Jowonews

Jateng Akan Tindak Tegas Jajaran yang Korupsi Saat Pandemi

SEMARANG, Jowonews.com – Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo siap menindak tegas jajarannya yang terbukti melakukan tindak pidana korupsi saat terjadi pandemi COVID-19. “Langsung saya pecat dan saya antar ke KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi),” katanya, di Semarang, Senin. Secara tegas, Ganjar melarang jajarannya memanfaatkan pandemi COVID-19 dengan mencari kesempatan untuk memperkaya diri sendiri. “Tidak boleh hari ini ada pemimpin yang mikir duit, apalagi mikir korupsi dan ‘dodolan’, meski semuanya serba dilonggarkan, jangan sampai kita mengambil kesempatan dalam kesempitan,” ujarnya pula. Orang nomor satu di Jateng itu menegaskan bahwa dirinya sangat serius terkait pencegahan tindak pidana korupsi di lingkungan Pemprov Jateng, bahkan sudah mengingatkan jajarannya agar selalu menjaga integritas dalam penanganan COVID-19. “Saya kenceng betul soal ini dan saya sudah ingatkan minimal yang ada di Jawa Tengah, kalau ada di antara ‘panjenengan’ yang korupsi pengadaan, ‘ngemplang’, ‘njupuk’ duit, dan sebagainya, saya pecat,” katanya lagi. Ganjar juga meminta seluruh pemimpin daerah di Jateng mendukung upaya pencegahan tindak pidana korupsi, meski kondisi darurat dan banyak kelonggaran, tapi semua harus dilakukan dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai aturan yang ada. Apalagi, lanjut dia, sebagai pemimpin harus bertanggung jawab kepada masyarakat terhadap amanah yang diemban. “Ujian paling besar para pemimpin saat ini adalah bertanggung jawab pada masyarakat. Ibarat sandal, maka kalau sandal ini diinjak, pemimpin itu ada di bawah sandal ini. Hari ini mereka harus rela mendengar aspirasi dari masyarakat yang paling bawah,” ujarnya. Ganjar menyebut negara sudah berupaya serius dalam menangani wabah COVID-19, namun masih ada hal-hal yang perlu diperbaiki agar semakin siap menghadapi kejadian luar biasa seperti saat ini. “Kalau ada kurang-kurang sekarang, itu salah dan tanggung jawab saya dan semua pemimpin di negeri ini, siapa pun dia, ke depan kita harus belajar dari pengalaman ini agar lebih siap,” kata Ganjar lagi. (jwn5/ant)

Meski Ada Pandemi, Presiden Perintahkan Agenda Strategis Tak Boleh Berhenti

JAKARTA, Jowonews.com – Presiden RI Joko Widodo menegaskan pelaksanaan sejumlah agenda-agenda strategis tidak boleh terhenti meski Indonesia dilanda pandemi COVID-19. “Pagi hari ini kita akan evaluasi proyek strategis nasional untuk pemulihan ekonomi kita karena dampak COVID-19,” kata Presiden Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Jumat. Ia melanjutkn, “Walaupun saat ini kita sedang menghadapi pandemi. agenda-agenda strategis yang sangat penting bagi bangsa dan negara kita yang jadi prioritas bagi kepentingan nasional tidak boleh berhenti dan tetap harus kita lanjutkan.” Presiden Joko Widodo menyampaikan hal tersebut dalam rapat terbatas dengan tema “Rapat Terbatas Evaluasi PSN untuk Pemulihan Ekonomi Nasional dampak COVID-19” yang diikuti Wakil Presiden Ma’ruf Amin dan para menteri Kabinet Indonesia Maju. “Agenda-agenda strategis tidak hanya di bidang ekonomi, tetapi juga bidang-bidang mendasar lainnya yang penting bagi kehidupan rakyat kita, yaitu yang berkaitan dengan pendidikan, yang berkaitan dengan peningkatan kualitas SDM, dan juga bidang kesehatan,” ungkap Presiden. Presiden pun menyebutkan sejumlah agenda yang harus tetap berjalan meski pemerintah saat ini juga sedang mencoba menahan laju penyebaran COVID-19. “Misalnya, di bidang kesehatan, kita memiliki agenda besar, yaitu menurunkan stunting, pemberantasan TBC, malaria, demam berdarah, HIV/AIDS, dan juga berkaitan dengan gerakan hidup sehat yang ini harus terus kita kerjakan,” ucap Presiden. Pemerintah harus fokus menangani dan mengendalikan COVID. Akan tetapi, kata Presiden, agenda-agenda strategis yang berdampak besar bagi kehidupan rakyat juga tidak boleh dilupakan. Presiden juga mencatat sejumlah proyek strategis nasional yang sangat penting bagi pemerataan dan penguatan ekonomi rakyat. Misalnya, program sertifikasi tanah untuk rakyat, legalisasi lahan transmigrasi, reformasi agraria, perhutanan sosial, serta peremajaan perkebunan rakyat. “Saya ingin pastikan program-program prioritas ini tetap berjalan tetapi tetap mengikuti protokol kesehatan secara ketat,” kata Presiden menegaskan. Presiden Jokowi meminta para menterinya dapat menyelesaikan berbagai hambatan pelaksanaan program tersebut, khususnya terkait pembebasan lahan. Data terakhir Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat setidaknya 88 dari 223 proyek yang selesai dikerjakan di akhir 2019. Secara nilai, proyek yang selesai mencapai Rp421,1 triliun atau 10,06 persen dari total Rp4.183 triliun. Adapun perinciannya, sebanyak 20 proyek selesai pada tahun 2016; 10 proyek pada tahun 2017; 32 proyek pada tahun 2018; dan 26 proyek pada tahun 2019. Pemerintah menargetkan proyek yang selesai pada tahun ini setidaknya bisa mencapai 144 dari 223 proyek. Secara nilai mencapai Rp815,2 triliun atau 19,48 persen dari total. (jwn5/ant)

Meski Pandemi, Ganjar Perintahkan Puskesmas Tetap Layani Imunisasi

SEMARANG, Jowonews.com – Gubernur Ganjar Pranowo meminta seluruh puskesmas di Provinsi Jawa Tengah tetap memberikan pelayanan imunisasi ibu hamil dan balita saat pandemi COVID-19. “Saya minta semua puskesmas melayani imunisasi, kalau ada ibu hamil atau balita datang harus dilayani dengan baik. Jangan sampai terjadi degenerasi karena pandemi, jangan sampai itu,” katanya saat berkunjung ke Puskesmas Gayamsari, Kota Semarang, Jumat. Hal tersebut disampaikan Ganjar menanggapi banyaknya keluhan masyarakat terkait dengan pelayanan imunisasi. Orang nomor satu di Jateng itu juga meminta pihak puskesmas gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat lewat kader-kader posyandu. “Tolong digiatkan ya, jangan sampai karena pandemi, orang lupa imunisasi,” ujarnya. Kepala Puskesmas Gayamsari Sri Ani Handayani mengatakan bahwa program imunisasi tetap dijalankan selama masa pandemi, namun pelayanan imunisasi terjadwal dan dipisah dengan pelayanan umum. “Jadi kami pakai pendaftaran ‘online’, nanti langsung dijadwalkan. Biasanya imunisasi kami lakukan terpisah harinya dengan pelayanan umum agar semuanya terjaga,” katanya. Ia menyebut program imunisasi tetap berjalan normal, meski ada pandemi COVID-19, namun program imunisasi tetap dilaksanakan. “Selama ini masih berjalan, jadi tidak terganggu meskipun ada wabah COVID ini,” ujarnya. Sebelumnya, Ganjar melalui akun Youtube-nya mengunggah video berjudul “Jangan Tunda Imunisasi Anak Karena Corona” itu, dimana terdapat sejumlah warga mengaku kesulitan melakukan imunisasi. (jwn5/ant)

Belajar Agama di Ramadhan di Tengah Pandemi, Bisa Lewat Platform Online

JAKARTA, Jowonews.com – Kegiatan belajar agama selama Ramadhan bisa terus dilakukan meski kondisi tak memungkinkan masyarakat untuk keluar rumah dengan memanfaatkan platform online. Masyarakat kini bisa belajar agama dan mengaji dengan para ustaz dan ulama lewat platform Awadah Dakwah yang bisa diakses lewat aplikasi Cakap. “Kami buat inisiatif platform yang bisa fasilitasi orang yang ingin belajar agama. Bedanya sama platform lain, ini kayak ngaji benaran, bisa bertemu (interaksi) langsung sama ustaz, ulama dan bertanya kepada mereka,” kata Yenny Wahid, penggagas Awadah Dakwah, dalam konferensi pers daring, Kamis. Awadah Dakwah didukung oleh edutech Cakap dan WIR Group. Peluncuran Awadah Dakwah ditandai oleh penandatanganan kesepakatan kerjasama antara Awadah Group yang diwakili oleh Yenny Wahid sebagai inisiator, Co-Founder dan CEO Cakap Tommy Yunus, serta WIR Group yang diwakili Co-Founder dan CEO Michael Budi. Ada banyak ulama dan ustaz yang akan jadi berbagi ilmu seputar agama selama 30 hari berturut-turut di aplikasi Cakap dalam program “Awadah Dakwah Festival 2020”. Awadah Dakwah telah dapat diakses melalui aplikasi Cakap dan tersedia secara gratis bagi para pengguna Cakap yang kini telah mencapai 400.000 orang. Beberapa pendakwah yang mengisi sesi dakwah melalui platform Awadah Dakwah adalah Habib Ali Bahar, DR KH Lukman Hakim, KH Syarif Rahmat, KH Fathir Hambali, Gus Yusron, KH Syaifullah Amin, ustaz Masrukhin dan ustaz Romdhoni. Menurut Yenny, para pemateri mewakili semua kalangan umat Islam di Indonesia yang mainstream. Bahan kajiannya bervariasi, mulai dari masalah ibadah hingga motivasi. Pengguna juga bisa memberikan saran mengenai topik apa yang ingin dibahas. Pengguna bisa bertanya langsung melalui fitur chat yang tersedia di aplikasi. Nantinya akan ada pula fitur infak untuk pengguna yang ingin menyalurkan donasi. “Teknologi ini kami harap bisa memudahkan ajang berbagi ilmu pengetahuan,” ujar Tommy. Setiap hari ada dua kajian yang bisa disimak setiap pukul 16.00 WIB dan 21.00 WIB. (jwn5/ant)

WHO: COVID-19 Merupakan Pandemi yang Dapat Dikendalikan

JAKARTA, Jowonews.com – Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pandemi virus corona atau COVID-19 merupakan pandemi yang dapat dikendalikan dengan melakukan langkah-langkah pengendalian yang cepat dan tepat. “Ini adalah pandemi yang dapat dikendalikan. Negara-negara yang memutuskan untuk menyerah pada langkah-langkah kesehatan masyarakat yang mendasar dapat berakhir dengan masalah yang lebih besar, dan beban yang lebih berat pada sistem kesehatan yang membutuhkan langkah-langkah yang lebih berat untuk dikendalikan,” kata Tedros dalam keterangannya dikutip dari laman resmi WHO di Jakarta, Jumat. Tedros mengatakan WHO mendesak seluruh negara untuk mengambil langkah pendekatan secara komprehensif yang disesuaikan dengan keadaan masing-masing tiap negara, dengan pengendalian sebagai pilar utama. WHO menjelaskan alasannya menetapkan penyebaran virus COVID-19 sebagai pandemi ialah dikarenakan penularan virus dalam skala yang besar dan cepat. Selain itu, alasan keduanya karena WHO menilai beberapa negara tidak memiliki komitmen politik yang diperlukan untuk mengontrol penyebaran virus dalam menanggapi ancaman ini. Tedros mendorong seluruh negara untuk melipatgandakan upaya-upaya dalam penanganan COVID-19 dalam situasi pandemi seperti sekarang ini. “Biar saya perjelas, menggambarkan situasi ini sebagai pandemi tidak berarti bahwa negara-negara harus menyerah. Gagasan bahwa negara-negara harus beralih dari penahanan ke mitigasi adalah salah dan berbahaya. Sebaliknya, kita harus melipatgandakannya,” kata dia. Dia menerangkan setiap negara harus mencapai keseimbangan antara melindungi kesehatan, mencegah gangguan ekonomi dan sosial, dan menghormati hak asasi manusia. Bagi negara-negara yang belum terdapat kasus COVID-19, dia meminta agar bersiap-siap dalam segala sesuatu. Tedros menyebut per hari kemarin masih ada 77 negara dan wilayah yang tidak terinfeksi, dan 55 negara dan wilayah yang baru melaporkan 10 kasus atau kurang. Dia meminta agar negara tersebut mempertahankan kondisi itu dan menyiapkan SDM dan berbagai fasilitas kesehatan. Yang kedua, Tedros meminta setiap negara untuk mendeteksi, mencegah, dan mengobati kasus. WHO menegaskan untuk penguatan pengawasan agar dapat menemukan kasus, mengisolasi, memeriksa dan merawat setiap kasus, dan memutus rantai penularan. Ketiga, WHO menginstruksikan agar negara-negara berupaya mengurangi terjadinya penularan. “Itu berarti menemukan dan mengisolasi sebanyak mungkin kasus, dan mengkarantina kontak terdekat mereka. Bahkan jika Anda tidak dapat menghentikan penularan, Anda dapat memperlambatnya dan melindungi fasilitas kesehatan, panti jompo, dan area vital lainnya, tetapi hanya jika Anda menguji semua kasus yang dicurigai,” kata dia. Yang keempat adalah berinovasi dan berimprovisasi. Dia menjelaskan bahwa virus bernama resmi SARS CoV 2 ini merupakan virus baru dengan kondisi yang baru. Dia meminta agar seluruh negara mempelajari virus ini, dan menemukan cara baru untuk mencegah infeksi, menyelamatkan nyawa, dan meminimalkan dampak. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto sekaligus Juru Bicara Pemerintah soal Penanganan COVID-19 menyatakan hingga saat ini terdapat 34 kasus positif COVID-19 di Indonesia. Sebanyak tiga orang pasien telah dinyatakan sembuh dan satu orang warga negara asing yang terinfeksi virus tersebut meninggal dunia karena memiliki penyakit penyerta. (jwn5/ant)

WHO Resmi Nyatakan Virus Corona Sebagai Pandemi

JENEWA, Jowonews.com – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Rabu (11/3), menyatakan virus corona baru sebagai pandemi,  yang berarti wabah itu menyebar luas ke seluruh dunia.  Badan PBB itu menambahkan bahwa Italia dan Iran kini berada di garis depan penyakit tersebut, dan sejumlah negara lainnya akan menyusul. “Kami sangat khawatir baik dengan tingkat penyebaran dan keparahan maupun tingkat kelambanan untuk menangani virus corona. Dengan demikian kami menilai bahwa COVID-19 dapat diketegorikan sebagai pandemik,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus saat konferensi pers, Rabu. Ia mendesak masyarakat dunia agar menggandakan upaya untuk membendung wabah tersebut. Langkah agresif, katanya, masih mampu berperan besar dalam membatasi pandemi.  Kepala program kedaruratan WHO, Mike Ryan, menyebutkan situasi di Iran “sangat serius” dan badan tersebut ingin melihat pengawasan yang lebih serta pengobatan ekstra bagi mereka yang terdampak. Virus corona, yang pertama kali muncul di China pada Desember, meluas ke seluruh dunia hingga menghentikan kegiatan industri, menunda penerbangan di berbagai negara, menutup sekolah serta memaksa penundaan pertandingan olahraga serta sejumlah konser musik. WHO menyatakan darurat kesehatan masyarakat, yang menjadi kekhawatiran internasional, sebagai “tingkat peringatan tertinggi” pada 30 Januari ketika terdapat kurang dari 100 kasus COVID-19 di luar China dan delapan kasus penularan antarmanusia. Kini virus tersebut telah menginfeksi 118.000 orang di 114 negara dan telah menelan 4.291 korban jiwa, dengan perkiraan jumlah tersebut akan terus meningkat, kata Tedros. WHO tak lagi memiliki kategori untuk menyatakan pandemi, kecuali influenza. (jwn5/ant)