Jowonews

Dalam Sepekan, Jateng Ekspor 548 Ton Produk Perikanan

SEMARANG, Jowonews- Jateng mengekspor 584 ton produk perikanan laut senilai Rp52 miliar ke berbagai negara tujuan dalam kurun waktu 12—17 April 2021. “Pelaksanaan ekspor hari ini merupakan penanda kebangkitan dari produk laut dan perikanan asal Jateng,” kata Ganjar pada acara Pelepasan Ekspor Produk Perikanan Jawa Tengah dengan tema “Indonesia Satu Ekspor” dan peluncuran Bulan Mutu Karantina Tahun 2021 di Kantor BKIPM Semarang, Rabu (14/4). Ganjar mengapresiasi ekspor produk perikanan karena banyak pengusaha yang memproduksi produk dengan kualitas tinggi. “Memang masih ada kendala transportasi dan beberapa negara masih tertutup. Akan tetapi, ikhtiar ini dilakukan oleh Pak Menteri Perikanan Kelautan ini agar bisa tetap survive bertahan, mudah-mudahan jadi semangat dan menginspirasi yang lain,” ujarnya sebagaimana dilansir Antara.  Ganjar mengaku kaget saat mengetahui produk perikanan berupa rajungan dari Jateng menjadi favorit di negara Amerika Serikat. Selain rajungan, produk perikanan dan kelautan seperti surimi dari Indonesia juga diminati oleh negara-negara besar seperti Tiongkok, Jepang, Thailand, Vietnam, dan Singapura. Menurut dia, jika hal tersebut bisa dilakukan pembinaan kepada nelayan, dampaknya akan baik.“Nah, kalau nanti pembinaan ini bisa dilakukan sampai dengan tingkat nelayannya, mereka ikut makmur. Maka, tadi saya sampaikan industrinya jalan, suplainya dari nelayannya, nelayan dibina sehingga nanti saya bayangkan area-area di nelayan itu bukan kemiskinan yang terlihat tapi kemakmuran,” katanya.  Kepala BKIPM Semarang Raden Gatot Perdana menyebutkan ratusan ton produk perikanan yang diekspor itu berasal dari 11 perusahaan di Jateng. Ia menyebut volume ekspor produk perikanan asal Jateng ke negara tujuan pada Triwulan I periode Januari—Maret 2021 mencapai 10.006 ton dengan nilai Rp742 miliar. “Capaian tersebut mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama pada tahun 2020, yakni volume ekspor 14.530 ton atau senilai Rp774 miliar,” ujarnya. Ia berharap ekspor produk perikanan dari Jateng tetap berjalan dengan baik dan disertai ketaatan, serta kepatuhan dari pelaku usaha dalam melakukan usaha ekspor.

Nilai Ekspor Perikanan Jateng Fantastis

SEMARANG, Jowonews-– Walau terdampak pandemi, nilai ekspor perikanan Jateng selama 2020 ternyata masih cukup fantastis. Jumlahnya mencapai Rp2,78 triliun. “Nilai tersebut berasal dari perputaran roda ekspor dari total 63 komoditas perikanan ke 28 negara tujuan ekspor dengan total volume 7.172 ton dan 192 kali frekuensi pengiriman,” kata Kepala Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (BKIPM) Semarang Raden Gatot Perdana di Semarang, Senin (25/1). Kendati demikian, nilai ekspor perikanan Jateng 2020 itu mengalami penurunan jika dibandingkan capaian pada 2019 yakni Rp2,91 triliun. Bahkan, jika dibandingkan dengan empat tahun sebelumnya, capaian nilai ekspor pada tahun ini menjadi nilai terendah akibat adanya pandemi Covid-19. Ia mengungkapkan komoditas daging rajungan masih menjadi primadona dan unggulan ekspor Jateng selama 2020 . Komoditas itu menjadi penyumbang devisa negara tertinggi yaitu Rp981 miliar. “Selain daging rajungan, surimi (Rp75 miliar), daging nila (Rp71 miliar), makarel (Rp53 miliar), cumi-cumi (Rp52 miliar) tepung ikan (Rp48 miliar), udang (Rp28 miliar), sotong (Rp9 miliar), bloso (Rp8 miliar), dan daging kakap (Rp7 miliar),” ujarnya sebagaimana dilansir Antara. Amerika Serikat termasuk dalam daftar peringkat 10 negara tujuan ekspor tertinggi produk perikanan dari Jateng dengan nilai tertinggi dari 26 negara lainnya yaitu mencapai Rp1,05 triliun. Disusul oleh Jepang, China, Malaysia, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Singapura, Hongkong, dan Vietnam. Menurut dia, nilai pertumbuhan ekspor produk perikanan selama 2020 cukup fluktuatif dan bertumbuh. Pada triwulan 2020 pertama terlihat pertumbuhan nilai ekspor perikanan yang cukup baik hingga mencapai nilai tertinggi atau menyentuh Rp291 miliar di akhir triwulan pertama. Meskipun pada triwulan kedua nilainya terjadi penurunan yang signifikan pada kegiatan ekspor yaitu hanya terserap sebanyak Rp144 miliar. Penurunan ini salah satunya terkendala dan dipengaruhi oleh pandemi Covid-19. Namun setelah adanya penurunan di triwulan kedua, pertumbuhan positif terhadap nilai ekspor produk perikanan terlihat hingga akhir 2020. Dalam kesempatan tersebut, Gatot menegaskan bahwa BKIPM Semarang siap membantu pemerintah dengan menyukseskam Program Pemulihan Ekonomi Nasional pada 2021. “BKIPM dalam hal ini siap mendukung program tersebut melalui pengendalian penyakit ikan maupun jaminan mutu keamanan hasil perikanan melalui sinergitas yang terbentuk oleh unit-unit pelaksanaan teknis di daerah, salah satunya di Jateng,” katanya.

10 Miliar Digelontorkan untuk Pertanian dan Perikanan Jateng

SEMARANG, Jowonews- Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bakal mengucurkan anggaran sebesar Rp10 miliar untuk membantu sektor pertanian dan perikanan yang terdampak pandemi Covid-19. “Hasil dari APBD Perubahan setidaknya pada sektor yang membutuhkan perhatian khusus seperti pertanian dan perikanan. Itu juga mendapat porsi yang bagus. Apalagi kedua sektor itu menjadi salah satu tumpuan perekonomian di Jateng saat pandemi,” kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo usai mengikuti rapat virtual Evaluasi Penanganan Covid-19 yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Kabupaten Purworejo, Selasa (1/9). Ganjar mengatakan akan menggenjot kedua sektor tersebut sebagai salah satu instrumen peningkatan pertumbuhan ekonomi di Jateng. Selain bantuan tersebut, Ganjar juga telah membuka keran bantuan keuangan untuk pemerintah kabupaten/kota dan pemerintah desa.Bantuan keuangan tersebut sempat ditahan oleh Ganjar sebagai langkah antisipatif jika kondisi pandemi Covid-19 di luar kendali. Total anggaran bantuan keuangan untuk pemerintah kabupaten/kota dan pemerintah desa tersebut mencapai Rp2 triliun lebih.“Ternyata sampai hari ini masih terkontrol, maka kita genjot dengan cara mengucurkan bankeu dengan cara padat karya,” ujarnya sebagaimana dilansir Antara. Dengan berbagai upaya tersebut, Ganjar berharap pertumbuhan ekonomi di Jateng pada triwulan ketiga kembali naik dan tidak lagi terpuruk. “Kalau kemarin Jawa Tengah minus 5,9, saya berharap tren negatifnya bisa turun mendekati nol syukur-syukur bisa positif,” katanya. Selain sektor perekonomian, aspek kesehatan serta pengawalan program pemerintah pusat juga menjadi evaluasi dari Presiden Jokowi. Khususnya yang berkaitan dengan penyaluran bantuan. Apakah itu bantuan untuk tenaga kerja, subsidi penghasilan ataupun untuk UMKM.