Jowonews

Natal dan Tahun Baru, Italia Lockdown

ROMA, Jowonews- Italia akan memberlakukan karantina wilayah (lockdown) di seluruh bagian negara pada sebagian besar masa liburan Natal dan Tahun Baru. Hal tersebut disampaikan erdana Menteri Giuseppe Conte pada Jumat (18/12), bersamaan dengan upaya pemerintah  mencegah lonjakan baru  kasus virus corona. Pengumuman itu mengakhiri hari-hari penuh keraguan dan perselisihan di dalam koalisi. Yakni antara pihak yang menginginkan penutupan total dan mereka yang mendesak tindakan yang lebih terbatas untuk membantu usaha-usaha yang kesulitan dan untuk memungkinkan beberapa reuni keluarga. “Situasinya sulit di seluruh Eropa. Virus terus beredar di mana-mana,” kata Conte kepada wartawan, sebagaimana dilansie Antara dari Reuters. “Para pakar kami sangat khawatir akan ada lonjakan kasus selama Natal. Karena itu kami harus bertindak. Tetapi saya dapat meyakinkan Anda bahwa ini bukanlah keputusan yang mudah.”  Di bawah aturan baru, toko-toko non-esensial akan ditutup pada 24 hingga 27 Desember, 31 Desember hingga 3 Januari, dan 5-6 Januari. Pada hari-hari tersebut, masyarakat Italia hanya diperbolehkan bepergian dengan alasan pekerjaan, kesehatan, atau darurat. Namun, kunjungan terbatas akan diizinkan, misalnya untuk menengok orang tua lanjut usia yang tinggal sendirian. Conte mengatakan polisi tidak akan dikirim ke rumah warga untuk memastikan penaatan peraturan, namun dia meminta orang Italia untuk menjalankan tanggung jawab. Toko-toko akan dapat buka antara 28-30 Desember dan pada 4 Januari, dan orang-orang akan bebas meninggalkan rumah mereka pada waktu tersebut. Namun, selama masa liburan, semua bar dan restoran harus tetap tutup. Conte menjanjikan kompensasi sebesar 645 juta euro (sekitar 11,17 triliun rupiah) untuk membantu sektor perhotelan yang telah dilanda krisis kesehatan selama 10 bulan. Italia adalah negara Barat pertama yang terkena virus paling parah pada Februari dan hingga Jumat, 67.894 orang telah meninggal akibat penyakit tersebut, jumlah korban tertinggi yang tercatat di Eropa. Setelah jeda musim panas, infeksi melonjak di bulan Oktober, memaksa pemberlakuan pembatasan baru oleh pemerintah. Sejak saat itu, sebagian besar telah dilonggarkan. Tetapi dengan ratusan orang yang masih meninggal setiap hari, pemerintah semakin khawatir bahwa liburan Natal yang semakin dekat dapat memicu penyebaran virus yang tidak terkendali. Di bawah keputusan yang disahkan pada awal Desember, pergerakan antarwilayah dari 21 Desember hingga 6 Januari sudah dilarang dan resor ski ditutup selama periode yang sama, dengan pembatasan bagi siapa pun yang memasuki Italia.

Inggris Lockdown, Liga Premiere Tetap Digelar

JAKARTA, Jowonews- Liga Premier Inggris dipastikan akan terus berlangsung meski Inggris memberlakukan lockdown terbaru., kata Perdana Menteri Boris Johnson mengonfirmasi pada Ahad (1/11). Kasus virus corona telah meningkat dengan sangat cepat dalam di Inggris beberapa pekan terakhir. Rata-rata ada lebih dari 20.000 kasus baru perhari selama 10 hari terakhir. Merespon pertumbuhan ‘gelombang kedua’ virus tersebut, Boris Johnson mengumumkan dalam sebuah konferensi pers pada Sabtu (waktu setempat) bahwa Inggris akan memberlakukan kembali lockdown secara nasional. Hal tersebut berarti akan menutup bisnis yang dianggap tidak esensial dan membatasi pergerakan populasi dalam upaya untuk mengurangi penyebaran virus corona. Kompetisi teratas Inggris menjadi korban pandemi pada Maret lalu ketika musim 2019-20 ditangguhkan selama hampir empat bulan sebelum dilanjutkan kembali. Namun, Johnson menegaskan bahwa kompetisi musim ini tidak memiliki risiko tindakan serupa. “Saya bisa mengatakan ya untuk Liga Premier Inggris, saya pikir, bersama otoritas,” kata PM tersebut kepada wartawan saat mengumumkan aturan lockdown baru yang dikutip Goal. Pemberlakuan lockdown terbaru akan mulai dijalankan pada Kamis (waktu Inggris) sampai 2 Desember. Menteri Digital, Budaya, Media dan Olahraga, Oliver Dowden membenarkan bahwa aktivitas olahraga divisi atas tidak akan terpengaruh dengan pemberlakuan baru tersebut. “Perubahan berarti orang harus bekerja dari rumah bila memungkinkan,” jelas Dowden di Twitter. “Namun, bila tidak memungkinkan, perjalanan ke tempat kerja akan diizinkan – misalnya, ini termasuk (tetapi tidak lengkap) olahraga elite yang dimainkan secara tertutup, produksi film & TV, pekerja telekomunikasi.” Selain Liga Premier Inggris, beberapa divisi teratas Eropa telah mengambil langkah dalam menghadapi kasus yang meningkat di penjuru benua tersebut. Ligue 1 Prancis akan terus berlanjut, seperti halnya Bundesliga, meskipun otoritas sepak bola Jerman telah mengeluarkan larangan baru bagi suporter yang menghadiri pertandingan demi mengurangi risiko infeksi. Demikan lansir Antara.

Gelombang Kedua Covid-19 Hantam Eropa, Prancis dan Jerman “Lockdown”

BERLIN/PARIS, Jowonews- Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Angela Merkel, Rabu (28/10), memerintahkan karantina wilayah (lockdown) kembali diberlakukan di negara mereka. Eropa saat ini terancam dilanda gelombang besar kedua penularan virus corona sebelum musim dingin. “Saya telah memutuskan bahwa kita perlu kembali ke penguncian untuk menghentikan virus,” kata Presiden Macron. “Virus itu beredar dengan kecepatan yang bahkan tidak diantisipasi oleh perkiraan yang paling pesimistis,” ujarnya dalam pidato yang disiarkan televisi. “Seperti semua tetangga kita, kita tenggelam oleh percepatan virus yang tiba-tiba,” ia menambahkan. “Kita semua berada di posisi yang sama: dibanjiri gelombang kedua yang kita tahu akan lebih sulit, lebih mematikan daripada gelombang pertama,” kata Macron sebagaimana dilansir Antara dari Reuters. Di bawah aturan baru Prancis yang mulai berlaku pada Jumat (29/10), warga diwajibkan tinggal di rumah. Pengecualian akan diberikan bagi mereka yang perlu membeli barang-barang penting, mendapatkan layanan medis, atau berolahraga hingga satu jam sehari. Warga akan diizinkan pergi bekerja jika majikan mereka menganggap pekerjaan tidak bisa dilakukan dari rumah. Sekolah-sekolah di Prancis akan tetap buka. Seperti pada hari-hari paling kelabu selama musim semi, siapa pun di negara itu yang meninggalkan rumah harus membawa dokumen, yang menguatkan alasan seseorang untuk berada di luar rumah. Jerman Juga Lockdown Sementara itu, Jerman akan menutup semua bar, restoran, dan teater pada 2-30 November berdasarkan langkah-langkah yang disepakati antara Merkel dan para kepala pemerintah daerah. Sekolah-sekolah akan tetap buka, dan toko-toko akan diizinkan beroperasi dengan batasan ketat pada jumlah orang yang berada di dalam toko. “Kita perlu mengambil tindakan sekarang,” kata Merkel. “Sistem kesehatan kita masih dapat mengatasi tantangan itu hari ini, tetapi pada kecepatan infeksi ini sistem akan mencapai batas kemampuannya dalam beberapa minggu,” ujar kanselir. Menteri Keuangan Jerman Olaf Scholz menulis di Twitter, “November akan menjadi bukti. Peningkatan jumlah infeksi memaksa kita untuk mengambil tindakan pencegahan yang keras untuk mematahkan gelombang kedua.” Prancis setiap hari telah dilanda lonjakan sebanyak 36.000 kasus baru Covid-19. Jerman, yang tidak terlalu terpukul dibandingkan sejumlah negara tetangganya di Eropa awal tahun ini, mengalami peningkatan kasus secara berlipat. “Kalau kita menunggu sampai unit perawatan intensif penuh, itu akan terlambat,” kata Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn. Jerman sudah mulai menerima pasien-pasien dari Belanda, negara tetangga yang kapasitas rumah sakitnya sudah mencapai batas. Wakil Perdana Menteri Rusia Tatiana Golikova mengatakan pada Rabu bahwa ketersediaan ranjang-ranjang rumah sakit sudah terisi 90 persen di 16 wilayah negara itu. Beberapa pejabat telah memperingatkan bahwa bahkan sistem kesehatan yang dilengkapi dengan baik, seperti yang ada di Prancis dan Swiss, dapat mencapai titik puncak dalam beberapa hari. Sementara itu, harapan bahwa pengobatan baru dapat mengekang penyebaran virus corona terhambat ketika kepala satuan tugas pengadaan vaksin Inggris mengatakan bahwa vaksin yang sepenuhnya efektif mungkin tidak akan pernah dikembangkan dan versi-versi awal kemungkinan besar tidak sempurna. Menurut angka terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia pada Selasa (27/10), Eropa melaporkan 1,3 juta kasus baru dalam tujuh hari terakhir. Jumlah tersebut hampir setengah dari sekitar 2,9 juta yang dilaporkan di seluruh dunia. Eropa dalam sepekan terakhir mencatat lebih dari 11.700 kematian, yang merupakan lonjakan sebesar 37 persen dari minggu sebelumnya. Sejauh ini di seluruh dunia, kasus Covid-19 tercatat lebih dari 42 juta dan sedikitnya 1,1 juta orang meninggal akibat penyakit virus tersebut, yang pertama kali dilaporkan muncul di Kota Wuhan, China, pada akhir tahun lalu. Pemerintah di seluruh Eropa telah mendapat kecaman karena kurangnya koordinasi. Mereka dianggap gagal menggunakan jeda kasus selama musim panas untuk meningkatkan penanganan, sehingga membuat rumah-rumah sakit tidak siap. Di Amerika Serikat, gelombang baru infeksi telah mencatat serangkaian rekor, enam hari menjelang pemilihan presiden. Presiden Donald Trump telah meremehkan virus corona dan tidak menunjukkan tanda-tanda akan membatalkan kampanye. Para pendukungnya sering menolak menggunakan masker atau menjaga jarak yang aman saat menghadiri kampanye.

Pegawai Meninggal Terkena Covid-19, FH Undip Di-lockdown

SEMARANG, Jowonews- Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (FH Undip) lockdwon selama dua pekan ke depan. Tindakan ini diambil setelah seorang pegawai di fakultas tersebut meninggal dunia dengan status positif Covid-19. Para dosen dan tenaga kependidikan FH Undip Semarang diminta untuk bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH) Rektor Undip Semarang Yos Johan Utama dalam silaturahmi virtual dengan jurnalis di Semarang, Kamis, membenarkan, instruksi yang disampaikan melalui surat edaran Dekan Fakultas Hukum tersebut. “Kami mengutamakan pencegahan. Maka istilahnya lockdown atau WFH bagi yang pernah berinteraksi dengan almarhum,” katanya. Salah seorang pegawai Fakultas Hukum Undip Semarang yang dilaporkan meninggal dunia pada 26 Juli 2020 itu, kata dia, merupakan staf administrasi. Namun, Yos tidak menjelaskan secara detil identitas almarhum. Pelaksanaan bekerja dari rumah untuk pegawai Fakultas Hukum sendiri berlangsung selama 14 hari, mulai 30 Juli hingga 13 Agustus 2020. Meski para pegawai diminta bekerja dari rumah, rektor memastikan pelayanan primer di fakultas tersebut tetap berjalan.

Jokowi: Kita Beruntung Sejak Awal Pilih PSBB Bukan Lockdown

JAKARTA, Jowonews.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa Indonesia beruntung sejak awal memilih untuk melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), bukan karantina wilayah (lockdown) dalam mengatasi pandemi COVID-19. “Kita beruntung sejak awal memilih kebijakan PSBB bukan ‘lockdown’ atau karantina wilayah,” kata Presiden Jokowi, di Istana Merdeka, Jakarta, dalam video yang diunggah Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden pada Kamis. Sudah ada 4 provinsi dan 22 kabupaten/kota yang telah menerapkan PSBB untuk mencegah penyebaran COVID-19 hingga saat ini. “Kita berusaha keras dan berharap puncak pandemi COVID-19 ini segera menurun, namun demikian beberapa ahli mengatakan ketika kasusnya sudah turun tidak berarti langsung landai atau langsung nol, ada kemungkinan masih bisa naik lagi atau turun lagi, naik sedikit lagi, turun lagi dan seterusnya,” ungkap Presiden Jokowi. Artinya, menurut Presiden Jokowi, sampai ditemukan vaksin yang efektif, masyarakat harus hidup berdamai dengan COVID-19 untuk beberapa waktu ke depan. “PSBB adalah pembatasan kegiatan di tempat umum atau di fasilitas umum dalam bentuk pembatasan jumlah orang dan pengaturan jarak antar-orang, artinya dengan PSBB masyarakat masih bisa beraktivitas, tetapi memang dibatasi dan masyarakat juga harus sadar membatasi diri, tidak boleh berkumpul dalam skala besar,” kata Presiden. Presiden menilai di sejumlah tempat sudah ada pengurangan aktivitas, namun di tempat lain masyarakat masih berkerumun dan bahkan tidak menerapkan protokol kesehatan. “Saya melihat di beberapa daerah dari informasi yang saya terima, jalannya sepi, tetapi di kampungnya masih berkerumun ramai, di kampungnya masih banyak yang bergerombol ramai. Padahal interaksi fisik itu harus dikurangi, harus jaga jarak, harus bermasker, harus sering cuci tangan sehabis kegiatan,” ujar Presiden. Presiden pun mengajak masyarakat kembali berdisiplin untuk mematuhi protokol kesehatan. “Upaya ini harus dilakukan untuk menghambat penyebaran COVID-19. Tapi kita juga ingin agar roda perekonomian tetap berjalan, masyarakat masih bisa beraktivitas secara terbatas, tetapi harus disiplin dalam mematuhi protokol kesehatan,” kata Presiden. Menurut Presiden, masyarakat sendiri yang harus punya kesadaran untuk disiplin mengenakan masker dan tidak bergerombol. “Bukan hanya aparat yang menyuruh untuk disiplin, tapi mengajak masyarakat untuk selalu sadar mendisiplinkan diri. Saya masih sering menjumpai masyarakat yang tidak bermasker, nah ini tolong semuanya kita bermasker, masih bergerombol, hindari itu,” kata Presiden pula. Presiden Jokowi juga meyakini bahwa aktivitas secara terbatas dapat dilakukan, asalkan tetap menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. “Sekali lagi ingin saya tegaskan, yang utama adalah ikuti disiplin protokol kesehatan. Silakan beraktivitas secara terbatas, tetapi sekali lagi ikuti protokol kesehatan secara ketat. Semua ini membutuhkan kedisiplinan kita semuanya, kedisiplinan warga serta peran aparat yang bekerja secara tepat dan terukur,” ujar Presiden. Sejumlah daerah yang sudah menerapkan PSBB adalah Provinsi DKI Jakarta, Sumatera Barat, Provinsi Jawa Barat, Kota Banjarmasin, Tarakan, Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, Kabupaten Sumedang, Kota Depok, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kota Tegal, Makassar, Tangerang, Tangerang Selatan, Pekanbaru, Kota Surabaya, Kabupaten Gresik, dan Kabupaten Sidoarjo. (jwn5/ant)