Jowonews

Fenomena La Nina Untungkan Petani Banyumas

PURWOKERTO, Jowonews- Fenomena La Nina yang selama ini dianggap merugikan justru menguntungkan para petani di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. “Kalau di Banyumas, La Nina ini adalah suatu keberuntungan karena waktu tanamnya bisa lebih awal,” kata kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyumas Widarso. di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu (4/11) Ia mengharapkan kondisi tersebut berdampak pada penambahan luas tanam padi secara signifikan seperti yang terjadi pada 2010. Dalam hal ini, kata dia, pada 2010 ada area persawahan yang bisa tanam padi sebanyak tiga kali selama satu tahun sehingga produktivitasnya meningkat hingga 300 persen. “Namun untuk komoditas hortikultura terutama durian kelihatannya ada kemunduran karena intensitas hujannya tinggi, sehingga kemungkinan produksinya menurun,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Terkait dengan banjir yang melanda Kecamatan Kemranjen dan sekitarnya yang terjadi sejak pekan terakhir bulan Oktober, Widarso mengatakan hal itu merupakan kejadian rutin di wilayah tersebut. Selain itu, kata dia, area persawahan yang terendam banjir di wilayah tersebut belum ada tanamannya karena baru persiapan tanam dan luasannya sekitar 200 hektare. Oleh karena itu, lanjut dia, masa tanam pada area persawahan yang terendam banjir tersebut diperkirakan mundur sekitar dua minggu. “Akan tetapi jika dibandingkan dengan masa tanam sebelumnya, masa tanam kali ini di wilayah tersebut justru maju karena sebelumnya berlangsung pada bulan Januari,” katanya. Terkait dengan hal itu, dia mengharapkan luasan tanam padi pada bulan November bisa mencapai lebin dari 10.000 hektare. “Sementara berdasarkan data kami, luas tanam pada musim tanam pertama tahun 2020-2021 hingga saat ini sudah mencapai kisaran 5.000 hektare,” katanya.

Mitigasi & Siaga Fenomena La Nina

SEMARANG, Jowonews- Persoalan kebencanaan menjadi topik utama dalam acara Dialog bersama Parlemen Jateng (Prime Topic) dengan tema ‘Mitigasi & Siaga Fenomena La Nina’, Senin (19/10). Tema itu diangkat mengingat saat ini hampir seluruh wilayah Jateng sudah memasuki musim penghujan. Pada kesempatan itu, Ketua Komisi E DPRD Provinsi Jateng Abdul Hamid mengatakan semua pihak harus bisa memperhatikan persoalan kebencanaan di musim penghujan ini. Karena, banyak daerah di Jateng yang sering mengalami dampaknya seperti banjir, rob, dan tanah longsor. “Harapannya, pihak-pihak terkait seperti BPBD dan BMKG selalu update informasi soal kebencanaan. Hal itu dapat dilakukan di medsos,” kata Politikus PKB itu. Sementara, Safrudin selaku Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Provinsi Jateng yang diwakili Kasi Kesiapsiagaan Adi Widagdo mengatakan pihaknya sudah melakukan kesiapan. Salah satunya memberikan edukasi kepada masyarakat. “Memasuki musim penghujan ini, sudah ada beberapa laporan dari masyarakat tapi belum kategori bencana seperti pohon tumbang dan air meluap. Oleh karena itu, mumpung belum terlambat, mari kita siap siaga menghadapinya,” kata Adi. Erni Suharini, Dosen Geografi FIS Unnes, menambahkan sudah seharusnya pendidikan mengenai kebencanaan diberikan kepada peserta didik. Bahkan, pendidikan itu sudah layak diberikan sejak anak menjalani pendidikan anak usia dini. “Kami berupaya mengedukasi masyarakat.Untuk pendidikan ke masyarakat, sejak tingkat Paud sudah harus diberikan sehingga lebih meningkatkan partisipasi dalam hal kebencanaan. Pendidikan itu tidak hanya ditujukan bagi masyarakat terdampak bencana tapi seluruh masyarakat,” saran Erni.