Jowonews

Anak Mulai Sekolah Tatap Muka? Perhatikan Hal Ini

JAKARTA, Jowonews- Sekolah secara tatap muka di era pandemi direncanakan akan dimulai pada tahun ajaran baru ini. Nah, orang tua perlu memperhatikan sejumlah aspek agar anak terhindari dari penularan virus covid-19. Berikut beberapa hal penting yang disampaikan spesialis dokter anak dr Ria Yoanita, SpA dari Primaya Evasari Hospital bagi orangtua dan pihak sekolah saat memulai pembelajaran tatap muka. Cek kondisi kesehatandr Ria mengatakan hal pertama yang harus dilakukan adalah mengecek secara berkala kondisi kesehatan anak dengan mengukur suhu tubuh anak setiap hari. Akan lebih baik lagi jika ada thermo gun yang lebih cepat menampilkan hasil pengukuran suhu tanpa bersentuhan dengan permukaan kulit. Jika suhu tubuh anak di atas batas, batuk, dan sesak napas sebaiknya minta izin untuk tetap di rumah. Ajari praktik kebersihanAnak juga perlu diajarkan praktik kebersihan meski kebanyakan sering abai. Orangtua bisa mengajari anak mencuci tangan sambil menyanyi dengan durasi sekitar 20 detik. Pilih lagu kesukaan anak agar hatinya senang saat mencuci tangan. Membawa air minum dan peralatan makan sendiri dari rumah serta Membuang sampah pada tempatnyaSituasi pandemi membuat ajaran buang sampah dengan benar ini kian mendesak untuk diterapkan. Ajari anak cara mengenakan masker yang benar dan ingatkan untuk merusak masker dulu sebelum membuangnya agar tidak digunakan ulang. Etika batuk dan bersinWHO memperingatkan agar semua orang menerapkan etika batuk dan bersin, yakni tidak melepas masker saat bersin atau batuk karena masker dapat menahan percikan. Segera buang masker dan ganti dengan yang baru bila sudah basah. Tidak menyentuh wajah saat bersin atau batuk. Gunakan tisu atau lengan baju bagian dalam untuk menutupi hidung dan mulut. Cuci tangan dengan air bersih dan sabun atau hand sanitizer setelah bersin atau batuk. Orangtua dapat mengajari etika ini dengan memberikan contoh kepada anak. Anak akan lebih mudah mengikuti bila melihat contoh langsung. Memilih transportasi untuk ke sekolahTidak disarankan untuk menggunakan transportasi umum bagi siswa untuk pergi dan pulang dari sekolah. Sebaiknya antar dan jemput anak dengan kendaraan pribadi bila memungkinkan. Jika tidak, sekolah dapat berkoordinasi dengan dinas perhubungan di daerahnya untuk menyediakan sarana transportasi khusus siswa sekolah, tidak bercampur dengan masyarakat umum. Tidak menyentuh wajah, mata, hidung dan mulutDroplet yang mengandung virus corona dapat memasuki tubuh manusia lewat tiga bagian yang berongga di wajah, yaitu mata, hidung, dan mulut. Orangtua mesti tidak putus mengingatkan buah hatinya agar senantiasa mengenakan masker di sekolah. Ingatkan pula supaya tidak menyentuh wajahnya dengan alasan apa pun. Bila hendak menyentuh wajah, cuci tangan dulu dengan sabun. Skema Jaga Jarak dr Ria, sebagaimana dilansir Antara, juga memberikan informasi tips dan skema menjaga jarak di sekolah. Surat keputusan bersama empat menteri juga mengatur soal jaga jarak untuk mencegah penularan Covid-19 di sekolah. Untuk sekolah dasar hingga sekolah menengah atas dan sederajat, ada aturan jaga jarak minimal 1,5 meter dan tiap kelas berisi maksimal 18 peserta didik. Khusus bagi sekolah luar biasa dan pendidikan anak usia dini, maksimal peserta didik lima orang per kelas. Sekolah juga wajib mengatur tata letak ruangan dengan pedoman; jarak antar-orang 1,5 meter baik saat duduk, berdiri, maupun antre. Memberikan tanda jaga jarak di ruang-ruang sekolah. Sirkulasi udara di kelas harus memadai. Bila tak memadai, pembelajaran tatap muka dilangsungkan di ruang terbuka di area sekolah. Sekolah juga wajib membuat pengaturan lalu lintas satu arah di lorong atau koridor dan tangga. Bila tak memungkinkan, harus ada tanda pemisah dan penanda arah jalur. “Tidak cukup dengan protokol kesehatan, penghuni sekolah mesti senantiasa menjaga kebersihan selama di sekolah. Salah satu caranya dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Untuk membantu penerapan PHBS, sekolah harus menyediakan sarana sanitasi dan kebersihan,” kata dr. Ria. Toilet bersih dan layak, tempat cuci tangan dengan sabun dan hand sanitizer harus disediakan oleh sekolah. Sekolah juga harus memiliki satuan tugas penanganan Covid-19 dengan berbagai tim di dalamnya. Tim ini berfungsi memastikan kebijakan dan infrastruktur guna mencegah penularan COVID-19 di sekolah telah tersedia dan terlaksana. Penyusunan kebijakan dan penyediaan infrastruktur berpedoman pada surat keputusan bersama empat menteri serta satuan tugas penanganan Covid-19. Infrastruktur dalam hal ini termasuk tempat cuci tangan/hand sanitizer, thermo gun untuk mengecek suhu tubuh, ruangan dengan sirkulasi udara memadai, penanda jaga jarak di bangku dan lorong-lorong, serta ruangan isolasi bagi warga sekolah dengan gejala Covid-19. Adapun kebijakan mencakup aturan screening, penegakan protokol kesehatan, hingga tata cara ketika ada penghuni sekolah yang memerlukan penanganan karena sakit.

Penularan Covid-19, Jateng Siaga Klaster Keluarga

SEMARANG, Jowonews- Pemerintah Provinsi Jawa Tengah siaga mengatasi penularan Covid-19 dalam klaster keluarga usai libur Lebaran. “Sekarang klaster yang banyak di Jateng dari keluarga. Untuk itu masyarakat harus siaga di keluarga, jangan sepelekan,” kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Semarang, Senin (17/5). “Ini perlu menjadi perhatian semua agar tetap menjaga prokes (protokol kesehatan) karena potensi penambahan ada,” katanya dalam acara halalbihalal via daring di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah di Gedung Gradhika Bhakti Praja. Selama 14 hari ke depan, Gubernur mengatakan, semua upaya untuk menekan penularan Covid-19 harus terus dilakukan termasuk pelaksanaan tes antigen serta penyiapan fasilitas isolasi mandiri, rumah sakit, dan sumber daya manusia (SDM) pendukung pengendalian penularan virus corona. Dia meminta seluruh kepala daerah di wilayahnya meningkatkan kewaspadaan serta menyiagakan fasilitas isolasi dan rumah sakit guna menghadapi kemungkinan terjadinya peningkatan kasus penularan Covid-19. “Tempat isolasi dan rumah sakit saya minta untuk stand by (siaga). Kami minta paling tidak selama 14 hari ke depan SDM siap, khususnya yankes rumah sakit dan pelayanan medis harus siap. Tempat isolasi disiapkan, baik yang di rumah sakit maupun mandiri, agar kita siap siaga kalau ada peningkatan,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Ganjar mengatakan bahwa hasil evaluasi sementara menunjukkan selama libur Lebaran tahun ini jumlah orang yang masuk ke wilayah Jawa Tengah berkurang dibandingkan tahun lalu. “Jika tahun lalu mencapai sekitar satu jutaan pada tahun ini sekitar 600 ribuan. Hal ini tentu terlaksana atas banyaknya masyarakat yang taat untuk tidak mudik,” katanya. Dalam upaya menekan risiko penularan virus corona, ia menjelaskan, pada masa arus balik Lebaran pemerintah provinsi menjalankan pengawasan ketat dan melakukan pemeriksaan untuk mendeteksi penularan Covid-19 secara acak di beberapa titik. Menurut data pemerintah provinsi pekan lalu setidaknya ada 28 orang yang positif tertular Covid-19 berdasarkan hasil tes cepat antigen di jalur penyekatan.

30 Juta Orang di 188 Negara Terjangkit Corona

ANKARA, Jowonews- Kasus virus corona di seluruh dunia mencapai 30 juta pada Kamis, menurut hitungan Universitas Johns Hopkins yang berbasis di AS. Jumlah kematian Covid-19 tercatat 943.203, dengan pasien sembuh di atas 20,39 juta. Amerika Serikat masih menjadi negara yang paling parah terdampak Covid-19, dengan 6,66 juta infeksi. Sementara total kematian di AS melewati angka 197.500. India menyusul AS dengan melaporkan 5,11 juta kasus COVID-19, tertinggi kedua di dunia. Brazil, yang memiliki jumlah kasus dan kematian Covid-19 tertinggi di Amerika Latin, menjadi negara ketiga dunia yang mengkonfirmasi 4,41 juta infeksi. Rusia, Peru dan Kolombia membuntuti ketiga negara tersebut. China, yang merupakan sumber virus corona, mendaftarkan 90.262 kasus Covid-19, termasuk 4.736 kematian dan 85.174 pasien sembuh. Virus corona telah mengguncang sedikitnya 188 negara dan kawasan sejak pertama kali muncul pada Desember lalu, lapor Anadolu sebagaimana dilansir Antara.