Jowonews

Pembelajaran Tatap Muka Resmi Ditunda

SEMARANG, Jowonews- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo resmi menerbitkan surat edaran yang menunda pembelajaran tatap muka pada satuan pendidikan PAUD hingga pendidikan masyarakat. “Surat Edaran bernomor 445/0017480 ini merupakan tindak lanjut arahan Menko Maritim dan investasi dalam rapat evaluasi beberapa waktu lalu. Selain itu, karena kondisi pandemi Covid-19 yang belum pasti ya kita tunda dulu karena semuanya belum pasti,” kata Ganjar di Semarang, Kamis (17/12) Dalam surat edaran tersebut, Ganjar secara khusus meminta satuan pendidikan mulai dari PAUD, SD, SMP hingga Dikmas untuk menunda pembelajaran tatap muka. Orang nomor satu di Jateng itu menegaskan sarana prasarana hingga standar operasional prosedur harus disiapkan dengan maksimal untuk mencegah meluasnya penyebaran Covid-19. “Sekarang kita sudah punya itu, terus kemudian gurunya, muridnya, wali murid atau orang tua kita siapkan semua,” ujarnya sebagaimana dilansir Antara. Ganjar menyebut penundaan pembelajaran tatap muka ini berlaku untuk seluruh daerah di Jateng, terutama daerah dengan peningkatan kasus COVID-19 yang tinggi. “Kalau kemudian kondisi di daerah itu ternyata peningkatan COVID-nya tinggi ya jangan dulu, gak boleh, tunda semuanya, ‘rak sah kesusu, (tidak perlu terburu-buru),” katanya. Ganjar mengungkapkan pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka dengan catatan, masyarakat disiplin protokol kesehatan dan program vaksinasi mulai dilakukan.

Dinkes Batang Sarankan Pembelajaran Tatap Muka Ditunda

BATANG, Jowonews- Dinas Kesehatan Kabupaten Batang, Jawa Tengah menyarankan pada pihak sekolah untuk menunda pelaksanaan pembelajaran tatap muka seiring dengan masih meningkatnya kasus Covid-19 di daerah setempat. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Muchlasin di Batang, Selasa (16/12), mengatakan bahwa perkembangan kasus Covid-19 di daerah ini belum bisa dikendalikan, bahkan cenderung meningkat. “Angka penyebaran Covid-19masih terbilang tinggi dan masih banyak kecamatan yang masuk dalam status zona merah. Oleh karena itu, kami menyarankan sekolah menunda pelaksanaan pembelajaran tatap muka karena akan lebih berisiko,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Sejumlah kecamatan yang masih berstatus zona merah Covid-19 ini, kata dia, Kecamatan Batang, Limpung, Tulis, dan Warungasem. “Oleh karenanya, kami belum mengizinkan sekolah melakukan pembelajaran tatap muka untuk wilayah kecamatan tersebut. Demikian juga bagi kecamatan di luar zona merah, sebaiknya juga menunda dulu sambil melihat kondisi kasus penyebaran Covid-19,” katanya. Kendati demikian, kata dia, ada beberapa sekolah yang sudah melaksanakan pembelajaran tatap muka dengan membatasi jumlah siswa dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. “Namun, alangkah lebih baik jangan dulu (melaksanakan pembelajaran tatap muka). Kami minta pihak sekolah menunggu vaksinasi Covid-19 saja dulu,” kata Muchlasin. Ia menambahkan saat ini jumlah terkonfirmasi kasus positif Covid-19 sebanyak 1.724 orang, dirawat di rumah sakit 52 orang, isolasi mandiri 336 orang, sembuh 1.253 orang, meninggal dunia 81 orang, dan dirujuk dua orang.

Dihentikan, Simulasi Pembelajaran Tatap Muka di Temanggung

TEMANGGUNG, Jowonews- Pemerintah Kabupaten Temanggung menghentikan simulasi pembelajaran tatap muka di sekolah setelah wilayahnya dikategorikan berada di zona merah dalam peta penularan Covid-19. “Temanggung memasuki zona merah dan Bupati telah memerintahkan Kepala Dinas Pendidikan untuk menghentikan simulasi pembelajaran tatap muka di sekolah,” kata Kepala Divisi Komunikasi dan Informasi Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Temanggung Gotri Wijianto di Temanggung, Selasa. “Zona merah ini untuk tingkat kabupaten, karena peningkatan kasus cukup signifikan dan dari hitungan kita di angka memasuki zona merah. Namun untuk per kecamatan, tidak semuanya zona merah,” tandasnya sebagaimana dilansir Antara. Menurut dia, saat ini ada 515 warga yang terserang Covid-19 di Kabupaten Temanggung. Guna menekan risiko penularan virus corona, ia menjelaskan, pemerintah kabupaten berupaya meningkatkan disiplin warga dalam menjalankan protokol kesehatan dalam acara-acara kemasyarakatan dan keagamaan yang menghadirkan banyak orang. “Satgas kecamatan dan desa serta satgas Jogo Tonggo untuk lebih mendisiplinkan lagi kegiatan yang ada di masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan. Karena virus ini perlu kita kenali menularnya melalui droplet (percikan cairan dari saluran nafas), maka untuk senantiasa mengenakan masker dan cuci tangan,” katanya. Menurut dia, Satuan Tugas juga juga akan bekerja sama dengan Dewan Masjid untuk menyampaikan imbauan kepada warga agar menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19.

Pembelajaran Tatap Muka Dilakukan Bertahap

SEMARANG, Jowonews- Kegiatan belajar mengajar secara tatap muka saat pandemi Covid-19 di Provinsi Jawa Tengah bakal dilakukan secara bertahap sesuai dengan kesiapan protokol kesehatan masing-masing sekolah. “Nanti di bulan Januari 2021 saya punya gambaran, rasa-rasanya belum semua akan bisa ‘makregudug’ masuk bareng itu saya rasa-rasa belum bisa. Tetap harus selektif. Ini bagian dari cara kita untuk berhati-hati,” katan Gubernur Ganjar Pranowo usai meninjau kesiapan sekolah tatap muka di SMK Negeri Jawa Tengah, Semarang, Selasa (1/12). Ganjar mengaku telah mengevaluasi beberapa hal berdasarkan hasil pelaksanaan uji coba sekolah tatap mula pada SMA maupun SMK yang sudah dilakukan sebelumnya. Orang nomor satu di Jateng itu menyebut ada lima sekolah asrama di Jateng yang saat ini masih melakukan uji coba. Yaitu SMKN Jateng Semarang, Pati, dan Purbalingga, serta SMK Pradita Dirgantara Boyolali, dan SMK Taruna Nusantara. “Kita evaluasi untuk persiapan, nanti di bulan Januari kita bisa mengerti kalau tadi kita lihat secara SOP sudah bagus, fasilitas sudah bagus, nah sekarang kita harus mendisiplinkan,” ujarnya sebagaimana dilansir Antara. Saat berada di SMKN Jawa Tengah, Ganjar mengecek kesiapan standar operasional prosedur penerapan protokol kesehatan di sekolah tersebut dalam rangka persiapan pembelajaran tatap muka pada Januari 2021. Ganjar juga menyempatkan menyapa dan berbincang dengan beberapa pelajar SMKN Jateng yang ditemui saat pengecekan protokol kesehatan. Sebelumnya, Pemprov Jateng terus mencari solusi dan metodologi-metodologi terbaik untuk pelaksanaan sistem pembelajaran tatap muka di masa pandemi. Saat ini sudah ada 34 sekolah yang melakukan uji coba pembelajaran tatap muka dengan aturan yang ketat. Ke-34 sekolah tersebut terdiri atas 16 sekolah menengah atas (SMA) dan 18 sekolah menengah kejuruan (SMK) yang tersebar di 13 cabang Dinas Pendidikan di Jawa Tengah.

Solo Mulai Laksanakan Pembelajaran Tatap Muka

SOLO, Jowonews- Beberapa sekolah menengah pertama (SMP) di Kota Solo, Jawa Tengah, pada Rabu (4/11) mulai melaksanakan pembelajaran tatap muka di sekolah dengan menerapkan protokol kesehatan. Di SMP Negeri IV Surakarta, sebagian siswa datang ke sekolah diantar orang tua. Setiba di sekolah, ada petugas yang mengukur suhu tubuh mereka di gerbang sekolah. Siswa yang sudah diukur suhu tubuhnya kemudian berjalan mengikuti alur masuk menuju ke tempat cuci tangan untuk mencuci tangan. Mereka selanjutnya harus melalui kotak disinfeksi sebelum masuk ke ruang kelas masing-masing. Kepala SMP Negeri IV Surakarta Sri Wuryanti mengatakan bahwa kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) tahap pertama diikuti 119 siswa kelas 9. Pada PTM tahap kedua Kamis (5/11), ia melanjutkan, peserta belajar akan ditambah 100 menjadi 219 siswa dari total 289 siswa kelas 9. Menurut Sri Wuryanti, siswa dan guru yang mengikuti kegiatan PTM sudah menjalani pemeriksaan dan semuanya tidak terindikasi tertular virus corona penyebab Covid-19. “Siswa pada Rabu ini mulai kegiatan PTM sesuai dengan kelas masing-masing dan sesuai jadwal pelajaran khusus kelas 9,” katanya.  Menurut dia, PTM berlangsung dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 10.00 WIB tanpa waktu istirahat. Para siswa akan tetap berada di dalam kelas sampai orang tua datang menjemput di depan sekolah. Sementara sebagian siswa mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah, siswa yang belajar di rumah mengikuti kegiatan belajar mengajar tersebut dari rumah via Zoom. “Saya kira siswa yang di rumah dan di sekolah tidak ada perbedaan menerima pelajaran,” kata Sri Wuryanti sebagaimana dilansir Antara. Ia mengatakan bahwa dengan dukungan orang tua siswa, sekolah berusaha memastikan para siswa yang mengikuti pembelajaran secara tatap muka di sekolah aman selama di sekolah maupun selama perjalanan dari rumah ke sekolah dan sebaliknya.  “Tanpa dukungan para orang tua siswa kegiatan tidak bisa berjalan dengan baik,” katanya. Siswa Senang Dian Andi, siswa kelas 9C SMPN IV Surakarta, mengaku sempat malas bangun pagi untuk berangkat ke sekolah karena sudah terlalu lama belajar dari rumah. Namun, setelah sampai di sekolah dia merasa senang karena bisa belajar bersama teman-teman serta bertemu langsung dengan para guru. “Saya sudah disiapkan semuanya perlengkapan baik masker, pelindung wajah, dan hand sanitizer sebelum masuk ke sekolah. Sekolah diantar orang tua, nanti juga dijemput orang tua,” kata Dian. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Surakarta Etty Retnowati mengatakan pada tahap pertama pembelajaran tatap muka dilaksanakan di tiga sekolah, yakni SMPN IV Surakarta, SMP Al Azhar Syifa Budi, dan MTsN 1 Surakarta. Kegiatan pembelajaran tatap muka dilaksanakan mulai Rabu hingga dua pekan ke depan dan sesudah itu pemeriksaan menggunakan alat tes diagnostik cepat untuk mendeteksi penularan virus corona akan dilakukan pada siswa yang mengikuti pembelajaran tatap muka. “Para siswa yang ikut simulasi PTM sudah menjalani tes cepat, dan hasilnya non-reaktif. Mereka nanti kembali dites cepat lagi pada tanggal 13 November setelah mengikuti PTM,” kata Etty. 

80 % SD di Temanggung Lakukan Simulasi Pembelajaran Tatap Muka

TEMANGGUNG, Jowonews- Sekitar 80 persen dari 435 SD negeri maupun swasta di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, hingga saat ini telah melakukan simulasi pembelajaran tatap muka. “Sejumlah SD telah melaksanakan simulasi pembelajaran tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19 secara ketat,” kata kata Sekretaris Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Temanggung, Ujiono. di Temanggung, Sabtu (31/10). Sedangkan untuk tingkat SMP, kata dia, dari sebanyak 77 SMP negeri dan swasta di Kabupaten Temanggung, bahkan hampir semuanya telah melakukan simulasi pembelajaran tatap muka. Pihaknya mengharapkan dalam dua pekan ke depan semua sekolah sudah melaksanakan simulasi pembelajaran di sekolah. “Nanti jadwalnya bisa dipadatkan, sehari bukan hanya satu atau dua sekolah yang melaksanakan simulasi, tetapi bisa 7-8 sekolah melakukan simulasi,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Berdasarkan evaluasi setelah berjalannya simulasi, kata dia, hampir semua sekolah memang menghendaki untuk pembelajaran tatap muka, namun tidak serta merta berani melaksanakannya. Karena suatu wilayah boleh melakukan pembelajaran tatap muka kalau zona daerah tersebut kuning atau hijau. “Sedangkan Temanggung masih zona oranye sehingga belum bisa melakukan pembelajaran tatap muka. Maka diselenggarakan dulu simulasi,” katanya. Ia menyampaikan pelaksanaan simulasi tidak perlu izin, namun kesepakatan dari para wali murid, komite, dan pihak sekolah serta pihak desa/kelurahan. “Kalau simulasi tidak perlu izin, tetapi kalau pembelajaran tatap muka yang sebenarnya harus ada izin dari Satgas Penanganan Covid-19,” demikian Ujiono. 

Banyumas Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka

PURWOKERTO, Jowonewes- Sejumlah sekolah di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, melaksanakan uji coba pembelajaran tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 secara ketat. Antara melaporkan, di salah satu sekolah yang melaksanakan uji coba pembelajaran tatap muka yaitu SMP Negeri 6 Purwokerto, Selasa (20/10), setiap siswa yang datang untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar wajib mengenakan masker. Sebelum memasuki ruang kelas, mereka wajib mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir di tempat yang telah disediakan. Mereka juga menjalani pemeriksaan suhu tubuh dan didata oleh guru. Selanjutnya, mereka mengikuti PTM di ruang kelas yang telah ditentukan dengan jumlah peserta sebanyak 50 persen dari jumlah rombongan belajar di setiap ruang. Saat ditemui wartawan, Kepala SMP Negeri 6 Purwokerto Sri Indarsih mengatakan pihaknya mulai hari Selasa (20/10) melaksanakan uji coba PTM. “Kemarin cek persiapan dari Dinas Pendidikan ke sini, hari ini (20/10) mulai tatap muka. Sesuai jadwal, hari Selasa itu kelas 8, tujuh kelas dibagi menjadi 14 kelas. Jadi per kelasnya 50 persen dari jumlah rombongan belajar,” jelasnya. Selanjutnya pada hari Rabu(21/10) , uji coba PTM untuk kelas 9, Kamis kelas 7, Jumat kelas 8, dan Sabtu kelas 9. Sementara untuk durasi pembelajaran, lanjut dia, dimulai pukul 07.00 WIB sampai pukul 11.00 WIB. Juga ada jeda istirahat selama 15 menit untuk memberi kesempatan anak-anak menikmati bekal makanan serta minuman yang mereka bawa dari rumah. Namun semua tetap diawasi oleh guru yang bertugas pada jam pelajaran ketiga. “Mereka tidak boleh keluar (kelas). Nanti keluarnya ketika pulang atau ada kepentingan ke toilet, ke perpustakaan, sudah ada semacam kalung yang (menunjukkan) diberikan izin keluar,” katanya. Ia mengatakan selama mengikuti PTM, anak-anak tidak menggunakan meja sesuai dengan saran Bupati Banyumas Achmad Husein. Kendati demikian, Indarsih mengatakan pihaknya akan mengevaluasi hal tersebut setelah uji coba PTM dilaksanakan. “Setiap hari akan kami evaluasi terus apa yang kurang untuk ke depan akan diperbaiki,” katanya. Ia mengatakan berdasarkan informasi dari Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, selain SMP Negeri 6 Purwokerto, ada dua sekolah lain yang juga melaksanakan uji coba PTM, yakni SD Negeri Panembangan dan SMA Negeri 3 Purwokerto.

Kasus Covid-19 di Purbalingga Bertambah, Pembelajaran Tatap Muka Ditunda

PURBALINGGA, Jowonews- Kegiatan belajar mengajar secara tatap muka di Purbalingga ditunda. Hal ini menyusul masih adanya penambahan kasus positif Covid-19. “Sebelumnya, kami memang sudah menyiapkan rencana pembelajaran tatap muka bagi anak-anak sekolah. Namun, dengan melihat perkembangan kasus positif Covid-19 di Purbalingga, pembelajaran tatap muka untuk sementara kami tunda lagi,” kata Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi di Purbalingga, Ahad (23/8). Bupati menjelaskan bahwa selama beberapa waktu belakangan sempat tidak ada penambahan kasus Covid-19 di wilayah setempat. Selain itu, kegiatan tes cepat dan tes usap secara massal juga menunjukkan hasil yang baik. “Namun, ternyata dalam satu pekan ini kasus Covid-19 di Purbalingga kembali bertambah menjadi 15 kasus aktif . Sehingga kami mengambil kebijakan untuk menunda pembelajaran tatap muka,” ucapnya sebagaimana dilansir Antara. Dyah Hayuning Pratiwi mengatakan bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga untuk memetakan zona wilayah sebaran Covid-19. Bupati juga menginformasikan total pasien Covid-19 di wilayah setempat berjumlah 86 orang. “Dari 86 pasien, sebanyak 70 orang di antaranya sudah sembuh dan diperbolehkan pulang ke rumah. Seorang meninggal dunia, dan 15 lainnya masih dirawat intensif di fasilitas kesehatan,” katanya. Dari 15 pasien yang masih dirawat intensif tersebut, sembilan orang di antaranya merupakan pasien baru. “Ada sembilan orang yang merupakan pasien baru, artinya meskipun jumlah pasien sembuh terus bertambah, penambahan jumlah kasus Covid-19 juga masih terjadi di wilayah ini,” tuturnya. Bupati mengajak masyarakat untuk selalu menjaga kesehatan, rajin cuci tangan, dan menggunakan masker ketika berada di luar rumah, serta menjaga jarak fisik. “Disiplin dalam penerapan protokol kesehatan merupakan kunci penting mencegah Covid-19,” katanya menekankan.