Jowonews

Enam Orang Reaktif Corona Hasil Rapid Test di Pasar Kliwon Kudus

KUDUS, Jowonews.com – Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menyatakan hasil tes cepat (rapid test) corona terhadap sejumlah pengunjung Pasar Kliwon Kudus tercatat ada enam orang reaktif virus corona atau COVID-19. “Hari ini (8/5) tercatat ada dua lokasi yang disasar untuk pelaksanaan tes cepat corona, yakni Pasar Kliwon Kudus dan kompleks Menara Kudus. Hasilnya, untuk sementara ada enam orang di Pasar Kliwon Kudus yang dinyatakan reaktif,” Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus Nasiban di Kudus, Jumat. Awalnya, kata dia, ada delapan orang, namun dua orang di antaranya ternyata masih meragukan sehingga yang dipastikan reaktif akhirnya enam orang. Untuk hasil tes cepat di kompleks Masjid Menara Kudus hingga kini belum diketahui hasilnya karena petugas di lapangan belum menyampaikan laporannya. Kegiatan tes cepat corona di sejumlah tempat keramaian, kata dia, memang menjadi program Pemkab Kudus untuk mendeteksi lebih dini dengan melakukan pemilahan masyarakat yang berpotensi terpapar corona karena rapid test hanyalah pemeriksaan penyaring atau skrining untuk mendeteksi keberadaan antibodi IgM (Immunoglobulin M) dan IgG (Immunoglobulin G) yang dihasilkan tubuh ketika terpapar virus corona. Bagi peserta tes cepat yang hasilnya dinyatakan reaktif virus corona, maka akan dilakukan swab (usap) atau tes PCR atau polymerase chain reaction untuk mendeteksi keberadaan material genetik virus corona. “Untuk sementara, orang tersebut diminta menjalankan isolasi mandiri atau di tempat yang disediakan oleh pemerintah daerah,” ujarnya. Hingga kini, tercatat sudah ada 500-an orang yang dilakukan tes cepat corona, termasuk tenaga kesehatan yang jumlahnya 400-an orang. Nantinya, lanjut dia, rapid test akan dilakukan secara berkelanjutan menyusul tersedianya 1.500 hingga 2.000 alat rapid test.  (jwn5/ant)

Jalani Rapid Test, 24 Tenaga Medis di Batang Dinyatakan Reaktif

BATANG, Jowonews.com – Sebanyak 24 tenaga medis terdiri atas bidan dan perawat di Rumah Sakit Qolbu Insan Mulia (QIM) Kabupaten Batang, Jawa Tengah, berdasarkan hasil rapid test dinyatakan reaktif dan berpotensi terinfeksi virus corona jenis baru (COVID-19). “Mereka yang menjalani rapid test positif tersebut sebelumnya merupakan hasil tracking kontak dengan dokter yang positif COVID-19,” kata Bupati Batang Wihaji di Batang, Rabu. Menurut dia, 24 tenaga medis yang terdiri atas perawat dan bidan ini berkategori orang tanpa gejala (OTG) dan kondisinya masih sehat serta menjalani karantina di sebuah rumah sakit. “Sebanyak tiga dari 24 tenaga medis tersebut berasal Kecamatan Banyuputih, Kandeman, dan Bawang,” kata Wihaji didampingi Kepala Dinas Kesehatan Batang Mukhlasin. Ia mengatakan dengan bertambahnya jumlah warga terpapar COVID-19 maka warga diminta benar-benar mematuhi apa yang sudah diinstruksikan oleh pemerintah mengingat jika jumlah pasien positif terus meningkat maka daya tampung ramah sakit tidak akan mampu lagi dan harus dibawa ke luar daerah. “Oleh karena, tolong jangan sepelekan imbauan ataupun ketentuan yang ditetapkan pemerintah dalam mencegah penyebaran virus corona. Jangan sampai, jumlah terpapar virus corona di Batang terus bertambah,” katanya. Pada kesempatan itu, Wihaji juga minta pada pihak Rumah Sakit QIM menutup sementara poli rawat jalan seiring dengan meningkatnya jumlah warga terpapar virus corona. “Saya sudah melayangkan surat tertanggal 5 Mei 2020 agar Rumah Sakit QIM menutup sementara pelayanan poli rawat jalan selama 14 hari,” katanya. (jwn5/ant)

Menristek Sebut Produksi 10.000 Rapid Test Akan Diluncurkan Mei 2020

JJAKARTA, Jowonews.com – Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi (BRIN) Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro mengatakan pada Mei 2020, akan diluncurkan produksi massal 10.000 perangkat tes cepat (rapid test kit) untuk mendeteksi COVID-19. “Ditargetkan pekan depan 10.000 rapid test kit selesai diproduksi,” ujar Menristek Bambang dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin. Sebanyak 10.000 perangkat itu merupakan uji diagnostik cepat (Rapid Diagnostic Test/RDT) untuk mendeteksi IgG/IgM berbasis peptide sintesis, yang akan diproduksi paling lambat 8 Mei 2020. Bambang menuturkan saat ini perangkat tersebut sedang dalam tahapan produksi massal yang dikerjakan oleh Konsorsium Riset Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dengan Universitas Airlangga dan Universitas Gadjah Mada. Perangkat tes tersebut mendeteksi virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 menggunakan antibodi IgG dan IgM yang ada di dalam darah. Selain itu, pada akhir Mei 2020, ditargetkan perangkat tes berbasis PCR (PCR test kit) dapat diproduksi hingga 50.000 unit. Saat ini sedang berlangsung uji validasi produk. Menristek menuturkan pengembangan obat dan vaksin untuk virus corona terus dilakukan oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, PT Biofarma, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan, di mana saat ini dalam tahapan uji klinis. Konsorsium COVID-19 yang dibentuk Kementerian Riset dan Teknologi juga melakukan penelitian terkait pemanfaatan plasma konvalesen dari pasien yang sembuh COVID-19, untuk diberikan sebagai imunisasi pasif kepada pasien COVID-19 dengan kondisi berat. (jwn5/ant)

Menkes Sambangi RSD Wisma Atlet Serahkan 1.000 Alat Rapid Test

JAKARTA, Jowonews.com – Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto menyerahkan bantuan 1.000 alat rapid test kepada Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet Kemayoran, Sabtu. Menkes disambut langsung oleh Kepala Pusat Kesehatan TNI Mayor Jenderal TNI dr. Bambang Dwi Hasto, Wakil Panglima Komando Tugas Gabungan Terpadu (Wapangkogasgabpad) Brigadir Jenderal TNI M. Saleh Mustafa, Asisten Operasional TNI Kolonel Infanteri Prabowo S., Kolonel Corps Kesehatan Militer dr. Dony, dan Letnan Kolonel Marinir M. Arifin. “Kehadiran Menkes RI Terawan menyerahkan alat rapid test yang tiga setrip untuk penanganan pasien COVID-19 karena alat rapid test yang saat ini digunakan di RSD Wisma Atlet baru ada dua setrip,” ujar Kepala Puskes TNI Mayjen TNI dr. Bambang Dwi Hasto berdasarkan rilis yang diterima di Jakarta. Menkes RI disambut pertama kali di Tower III RSD Wisma Atlet Kemayoran. Di tower tersebut, dokter Terawan sempat menerima laporan singkat penanganan pasien COVID-19, meninjau sejumlah ruangan di Tower III RSD Wisma Atlet yang dijadikan sebagai tempat logistik, serta mengamati gambar yang terpampang di dinding tentang skema penanganan COVID-19 yang ada di RSD Wisma Atlet. Kepala Puskes TNI Mayjen TNI dr. Bambang Dwi Hasto mengatakan bahwa Menkes RI juga meninjau kesiapan lokasi Tower IV, Tower V, dan Tower VI RSD Wisma Atlet Kemayoran yang rencananya juga untuk antisipasi penanganan apabila jumlah pasien yang terinfeksi COVID-19 terus bertambah. Saat ini, baru satu tower yang digunakan untuk menampung pasien COVID-19, yaitu tower tujuh, sedangkan tower empat, lima, dan enam rencananya baru dipersiapkan untuk pengembangan apabila jumlah pasien tak kunjung menurun. Hingga Sabtu (25/4) pukul 08.00 WIB, pasien yang dirawat inap di RSD Wisma Atlet Kemayoran  mencapai 824 orang, ​​​​​​​terdiri atas 498 pasien pria dan 326 pasien wanita. Dari 824 orang pasien rawat inap tersebut, 701 di antaranya adalah pasien terkonfirmasi positif COVID-19, kategori pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 64 orang, dan pasien rawat inap berkategori orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 59 orang. Namun, RSD Wisma Atlet Kemayoran yang berada di Jakarta Pusat itu hanya menangani pasien ringan hingga sedang. Apabila ada pasien yang sakit berat, akan dirujuk ke rumah sakit yang lebih lengkap fasilitasnya di wilayah DKI Jakarta. (jwn5/ant)

Hasil Rapid Test Reaktif, Tiga Warga Wonosobo Jadi PDP

WONOSOBO, Jowonews.com – Hasil tes cepat (rapid test) tiga warga Kecamatan Sapuran, Kabupaten Wonosobo, dinyatakan reaktif sehingga mereka harus menjalani perawatan di ruang isolasi pasien dalam pengawasan (PDP) diduga COVID-19 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) KRT Setjonegoro Wonosobo. Juru bicara Pemkab Wonosobo untuk penanganan wabah corona dr. Muhamad Riyatno di Wonosobo, Ahad, mengatakan bahwa kabar yang beredar di jejaring sosial masyarakat terkait adanya 3 orang yang masuk kategori PDP adalah benar. Namun, katanya ketiganya belum menjalani uji laboratorium berupa real time polymerase chain reaction (RT-PCR) sebagai acuan utama penegakan diagnosa apakah yang bersangkutan benar-benar positif COVID-19. “Tiga orang ini dirujuk ke ruang isolasi RSUD Setjonegoro dari hasil rapid diagnostic test (RDT) setelah diketahui mereka memiliki gejala klinis yang mengarah pada COVID-19, serta memiliki riwayat perjalanan dari daerah terjangkit, yaitu dari Gowa Sulawesi Selatan,” katanya. Riyatno menyampaikan hasil tes cepat yang dilakukan oleh tim dari Puskesmas Sapuran dan Dinas Kesehatan ketiga orang tersebut ternyata reaktif atau memerlukan tindak lanjut berupa isolasi dan mesti menjalani tes lanjutan dengan RT-PCR. Ia menyebutkan dengan adanya tambahan tiga orang, maka jumlah PDP di Kabupaten Wonosobo mencapai 10 orang, 4 orang di antaranya sudah dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang sehingga saat ini yang menjalani perawatan di ruang isolasi sejumlah 6 PDP, dengan 1 orang sudah positif COVID-19,” katanya. Terkait dengan tes cepat bagi orang dengan risiko COVID-19, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo Junaedi menjelaskan Kabupaten Wonosobo menerima 555 unit alat tes cepat yang bisa memunculkan hasil dalam waktu 15-20 menit tersebut. “Sebanyak 420 unit sudah didistribusikan ke Rumah Sakit dan Puskesmas, kemudian sudah digunakan sebanyak 101 unit, dengan hasil sebanyak 96 menunjukkan tidak reaktif atau negatif, 4 reaktif atau perlu uji lanjutan dan 1 preparat lainnya rusak,” katanya. Kabid Pencegahan Penyakit Dinkes Kabupaten Wonosobo Jaelan mengatakan tes cepat hanya digunakan untuk pengamatan atau skrining orang yang diduga memiliki potensi COVID-19 karena riwayat perjalanan, gejala klinis, hingga riwayat kontak dengan penderita. “Prinsip kerja dari tes cepat ini mendeteksi antibodi (IgM dan IgG) dalam serum darah yang keluar akibat masuknya bibit penyakit,” katanya. Jaelan mengatakan sesuai protap apabila hasil tes cepat negatif, maka perlu diulang tes setelah 10 hari, namun apabila ternyata reaktif, kemudian dilanjutkan dengan RT-PCR. (jwn5/ant)

HNW Tolak Rapid Test bagi Anggota DPR/MPR, Minta Dialihkan untuk Rakyat

JAKARTA, Jowonews.com – Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid, tegas menolak rencana dilakukan uji cepat alias rapid test COVID-19 bagi anggota DPR/MPR dan keluarganya. Menurut dia, tes massal COVID-19 sebaiknya dilakukan untuk rakyat yang lebih membutuhkan maupun tenaga medis sebagai garda terdepan penanganan wabah COVID-19. “Batalkan rencana rapid test COVID-19 bagi anggota DPR/MPR dan keluarganya, dan ubah jadi untuk rakyat yang membutuhkan terutama tenaga medis,” kata dia, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa. Ia mendorong DPR fokus dukung dan kawal rencana realokasi anggaran yang telah diputuskan Presiden Joko Widodo dalam Inpres Nomor 4/2020 tentang Penekanan Kembali Kegiatan, Realokasi Anggaran, serta Pengadaan Barang dan Jasa dalam rangka Percepatan Penanganan COVID-19. Politisi PKS itu juga mendorong DPR bersama pemerintah menyediakan payung hukum bagi BPJS untuk menanggung pembiayaan pasien yang terpapar COVID-19, sebagaimana dimintakan direktur utama BPJS. “COVID-19 telah menjadi ‘teror’ dan mungkin berlangsung lama, oleh karena itu DPR mendorong pemerintah mengajukan APBN Perubahan 2020 dalam rangka penanganan COVID-19,” ujarnya. Hal itu menurut dia sesuai dengan UU Nomor 20/2019 tentang APBN 2020 yaitu revisi APBN bisa diajukan jika terjadi perubahan asumsi makro dan keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran. Ia mencontohkan, Kementerian Sosial harus meningkatkan belanja bansos untuk masyarakat miskin yang mata pencahariannya terdampak COVID-19. “DPR perlu mendorong pemerintah mengajukan APBN-P secepatnya, agar anggaran negara sekitar Rp2.500 triliun tahun ini, fokus untuk keselamatan rakyat dari COVID-19 dan masalah-masalah terkait,” katanya. (jwn5/ant)

Ganjar Sebut Prioritas Rapid Tes COVID-19 Berdasarkan Jumlah ODP

SEMARANG, Jowonews.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan bahwa pemeriksaan cepat virus corona jenis baru akan dilakukan berdasarkan jumlah orang dalam pemantauan (ODP) COVID-19 di suatu daerah. “Prioritas ‘rapid test’ (pemeriksaan cepat) berdasarkan dari data ODP yang paling banyak. Kalau kita lihat data ODP yang paling banyak adalah Kota Semarang dan Kabupaten Temanggung,” katanya di Semarang, Senin. Kendati demikian, Ganjar mengaku belum dapat memastikan kapan pemeriksaan cepat COVID-19 dilakukan di Jateng. “Waktu ‘rapid test’-nya kapan? tergantung, karena sampai hari alatnya belum datang, mau dapat berapa kami juga belum tahu, tapi kami sudah siapkan skenarionya jika terjadi lonjakan (jumlah pasien COVID-19, red.), ‘social distancing’ (pembatasan sosial) atau upaya preventif gagal,” ujarnya. Jika sudah menerima alat pemeriksaan cepat COVID-19, Ganjar siap menerjunkan tenaga kesehatan untuk mengaplikasikannya kepada warganya yang diduga terinfeksi COVID-19. Dalam kesempatan tersebut, Ganjar kembali mengimbau masyarakat menaati instruksi pemerintah agar tinggal di rumah masing-masing dan tidak bepergiaan jika tidak ada keperluan mendesak sebagai upaya antisipasi meluasnya penyebaran COVID-19 di Jateng. “Kami minta tolong, ‘please’ tinggal di rumah,” katanya. (jwn5/ant)

Seluruh Anggota DPR RI Ingin Pastikan Diri dan Keluarganya Bebas Corona dengan Rapid Test

JAKARTA, Jowonews.com – Sekretaris Jenderal DPR RI Indra Iskandar mengatakan sebanyak 575 anggota DPR RI akan melakukan tes cepat atau “rapid test” COVID-19 di Kompleks Rumah Jabatan di Kalibata, Jakarta dan Ulujami, Tangerang Selatan pada Kamis (26/3). “Kami masih menunggu alatnya, besok (Selasa, 24/3) baru sampai di DPR. Karena itu diperkirakan ‘rapid test’ dilakukan sekitar Kamis (26/3) atau Jumat (27/3),” kata Indra, saat dihubungi para wartawan di Jakarta, Senin. Dia mengatakan seluruh anggota DPR akan melaksanakan tes cepat tersebut dan diprioritaskan kepada yang berisiko tinggi, yaitu berusia di atas 50 tahun. Menurut dia, semua anggota DPR RI ingin memastikan dirinya dan keluarganya terbebas dan tidak terpapar dari COVID-19. “Kan semua ingin tahu dengan sekarang episentrumnya bukan lagi di masyarakat, dimana-mana pusat-pusat pemerintahan juga terkena dan mereka juga ingin memastikan,” ujarnya pula. Indra mengatakan tes cepat tersebut merupakan hasil sumbangan pimpinan dan anggota DPR RI, sehingga tidak ada biaya khusus yang dikeluarkan Kesekjenan DPR RI. Menurut dia, dalam melakukan tes cepat tersebut akan dilakukan empat orang dokter dan tenaga medis dari internal DPR. “Ada empat dokter dan empat paramedis. Akan dilakukan di ruang serbaguna di Kompleks Kalibata dan Ulujami, mereka tidak dikumpulkan namun diberikan jadwal untuk lakukan tes,” katanya pula. Indra mengatakan kalau dari hasil tes cepat itu menunjukkan negatif, maka langsung dirujuk ke beberapa rumah sakit untuk divaksin antiflu dan anti-pneumonia. Menurut dia lagi, kalau ada yang ditemukan positif COVID-19 langsung dirujuk ke RS rujukan COVID-19 untuk ditangani sesuai prosedur penanganan virus tersebut. (jwn5/ant)