Jowonews

26 Pasien di Banjarnegara Sembuh dari COVID-19

BANJARNEGARA, Jowonews.com – Bupati Banjarnegara, Jawa Tengah Budhi Sarwono menginformasikan bahwa jumlah pasien COVID-19 yang dinyatakan sembuh di wilayah setempat terus bertambah hingga mencapai 26 orang. “Secara kumulatif terdapat 39 pasien yang telah terkonfirmasi positif COVID-19. Tiga belas pasien masih dirawat di sejumlah rumah sakit dan 26 pasien telah dinyatakan sembuh,” katanya di Banjarnegara, Jumat. Dia menambahkan bahwa pada saat ini juga ada 36 orang yang sedang menunggu hasil tes SWAB. “Tiga puluh enam orang tersebut sebelumnya menjalani rapid test atau tes cepat dan hasilnya reaktif sehingga kami tindaklanjuti dengan melakukan tes SWAB namun hasilnya belum keluar apakah terkonfirmasi positif COVID-19 atau tidak,” katanya. Bupati menambahkan pihaknya akan selalu menginformasikan mengenai perkembangan kasus COVID-19 di wilayah setempat secara berkala agar masyarakat dapat mengetahui kondisi terkini. “Harapannya untuk terus meningkatkan kesadaran masyarakat terkait COVID-19 dan agar masyarakat terus menerapkan protokol kesehatan dalam menjalani kegiatan sehari-hari,” katanya. Bupati mengatakan pihaknya masih terus berupaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di wilayah itu. “Kami mengajak seluruh masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di wilayah Banjarnegara,” katanya. Bupati menambahkan warga dapat berperan aktif dengan selalu menggunakan masker bila ke luar rumah, rutin melakukan cuci tangan pakai sabun dan air mengalir, selalu menjaga jarak fisik dan yang terpenting adalah tetap diam di dalam rumah jika tidak ada keperluan mendesak. “Ikuti selalu imbauan dari pemerintah dalam rangka mencegah penyebaran COVID-19, selalu menerapkan protokol kesehatan, jangan berkerumun dan tetap berada di rumah bila tidak ada keperluan mendesak,” katanya. Bupati berharap dengan adanya dukungan dari seluruh masyarakat maka upaya pencegahan penyebaran COVID-19 di wilayah setempat dapat terus berjalan dengan baik dan optimal. Sementara itu bupati juga menambahkan bahwa pihaknya akan terus melakukan tes cepat secara massal sebagai salah satu upaya untuk memutus mata rantai COVID-19. (jwn5/ant)

42 Pasien COVID-19 di Kota Semarang Dinyatakan Sembuh

SEMARANG, Jowonews.com – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan jumlah pasien positif COVID-19 yang dinyatakan sembuh hingga Senin (20/4) sudah mencapai 42 orang. “Tren kenaikan pasien yang dinyatakan positif Corona masih terjadi. Tetapi, satu hal yang menggembirakan yakni kesembuhan pasien sudah mencapai 42 orang,” kata wali kota yang akrab disapa Hendi ini di Semarang, Senin. Secara umum, kata dia, per hari Senin ini tercatat 123 pasien positif COVID-19 yang dirawat di berbagai rumah sakit di Kota Semarang. Adapun jumlah pasein dalam pengawasan mencapai 208 orang dan orang dalam pemantauan sebanyak 604 orang. Oleh karena itu, Hendi meminta semua pihak untuk ikut berperan agar disiplin di rumah saja, menghindari kerumunan, disiplin menggunakan masker, serta selalu mengikuti protokol pencegahan COVID-19 yang sudah disiapkan Pemkot Semarang. Pada hari ini, Pemkot Semarang juga menerima bantuan 3.350 masker dan 200 paket bahan kebutuhan pokok dari berbagai pihak untuk disalurkan. Menurut Hendi, bantuan ini menjadi suntikan semangat bagi Pemkot Semarang dalam upaya serius.mencegah penyebaran Corona. “Pemerintah tidak sendiri, saya yakin semua pihak punya peran terbaiknya,” katanya. (jwn5/ant)

Pasien COVID-19 yang Sembuh di Banyumas Bertambah 5 Orang

PURWOKERTO, Jowonews.com – Jumlah pasien yang sembuh dari COVID-19 di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, bertambah menjadi lima orang, kata Bupati Banyumas Achmad Husein usai memimpin rapat penanggulangan infeksi virus corona, Senin. “Hari ini bertambah lagi satu orang yang dinyatakan sembuh dan boleh pulang, sehingga total pasien yang sudah dinyatakan sembuh sebanyak lima orang dari total pasien positif COVID-19 yang mencapai 13 orang, dua orang di antaranya meninggal dunia,” katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas. Sementara jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) di Kabupaten Banyumas, ia melanjutkan, berdasarkan data Senin (20/4) pagi secara keseluruhan mencapai 71 orang dengan perincian 45 orang sudah dinyatakan negatif sehingga boleh pulang, tujuh orang meninggal dunia, dan 26 orang masih menjalani perawatan.  “Hampir semuanya sehat, cuma ada satu orang yang memiliki penyakit pemberat, kondisinya memburuk. Tetapi yang ini belum tentu positif karena (hasil pemeriksaan) swab-nya belum keluar,” kata Bupati. Mengenai pemeriksaan menggunakan alat tes diagnostik cepat pada pasien dalam klaster Gowa, yang terdiri atas warga yang baru pulang dari acara Ijtima Ulama Dunia 2020 di Gowa, Bupati mengatakan bahwa pemeriksaan sudah dilakukan pada 320 orang yang baru pulang dari Gowa beserta keluarga mereka dan orang-orang yang pernah melakukan kontak dengan mereka. Berdasarkan hasil pemeriksaan menggunakan alat tes diagnostik cepat, menurut dia, ada 40 orang terindikasi terinfeksi virus corona dan membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut. “40 orang ini sudah kami evakuasi ke rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan klinis, kemudian (pemeriksaan) laboratorium, pemeriksaan swab yang paling penting untuk menentukan ini positif COVID-19 atau bukan,” katanya. Ia menambahkan bahwa ada dua orang yang terindikasi terinfeksi virus corona yang menjalani karantina mandiri di rumah mereka di Kelurahan Kober, Kecamatan Purwokerto Barat, dengan pengawasan dari personel Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 tingkat rukun tetangga, kelurahan, kecamatan, dan puskesmas. “Hal itu dilakukan karena salah seorang di antaranya sudah lanjut usia dan kondisinya sakit, kemudian yang satu merupakan putranya sehingga merawat yang lanjut usia itu,” katanya. Bupati mengatakan warga yang menurut hasil pemeriksaan menggunakan alat tes diagnostik cepat tidak terindikasi terserang virus corona kondisinya juga dipantau oleh petugas dan diarahkan untuk menjalani karantina mandiri di rumah. Warga yang tidak bisa menjalani karantina mandiri di rumah, ia melanjutkan, akan dievakuasi ke tempat karantina yang sudah disiapkan oleh Pemerintah Kabupaten Banyumas. Ia menambahkan orang-orang dalam klaster Gowa yang menjalani pemantauan terkait penularan COVID-19 berada di 18 desa/kelurahan di 10 kecamatan di Kabupaten Banyumas. (jwn5/ant)

Pasien di Ruang Isolasi RSUD Kudus Negatif Corona

KUDUS, Jowonews.com – Seorang warga yang dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Daerah Loekmono Hadi Kabupaten Kudus, Jawa Tengah karena mengalami gejala mirip terpapar virus corona akhirnya boleh pulang, setelah dinyatakan negatif virus corona. “Pasien dalam pengawasan tersebut mulai dirawat di ruang isolasi sejak tanggal 4 Maret 2010, sedangkan hari ini (12/3) diperkenankan pulang karena kondisinya sudah membaik,” kata Direktur RSUD Loekmono Hadi Kudus Abdul Azis Achyar saat jumpa pers dengan dihadiri Pelaksana Tugas Bupati Kudus M. Hartopo dan Kepala Dinas Kesehatan Kudus Joko Dwi Putranto di Kudus, Kamis. Ia mengungkapkan warga yang dalam pengawasan tersebut dinyatakan negatif berdasarkan hasil tes spesimen atau swap tenggorokan yang dilakukan hingga dua kali. Hasil tes spesimen pertama yang dikirim pada 4 Maret 2020 memang negatif, namun untuk memastikannya dilakukan pengambilan sampel swap tenggorokan untuk kedua kalinya pada 9 Maret 2020. Setelah hasil uji yang kedua kalinya di laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dinyatakan negatif, kemudian pihaknya baru berani menyampaikan kepada masyarakat bahwa pasien yang diisolasi tersebut negatif virus corona. “Hasil uji yang kedua, kami menanyakannya langsung ke kepala Litbangkes Kemenkes dan hasilnya dinyatakan negatif,” ujarnya. Dalam rangka menjaga pasien tidak mengalami tekanan, disiapkan dokter jiwa dan di lokasi perawatan juga dilengkapi sarana yang lengkap agar pasien tetap nyaman. Pelaksana Tugas Bupati Kudus M. Hartopo mengingatkan masyarakat agar tidak khawatir yang berlebihan terhadap penyebaran virus corona. “Lebih baik mulai sekarang menerapkan pola hidup sehat,” ujarnya. Bagi masyarakat yang sedang sakit, katanya, disarankan memakai masker agar tidak menularkannya kepada orang lain. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus Joko Dwi Putranto menambahkan meskipun pasien tersebut dinyatakan negatif corona, Dinkes Kudus akan tetap memantau kesehatannya beserta keluarganya. Seorang warga Kudus berusia 41 tahun dirawat di ruang isolasi RSUD Loekmono Hadi Kudus karena baru saja pulang dari Korea sebagai bentuk kewaspadaan terhadap sejumlah penyakit menular, salah satunya penyakit virus corona (COVID-19). Standar penanganan pasien yang baru pulang dari luar negeri dengan keluhan sakit seperti itu, harus dievaluasi. Pasien mengaku pulang dari Korea pada 28 Februari 2020 dengan kondisi batuk dan panas sehingga harus ditangani dengan standar tinggi guna antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. (jwn5/ant)

Kemenkes Telah Terima 227 Spesimen Pasien Dalam Pengawasan COVID-19

JAKARTA, Jowonews.com – Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan sedang memeriksa 227 orang yang masuk dalam kategori Pasien Dalam Pengawasan (PDP) penyakit saluran pernafasan yang disebabkan virus corona jenis baru (COVID-19). “Sampai tadi malam pukul 18.00 WIB kita terima 227 spesimen yang dikirim dari 61 RS di 25 provinsi. Ini kasus Pasien Dengan Pengawasan, dari keseluruhan ini sudah termasuk dua kasus positif, yaitu kasus 1 dan 2 yang sudah di RS,” kata Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes yang juga juru bicara penanganan COVID-19 Achmad Yurianto di Kantor Staf Kepresidenan di Jakarta, Jumat. Jumlah tersebut bertambah dari Kamis (5/3) yang 156 spesimen dari 35 RS di 23 provinsi. “Dari 227 tersebut juga ada 13 kasus ‘suspect’ yang sudah berada di RS dan dalam kondisi diisolasi, sedangkan sisa lainnya negatif,” kata dia. Dari 13 orang yang masuk dalam kategori “suspect”, ada empat orang yang sempat melakukan kontak dekat dengan kasus 1 dan 2 di Depok. Keempatnya juga memiliki tanda-tanda influenza sedang dengan suhu tubuh 37,6 derajat Celcius dan dirawat di RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso. Istilah “suspect” adalah orang-orang yang mempunyai riwayat kontak dekat dengan mereka yang terkonfirmasi positif COVID-19 serta mengalami gejala influenza, seperti batuk, pilek, panas, dan sesak nafas. “Dari 227 PDP ini mereka adalah orang-orang dengan riwayat perjalanan ke negara lain dan kemudian jadi sakit meski ‘close contact’ dengan kasus positif tidak jelas,” ungkap Yurianto. Dia mengatakan rumah sakit-rumah sakit di daerah juga sudah memiliki ruang isolasi meski standarnya tidak sama dengan rumah sakit rujukan pusat, yaitu RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, RS Persahabatan, dan RS Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto. “Ruang isolasi tidak dimaknai seperti di RS rujukan pusat dan tertinggi. Ruang isolasi hanya memisahkan yang sakit dan lingkungannya, tempat fasilitas untuk memisahkan pasien (yang diduga terkena COVID-19, red.) dengan pasien lain, jadi hanya butuh satu ruang jadi RS dan RS di daerah pasti mampu,” kata dia. Jika sebelumnya pemeriksaan spesimen dilakukan di Balitbangkes, maka kini pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) terhadap spesimen sudah bisa dilakukan di empat BBTKL (Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan) dan enam BTKL (Balai Teknik Kesehatan Lingkungan) di Indonesia. BBTKL terdapat di Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan Banjarbaru, sedangkan BTKL terdapat di Batam, Medan, Palembang, Makassar, Manado, dan Ambon. Indonesia memiliki dua kasus positif COVID-19 yang dinamakan kasus 1 dan kasus 2, yaitu seorang ibu berusia 64 tahun dan anaknya berusia 31 tahun di Depok, Jawa Barat. Keduanya sejak 1 Maret 2020 dirawat di RS Penyakit Infeksi Sulianti Suroso. Hingga Jumat (6/3),  pukul 08.00 WIB, terkonfirmasi di dunia 98.038 orang yang terinfeksi virus corona dengan 3.349 kematian, sedangkan sudah ada 53.820 orang yang dinyatakan sembuh. Kasus di China mencapai 80.426 kasus, di Korea Selatan 6.088 kasus, di Italia 3.858 kasus, di Iran 3.513. Tingkat kematian di Italia menjadi yang paling tinggi di luar China yaitu 148 kematian dibandingkan dengan kasus yang positif, sedangkan di China ada 3.013 orang meninggal dunia karena virus tersebut. Hingga saat ini, sudah 65 negara, termasuk Indonesia, mengonfirmasi kasus positif COVID-19 di negaranya. (jwn5/ant)

Kemenkes Sebut Kondisi 2 Pasien Positif Corona Membaik

JAKARTA, Jowonews.com – Kementerian Kesehatan menegaskan dua orang warga negara Indonesia yang positif terkena virus corona jenis baru (COVID-19) dan disebut sebagai kasus 1 dan kasus 2 dalam kondisi membaik. “Data tiga hari berturut-turut yang saya dapatkan hari ini masih tidak menggunakan kanal oksigen karena tidak sesak, keduanya juga tidak menggunakan infus karena memang tidak ada kondisi yang berat. Sekarang masih batuk meski jarang-jarang dan sudah tidak panas,” kata Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes sekaligus juru bicara penanganan COVID-19 Achmad Yurianto di kantor Staf Kepresidenan di Jakarta, Kamis. Rencananya lima hari sejak masuk rumah sakit akan dilakukan pemeriksaan ulang. “Ketika hasilnya negatif, maka setelah itu dua hari kemudian akan kita periksa lagi, kalau hasilnya negatif akan kita pulangkan. Ini SOP (standard operating procedure) yang sudah digunakan standar di seluruh dunia,” ucap Yurianto. Hari ini Kemenkes menerima satu orang dari sembilan orang Anak Buah Kapal (ABK) Diamond Princess yang sebelumnya dirawat di Jepang karena positif COVID-19. “Hari ini satu pulang karena sudah dinyatakan dua kali pemeriksaan negatif dan kemudian dipulangkan ke Indonesia atas biaya perusahaan. Besok kita akan menerima 2 orang lagi yang hasil pemeriksaannya baru sekali negatif,” tambah Yurianto. Baru setelah pemeriksaan kedua yang akan dilakukan hari ini, ABK tersebut bisa diputuskan apakah diperbolehkan pulang atau tidak. “Hari ini diperiksa untuk yang kedua kalinya. Kalau negatif maka hari ini dia sudah dikeluarkan dari rumah sakit dan akan dipulangkan k Indonesia,” ungkap Yurianto. Menurut Yurianto, obat yang diberikan bagi kedua pasien kasus 1 dan 2 juga adalah obat yang meningkatkan daya tahan tubuh, bukan yang mematikan virus corona tersebut. “Obatnya masih belum ada jadi bagaimana kita membantu untuk meningkatkan daya tahan tubuh pasien, yang dilakukan adalah ‘supporting therapy’, memberikan suplemen untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Di China pun ada yang memberikan herbal sama tidak ada masalah,” jelas Yurianto. Terkait dengan orang-orang yang melakukan kontak langsung dengan pasien 1 dan 2, Yurianto menjelaskan masih dilacak oleh Dinas Kesehatan Pemda DKI Jakarta. “Ada 1 orang yang ‘close contact’ dengan kasus 1 dan 2 memang dirawat di RS Carolus dan masuk sebagai PDP (pasiend dalam pengawasan) namun ada 14 orang lain yang juga sudah kita komunikasikan dan kita harapkan akan segera bisadatang ke RS untuk diperiksa,” ungkap Yurianto. Hingga saat ini, Indonesia memiliki dua kasus positif COVID-19 yang dinamakan kasus 1 dan kasus 2 yaitu seorang ibu berusia 64 tahun dan anaknya berusia 31 tahun di Depok, Jawa Barat. Keduanya sejak 1 Maret 2020 dirawat di RS Penyakit Infeksi Sulianti Suroso. Hingga Kamis (5/3) siang pukul 14.00 WIB terkonfirmasi di dunia ada 95.137 orang yang terinfeksi virus Corona dengan 3.285 kematian sedangkan sudah ada 53.219 orang yang dinyatakan sembuh. Kasus di China mencapai 80.272 kasus, di Korea Selatan 5.621 kasus, di Italia 3.089 kasus, di Iran 2.922. Tingkat kematian di Italia menjadi yang paling tinggi di luar China yaitu 107 kematian dibanding kasus yang positif, sementara di China sendiri ada 3.012 orang meninggal dunia karena virus tersebut. Sudah ada 65 negara termasuk Indonesia yang mengonfirmasi kasus positif COVID-19 di negaranya. (jwn5/ant)

Seluruh Rumah Sakit di Jateng Dilarang Tolak Pasien Miskin

BANYUMAS, Jowonews.com – Gubernur Ganjar Pranowo melarang rumah sakit di Provinsi Jawa Tengah menolak pasien dari kalangan tidak mampu atau miskin sebagai bentuk kehadiran pemerintah. “Itu berlaku untuk seluruh rumah sakit, jangan pernah menolak pasien miskin karena kalau mereka ditolak itu sakit (hati). Kita titipkan jaga integritas,” katanya saat memberi pengarahan kepada jajaran Direksi Rumah Sakit Prof Margono Soekarjo Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa. Ganjar menegaskan pelayanan kesehatan yang diberikan pihak rumah sakit harus mengutamakan sisi kemanusiaan dan tidak boleh menanyakan agama, alat kelamin, serta suku. “Pihak rumah sakit juga dilarang menanyakan ‘dompet’ pasien,” ujar politikus PDI Perjuangan itu. Orang nomor satu di Jateng itu memerintahkan direksi baru di RS Prof Margono Soekarjo untuk membuat satu manajemen yang bisa mengakomodasi semua lapisan masyarakat sehingga yang bersangkutan merasa dipermudah dan dibantu saat butuh pelayanan. “Selanjutnya ada cara-cara mereka yang bisa dilakukan sendiri dengan iuran, Baznas dan sebagainya. Untuk yang biasanya belum punya BPJS dan tidak mampu kita bantu, kita bergotong royong,” katanya. Jajaran Direksi RS Prof Margono Soekarjo juga diminta untuk terus membuat inovasi yang memudahkan dalam memberi pelayanan kesehatan kepada masyatakat. (jwn5/ant)