujarnya. Penyusunan Master Plan Pengembangan Dieng Geopark diharapkan selesai pada September 2023. Untuk mendukung hal tersebut, kedua pemerintah daerah yang terlibat telah menganggarkan untuk kegiatan ini. “Mudah-mudahan tahun ini pengakuan kawasan Dieng sebagai geopark nasional bisa terwujud,” imbuhnya. Diharapkan setelah diakui sebagai geopark nasional akan membantu meningkatkan sektor ekonomi masyarakat Dieng.