Jowonews

Menikmati Suasana Klasik di Kedai Romo Semarang, Tempat Nongkrong dengan Suasana Nostalgia yang Memikat

Kedai Romo Semarang

SEMARANG – Bagi yang mencari tempat kongkow yang berbeda, Kedai Romo di Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, bisa menjadi pilihan yang menarik. Dengan konsep klasik yang artistik, kedai ini membawa pengunjung merasakan nuansa masa lalu yang kental. Setibanya di Kedai Romo, pengunjung akan disambut oleh dekorasi yang mengingatkan pada era keemasan keroncong. Dari foto-foto bersejarah hingga koleksi peralatan keroncong, suasana jadul yang diciptakan membuat siapapun merasa seperti berada di rumah kakek atau nenek. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang ingin merasakan nostalgia. Kenikmatan Kopi dalam Suasana yang Hangat Pengunjung bernama Hatta mengungkapkan kebahagiaannya saat menikmati kopi di Kedai Romo. “Suka suasananya. Ada musik keroncong yang mudah diterima di kala nugas, apalagi ada buku-buku yang bisa jadi bacaan,” jelasnya, dikutip dari Radar Semarang (2/6). Suasana yang nyaman dan ramah membuat pengunjung betah berlama-lama di sini. View this post on Instagram A post shared by CATERING SEMARANG | NASI BOX | SNACBOX | TUMPENG | PRASMANAN (@kedai_romo) Konsep Unik dengan Sentuhan Sejarah Kedai Romo bukanlah kedai biasa. Pengelolanya, Danang Ardyanto, menjelaskan bahwa tempat ini dulunya merupakan rumah pribadi milik orang tua dari Ibnu Amar Muchsin, seorang dosen seni di Universitas Negeri Semarang. Setelah sempat kosong, kedai ini dibuka kembali pada pertengahan bulan Ramadan tahun 2024 dengan konsep yang telah ditata ulang. “Kita persiapkan menata dan lain-lain, mas,” ungkap Danang. Dengan kapasitas 40 pengunjung, Kedai Romo tidak hanya menjadi tempat nongkrong, tetapi juga ruang arsip sejarah keroncong di Kota Semarang, mengingat banyaknya koleksi yang ada di sini. Menu Spesial yang Menggugah Selera Selain suasana yang nyaman, Kedai Romo juga menawarkan menu khas yang menggugah selera. Salah satu menu andalan adalah “Romantika”, teh spesial aromatik yang terinspirasi dari judul lagu keroncong. Ada juga “Moritsko”, kombinasi kopi dengan kola dan krimer, serta makanan khas Jawa, “Sego Romo”, yang terdiri dari nasi, orak-arik pedo, ikan asin, daun pepaya, bihun, dan tempe. Ibnu Amar Muchsin, pemilik Kedai Romo, menyampaikan bahwa konsep ini terinspirasi dari makna “Romo” atau ayah. “Sengaja mengusung konsep arsip keroncong, bisa sambil ngopi dan makan bersama ala-ala Romo. Jadi nuansa jadul sangat terasa untuk bernostalgia dengan masa lalu,” tambahnya. Dengan segala keunikan dan pesonanya, Kedai Romo menjadi tempat yang tepat untuk menghabiskan waktu bersama teman atau keluarga sambil menikmati hidangan dan suasana yang istimewa.

Kopi Klotok Tjap Sebeh Semeh Semarang, Tempat Nongkrong Asyik dengan Sentuhan Nostalgia

Kopi Klotok Tjap Sebeh Semeh

SEMARANG – Bagi yang mencari tempat bersantai sambil menikmati kopi, Kopi Klotok Tjap Sebeh Semeh bisa jadi pilihan yang menarik. Terletak di Jalan Bugen Lor, Jalan Syuhada Raya Timur, Tlogosari Kulon, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang. Kedai ini menawarkan pengalaman ngopi yang tidak biasa dengan latar belakang ribuan barang antik. Dari luar, bangunan kedai ini sudah menunjukkan nuansa yang berbeda, mengundang rasa ingin tahu untuk menjelajahi lebih dalam. Begitu memasuki kedai, pengunjung akan dimanjakan oleh berbagai barang unik yang terpajang, mulai dari era kolonial hingga milenial, menciptakan suasana yang kental dengan nuansa nostalgia. “Awalnya ini adalah galeri pribadi, lalu ingin membuat warung kopi. Ternyata, tempat ini menjadi sangat instagramable dan banyak dikunjungi,” ungkap Adi, pemilik Kopi Klotok Tjap Sebeh Semeh, seperti dilansir dari Radar Semarang (9/6). Adi merasa bersyukur atas antusiasme masyarakat terhadap kedainya, yang resmi dibuka pada Agustus 2021. Suasana Nyaman dan Beragam Pilihan Kedai ini memiliki berbagai pilihan tempat duduk, termasuk tiga gazebo dan satu gazebo khusus Musala. Baik area indoor maupun outdoor tersedia, menciptakan suasana yang nyaman dan tenang, jauh dari kebisingan kendaraan. “Awalnya kami buka indoor, tetapi respon positif dari pengunjung membuat kami menambah area lainnya,” tambah Adi. Konsep yang diusung adalah wedangan tradisional, dengan penekanan pada menu-menu khas Semarang, seperti pisang plenet dan tape, yang jarang ditemukan di tempat lain. Kopi Klotok dan Rondo Royal menjadi sajian andalan yang tidak boleh dilewatkan. Semua makanan dan minuman disiapkan segar, meskipun mungkin memerlukan waktu sedikit lebih lama untuk disajikan, seperti kopi Klotok yang direbus langsung saat dipesan. View this post on Instagram A post shared by Ratih AS (@cik.rere) Kenangan yang Dihidangkan Nama “Sebeh Semeh” berasal dari istilah dalam bahasa prokem Semarangan yang berarti ayah dan ibu. Meskipun kedua orang tua Adi telah tiada, kenangan dan doa mereka selalu menyertai langkahnya dalam meraih kesuksesan. Salah satu pengunjung, Marselino, sering datang ke kedai ini bersama teman-temannya untuk mengerjakan tugas. Ia mengapresiasi kenyamanan dan aksesibilitas tempat ini. “Makanan dan minumannya juga ramah di kantong mahasiswa,” tuturnya. Meskipun ada beberapa nyamuk, pihak kedai telah menyediakan lotion anti nyamuk bagi pengunjung. Kopi Klotok Tjap Sebeh Semeh tidak hanya menjadi tempat ngopi, tetapi juga destinasi yang menawarkan kenangan dan pengalaman unik, membuat setiap kunjungan terasa istimewa.