Jowonews

UKSW Luncurkan Pusat Unggulan Inovasi Batik dan Tenun Indonesia

Pusat Unggulan Inovasi Batik dan Tenun Indonesia UKSW

SALATIGA – Setelah sukses menggelar Spotlight Celebrating Diversity Fashion Parade di Great Hall Pos Bloc, Jakarta Pusat, awal Desember tahun lalu, Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) meluncurkan Batik-Tenun Creative Innovation HUB ( BaTeCH) Pusat Unggulan Inovasi Batik dan Tenun Indonesia. Ketua Program Matching Fund Kedaireka UKSW, Arianti Ina Restiani Hunga mengatakan, kegiatan ini merupakan perayaan bagi para peneliti dan praktisi batik dan tekstil yang telah bermitra selama dua tahun. “Saat ini ada 170 DUDI batik tenun dan tenun yang tersebar di delapan klaster di Jawa dan satu klaster di Sumba dengan Jawa Tengah sebagai lumbung batik dan tenun. BaTeCH lahir sebagai pusat keunggulan batik untuk menyerap tenaga kerja dan budaya kain wastra. Diharapkan pada nantinya dapat diwariskan kepada generasi milenial agar bisa berdaya cipta,” kata Arianti, dikutip dari Tribunjateng.com, Senin (19/12/2022). Kegiatan ini adalah dengan mengadakan riset dalam mengembangkan inovasi batik dan tenan, memasukkan kurikulum pembelajaran untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Perguruan Tinggi, serta melakukan pelatihan, fashion show dan publikasi. Sementara itu, Rektor UKSW, Intiyas Utami mengungkapkan bahwa UKSW menyambut baik dan berkomitmen untuk melanjutkan program ini. Riset yang dilakukan oleh salah satu staf pengajar di UKSW telah menghasilkan karya yang tidak hanya berupa hasil, tetapi juga berupa solusi permasalahan yang dihadapi masyarakat, khususnya perajin batik dan tenun, serta meningkatkan perekonomian masyarakat. “UKSW berkomitmen untuk dapat mendorong dosen dan mahasiswa untuk melakukan hal-hal yang kreatif dan memberi dampak sesuai dengan visi Entrepreneurship Research University. Ke depan, UKSW berencana mengadakan pameran kain batik dan tenun serta Salatiga Fashion Week di UKSW Januari 2023 mendatang,” kata Intiyas. Menurutnya, UKSW siap bekerja sepenuh hati dengan DUDI dan pemerintah untuk membuka peluang seluas-luasnya bagi industri kreatif. “Fakultas-fakultas di UKSW juga dipersiapkan untuk melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang terintegrasi dengan pendidikan,” jelasnya. Foto dok. Tribun Jateng

Jelang Nataru Kerupuk dan Emping Salatiga Diburu Pembeli

Kerupuk dan Emping Salatiga

SALATIGA – Menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru), kerupuk banyak dijajakan di Pasar Raya I, jajanan ini biasanya banyak dicari masyarakat Salatiga saat momen tahunan tersebut. Pedagang Pasar Raya I, Yanti mengatakan, menjelang Nataru, bahan makanan yang selalu dicari masyarakat adalah kerupuk, kacang-kacangan dan lain-lain. “Bahan-bahan ini biasanya dibeli untuk acara Natal keesokan harinya. Harga emping saat ini Rp 70.000/kg, kerupuk udang Rp 50.000/kg. Kalau kacang tanah Rp 34.000/kg,” kata Yanti dikutip dari Tribunjateng.com, Senin (19/12/2022). Selain itu, Yanti mengakui ada beberapa barang yang mengalami kenaikan harga, Salah satu diantaranya adalah beras, “Beras C4 saat ini Rp 12.000 dulu Rp 11.000/kg, untuk GA dulu Rp 13.000 dulu Rp 12.000/kg. Sementara itu jutru telur mengalami penurunan harga, “Sekilo telur sekarang Rp 28.000, sebelumnya Rp 30.000 per kilo,” ujarnya. Ada beberapa barang yang tidak mengalami kenaikan atau penurunan harga seperti bawang merah dan minyak goreng. Di Pasar Raya I Salatiga, harga minyak goreng merek Minyak Kita saat ini Rp 14.000 per liter. “Bawang merah harganya Rp 35.000/kg dan selama ini harganya tetap, tapi untuk bawang putih Rp 24.000, sebelumnya Rp 22.000/kg,” jelasnya. Menurutnya, meski mendekati Natal, beberapa barang kebutuhan pokok tidak mengalami kenaikan atau penurunan harga. “Harga-harga selama ini masih stabil, menjelang Natal harga beberapa sembako tidak naik atau turun, tidak seperti Lebaran,” ujarnya. Foto: dok. Tribun Jateng

Komisi C Desak Percepatan Digitalisasi Pelayanan Perbankan

Percepatan Digitalisasi

SALATIGA – Kebutuhan digitalisasi pelayanan perbankan perlu dikembangkan di Jawa Tengah mengingat lebih cepat, akurat, dan praktis. Komisi C DPRD Jateng kerap meminta perbankan untuk mempercepat upaya digitalisasi pelayanan. Hal ini pun dilontarkan Komisi saat berkunjung ke Bank Jateng Cabang Salatiga, pada Senin (26/9/2022). Pada kesempatan itu Ketua Komisi C, Bambang Hariyanto mengungkapkan apresiasinya terhadap kinerja Bank Jateng Salatiga terkait inovasi pada 2022 ini yang sudah melakukan upaya digitalisasi pelayanan. “Bagaimana tahun per tahun semakin baik. Tentunya dengan semakin efisien yang dikelola dan inovasi yang dilakukan akan memberikan ruang perkembangan yang baik. Harapan kami tentunya bagaimana bisa berkonstribusi dalam APBD kita dan perekonomian kita,” ungkap Bambang. Nurul Farida dan Agung Budi Margono selaku anggota Komisi C menanyakan terkait perbedaan mengenai program kredit UMKM dengan bunga 2% dan 3%. Keduanya menanyakan sejauh mana penggunaan QRIS telah dioptimalkan oleh Bank Jateng. Menanggapi hal itu Kepala Bank Jateng Cabkor Semarang, Imam Hanafi menjelaskan, mengenai perbedaan nilai bunga hanya diberikan kepada nasabah yang menjadi mitra dan tidak mitra Bank Jateng. Mengenai inovasi apa saja yang telah dilakukan bank pelat merah itu, lanjut dia, salah satunya adalah program “Grebek Pasar di Pagi Hari”. Program itu untuk menarik minat nasabah dalam perkreditan UMKM. Mengenai upaya digitalisasi pelayanan semangatnya untuk memudahkan proses pembayaran nontunai dengan menggunakan QRIS pada UMKM di Kota Salatiga. “Bahkan kami masuk ke perguruaan tinggi dan sekolah – sekolah untuk pengembangan nasabah. Serta melakukan pelatihan UMKM dan perbankan atau perkreditan” jelas Imam Selanjutnya Kepala Bank Jateng Cabang Salatiga Erna Setyawati menambahkan total deviden yang telah diterima oleh Pemerintah Kota Salatiga dari 2005-2022 adalah Rp 92.538.741.512 (dividen tahap I Februari 2022) yang akan dibayarkan kembali pada tahap II Triwulan keempat sebesar Rp 3.889.638.544. “Total deviden tahun 2022 sebesar Rp 17.302.135.249 dengan target pemkot PAD estimasi Rp 16 miliar . Bisa dikatakan bahwa PAD 2022 Bank Jateng Cabang Salatiga sudah melebihi dari target yang telah ditentukan,” tandasnya.

Paguyuban Tukang Becak Salatiga Mendapat Bantuan Becak Listrik

Paguyuban Tukang Becak Salatiga Mendapat Bantuan Becak Listrik

SALATIGA – Jika pada umumnya seringkali tukang becak mendapatkan bantuan dalam rupa sembako, baru-baru ini Persatuan Tukang Becak Salatiga (PTBS) menerima bantuan becak listrik dari Paguyuban Warga Salatiga (Pawarsa). Becak listrik ini diharapkan dapat meringankan tukang becak dalam meringankan pekerjaan dan mencari nafkah sehari-hari. Selain untuk membantu tukang becak, juga dalam rangka modernisasi becak agar tetap ramah lingkungan. “Kalau becak yang pakai mesin motor itu regulasinya juga tidak jelas, sehingga kami mendorong penggunaan energi listrik di becak-becak ini,” kata Ketua Pawarsa, Azis Said, dikutip dari Tribun Jateng, Sabtu (25/6/2022). Lebih lanjut, Aziz menjelaskan bahwa becak listrik ini merupakan yang pertama di Indonesia. Sementara pakai baterai becak maksimal hingga 40 kilometer jia baterai diisi penuh. “Jenis baterinya adalah lithium, usia pemakaiannya hingga empat tahun. Sementara jika menggunakan baterai kering hanya mampu selama sekitar satu jam,” lanjut Aziz. Sementara itu, Ketua PTBS, Joko Winarno mengucapkan terima kasih atas pemberian bantuan becak listrik dari Pawarsa. “Ini merupakan terobosan baru yang inovatif dan memanusiawikan tukang becak, sangat membantu dan meringankan kerja kami,” ucap Joko. Joko mengungkapkan total tukang becak di Salatiga sebanyak 127 orang yang terbagi menjadi 10 kelompok. “Kalau jumlah becaknya untuk saat ini ada 120 buah, ini lagi kita lakukan pendataan karena banyak juga anggota yang tidak aktif,” tambahnya. Foto: Tribun Jateng

Salatiga Raih Indeks Pembangunan Manusia Tertinggi di Jateng

SEMARANG, Jowonews- Badan Pusat Statistik Jawa Tengah mencatat Kota Salatiga meraih indeks pembangunan manusia (IPM) tertinggi di provinsi ini tahun 2020 dengan 83,14 poin. “Kota Salatiga menggeser posisi Kota Semarang yang pada tahun lalu menempati posisi tertinggi,” kata Kepala BPS Jawa Tengah Sentot Bangun Widoyono dalam siaran pers di Semarang, Selasa (15/12) sebagaimana dilansir Antara. Salatiga menggeser posisi Kota Semarang dengan IPM 83,05, turun dari IPM 2019 yang mencapai 83,19. Sementara IPM Jawa Tengah pada 2020 mencapai 71,87, naik dari tahun lalu yang mencapai 71,73. Sentot menyebut pandemi COVID-19 memberi pengaruh signifikan terhadap berbagai aspek sosial dan ekonomi. Menurut dia, untuk Kota Semarang, dampak pandemi lebih terasa. “Banyak aktivitas ekonomi terdampa, dari sisi industri, transportasi, hingga perdagangan,” katanya. Kondisi tersebut, lanjut dia, juga berakibat terhadap penunan pengeluaran rumah tangga. Secara umum, lanjut dia, rata-rata lama sekolah dalam IPM 2020 mencapai 7,69 tahun. Pada 2020 ini, kata dia, pengeluaran per kapita masyarakat Jawa Tengah mencapai Rp10,930 juta, turun dari tahun lalu yang mencapai Rp11,102 juta. Pada IPM 2020 ini, menurut dia, masih terdapat celah perbedaan yang cukup besar antara Kota Salatiga sebagai daerah dengan IPM tertinggi dengan Kabupaten Brebes sebagai daerah dengan IPM terendah, sebesar 67,11. “Masih ada ‘gap’ sebesar 17,03 antara daerah dengan IPM tertinggi dan terendah,” katanya.

Ganjar Dukung Gerakan Sehari Tanpa Nasi di Salatiga

SEMARANG, Jowonews- Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mendukung Gerakan Sehari Tanpa Nasi di Salatiga. Gerakan ini dinilai sebagai upaya diversifikasi pangan. “Ya, tidak apa apa, boleh saja, sehari tidak pakai nasi boleh, itu bisa mengurangi ketergantungan konsumsi nasi sehingga ada diversifikasi pangan,” katanya di Semarang, Rabu. Menurut Ganjar, gerakan itu layak didukung sebab dilihat dari sisi kesehatan, nasi memang mengandung banyak gula. Jika berlebiha mengkonsumsinya, bisa menyebabkan penyakit gula dan darah tinggi. “Nasi itu kan banyak mengandung gula. Padahal orang yang punya potensi gula dan darah tinggi itu, dari data yang meninggal karena Covid-19 merupakan kumorbit yang berbahaya. Saya kira ada baiknya, biar orang tidak hanya bergantung pada nasi,” ujarnya, sebagaimana dilansir Antara.. Gerakan Sehari Tanpa Nasi, menurut Ganjar, akan cukup sulit di tengah karakter orang Jawa yang sejak dulu sudah terbiasa makan nasi. “Itu problemnya. Orang Jawa biasanya kalau belum makan nasi, berarti belum makan. Tapi Gerakan Sehari Tanpa Nasi ini bagus sih, tidak apa apa,” katanya. Wali Kota Salatiga Yuliyanto membuat surat edaran tentang Gerakan Sehari Tanpa Nasi. Dalam SE bernomor 520/347/415 itu, Yuliyanto meminta masyarakat Kota Salatiga mengonsumsi menu atau makanan pangan lokal nonberas minimal sehari dalam sebulan. Selain itu, Yuliyanto juga meminta masyarakat memanfaatkan menu atau makanan lokal nonberas produksi dalam negeri, dan buah-buahan lokal Indonesia pada saat rapat dan pertemuan yang diselenggarakan di Kota Salatiga.