Jowonews

Seniman Jateng Boleh Pentas Lagi

SEMARANG, Jowonews- Para seniman di Jateng diizinkan kembali melakukan pementasan saat pandemi Covid-19 dengan berbagai persyaratan yang harus dipenuhi terkait dengan protokol kesehatan. “Ya, kemarin teman-teman seniman ini buat video judulnya surat terbuka, intinya ingin ‘curhat’ dan komplain kenapa mereka tidak bisa manggung. Tentu ini terkait ekonomi, intinya ingin manggung dan meminta kami mengatur banyak hal,” kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Semarang, Selasa (16/3).  Kendati demikian, dirinya meminta para seniman duduk bersama dan membuat kesepakatan yang intinya adalah penerapan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan pementasan hiburan yang dilakukan harus benar-benar terlaksana secara ketat. “Kalau semua sepakat, intinya kan protokol kesehatan. Prokesnya bisa apa tidak? Tadi disampaikan mereka main di acara pernikahan, kalau itu disepakati dan mau uji coba akan saya bantu. Yuk kita uji coba dulu, seniman tampil di acara pernikahan tapi prokesnya diatur ketat, jaraknya diatur, ‘flow’ tamu diatur dan tidak boleh ‘ngajak’ nyanyi atau joget bareng,” ujarnya sebagaimana dilansir Antara. Menurut Ganjar, jika hal itu bisa dilakukan, sebenarnya potensi para seniman kembali ke panggung akan sangat tinggi, apalagi melihat gradasi warna kasus Covid-19 di Jateng yang terus membaik. “Sama seperti sekolah tatap muka kita siapkan kok sekarang, tapi prokesnya mesti disiapkan. Nah teman-teman seniman ini juga harus disiapkan, umpama daerahnya hijau, ada acara pernikahan, silahlkan tampil menghibur, tapi prokesnya harus benar-benar dijaga. Tentu suasana berbeda karena terasa dingin, tapi dengan situasi seperti ini, mungkin cara itu yang paling optimal,” katanya. Bahkan, lanjut Ganjar, tak hanya kegiatan berskala kecil seperti pernikahan, tidak menutup kemungkinan konser besar bisa dilaksanakan setelah ada kesepakatan antarseniman terkait penerapan protokol kesehatan, misalnya konser besar dengan metode “drive in” atau dengan metode lainnya.  “Maka saya kasih kesempatan, coba diskusi dulu dan hasilnya dikasih ke kita sambil menunggu itu, saya juga pesan agar jangan putus asa dan terus berkreasi. Kalau tidak bisa manggung, ya cari sumber pendapatan yang lain, tadi di antara mereka ada yang jualan, jadi youtuber, saya kira ekonominya tetap bisa berjalan,” ujarnya. Hal tersebut disampaikan Ganjar saat menerima kunjungan sejumlah seniman ke ruang kerja Gubernur Jateng.Para seniman yang hadir antara lain, penyanyi dangdut asal Kota Semarang Resa Lawangsewu, penyanyi muda asal Magelang, Woro Widowati, Ketua Persatuan Artis Musik Melayu-Dangdut Indonesia (PAMMI) Kota Semarang, Hendra Saputra.

Asyik, Warga Solo Mulai Bisa Nonton Bioskop Lagi

SOLO, Jowonews- Kabar gembira bagi warga Solo, Gedung bioskop di kota itu hari ini mulai beroperasi setelah mendapatkan izin dari Pemerintah Kota Surakarta. “Minggu yang lalu tim gugus tugas sudah meninjau lokasi di XXI dan kemarin kami sudah mendapatkan informasi dari XXI bahwa tanggal 16 Maret 2021 dapat beroperasional atas dasar surat rekomendasi yang sudah disetujui dari Pemerintah Kota Surakarta,” kata Kepala Komunikasi Pemasaran Mal Solo Paragon Veronica Lahji di Solo, Selasa (16/3). Meski demikian sesuai dengan persyaratan yang diminta oleh Satuan Gugus Covid-19, pada saat beroperasi harus tetap sesuai dengan protokol kesehatan. Ia mengatakan pada pembukaan kali ini, Cinema XXI akan memutar tiga kali pertunjukan di lima studio dengan jadwal paling akhir pukul 19.05 WIB dan harus selesai sesuai dengan jam operasional mal pukul 21.00 WIB. Ia mengatakan setiap studio hanya boleh menampung 50 persen penonton. Studio 1 dan 2 dari 246 kursi menjadi 117 kursi, studio 3 dan 4 dari 158 kursi menjadi 75 kursi, dan studio 5 dari 130 kursi menjadi 61 kursi. “Sedangkan khusus untuk studio The Premiere dari 40 seat (kursi) hanya boleh diisi 18 seat,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Dikatakannya, untuk harga tiket juga mengalami perubahan. Jika sebelumnya harga tiket hari Senin-Kamis adalah Rp35.000 untuk saat ini menjadi Rp25.000, hari Jumat dari Rp40.000 menjadi Rp25.000, dan untuk Sabtu, Minggu, serta hari libur dari Rp55.000 menjadi Rp30.000. Selanjutnya untuk The Premiere, jika sebelumnya di hari Senin-Jumat harga tiket sebesar Rp50.000 untuk saat ini turun menjadi Rp40.000, serta hari Sabtu, Minggu, dan hari libur lain yang biasanya Rp75.000 hanya menjadi Rp50.000. “Kami sangat menyambut baik dengan dibukanya Cinema XXI ini karena dapat menambah jumlah kunjungan di mal kami. Kami juga mengimbau bahwa pengunjung tetap menjaga protokol kesehatan yang sudah ditentukan supaya semuanya berjalan dengan baik,” katanya. Pada pembukaan perdana pascapenutupan gedung bioskop selama satu tahun ini, beberapa film yang akan diputar di antaranya Greenland, Raya and The Last Dragon, 10 Minutes Gone, Vanguard, dan Asi

Tetap Gunakan Masker Saat Olahraga Lari

Purwokerto, Jowonews- Masyarakat diingatkan untuk tetap menerapkan protokol kesehatan saat olahraga lari guna mengurangi risiko penularan Covid-19. “Saat melakukan olahraga lari, wajib menggunakan masker. Bisa sesekali buka masker saat di lingkungan yang sepi dan tidak ada orang atau tidak ada kerumunan,” kata Dokter spesialis penyakit dalam dari Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Purwokerto dr. Andreas, Sp.PD di Purwokerto, Selasa (16/2). Dia menegaskan bahwa agar masyarakat dapat tetap nyaman menggunakan masker saat melakukan olahraga, maka intensitas lari bisa diturunkan. “Agar masker tidak mengganggu kegiatan lari, maka cukup slow jogging atau easy run dengan intensitas rendah dan sedang saja, dalam durasi sekitar 30 hingga 60 menit per sesi,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Dia juga mengatakan bahwa olahraga merupakan kegiatan positif yang dapat dilakukan di tengah pandemi guna menjaga daya tahan tubuh. “Olahraga lari baik sekali untuk menjaga kesehatan, meningkatkan imunitas dan kekebalan tubuh, namun untuk mendapatkan hasil yang baik dari olahraga, seperti lari, maka cukup dilakukan dengan intensitas moderate atau sedang,” katanya. Dia menambahkan, selain perlu tetap menerapkan protokol kesehatan, masyarakat yang melakukan olahraga, seperti lari, juga harus tetap memperhatikan asupan nutrisi yang adekuat dan hidrasi cairan selama dan pascaolahraga. Dia juga menjelaskan bahwa saat melakukan olahraga lari, maka masker boleh sesekali dibuka saat lingkungan sekitar dalam kondisi yang sepi. “Masker bisa diturunkan atau dibuka sebentar saat lingkungan sepi atau tidak ada orang dalam radius jarak dua meter. Bila lari di jalan raya bisa dilakukan pada arah berlawanan di sisi jalan, jadi kita tahu kendaraan dari arah berlawanan, sehingga kita bisa atur kapan harus bermasker dan kapan bisa diturunkan sesaat dengan aman,” katanya. Dia menambahkan bahwa lari dengan melawan arah di sisi tepi jalan juga lebih aman dari kemungkinan kecelakaan. “Karena jika searah maka ada risiko dapat ditabrak dari belakang apabila lengah,” katanya.

Aturan Baru Olimpiade Tokyo, Atlet Dilarang Berpelukan

JAKARTA, Jowonews- Para atlet olimpiade dilarang berpelukan atau melakukan tos saat berlaga di ajang olahraga bergengsi dunia itu. Hal tersebut termaktub dalam buku panduan baru Olimpiade Tokyo seperti dilansir Antara dari AFP. Dokumen mentah panduan setebal 33 halaman itu juga memperingatkan bahwa para atlet dapat didepak dari pertandingan yang mereka ikuti seandainya melanggar peraturan-peraturan ketat terkait Covid-19. Menurut panduan itu, para atlet akan mengikuti tes untuk Covid-19 setidaknya satu kali setiap empat hari, dan akan dilarang bertanding jika kedapatan positif. Masa tinggal mereka di Jepang akan dikurangi untuk mengurangi risiko infeksi, dan orang-orang yang menghuni Perkampungan Atlet Olimpiade diharapkan untuk menghindari bentuk-bentuk kontak fisik yang tidak diperlukan. Panitia penyelenggara mengatakan kepada AFP bahwa mereka masih berencana untuk memberikan sekitar 150.000 kondom gratis kepada para atlet. Namun panduan baru mendesak para atlet untuk membatasi kontak dengan orang lain sebanyak mungkin. “Jika Anda pernah berada di Olimpiade sebelumnya, kami tahu pengalaman ini akan berbeda dalam beberapa bentuk,” demikian buku panduan itu memperingatkan. “Kepada semua partisipan Olimpiade, akan ada sejumlah kondisi dan kendala yang akan memerlukan keluwesan dan pengertian Anda,” tambahnya. Panduan bagi para atlet dan ofisial tim akan direvisi pada April dan kembali direvisi pada Juni, dan diikuti dengan rilis panduan untuk ofisial pertandingan, media, dan stasiun penyiaran sepekan kemudian. Dokumen itu memberikan gambaran detail tes virus kepada para atlet, di mana dibutuhkan hasil negatif pada tes yang dilakukan 72 jam sebelum bepergian ke Jepang dan akan kembali dilakukan tes saat mereka telah mendarat. Tak Ada Karantina Tidak akan ada karantina untuk para atlet, dan mereka masih diizinkan untuk menghadiri pemusatan-pemusatan latihan di Jepang sebelum Olimpiade dimulai. Namun seluruh pergerakan harus didata dan penggunaan transportasi publik harus mendapat izin pihak berwenang. Para atlet tidak boleh mengunjungi pusat kebugaran, area-area turis, toko, restoran, atau bar, dan hanya dapat pergi ke arena-arena Olimpiade dan lokasi-lokasi tambahan yang terbatas. Mereka juga disarankan untuk selalu mengenakan masker, kecuali saat bertanding, berlatih, tidur, atau berada di luar ruangan yang terbuka. Buku panduan terkait Covid-19 dirilis ketika panitia penyelenggara, ofisial-ofisial Olimpiade, dan pemerintah Jepang bekerja keras untuk membangun keyakinan bahwa Olimpiade dapat berlangsung dengan aman meski terdapat masalah virus. Para atlet disarankan untuk divaksin, namun hal itu tidak akan menjadi syarat untuk dapat berpartisipasi di Olimpiade. Dukungan untuk menyelenggarakan Olimpiade tetap rendah di Jepang, dengan sekitar 80 persen penduduk Jepang mendukung pembatalan atau penundaan lanjutan. Panitia pelaksana juga tidak lepas dari masalah, setelah Ketua Olimpiade Tokyo Yoshiro Mori melontarkan pernyataan berbau seksisme. Sejauh ini, Mori telah meminta maaf atas ucapannya, namun ia menolak untuk mengundurkan diri. Olimpiade Tokyo rencananya akan dimulai di Tokyo pada 23 Juli mendatang.

Beberapa Kesalahan Saat Isolasi Mandiri Covid-19

JAKARTA, Jowonews- Sejumlah kesalahan yang disadari atau tidak saat isolasi mandiri Covid-19 menjadi penyebab munculnya kluster keluarga dan transmisi di komunitas. Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (PERSAKMI) sekaligus epidemiolog Universitas Hasanuddin, Prof. Dr. Ridwan Amiruddin dalam webinar yang digelar Yayasan Gerakan Masyarakat Sadar Gizi, Jumat (5/2) malam. Dia mengatakan seiring bertambahnya kasus Covid-19 beberapa waktu terakhir, proporsi orang yang melakukan isolasi mandiri menjadi sekitar 35-40 persen. “Ada beberapa kebocoran memang pada isolasi mandiri sehingga terbentuk kluster keluarga, transmisi di komunitas, pergerakan populasi di tempat-tempat umum sebenarnya menjadi pemicu kasus naik,” kata Ridwan sebagaiamana dilansir Antara. Isolasi mandiri dilakukan dengan memisahkan si sakit agar dia tidak menjadi sumber penularan. Selama isolasi mandiri, pasien perlu berada di dalam rumah atau ruangan selama 14 hari. Namun pasien harus memeriksakan diri ke klinik atau rumah sakit jika gejala memburuk. Akan tetapi pada kenyataannya, pasien masih keliru mengenai hal ini. Salah satunya tidak berdiam di rumah atau ruangan selama 14 hari. Dia tetap berinteraksi sosial secara langsung dengan anggota keluarga lain sehingga dia menjadi sumber penularan bagi keluarganya atau tetangga. “Semakin tinggi tingkat pertemuan seperti makan bersama maka tingkat penularan makin tinggi. Apabila mobilitas penduduk naik satu persen maka kasus Covid-19 bisa naik 8-15 persen,” tutur Ridwan. Kurang Pengawasan Masalahnya, selain pasien tidak disiplin, kurangnya pengawasan dari petugas puskesmas atau layanan medis menyebabkan kebocoran dalam pelaksanaan isolasi mandiri. “Karena ketidakdisiplinan dalam melakukan isolasi mandiri maka terbentuk kluster keluarga, tetangga, kantor. Karena itu beberapa provinsi mendorong supaya isolasi mandiri dapat dikontrol oleh RT, RW atau dilaksanakan secara terpusat,” kata Ridwan. Isolasi mandiri, merujuk pada pedoman pencegahan dan pengendalian Covid-19 revisi kelima, dilakukan mereka dengan kasus gejala ringan, orang tanpa gejala (OTG), kasus suspect sampai keluar hasil tes (dia tidak boleh berinteraksi sosial sambil menunggu hasil tes) dan kontak erat dari pasien positif. Sebelum mengisolasi diri, pasien sebaiknya menghubungi dinas kesehatan menyampaikan dia melaksanakan isolasi mandiri. Anggota keluarga segera mengungsikan mereka yang memiliki daya tahan tubuh rendah misalnya lansia, atau sedang dalam pengobatan penyakit kronik seperti diabetes atau kanker, penyakit auto imun, kondisi pernapasan tidak prima, karena mereka berisiko lebih tinggi terpapar Covid-19. Kemudian, selama isolasi, pasien sebaiknya mengembangkan aktivitas yang memungkinkannya berdiam di ruangan seperti membaca atau kegiatan produktif lainnya, dilarang melakukan kegiatan bersama termasuk makan dengan anggota keluarga lainnya, tidak menyentuh wajah. Dia juga harus rutin mencuci tangan menggunakan air dan sabun, selalu berpikiran positif untuk menjaga imunitas, mengontak nomor kontak layanan psikolog jika merasa perlu berbicara tentang kesehatan mental selama isolasi mandiri. Hal penting lainnya, dia harus memeriksakan kondisi status kesehatan setiap pagi, apakah terjadi perburukan, sesak napas, demam, dan memahami risiko penularan saat berada di luar rumah. Di sisi lain, ruangan selama isolasi perlu diatur sesuai pedoman, antara lain memiliki ventilasi baik (jendela dibuka setiap pagi agar sirkulasi udara terjaga). Ruangan ini sebaiknya tidak dimasuki orang lain termasuk anggota keluarga yang sehat. Kemudian, terkait penggunaan kamar mandi, Ridwan menyarankan pemisahan kamar mandi untuk orang yang melakukan isolasi mandiri. Jika tidak memungkinkan, kamar mandi bisa digunakan bergantian asalkan dibersihkan dengan disinfektan rutin setelah dipakai. Cairan kimia pembersih kamar mandi seperti yang mengandung accelerated hydrogen perixode (0,5 persen), Benzalkonium chloride (0,05 persen) dan Chloroxylenol (0,12 persen) bisa digunakan. “Sisi lemah virus penyebab Covid-19, rentan terhadap bahan kimia pembersih kamar mandi,” kata Ridwan. Mereka yang bergejala harus diisolasi mandiri minimal selama 10 hari setelah hari pertama mengembangkan gejala, ditambah 3 hari setelah gejala berakhir atau saat mereka tidak demam dan tanpa gejala pernapasan. Sementara orang tanpa gejala (OTG) OTG disarankan melakukan isolasi mandiri selama minimal 10 hari setelah dites positif. Ketua Terpilih PB IDI sekaligus Ketua Tim Mitigasi COVID-19 PB IDI, Dr. Muhammad Adib Khumaidi menambahkan, jika setelah isolasi mandiri lalu hasil tes swab PCR menunjukkan positif, orang perlu tetap melanjutkan isolasi mandiri. Setelah hari ke-21, dia dinyatakan dua kali negatif, maka baru bisa dikatakan negatif virus corona dan bisa kembali beraktivitas. Kemudian, usai melakukan isolasi mandiri, orang-orang tetap harus menerapkan protokol kesehatan dan ini kerap diabaikan. Menurut Ridwan, orang menganggap setelah isolasi mandiri, maka sudah aman sehingga abai melaksanakan protokol kesehatan seperti meninggalkan masker dan tidak menjaga jarak dengan orang lain.

Hindarkan Virus Covid-19, Jaga Sirkulasi Udara di Rumah

JAKARTA, Jowonews- Penularan virus Covid-19 melalui udara atau airbone, menurut WHO, dapat terjadi pada ruangan tertutup yang berventilasi kurang baik dan dipadati banyak orang. Karena itu, Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi dr. Maydie Esfandiari menegaskan pentingnya untuk selalu menjaga kualitas dan sirkulasi udara bersih di dalam ruangan. Hal ini perlu dilakukan agar tubuh tetap sehat dan bebas dari virus, bakteri, serta jamur yang dapat menyerang sistem pernapasan. “Tubuh membutuhkan oksigen dari udara untuk kelangsungan metabolisme. Oleh karena itu penting untuk memiliki udara yang bersih dan berkualitas seperti tidak berwarna, berbau, dan berasa; terasa segar bila dihirup; serta tidak bercampur dengan benda asing,” kata Maydie dalam keterangannya, Sabtu (23/1). Dia melanjutkan, seiring berjalannya waktu kualitas udara semakin memburuk sehingga muncul berbagai gangguan penyakit yang berbahaya dan sering dikeluhkan. Seperti infeksi saluran napas atas (ISPA), kanker, jantung, kulit hingga kondisi yang paling dikhawatirkan saat ini yaitu terpapar Covid-19. Dia menyarankan untuk selalu memperhatikan sirkulasi udara dan meletakkan ventilasi pada posisi yang tepat. Selain itu, jagalah kebersihan benda-benda yang rentan menyerap debu, bakteri, jamur, seperti mesin pendingin, karpet, ataupun boneka. “Pelihara tanaman yang memberikan oksigen tambahan hingga menggunakan semprotan disinfektan yang aman untuk saluran pernapasan,” lanjut dia. Di luar itu, selalu terapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta protokol kesehatan dengan ketat. Selalu gunakan masker, cuci tangan, hindari keramaian, jaga imunitas tubuh dengan rajin berolahraga, istirahat cukup, mengonsumsi makanan bergizi dan vitamin.

Langgar Prokes, Raffi Ahmad Dilaporkan ke Polda

JAKARTA, Jowonews- Selebritas Raffi Ahmad dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas dugaan melanggar protokol kesehatan (prokes) usai menjalani vaksin Covid-19 perdana bersama Presiden RI Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Rabu (13/1). “Seorang publik figur Raffi Ahmad yang di publik membuat kegaduhan bahwa dia hadir bersama beberapa pejabat lainnya untuk berkerumun dan itu sangat kita sesalkan makanya teman-teman daerah mendesak agar kami melaporkan,” kata Ketua Infokom DPP Pembela Kesatuan Tanah Air Indonesia Bersatu (Pekat IB) IB, Lisman Hasibuan, di Polda Metro Jaya, Jumat (15/1). Lisman mengatakan Raffi yang merupakan seorang pemberi pengaruh (influencer) seharusnya bisa menjaga sikap dan diharapkan menjadi contoh bagi masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan. “Dia kan ‘influencer‘, bersama presiden lagi, habis itu dia melakukan pesta-pesta yang sebenarnya tidak boleh. Apalagi, dia publik figur yang dipercayakan sosialisasi Covid-19,” tambahnya sebagaiman dilansir Antara. Meski Raffi telah menyampaikan permintaan maaf lantaran menghadiri sebuah pesta tanpa menggunakan masker dan tanpa menjaga jarak beberapa jam setelah vaksinasi, Lisman mengatakan harusnya hal itu tidak menghentikan proses hukumnya. “Walaupun dia sudah minta maaf tapi proses hukum harus berjalan. Jangan rakyat kecil saja yang diproses. Mudah-mudahan adil, publik figur seperti Raffi perlu dipanggil. Kalau perlu besok dipanggil,” ujar Lisman. Sebelumnya, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono menyebut pihaknya sudah menegur pesohor Raffi Ahmad karena tidak menjaga penerapan protokol kesehatan setelah menjalani vaksinasi Covid-19. “Sudah dinasihati, diingatkan kembali oleh tim komunikasi Covid-19 agar menaati prokes,” kata Kasetpres Heru Budi Hartono di Jakarta, Kamis. Dari sejumlah akun media sosial, termasuk akun instagram Raffi @raffinagita1717, tampak Raffi Ahmad bersama teman-temannya berfoto maupun bernyanyi tanpa mengenakan masker. Foto-foto yang diambil saat pesta ulang tahun teman Raffi itu lalu menjadi viral. Padahal Raffi Ahmad menjadi salah satu orang yang mendapat kesempatan untuk divaksin Covid-19 perdana di Istana Merdeka pada Rabu (13/1), bersama dengan Presiden Jokowi dan tokoh-tokoh lainnya. Minta Maaf Pada kesempatan terpisah, selebritas Raffi Ahmad akhirnya memberikan klarifikasi atas foto-foto dirinya tengah menghadiri acara yang menjadi viral di media sosial karena melanggar aturan protokol kesehatan. Melalui unggahan terbaru di akun Instagram resminya, Raffi Ahmad meminta maaf kepada masyarakat Indonesia dan juga Presiden Joko Widodo atas kegaduhan yang terjadi. Dia juga mengakui kesalahannya yang telah melanggar protokol kesehatan dengan berkerumun dan tidak memakai masker. “Terkait kejadian tadi malam saya ingin sedikit klarifikasi. Tapi sebelumnya saya ingin minta maaf yang sebesar-besarnya, saya minta maaf kepada bapak Presiden Jokowi, kepada seluruh staf yang ada di sekretariat presiden dan juga minta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia atas peristiwa tadi malam,” kata Raffi Ahmad dalam video unggahannya. Raffi Ahmad mengatakan bahwa acara yang dihadirinya itu diadakan di kediaman ayah dari salah satu temannya. Dia juga menjelaskan bahwa sebelum masuk ke rumah sudah menjalankan protokol kesehatan. “Di situ kondisinya juga memang sebelum masuk ke rumahnya mengikuti protokoler. Tapi pas di dalam, kebetulan saya lagi makan tidak pakai masker, ada yang foto, tapi apa pun itu saya juga minta maaf karena kejadian ini jadi heboh,” ujar Raffi Ahmad.

Meski Sudah Divaksin, Tetap Pakai Masker!

SEMARANG, Jowonews- Kebiasaan untuk tetap memakai masker tidak bisa lepas meski herd immunity atau imunitas komunal nantinya terwujud usai vaksinasi Covid-19. “Pakai masker tetap dilakukan sebagai sesuatu yang baik,” kata Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Jawa Tengah Djoko Handojo di Semarang, Jumat (15/1). Ia menyebut terdapat banyak ancaman penyakit lain yang bisa dicegah penularannya dengan selalu menjaga protokol kesehatan, meski telah divaksin Covid-19. Ia mencontohkan penyakit TBC yang penyebarannya juga melalui udara tersebut sesungguhnya bagaikan fenomena gunung es. Oleh kerena itu, ia mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga pola hidup sehat, pascavaksinasi Covid-19. “Demi kesehatan kita sendiri, lanjutkan saja,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Sementara Ketua Tim Mitigasi IDI Wilayah Jawa Tengah Heru Muryawan menambahkan vaksin Covid-19 tidak menghilangkan protokol kesehatan. “Jika imunitas komunal terwujud, tetap tidak bisa lepas masker,” kata Sekretaris IDI Jawa Tengah ini. Menurut dia, vaksinasi Covid-19 bertujuan untuk mengurangi risiko terkena dan mengurangi angka kasus penyakit tersebut. Oleh karena itu, ia meminta para dokter untuk mendukung dan menyukseskan pelaksanaan vaksinasi tersebut sebagai bagian dari contoh untuk masyarakat.