Jowonews

Temanggung Wajibkan Guru Jalani Tes Usap Covid-19

TEMANGGUNG, Jowonews- Temanggung mewajibkan 6.472 guru dan tenaga kependidikan dari jenjang TK hingga SMP sederajat menjalani tes usap (swab) Covid-19. Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Temanggung Suyono di Temanggung, Kamis (17/12), mengatakan nantinya hasil tes usap massal itu sebagai acuan pembukaan sekolah tatap muka pada 2021. “Tes usap untuk guru dan tenaga kependidikan sudah dimulai pada 15 Desember 2020,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Suyono menyampaikan tes usap untuk kalangan pendidikan wajib dilakukan tanpa terkecuali, termasuk yang berasal dari luar daerah. Ia menyebutkan dari sejumlah guru dan tenaga kependidikan tersebut, terdiri atas 1.002 guru dan tenaga kependidikan TK dan PAUD, 3.994 orang di SD, dan 1.476 orang di SMP. Ia menuturkan tujuan dilakukan tes usap kepada guru dan tenaga kependidikan untuk memberikan rasa aman bagi orang tua siswa agar nantinya bisa sepenuh hati mempercayakan putra-putrinya belajar kembali di sekolah. Suyono mengatakan ketika nanti pembelajaran tatap muka dibolehkan, pemerintah daerah menjadi pionir yang bertugas sebagai pemantau dan pengawas kegiatan dengan melihat situasi dan kondisi perkembangan Covid-19. Menurut dia, pelaksanaan tes usap dilakukan secara bertahap dengan menyesuaikan kemampuan Puskesmas masing-masing. Pelaksanaan tes usap dipandu koordinator wilayah masing-masing bekerja sama dengan Puskesmas. Pada tahap awal, katanya, sebanyak 291 guru dan tenaga kependidikan sudah menjalani tes usap, antara lain dari SMPN 1 dan SMPN 2 Selopampang, SMPN 1 Temanggung, SMPN 1 Parakan, SMPN 1 dan SMPN 2 Kledung, SMPN 1 Jumo, SMP Muhammadiyah, SMP Kanisius, SMP Islam Sudirman, dan SMP PGRI Candiroto. “Rencananya setiap hari ada tes usap dan kami tidak menargetkan kapan tes usap ini selesai. Kami menyerahkan sepenuhnya jadwal pelaksanaan kepada Puskesmas masing-masing sesuai kemampuan SDM yang dimiliki,” katanya,” katanya.

Temanggung Rawan Longsor!

TEMANGGUNG, Jowonews- Masyarakat Temanggung diminta waspada. Mayoritas wilayahnya yang berupa pegunungan dan perbukitan rawan bencana tanah longsor. Kepala Pelaksan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung Dwi Sukarmei mengatakan, di antara 20 kecamatan yang ada di Kabupaten Temanggung ada tiga yang paling rawan menghadapi tanah longsor, yakni Kaloran, Kledung, dan Gemawang. “Sebenarnya hampir semua kecamatan di Temanggung rawan tanah longsor, tetapi ketiga kecamatan itu paling rawan dan sering terjadi tanah longsor,” katanya di Temanggung, Rabu (2/12). Menurut dia, hampir setiap tahun bencana tanah longsor terjadi di wilayah Kecamatan Kaloran, Kledung, dan Gemawang. “Berdasarkan data yang ada, tanah longsor di ketiga kecamatan itu 50 persen terjadi di lahan pertanian dan 50 persen terjadi di permukiman,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Dwi mengimbau warga yang tinggal di daerah rawan bencana tanah longsor meningkatkan kewaspadaan selama musim penghujan. “Kenali tanda-tandanya, kewaspadaan semakin ditingkatkan, jangan sampai teledor,” katanya. Hujan yang turun pada Selasa (1/12), menurut dia, menyebabkan tanah longsor di Dusun Pasang, Desa Pegergunung, Kecamatan Pringsurat; Dusun Tleter, Desa Tleter, Kecamatan Kaloran; dan Dusun Porot, Desa Getas, Kecamatan Kaloran. Bencana itu menyebabkan tiga rumah warga rusak ringan dan tidak sampai menimbulkan korban jiwa.

Dihentikan, Simulasi Pembelajaran Tatap Muka di Temanggung

TEMANGGUNG, Jowonews- Pemerintah Kabupaten Temanggung menghentikan simulasi pembelajaran tatap muka di sekolah setelah wilayahnya dikategorikan berada di zona merah dalam peta penularan Covid-19. “Temanggung memasuki zona merah dan Bupati telah memerintahkan Kepala Dinas Pendidikan untuk menghentikan simulasi pembelajaran tatap muka di sekolah,” kata Kepala Divisi Komunikasi dan Informasi Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Temanggung Gotri Wijianto di Temanggung, Selasa. “Zona merah ini untuk tingkat kabupaten, karena peningkatan kasus cukup signifikan dan dari hitungan kita di angka memasuki zona merah. Namun untuk per kecamatan, tidak semuanya zona merah,” tandasnya sebagaimana dilansir Antara. Menurut dia, saat ini ada 515 warga yang terserang Covid-19 di Kabupaten Temanggung. Guna menekan risiko penularan virus corona, ia menjelaskan, pemerintah kabupaten berupaya meningkatkan disiplin warga dalam menjalankan protokol kesehatan dalam acara-acara kemasyarakatan dan keagamaan yang menghadirkan banyak orang. “Satgas kecamatan dan desa serta satgas Jogo Tonggo untuk lebih mendisiplinkan lagi kegiatan yang ada di masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan. Karena virus ini perlu kita kenali menularnya melalui droplet (percikan cairan dari saluran nafas), maka untuk senantiasa mengenakan masker dan cuci tangan,” katanya. Menurut dia, Satuan Tugas juga juga akan bekerja sama dengan Dewan Masjid untuk menyampaikan imbauan kepada warga agar menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19.

Satgas Jogotonggo Diminta Intensifkan Penegakan Protokol Kesehatan

TEMANGGUNG, Jowonews- Satuan Tugas Covid-19 Tingkat Desa/Kelurahan dan Satgas Jogotonggo diminta mengintensifkan lagi penegakan protokol kesehatan karena kasusnya terus meningkat. Hal tersebut disampaikan Bupati Temanggung M. Al Khadziq di Temanggung, Jumat (27/11). Dikatakannya, rumah sakit masih bisa menangani meskipun sudah mendekati batas atas. Kalau masyarakat tidak berhati-hati dan kasus semakin tinggi bukan tidak mungkin rumah sakit tidak mampu menangani lagi. “Sekali lagi kalau protokol kesehatan pencegahan Covid-19 diabaikan virusnya semakin menyebar bukan tidak mungkin rumah sakit nanti tidak bisa menangani,” kata Khadziq sebagaimana dilansir Antara. Oleh karena itu, dia meminta semua masyarakat benar-benar bisa menjaga protokol kesehatan, memakai masker, cuci tangan, jaga jarak dan mengurangi kerumunan. Ia menyampaikan operasi penegakan disiplin protool kesehatan hendaknya tidak hanya dilakukan oleh satgas Covid-19 kabupaten, tetapi juga oleh satgas Covid-19kecamatan. Bahkan Satgas Covid-19 Desa/Kelurahan dan Satgas Jogotonggo. “Selain desa untuk meningkatkan kedisiplinan warganya terhadap protokol kesehatan, kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh desa dan pemerintahan, semua OPD saya harap bisa menjadi contoh bagi konsistensi pelaksanaan protokol kesehatan, karena semua kegiatan pemerintah ini akan dilihat oleh rakyat, jangan sampai pemerintah memberikan contoh yang tidak baik,” katanya. Khadziq juga meminta kepada desa dan juga satgas jogotonggo di seluruh Kabupaten Temanggung untuk mengawasi warganya yang terindikasi positif Covid-19. Karena banyak warga yang positif dan mejalani karantina mandiri di rumah masing-masing. “Kalau yang menjalani karantina mandiri ini tidak disiplin maka berpotensi menularkan pada lingkungan sekitarnya, yang bisa menjaga agar yang bersangkutan ini berdisiplin tentu satgas desa dan satgas jogotonggo di setiap RT,” katanya.

Aneh, Warga Temanggung Masih Kesulitan Air di Musim Hujan

TEMANGGUNG, Jowonews- Meskipun sudah memasuki musim hujan, sejumlah warga Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah masih membutuhkan bantuan air bersih, Mereka merupakan warga Dusun Bugen, Desa Geblog, Kecamatan Kaloran. Warga Dusun Bugen Edi Santoso di Temanggung, Kamis (19/11), mengatakan meskipun sudah beberapa kali turun hujan, hingga saat ini sejumlah mata air di daerah itu belum mengeluarkan air. “Memang sudah hujan, tapi mata air masih mati dan sama sekali tidak mengeluarkan air,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Menurut dia, krisis air bersih yang dialami warga di desanya sudah terjadi sejak beberapa bulan lalu saat memasuki musim kemarau dan hingga saat ini di mana warga lainnya sudah kembali bisa menikmati air bersih dari mata air, warga di dusunnya masih mengandalkan bantuan air bersih dari pemerintah. “Daerah kami kalau masuk musim kemarau mata airnya langsung kering, berbeda dengan daerah lainnya dan kembali normal biasanya juga paling terakhir,” katanya. Selama mengalami krisis air bersih, katanya, pemerintah sudah turun tangan memberikan bantuan air bersih. Hanya saja bantuan yang diterima warga belum mencukupi. Ia menyebutkan dalam sepekan paling banyak hanya diberi bantuan dua kali. Sekali pengiriman bantuan hanya dua tangki air bersih. Padahal warga setiap hari tetap membutuhkan air bersih. “Memang sudah rutin kami terima. Hanya saja belum mencukupi kebutuhan untuk memasak dan minum warga setiap hari,” katanya. Ia berharap pemerintah bisa memberikan bantuan air bersih dalam jumlah yang lebih sehingga kebutuhan air bersih warga bisa dicukupi. Swadaya Selama ini, katanya, jika bantuan air bersih dari pemerintah sudah habis, warga dengan swadaya mencari air bersih ke desa-desa tetangga. Meskipun jaraknya cukup jauh tetap dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air bersih. “Kadang warga menyewa mobil bak terbuka bersama-sama untuk mencari air bersih. Bagi yang memiliki sepeda motor biasanya berangkat sendiri,” katanya. Warga lainnya Ajik Masturi berharap pemerintah tidak menghentikan bantuan air bersih ke daerahnya, karena sampai saat ini warga masih membutuhkan bantuan air bersih. “Jika perlu bantuan bisa ditambah, karena daerah lain sudah tidak membutuhkan bantuan air bersih lagi,” katanya. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Temanggung Dwi Sukarmei mengakui hingga saat ini sejumlah daerah masih membutuhkan bantuan air bersih, karena memang sumber mata air di daerah tersebut belum mengeluarkan air. “Ada beberapa daerah seperti Kaloran dan Kandangan hingga saat ini masih membutuhkan pasokan air bersih meskipun sudah turun hujan,” katanya.

80 % SD di Temanggung Lakukan Simulasi Pembelajaran Tatap Muka

TEMANGGUNG, Jowonews- Sekitar 80 persen dari 435 SD negeri maupun swasta di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, hingga saat ini telah melakukan simulasi pembelajaran tatap muka. “Sejumlah SD telah melaksanakan simulasi pembelajaran tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19 secara ketat,” kata kata Sekretaris Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Temanggung, Ujiono. di Temanggung, Sabtu (31/10). Sedangkan untuk tingkat SMP, kata dia, dari sebanyak 77 SMP negeri dan swasta di Kabupaten Temanggung, bahkan hampir semuanya telah melakukan simulasi pembelajaran tatap muka. Pihaknya mengharapkan dalam dua pekan ke depan semua sekolah sudah melaksanakan simulasi pembelajaran di sekolah. “Nanti jadwalnya bisa dipadatkan, sehari bukan hanya satu atau dua sekolah yang melaksanakan simulasi, tetapi bisa 7-8 sekolah melakukan simulasi,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Berdasarkan evaluasi setelah berjalannya simulasi, kata dia, hampir semua sekolah memang menghendaki untuk pembelajaran tatap muka, namun tidak serta merta berani melaksanakannya. Karena suatu wilayah boleh melakukan pembelajaran tatap muka kalau zona daerah tersebut kuning atau hijau. “Sedangkan Temanggung masih zona oranye sehingga belum bisa melakukan pembelajaran tatap muka. Maka diselenggarakan dulu simulasi,” katanya. Ia menyampaikan pelaksanaan simulasi tidak perlu izin, namun kesepakatan dari para wali murid, komite, dan pihak sekolah serta pihak desa/kelurahan. “Kalau simulasi tidak perlu izin, tetapi kalau pembelajaran tatap muka yang sebenarnya harus ada izin dari Satgas Penanganan Covid-19,” demikian Ujiono. 

Atasi Kekeringan, Temanggung Siapkan 7 Juta Liter Air Bersih

TEMANGGUNG, Jowonews- Sebanyak 7 juta liter atau 1.500 tangki air bersih disiapkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Temanggung untuk mengatasi daerah kekeringan. Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Temanggung Djoko Prasetyono di Temanggung,Ahad (2/8) , mengatakan berdasarkan pengalaman pada musim kemarau 2019 di Temanggung ada 55 desa di 16 kecamatan yang mengalami kekeringan dan membutuhkan bantuan air bersih. “Berdasarkan acuan tersebut, tahun ini kami juga menyiapkan anggaran yang sama seperti tahun lalu. Untuk menyalurkan sekitar 1.500 tangki air bersih bagi masyarakat yang kesulitan mendapatkan air bersih pada musim kemarau ini,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Sejumlah kecamatan yang wilayahnya mengalami kekeringan, antara lain: Kandangan, Kaloran, Kranggan, Pringsurat, Jumo, Candiroto. Selanjutnya, Selopampang, Gemawang, Kledung, Tembarak dan Kecamatan Tlogomulyo. “Hingga saat ini belum ada daerah yang meminta bantuan air bersih. Namun kami sudah siap untuk mendistribusikan air bersih jika sewaktu-waktu dibutuhkan,” katanya. Siapkan Tandon Ia menyampaikan saat ini sudah memasuki musim kemarau, bagi masyarakat yang tinggal di daerah kekeringan untuk menyiapkan tandon air atau bak air. “Termasuk tempat pendidikan atau instansi yang selalu kekurangan air bersih, diminta untuk menyiapkan tandon air,” katanya. Menyinggung pandemi Covid-19 yang membutuhkan air untuk mencuci tangan, Djoko menuturkan pihaknya akan memperhatikan hal tersebut. “Permasalahan kebutuhan air, khususnya untuk cuci tangan, akan kita adakan pemantauan. Bagaimana kebutuhan air bersih bisa terlayani untuk menunjang kebersihan utamanya mendukung kebiasaan masyarakat sering cuci tangan untuk mencegah penularan Covid-19,” katanya.