Jowonews

Pascanormal Baru, Pengunjung Pasar Gede Meningkat

SOLO, Jowonews.com – Jumlah pengunjung di Pasar Gede Solo meningkat pascanormal baru yang diberlakukan oleh pemerintah dalam menghadapi pandemi COVID-19. “Memang saat KLB (kejadian luar biasa) ada penurunan angka kunjungan sampai 50 persen dibandingkan hari normal (sebelum KLB),” kata Lurah Pasar Gede Agus Suharto di Solo, Kamis. Ia mengatakan pada hari normal jumlah pengunjung yang datang ke Pasar Gede sekitar 3.000 orang/hari dan semenjak diberlakukannya KLB turun menjadi sekitar 1.500-2.000 orang/hari. Meski demikian, dikatakannya, angka tersebut saat ini secara bertahap mulai meningkat. “Saat ini kalau dibandingkan saat normal ya sudah mencapai 75 persen angka kunjungannya, karena memang kunjungan dari wisatawan belum banyak,” katanya. Untuk tingkat kepadatan pengunjung, dikatakannya, masih terjadi di jam-jam tertentu, yaitu pada pagi hari dan siang menjelang sore. “Yang banyak pas grosir malam. Yang pagi dan siang kalangan menengah ke atas,” katanya. Sementara itu, hingga saat ini pihaknya terus aktif mengimbau pedagang maupun pembeli untuk mengikuti aturan sesuai protokol kesehatan. “Protokol kesehatan sejak awal KLB sudah ada, mulai dari cuci tangan, imbauan menggunakan masker hingga jaga jarak. Ketika kami menghadapi normal baru, pedagang sudah tahu. Jika tidak menaati protokol kesehatan mereka tahu (sanksi tidak boleh berjualan selama beberapa hari),” katanya. Ia mengatakan sejauh ini para pedagang cukup disiplin dalam menjalankan aturan tersebut. Meski demikian, pihaknya justru mengkhawatirkan ketidakdisiplinan berasal dari pengunjung. “Termasuk jaga jarak antara pembeli dengan pembeli yang kami khawatirkan, yang potensi berdekatan biasanya di daging ayam dan sayuran. Oleh karena itu, petugas satpam aktif berkeliling,” katanya. Termasuk para pembeli yang enggan mengenakan masker, dikatakannya, petugas melakukan tindakan tegas dengan meminta yang bersangkutan langsung keluar pasar. (jwn5/ant)

Mentan Gelar Operasi Pasar di Solo Tekan Harga Bawang Putih dan Cabai

SURAKARTA, Jowonews.com – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pada Kamis pagi melepas 10 mobil berisikan bawang putih, cabai merah keriting dan cabai rawit merah dalam gelaran Operasi Pasar di Pasar Gede, Surakarta, Jawa Tengah, sebagai upaya pemerintah dalam menstabilisasi harga tiga komoditas tersebut. Dalam operasi pasar tersebut, Kementan bersama Perhimpunan Pelaku Usaha Bawang Putih dan Sayuran Indonesia (Pusbarindo) memasok bawang putih sebanyak 12 ton dengan harga Rp30 ribu per kg, 5 ton cabai rawit merah seharga Rp35.000 per kg dan 5 ton cabai merah keriting dengan harga Rp30.000 per kg. “Yang tidak boleh terjadi contohnya seperti sekarang bawang putih harganya Rp30.000 tiba-tiba naik menjadi Rp70.000 per kg. Hanya karena tadi beritanya bahwa besok tidak ada bawang putih karena ada (virus) corona,” kata Mentan Syahrul pada Operasi Pasar di Pasar Gede, Surakarta, Jawa Tengah, Kamis. Mentan menilai bahwa kenaikan harga bawang putih ini salah satunya dipicu karena kepanikan pasar di tingkat distributor akibat wacana Pemerintah yang menunda impor bawang putih dari China akibat virus Corona. Menurut dia, ada kemungkinan distributor menimbun stok yang berakibat harga bawang putih melambung tinggi hingga Rp70.000 per kilogram di tingkat konsumen. Oleh karena itu, ia meminta tidak perlu ada kepanikan, mengingat stok bawang putih saat ini mencapai 84.000-120.000 ton. Selain itu, sejumlah wilayah sudah mulai memasuki masa panen, seperti di Temanggung pada Maret mendatang. Ada pun operasi Pasar di Solo Raya ini dilakukan secara serentak di lima pasar, yakni pasar Gede, Pasar Rusukan, Pasar Ledoksari, Pasar Harjodaksino dan Pasar Gading. Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan Agung Hendriadi mengatakan Operasi Pasar khususnya untuk tiga komoditas ini telah dilakukan sejak 30 Januari lalu. Sejumlah wilayah yang sudah dilakukan operasi pasar, yakni Sumatra Barat, Jambi, dan kini di Surakarta. Bahkan, beberapa hari lalu stabilisasi harga dilakukan di 22 pasar DKI Jakarta. “Bawang putih untuk operasi pasar ada 13 ton. Sebetulnya tidak hanya untuk Surakarta, karena konsumsi 12 ton tersebut bisa untuk 4-5 hari. Oleh karena itu, operasi pasar ini peruntukannya di lima pasar Surakarta dan lainya di Yogyakarta,” kata Agung. (jwn5/ant)