Jowonews

14 Guru di Kudus Positif Covid-19

KUDUS, Jowonews- Sebanyak 14 guru SMP Negeri 3 Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, dinyatakan terkonfirmasi positif terpapar Covid-19. Hal tersebut diketahui setelah dilakukan tes usap tenggorokan (swab test) untuk mendeteksi ada tidaknya virus corona terhadap 43 guru SMP setempat. “Dari belasan guru yang positif  Covid-19 tersebut, tiga orang di antaranya menjalani perawatan di rumah sakit, selebihnya menjalani isolasi mandiri,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan  Covid-19 Kudus Andini Aridewi di Kudus, Senin (17/12). Ia mengungkapkan belum semua guru yang mengikuti tes usap tenggorokan hasilnya diketahui karena hingga kini baru 30 orang yang hasilnya diketahui, lansir Antara. Tes usap tenggorokan terhadap 43 guru tersebut merupakan hasil penelusuran kontak, setelah ada tiga guru SMP setempat yang meninggal positif  Covid-19. Meskipun pada perkembangannya ada penambahan guru yang meninggal akibat virus corona. Selain penelusuran kontak tidak hanya di lingkungan SMPN 3 Jekulo, tim Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan  Covid-19 Kudus juga melakukan penelusuran kontak terhadap anggota keluarga dari masing-masing guru yang meninggal tersebut guna memastikan ada tidaknya penularan di lingkungan keluarga. Atas peristiwa tersebut, Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Kudus menginstruksikan sekolah setempat untuk menghentikan sementara aktivitas belajar mengajarnya sambil menunggu hasil tes usap tenggorokan. Sementara pihak sekolah SMP 3 Jekulo memastikan tidak ada siswa yang kontak dengan guru tersebut di sekolahan karena pembelajaran dilaksanakan secara daring. 

Lagi, Guru SMP di Kudus Meninggal Terpapar Covid-19

KUDUS, Jowonews- Jumlah guru SMP 3 Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, yang meninggal dunia akibat terpapar penyakit virus Covid-19 bertambah satu menjadi empat orang. Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus Abdul Azis Achyar di Kudus, Kamis (3/12), membenarkan adanya tambahan satu guru SMP 3 Jekulo yang meninggal setelah diketahui hasil tes usap terkonfirmasi positif Covid-19. Sebelumnya, tiga guru sekolah itu meninggal dunia karena virus tersebut. “Tes usap dilakukan hingga dua kali dengan hasil terkonfirmasi positif Covid-19,” ujarnya. Setelah menjalani perawatan di RSUD Loekmono Hadi Kabupaten Kudus di ruang ICU (Intensive Care Unit) selama beberapa hari, guru tersebut akhirnya meninggal hari ini (3/12) dengan sejumlah penyakit bawaan, seperti hipertensi, jantung, dan stroke. Terkait dengan informasi adanya guru lain yang menjalani perawatan di rumah sakit, dia mengaku, belum mengetahui. Hasil tes usap terhadap 43 guru SMP 3 Jekulo pada Rabu (2/12) setelah adanya tiga guru yang meninggal akibat Covid-19, hingga kini belum diketahui karena masih dalam proses pengujian spesimen di Laboratorium Biomolekuler Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Loekmono Hadi Kudus. Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Kudus Harjuna Widada mengungkapkan untuk guru lain yang menjalani perawatan bukan karena Covid-19, melainkan sedang hamil dan setelah sempat dirawat di Rumah Sakit KSH Pati saat ini dirujuk ke RSUP Dr. Kariadi Semarang. Tim Gugus Tugas Percepatan dan PenangananCovid-19 Kabupaten Kudus tidak hanya melakukan penelusuran kontak terhadap guru maupun pegawai SMP 3 Jekulo, melainkan masing-masing anggota keluarganya. Hal ini guna memastikan ada tidaknya penularan di lingkungan keluarga. Pihak SMPN 3 Jekulo sudah memastikan tidak ada siswa yang kontak dengan guru tersebut di sekolahan karena pembelajaran berlangsung secara daring.

Desember, Proyek Perbaikan Jalan di Kudus Selesai

KUDUS, Jowonews- Puluhan proyek perbaikan maupun pembangunan jalan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, yang sempat tertunda pelaksanaannya akibat adanya refocusing anggaran kembali dijalankan. Proyek tersebut ditargetkan selesai pada awal Desember 2020. “Total proyek kegiatan fisik di bagian Bina Marga Kabupaten Kudus yang sempat tertunda akibat refocusing mencapai 30-an kegiatan, dua di antaranya merupakan proyek bantuan Gubernur Jateng,” kata Pelaksana tugas Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Kudus Arif Budi Siswanto di Kudus, Kamis (26/11). Ia menjelaskan anggaran dari puluhan proyek kegiatan perbaikan maupun pembangunan infrastruktur jalan yang dilakukan melalui lelang tersebut berasal dari  APBD murni maupun perubahan 2020. Khusus untuk APBD Perubahan 2020, kata dia, terdapat 18 proyek kegiatan, selebihnya dianggarkan lewat APBD murni. Dari 28 proyek kegiatan yang didanai APBD Kabupaten Kudus tersebut, sudah ada tujuh kegiatan yang selesai dikerjakan. Sedangkan kegiatan yang didanai Bantuan Gubernur Jateng ditargetkan selesai 10 Desember 2020. “Kami tetap optimistis, semua kegiatan proyek pembangunan maupun perbaikan jalan bisa selesai maksimal pertengahan Desember 2020 sebelum tutup tahun anggaran,” ujarnya sebagaimana dilansir Antara. Sementara itu, proyek yang pengerjaannya melalui penunjukkan langsung, totalnya mencapai 95 kegiatan yang juga hampir semuanya selesai dikerjakan. Saat ini, total anggaran untuk perbaikan maupun pembangunan jalan di Kabupaten Kudus mencapai Rp80 miliar. Namun, anggaran Dinas PUPR Kudus pada 2020 terkena rasionalisasi untuk penanganan covid-19. Sebelumnya, pagu awal Kabupaten Kudus ditetapkan Rp132,52 miliar, kemudian mengalami pengurangan karena ada rasionalisasi dan penambahan 18 paket kegiatan lewat APBD Perubahan. 

Kudus Berhasil Hentikan Kebiasaan Buang Air Besar Sembarangan

KUDUS, Jowonews- Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, berhasil meraih penghargaan di bidang pengelolaan sanitasi lingkungan dari Kementerian Kesehatan RI.. Kabupaten ini berhasil pula menghentikan aktivitas masyarakat buang air besar sembarangan (BABS). “Penghargaan yang kami raih melalui program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Berkelanjutan Award 2020 ini, tidak hanya satu kategori melainkan ada empat kategori,” kata Pelaksana tugas Bupati Kudus Hartopo usai menerima penghargaan via konferensi video di Command Center Dinas Kominfo Kudus, Jumat (13/11). Di antaranya, kategori STBM Berkelanjutan Award sebagai “Kabupaten Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS)/ODF”, kemudian kategori sanitarian terbaik yang diraih Slamet Hariyanto sebagai petugas kesehatan. Kategori ketiga, yakni Natural Leader yang diraih Eny Pujiastuti dan keempat diraih Kiswo selaku Kepala Desa Berugenjang yang dinobatkan sebagai Kades Terbaik Kabupaten ODF. “Kami bersyukur karena dari 29 kabupaten/kota di Indonesia, Kudus mampu meraih penghargaan tersebut,” ujarnya sebagaimana dilansir Antara. Ia menganggap perilaku masyarakat Kudus di bidang sanitasi dapat berubah ke arah yang lebih baik, terutama dalam penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta tidak buang air besar sembarangan (BABS). Meski demikian, dia meminta, petugas kesehatan untuk terus memberikan pembinaan dan pengarahan. Demikian halnya, kata dia, semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait diminta untuk memberikan dukungan upaya tersebut. “Harus dicontoh, Desa Berugenjang yang berada di ujung selatan Kudus saja bisa meraihnya. Maka, semua pihak harus mendukung upaya peningkatan kualitas akses layanan berbasis masyarakat,” imbuhnya. Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kudus Abdul Azis Achyar menilai keberhasilan tersebut tidak terlepas dari inovasi dalam mempertahankan kondisi stop BABS. “Selain itu, hasil tersebut merupakan kerja keras bersama seluruh elemen dan tingginya kesadaran penuh masyarakat, yakni warga yang sudah 100 persen tidak BAB sembarangan,” ujarnya. 

Ayo Warga Kudus, Tukarkan Sampahmu dengan Emas

KUDUS, Jowonews– Wah, kabar gembira bagi warga Kudus, Jawa Tengah. Sampah mereka bisa ditukar dengan emas! Peluang tersebut terbukan setelah Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, bekerja sama dengan PT Pegadaian dengan menggulirkan program penukaran sampah menjadi tabungan emas. Program tersebut sebagai upaya mendorong kepedulian masyarakat terhadap lingkungan dengan turut menghidupkan bank sampah di Kudus. “Semua bank sampah di Kabupaten Kudus sudah siap menjalankan program setor sampah menjadi tabungan emas. Termasuk tempat pembuangan sementara (TPS) sampah masyarakat juga siap melayani program penukaran sampah menjadi tabungan emas,” kata Kepala Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Lingkungan Hidup (PKPLH) Kudus Agustinus Agung Karyanto di Kudus, sebagaimana dilansir Antara, Rabu. (30/9). Ia mengungkapkan sebanyak 26 bank sampah dan sembilan TPS di Kabupaten Kudus sudah mendapatkan pembinaan soal program tersebut sehingga masyarakat mau menyetorkan ke mana saja bisa. Termasuk, lanjut dia, bank sampah induk juga sudah disiapkan petugas yang akan melayani masyarakat yang hendak menukarkan sampah menjadi tabungan emas. Untuk lokasi bank sampah induk, yakni berada di kompleks Taman Gondangmanis, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus. Sampah Kertas dan Plastik Hingga kini, kata dia, sudah ada 15 rekening tabungan masyarakat dengan nilai tabungan bervariasi karena disesuaikan dengan jumlah sampah yang disetorkan. Keuntungan yang diperoleh melalui program sampah menjadi emas, katanya, saldo minimal tabungan tidak harus besar karena berapapun bisa dicatat dalam tabungan tersebut. Uang hasil penukaran sampah yang sebelumnya dinilai terlalu kecil dan kurang berharga, maka ketika ditabung dalam bentuk emas akan terlihat hasilnya. Sampah yang bisa ditukarkan menjadi tabungan emas memang dibatasi jenisnya, yakni sampah kertas dan plastik karena selama ini menjadi penyumbang sampah terbesar di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus. Ia berharap dengan adanya program tukar sampah dengan tabungan emas semakin meningkatkan semangat masyarakat melakukan pemilahan sampah sehingga yang dibuang ke TPA juga semakin berkurang. 

Tingkat Kematian Pasien Covid-19 di Kudus Capai 13,3 %

KUDUS, Jowonews- Jumlah kasus kematian akibat penyakit virus corona jenis baru (Covid-19) di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, hingga kini mencapai 192 kasus. Atau sebanyak 13,3 persen dari total kasus terkonfirmasi positif corona 1.440 kasus. “Perkembangan kasus Covid-19 saat ini, terdapat satu kasus probable yang meninggal dunia, yakni seorang perempuan berusia 61 tahun berdomisili di Desa Temulus, Kecamatan Mejobo, Kudus, setelah dirawat di RSUD Loekmono Hadi tanggal 21 September 2020 dengan penyakit penyerta,” kata Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kudus Andini Aridewi di Kudus, Kamis (24/9). Ia mencatat kasus meninggal dunia akibat Covid-19 di Kabupaten Kudus mayoritas karena adanya penyakit penyerta. Untuk itu, dia meminta masyarakat yang berisiko tinggi terpapar corona, terutama yang memiliki penyakit untuk disiplin mematuhi protokol kesehatan serta rutin melakukan terapi pengobatan agar sakitnya bisa sembuh. Banyaknya kasus meninggal akibat COVID-19 dengan penyakit penyerta, di antaranya karena banyak datang ke rumah sakit dengan penyakit tidak menular dalam kondisi sudah berat. “Tim kesehatan juga sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar kasus kematian tidak bertambah dengan menerapkan protokol kesehatan. Hal terpenting bagi mereka yang punya penyakit, upaya pencegahan secara disiplin dari paparan virus corona,” ujarnya sebagaimana dilansir Antara. Untuk kasus Covid-19 terbaru, tercatat ada tambahan 10 kasus dari dalam wilayah. Sehingga total saat ini 1.440 kasus terkonfirmasi Covid-19 yang merupakan akumulasi sejak Maret 2020. Tingkat Kesembuhan Naik Meskipun angka kematian masih di atas 10 persen, kondisi berbeda terjadi pada tingkat kesembuhan pasien Covid-19 yang dirawat mengalami kenaikan karena saat ini mencapai 75,13 persen. Pada 10 September 2020 tercatat tingkat kesembuhan penderita Covid-19 di Kabupaten Kudus baru 69,79 persen. “Saat ini ada penambahan tujuh kasus yang dinyatakan sembuh sehingga total pasien Covid-19 dinyatakan sembuh sebanyak 1.082 kasus,” ujarnya. Jumlah pasien Covid-19 yang menjalani perawatan juga tidak banyak, karena saat ini tercatat hanya 43 pasien yang dirawat dan isolasi mandiri 121 kasus dan dirujuk dua kasus. Ia mengingatkan masyarakat Kudus untuk tetap waspada dan disiplin mematuhi berbagai ketentuan pemerintah serta jangan lupa selalu memakai masker saat berada di tempat umum . Dan rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau dengan cairan pembersih tangan setelah menyentuh benda-benda yang disentuh banyak orang. Selain itu, masyarakat diminta jangan pernah menyentuh daerah wajah terutama mata, hidung, dan mulut sebelum mencuci tangan. Dalam rangka menjaga daya tahan tubuh tetap optimal, masyarakat juga diminta selalu mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan istirahat yang cukup.

Cegah Krisis Pangan, Manfaatkan Pekarangan untuk Berkebun

KUDUS, Jowonews- Cegah krisis pangan saat pandemi, warga Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, didorong manfaatkan pekarangan untuk berkebun sayur. “Apalagi, beberapa kelompok masyarakat sudah mendapatkan bantuan bibit maupun benih sayur mayur serta sarana dan prasarana pendukungnya,” kata Kepala Seksi Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus Ahmad Muttaqim di Kudus, Jumat (4/9). Ia mengungkapkan bantuan yang diterima dari Pemerintah Provinsi, yakni mulai dari media tanam, plastik polybag, pupuk serta benih sayuran mulai dari kangkung, cabai, daun bawang, sawi, pare, seledri, selada, serta bayam hijau, kacang panjang, tomat, ketimun, hingga terong. Bantuan tersebut, lanjut dia, diterima lima kelompok masyarakat pembudidaya tanaman yang tersebar di lima kecamatan, yakni Kecamatan Kaliwungu, Jati, Dawe, Kota dan Bae. Dari kelima kelompok tersebut, ada yang langsung dibagikan kepada anggotanya masing-masing untuk ditanam di pekarangan rumahnya. “Sementara kelompok lainnya, dikelola bersama dan tanamannya dimanfaatkan untuk kepentingan bersama,” ujarnya sebagaimana dilansir Antara. Ia berharap adanya bantuan terhadap lima kelompok tersebut, akan menjadi pemicu setiap rumah tangga mampu memanfaatkan lahan pekarangan sebagai sumber pangan secara berkelanjutan. Yakni untuk meningkatkan ketersediaan, aksesibilitas, pemanfaatan, serta pendapatannya. Selain untuk mencukupi kebutuhan pangan dan gizi keluarga, kata dia, menanam sayur sayuran di pekarangan juga bisa meningkatkan pendapatan rumah tangga, terlebih pada kondisi pandemi. Dengan adanya bantuan tersebut, diharapkan masyarakat juga tidak akan menciptakan kerumunan yang lebih besar di pasar tradisional karena kebutuhan sayur sayuran sudah bisa dipenuhi sendiri. Apalagi, lanjut dia, Pemkab Kudus juga menyarankan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan mulai dari memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak fisik dan menghindari kerumunan. 

Pasien Positif Corona di Kudus Bertambah Tiga Jadi 40 Orang

KUDUS, Jowonews.com – Kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah bertambah tiga orang hingga menjadi 40 kasus hingga 7 Mei 2020. “Ketiga kasus baru tersebut, satu di antaranya dari Karanganyar, Kabupaten Demak dan dua lainnya dari Kecamatan Bae dan Jati, Kabupaten Kudus,” kata Juru Bicara Gugus Kendali Pencegahan COVID-19 Kabupaten Kudus, Andini Aridewi di Kudus, Kamis. Ketiganya yang merupakan tenaga kesehatan kini menjalani perawatan di rumah sakit di Kabupaten Kudus. Warga asal Kecamatan Bae merupakan seorang wanita berusia 42 tahun dan tes swab (usap) diambil pada 24 April 2020 dan saat ini menjalani perawatan di Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus. Sementara tenaga kesehatan berusia 27 tahun asal Kecamatan Jati, kata Andini, sempat dirawat di RSUD Kudus, namun karena hasil swab yang bersangkutan positif kemudian dirawat kembali di RSUD Loekmono Hadi Kudus. “Untuk warga Karanganyar yang menjalani tes swab di Kudus karena bekerja di Kabupaten Kudus,” ujarnya. Dengan bertambahnya tiga tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif COVID-19, sampai saat ini sudah ada 16 tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif. Sementara untuk total kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Kabupaten Kudus hingga kini mencapai 40 kasus, sebanyak 26 kasus di antaranya dari Kudus dan 14 kasus dari luar Kudus. Jumlah pasien yang dirawat sebanyak 29 orang, dinyatakan sembuh lima orang dan meninggal enam orang. Dalam upaya pencegahan penularan, Pemerintah Kabupaten Kudus memberlakukan jam malam yang dimulai dari pukul 20.00-06.00 WIB di kawasan Alun-alun Kudus dan kompleks Balai Jagong. Pemkab Kudus juga menyediakan tiga tempat karantina utama bagi pelaku perjalanan dari zona merah ataupun luar kota, yakni Rusunawa Bakalan Krapyak, Balai Diklat Sonyawarih Menawan, dan Graha Muria Colo. Sampai saat ini terdapat 110 orang di Rusunawa Bakalan Krapyak, 12 orang di Balai Diklat Sonyawarih Menawan, dan sembilan orang di Graha Muria Colo. Selain itu, beberapa desa di Kudus juga menyiapkan tempat karantina, seperti Desa Pasuruan Kidul, Desa Jati Kulon, Desa Gondosari, Desa Getaspejaten, Desa Bae, Desa Karang Bener, Desa Peganjaran, Desa Gondangmanis, Desa Purworejo, Desa Tanjung Rejo, dan Desa Honggosoco. (jwn5/ant)