Jowonews

Bupati Sragen Resemikan 13 Sumur untuk Kurangi Dampak Kemarau

Bupati Sragen Resemikan 13 Sumur untuk Kurangi Dampak Kemarau

SRAGEN – Bupati Sragen, Jawa Tengah, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, meresmikan 13 sumur untuk meringankan dampak kemarau panjang yang menyebabkan kekeringan di berbagai wilayah setempat di utara Sungai Bengawan. “Bantuan senilai Rp 25 juta per sumur ini bertujuan untuk mengurangi dampak musim kemarau di Bengawan Utara, wilayah Sragen,” kata Kusdinar Untung Yuni di sela-sela peresmian 13 sumur di Desa Suraun, Kecamatan Geshi, Kabupaten Slagen, Selasa (26/9/2023). Pada acara peresmian yang digelar di Kecamatan Geshi, Mondokan, dan Sumberawan, Bupati Kusdinar mengatakan, bahwa dampak kemarau belum dihitung untuk pengurangannya. Namun, sebelum ada bantuan sumur, hingga saat ini pengiriman air bersih telah mencapai 1.000 tangki air di daerah ini. Menurut Bupati, kalau dihitung-hitung, kalau satu tangki dibelanjakan Rp 300 ribu, berarti biayanya sekitar Rp 300 juta. Dengan sumur ini, bisa mengurangi bantuan droping air. Bupati mengatakan, memang ada upaya untuk mengatasi kekeringan tersebut dengan menambah jaringan PDAM di Tangen dan Jenar. Namun sumur ini diperuntukkan bagi daerah yang jauh dari PDAM. Lumayan setiap sumur dapat dimanfaatkan untuk satu RT. Aturan diserahkan kepada kelompok masyarakat. Bupati menjelaskan, uji klinis terhadap kualitas air telah dilakukan. “Dengan bantuan ini kebutuhan sehari-hari bisa tercukupi. Untuk kebutuhan air minum, biasanya menggunakan air kemasan isi ulang. Hal ini karena Air di sini ada kapurnya,” katanya. Sedangkan jalur pipa menuju rumah warga diserahkan kepada kelompok masyarakat (Pokmas). Di Desa Srawung, Kecamatan Gesi, jaringan Pokmas dan pipa sudah ada. Bupati mengungkapkan, bantuan tersebut disalurkan di empat kecamatan yakni Gesi, Sumberlawang, Mondokan, dan Tangen. Kecamatan Gesi terbagi menjadi delapan titik dari empat desa. Di Kecamatan Mondokan ada satu titik untuk satu desa, di Sumberlawang ada empat titik di empat desa. Bupati juga memerintahkan penanaman pohon untuk menjaga persediaan air. Sementara itu, Direktur PDAM Tirtonegoro Sragen Hanindyo Heru Pratikno mengatakan, daerah tangkapan air terbesar sedang dicari untuk pasokan air. Dia yakin hal itu bisa memakan waktu tiga hingga empat tahun. Kedalamannya 80 meter sehingga tidak mengganggu sumur warga yang sudah ada. Bantuan senilai Rp25 juta tiap sumur ini, sampai pada tandon. “Kami sudah membantu enam lokasi sumur. Sedangkan tujuh sumur lainnya dari berbagai pihak,” ucapnya. (JN/Antara)

Ke Sragen, Jangan Lupa Mampir Sendang Kun Gerit

Sendang Kun Gerit

SRAGEN – Objek wisata milik Badan Usaha Milik Usaha Desa (BUMDes) Sendang Kun Gerit yang berlokasi di Desa Jatibatur, Kecamatan Gemolong diresmikan Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, Jumat (3/3/2023). Dengan diresmikannya Sendang Kun Gerit seluas 3.000 meter persegi ini, Yuni berharap bisa menjadi pilot project bagi desa-desa lainnya di Sragen. Yuni menyatakan Desa Jatibatur menjadi satu-satunya desa yang mampu mengembangkan wisata desa yang tidak hanya mengandalkan dana APBDes, tetapi bisa menghimpun dana dari masyarakat berupa investasi. “Seperti inilah sejatinya yang kami inginkan dari BUMDes yang bisa mengangkat ekonomi desa. BUMDes mampu mengelola wisata desa yang dibangun tidak hanya mengandalkan APBDes, tetapi bisa menghimpun dana masyarakat. Ini wujud kepercayaan masyarakat kepada BUMDes,” terangnya. Yuni juga mengapresiasi kekompakan warga Jatibatur diperantauan yang turut beriinvestasi untuk mengembangkan Sendang Kun Gerit. Pasalnya, penyertaan modal desa ke BUMDes hanya Rp110 juta dan dana dari APBDes Jatibatur sebanyak Rp350 juta. Angka tersebut relatif kecil mengingat total dana yang digelontorkan untuk membangun Sendang Kun Gerit mencapai Rp2,25 miliar. Kekurangan dana itu dibiayai dari warga melalui investasi. “Alhamdulillah, ini bukti gotong royong dan wujud Bali Desa Mbangun Desa. Yang bisa ditarik benang merah dari pengelolaan BUMDes ini adalah kepercayaan. Kalau pimpinan desanya mendapat amanah masyarakat mutlak, kemudian diberi kepercayaan untuk mengelola BUMDes-nya. Sendang Kun Gerit ini bisa masuk profilnya kabupaten, karena sebagian besar dananya dari masyarakat,” harap Yuni. Meski dibangun tanpa bantuan pemkab dan Kementerian, Sendang Kun Gerit bisa berkembang dengan potensi yang ada. “Ini salah satu bukti. Sendang Kun Gerit dibangun tanpa bantuan kementerian atau pemerintah, ternyata bisa dan ini luar biasa,” ungkap bupati. Yuni berharap Sendang Kun Gerit dikelola dengan penuh komitmen, tanggung jawab, dan semaksimal mungkin. “Pendapatannya sebulan sampai Rp200 juta. Sendang ini wajib dipromosikan jadi tempat wisata dan wajib dikunjungi bagi tamu-tamu yang ke Sragen. Promosikan lewat media sosial. Dengan bupati hadir di sini, insyaallah besok-besok lebih ramai lagi. Syaratnya harus dikelola secara profesional, karena urusannya dengan uang,” pesannya.

Jadi Langganan Bunuh Diri, Jembatan Sapen Akan Dipasangi Ayat-ayat Alquran

Jadi Langganan Bunuh Diri, Jembatan Sapen Akan Dipasangi Ayat-ayat Alquran

SRAGEN – Seakan sebagai langganan untuk mengakhiri hidup hingga percobaan bunuh diri, Jembatan Sapen Sragen akan dipasangi tulisan ayat-ayat Alquran agar pelaku membatalkan niatnya untuk mengakhiri hidup. Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati mentakan, agar kejadian warga melompat dari Jembatan Sapen tak terulang, selain pasang tulisan ayat-ayat Alquran, pihaknya juga akan memasang tulisan yang dapat membangkitkan semangat. Selain itu Bupati Yuni juga menghimbau kepada warga Sragen, terutama ketua RT agar lebih memperhatikan warganya sekiranya mengalami permasalahan. “Saya imbau setiap warga untuk lebih memperhatikan warga yang sekiranya bermasalah, terutama Ketua RT,” ujarnya, dikutip dari iNews Jateng, Selasa (16/8/2022). Bupati Yuni mengungkapkan, sebelumnya pihaknya sempat menganggarkan pemasangan jaring pengaman secara permanen di jembatan Sapen, namun hingga sekarang belum bisa terealisasi. “Sebenarnya dulu pernah dianggarkan untuk jaring pengaman, tapi ini sudah kembali tidak dianggarkan (RAPBD tahun 2023),” ujarnya. Perlu diketahui, beberapa waktu lalu seorang warga nekat terjun ke Sungai Bengawan Solo dari jembatan Sapen. Warga itu diketahui bernama Sastro Utomo Sugiman (53) asal Desa Kebonromo, Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen. Dia melompat dari jembatan Sapen pada Minggu (14/8/2022). Hingga Senin (15/8) masih dalam pencarian tim SAR gabungan. Berdasarkan informasi, Sastro diduga hendak membuang pusakanya yang mengamuk dan dia tiba-tiba melompat ke Sungai Bengawan Solo. Foto: iNews Jateng/Joko Piroso

Sragen Raih Predikat Kota Layak Anak Tingkat Nindya Tahun 2022

Sragen Raih Predikat Kota Layak Anak Tingkat Nindya Tahun 2022

Perundungan dan kekerasan terhadap anak adalah kasus yang kerap menghiasi telinga kita akhir-akhir ini. Permasalahan ini perlu menjadi perhatian seluruh pihak. Salah satunya adalah komitmen pemerintah daerah untuk memastikan anak-anak mendapatkan kenyamanan, dan dapat melakukan aktivitas dengan menyenangkan. Untuk itulah pemerintah senantiasa mendorong kota-kota di Indonesia menjadi Kota Layak Anak (KLA). Untuk menjadi KLA, suatu kota harus mampu merencanakan, menetapkan, serta menjalankan seluruh program pembangunannya dengan berorientasi pada hak dan kewajiban anak. Hal ini dimaksudkan agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Di Jawa Tengah, baru-baru ini Pemerintah Kabupaten Sragen meraih predikat Kabupaten Layak Anak tingkat Nindya tahun 2022. Penghargaan yang diberikan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) RI ini langsung diterima Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, pada (22/7/2022) lalu di Bogor. KLA tingkat Nindya ini baru diraih setelah lima tahun berturut-turut Sragen memperoleh penghargaan KLA tingkat Pratama. Ketua Gugus Tugas KLA, Aris Tri Hartanto mengatakan, sejak 2008 lalu Pemkab Sragen menginisiasi KLA ini secara mandiri. Baru pada 2009 Kabupaten Sragen mendapatkan KLA predikat Pratama untuk pertama kalinya. Pada 2012, 2013, 2018 dan 2019 Pemkab Sragen tetap bertahan di predikat Pratama. Baru 2021 penghargaan KLA predikat Madya dan pada 2022 ditingkat Nindya. Ia mengungkapkan Pemkab Sragen menjadi salah satu dari 66 Kabupaten/Kota se Indonesia penerima KLA tingkat Nindya. Sementara tingkat Pratama ada 122 Kabupaten/kota, Madya 117 dan delapan Kabupaten/Kota di predikat Utama. Ia menyatakan penghargaan ini bukan tujuan akhir, perlu bahu membahu dan kolaborasi berbagai pihak untuk memberikan perlindungan anak dan pemenuhan hak anak, tambahnya. Sementara itu, Bupati Yuni pada mengucapkan terima kasih pada semua yang telah terlibat dalam penghargaan KLA ini. Yuni menyebut untuk memperoleh KLA predikat Utama sangatlah sulit terlihat hanya ada delapan kota/Kabupaten yang memperolehnya tahun ini.