Jowonews

Jalani Rapid Test, 24 Tenaga Medis di Batang Dinyatakan Reaktif

BATANG, Jowonews.com – Sebanyak 24 tenaga medis terdiri atas bidan dan perawat di Rumah Sakit Qolbu Insan Mulia (QIM) Kabupaten Batang, Jawa Tengah, berdasarkan hasil rapid test dinyatakan reaktif dan berpotensi terinfeksi virus corona jenis baru (COVID-19). “Mereka yang menjalani rapid test positif tersebut sebelumnya merupakan hasil tracking kontak dengan dokter yang positif COVID-19,” kata Bupati Batang Wihaji di Batang, Rabu. Menurut dia, 24 tenaga medis yang terdiri atas perawat dan bidan ini berkategori orang tanpa gejala (OTG) dan kondisinya masih sehat serta menjalani karantina di sebuah rumah sakit. “Sebanyak tiga dari 24 tenaga medis tersebut berasal Kecamatan Banyuputih, Kandeman, dan Bawang,” kata Wihaji didampingi Kepala Dinas Kesehatan Batang Mukhlasin. Ia mengatakan dengan bertambahnya jumlah warga terpapar COVID-19 maka warga diminta benar-benar mematuhi apa yang sudah diinstruksikan oleh pemerintah mengingat jika jumlah pasien positif terus meningkat maka daya tampung ramah sakit tidak akan mampu lagi dan harus dibawa ke luar daerah. “Oleh karena, tolong jangan sepelekan imbauan ataupun ketentuan yang ditetapkan pemerintah dalam mencegah penyebaran virus corona. Jangan sampai, jumlah terpapar virus corona di Batang terus bertambah,” katanya. Pada kesempatan itu, Wihaji juga minta pada pihak Rumah Sakit QIM menutup sementara poli rawat jalan seiring dengan meningkatnya jumlah warga terpapar virus corona. “Saya sudah melayangkan surat tertanggal 5 Mei 2020 agar Rumah Sakit QIM menutup sementara pelayanan poli rawat jalan selama 14 hari,” katanya. (jwn5/ant)

36 Tenaga Medis RS Di Kudus Terindikasi Positif COVID-19

KUDUS, Jowonews.com – Sebanyak 36 tenaga kesehatan di beberapa rumah sakit di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, terindikasi positif terjangkit virus corona (COVID-19) berdasarkan hasil tes cepat (rapid test) yang dilakukan masing-masing rumah sakit terhadap tenaga kesehatannya. “Selain 36 tenaga kesehatan, tercatat ada satu pekerja juga terindikasi positif setelah dilakukan rapid test,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kudus Andini Aridewi tanpa menyebutkan nama rumah sakitnya di Kudus, Rabu. Ia mengungkapkan pekerja tersebut berdasarkan informasi yang diterima sementara hasil penelusuran kontak erat di lingkungan pasien yang dinyatakan positif COVID-19 dengan dilakukan tes cepat terhadap 137 orang. Terkait isolasi terhadap tenaga kesehatan tersebut, kata dia, salah satu rumah sakit berupaya membuat isolasi secara tersentral karena dari hasil tes cepat jumlah positifnya cukup banyak. Penanganan terhadap kasus positif, kata dia, dilakukan isolasi mandiri, selanjutnya dilakukan tes swab tenggorokan secara bertahap. Selain terdapat puluhan tenaga kesehatan yang hasil rapid testnya positif, di Kabupaten Kudus juga terdapat penambahan dua kasus positif COVID-19. Kasus positif yang pertama, yakni seorang laki-laki berusia 31 tahun asal Kecamatan Kaliwungu, Kudus yang datang ke Rumah Sakit Kumala Siwi Kudus tanggal 15 April 2020 dengan penyakit penyerta. “Pasien yang memiliki riwayat perjalanan dari Jepara itu, juga dilakukan tes swab tenggorokan, tetapi kondisi pasien tersebut memburuk dan meninggal dunia,” ujarnya. Untuk kasus kedua, seorang wanita berusia 36 tahun datang ke RS Aisiyah tanggal 12 April 2020 dan dilakukan tindakan curettage. Kemudian pada tanggal 14 April 2020 masuk ruang isolasi dan pada 17 April 2020 diperbolehkan pulang, namun hasil swabnya yang baru keluar tanggal 21 April 2020 dinyatakan positif corona. “Pasien sekarang dirawat kembali di RS Aisiyah, sedangkan suami penderita sebagai salah satu kontak erat, karena menunjukkan gejala sesak juga dirawat di RS Aisiyah,” ujarnya. Total di Kudus terdapat 12 kasus positif COVID-19, sebanyak delapan pasien di antaranya dari dalam wilayah dan empat pasien dari luar wilayah. (jwn5/ant)

Jateng Support Penuh Penyembuhan 46 Tenaga Medis Positif Corona

SEMARANG, Jowonews.com – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mendukung penuh proses penyembuhan 46 tenaga medis RSUP dr. Kariadi, Kota Semarang, yang positif terinfeksi virus Corona jenis baru (COVID-19) dan saat ini sedang menjalani isolasi mandiri di Hotel Kesambi Hijau. “Kemarin saya dihubungi Kadinkes untuk menyiapkan tempat isolasi dan sudah kami sediakan, mereka semua sudah menjalani isolasi di tempat itu. Kami akan dukung penuh para pejuang kemanusiaan ini untuk bisa kembali sehat dan dapat melaksanakan tugasnya,” kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat dikonfirmasi di Semarang, Kamis. Berdasarkan informasi yang dihimpun, 46 tenaga medis yang positif COVID-19 itu terdiri dari beberapa dokter spesialis, perawat, tenaga penunjang medis hingga non-medis. Menurut Ganjar, informasi mengenai tenaga medis yang tertular tersebut sangat memilukan karena yang bersangkutan terinfeksi saat sedang menjalankan tugasnya dan berjuang dalam menangani pasien COVID-19. “Mereka sudah berjuang luar biasa, dan saat dilakukan tes, mereka dinyatakan positif. Kami akan terus support (mendukung) penuh selama masa isolasi,” ujarnya. Tidak hanya dukungan tempat isolasi, Pemprov Jateng juga berupaya maksimal dalam mencukupi berbagai kebutuhan yang dibutuhkan oleh puluhan tenaga medis tersebut. “Kemarin ada yang minta vitamin, langsung kami kirimkan kepada mereka. Kami akan berusaha menyiapkan hal yang terbaik bagi mereka,” kata Ganjar. Disinggung mengenai kondisi 46 tenaga medis yang menjalani isolasi itu, Ganjar menyebut bahwa semuanya baik-baik saja. Dalam kesempatan tersebut, Ganjar juga berpesan kepada seluruh pihak rumah sakit di Jawa Tengah untuk mendisiplinkan pengelolaan protokol kesehatan agar tidak menambah jumlah orang yang positif COVID-19. “Disiplin itu menjadi sangat penting, saya harap seluruh pengelola rumah sakit bisa memperbaiki manajemennya. Yang sakit dan yang sehat harus disiapkan tempat terpisah sehingga tidak tertular,” ujarnya. Selain itu, pihaknya juga akan terus mendukung pemenuhan sarana prasarana para tenaga medis di Jateng dalam menangani pandemi COVID-19. “Kami selalu mendukung untuk keamanan dan keselamatan para tenaga medis di Jateng. Umpama rumah sakit butuh APD, Alhamdulillah sekarang bantuan APD sudah banyak dan sudah didistribusikan. Semoga, kita semua terlindungi dan dihindarkan dari penularan wabah ini,” katanya. (jwn5/ant)

Udinus Produksi Face Shield untuk Dibagikan ke Tenaga Medis

SEMARANG, Jowonews.com – Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang memproduksi pelindung wajah atau “face shield” untuk tenaga medis di rumah sakit di Ibu Kota Jawa Tengah itu, dalam melayani pasien virus corona jenis baru (COVID-19). Dekan Fakultas Teknik Udinus Semarang Dian Retno Sawitri di Semarang, Selasa, mengatakan pelindung wajah karya Fakultas Teknik Udinus diproduksi langsung di laboratorium sistem produksi milik kampus tersebut. “Proses produksi menggunakan mesin otomatis berbasis Computer Numerical Control untuk menghasilkan produk yang berkualitas, presisi, dan dalam skala besar,” katanya. Bahan baku alat itu, kata dia, terdiri atas material polyethylene terephtalate (PET) dan polimer vinil klorida (PVC) untuk kaca pelindung depan dan bingkainya. Dalam sehari, lanjut dia, laboratorium produksi Udinus mampu memproduksi hingga 100 pelindung wajah. Dia menjelaskan alat pelindung diri bagi tenaga medis itu tidak diperjualbelikan kepada masyarakat umum. “Fasilitas kesehatan yang membutuhkan dapat memperoleh secara gratis,” katanya. Produk tersebut, kata dia, bagian dari penerapan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam menghadapi pandemi virus corona baru itu. Udinus Semarang juga menyerahkan bantuan alat perlindungan diri bagi tenaga medis di RS Tugurejo Semarang. Wakil Rektor II Udinus Semarang Dwiarso Utomo mengatakan bantuan yang diserahkan berupa 100 pelindung wajah, 50 hazmat, 100 botol cairan pembersih tangan, serta ratusan makanan kecil dan susu. “Bantuan ini diharapkan bisa dimanfaatkan para petugas medis yang bersinggungan langsung dengan pasien,” katanya. (jwn5/ant)

Tenaga Medis di Jateng Diusulkan Dapat Bintang Jasa

SEMARANG, Jowonews.com – Para tenaga medis yang menangani pasien terinfeksi penyakit karena virus Corona jenis baru (Covid-19) di Jawa Tengah diusulkan mendapat bintang jasa dari pemerintah Republik Indonesia sebagai bentuk penghormatan serta penghargaan untuk pahlawan kemanusiaan. “Kemarin saya usulkan para dokter, perawat, dan tenaga medis yang meninggal dalam perjuangannya melawan Covid-19 dapat dimakamkan di Taman Makam Pahlawan. Ternyata itu administrasinya tidak mudah, harus ada bintang jasa, maka saya usulkan dokter, perawat, tenaga medis di seluruh Jateng yang menangani Covid-19 mendapat bintang jasa,” kata Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, di Semarang, Senin. Ia mengungkapkan usulan tersebut sudah disampaikan kepada Presiden Joko Widodo melalui Sekretariat Militer Presiden dan berdasarkan hasil komunikasi yang dilakukan, pihak pemerintah menyambut baik usulan itu. “Ini upaya kami memberikan penghargaan tertinggi kepada mereka para pejuang kemanusiaan di Jateng,” ujarnya usai memimpin Rapat Koordinasi Penanganan Covid-19 di Gradhika Bhakti Praja, kompleks Kantor Gubernur Jawa Tengah. Ia juga meluruskan informasi yang beredar di masyarakat terkait dengan penyiapan lokasi pemakaman di Taman Makam Pahlawan bagi tenaga medis yang meninggal dunia saat menangani Covid-19. Ia mengatakan bahwa usulan itu mendapat kritikan dari salah satu dokter yang disampaikan melalui akun Twitter dan meminta agar Gubernur Ganjar lebih memikirkan kebutuhan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis daripada menyiapkan tempat pemakaman. Usulan itu, kata dia, diambil bukan untuk mendoakan para dokter, perawat, dan tenaga medis meninggal, namun ingin memberikan penghormatan tertinggi kepada mereka dan itu konteksnya karena sebelumnya ada penolakan sehingga dirinya mengeluarkan kebijakan itu. “Itukan karena sebelumnya ada penolakan, kalau begini terus kan tidak boleh, maka kami mengusulkan mereka tenaga medis yang gugur karena berjuang melawan COVID-19 dimakamkan di Taman Makam Pahlawan. Namun ternyata niat baik saya salah diterima oleh salah seorang dokter dan kemudian mengkritik saya di medsos,” katanya. Ia memastikan semua kebutuhan APD tenaga medis di Jateng masih tercukupi dan seluruh rumah sakit yang menjadi rujukan COVID-19 di Jateng sudah terpenuhi kebutuhannya. “Untuk APD semua aman, yang kurang hanya masker N95. Alhamdulillah besok datang bantuan sebanyak 10.000 masker N95 dan itu pasti membuat lega. Kami tidak pernah tinggal diam untuk memberikan yang terbaik bagi para tenaga medis di Jateng agar bisa bekerja dengan aman dan nyaman,” ujarnya. (jwn5/ant)

Djarum Foundation Berikan Bantuan APD Senilai Rp1,5 M untuk Tenaga Medis di Kudus

KUDUS, Jowonews.com – Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menerima bantuan alat pelindung diri (APD) senilai Rp1,5 miliar dari Bakti Sosial Djarum Foundation untuk tenaga medis di Kabupaten Kudus yang bertugas melakukan penanganan pasien yang diduga terpapar virus corona jenis baru atau COVID-19. Bantuan APD tersebut diserahkan oleh  Vice President Director Djarum Foundation F.X Supanji didampingi Program Manager Bakti Sosial Djarum Foundation Purwono Nugroho kepada Pelaksana Tugas Bupati Kudus M. Hartopo di Pendopo Kabupaten Kudus, Rabu. Program Manager Bakti Sosial Djarum Foundation Purwono Nugroho mengemukakan bantuan ini merupakan langkah nyata Djarum Foundation untuk turut berkolaborasi dan bersatu padu, bergotong royong dalam sebuah gerakan memerangi COVID-19, seperti yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo. Selain itu, kata dia, hal itu juga sebagai wujud kepedulian untuk masyarakat dan lingkungan dalam mencegah penyebaran COVID-19. Dengan adanya bantuan APD tersebut, diharapkan dapat melindungi tenaga medis dalam menangani pasien baik yang terduga maupun positif COVID-19. “Semoga para pahlawan kesehatan yang berada di garda terdepan dapat terlindungi dan lebih percaya diri dalam menangani pasien dengan adanya tambahan APD ini,” katanya. Bantuan alat perlindungan diri yang diberikan itu meliputi baju “coverall” sebanyak 500 potong, kaca mata goggle sebanyak 400 buah, “dental protective face” 300 buah, masker N95 sebanyak 4.000 buah, masker bedah sebanyak 1.000 boks, sepatu boot sebanyak 400 pasang, sarung tangan sebanyak 1.000 boks, dan penutup kepala sebanyak 5.000 buah. Djarum Foundation juga membantu alat viral transport media (VTM) atau pengangkut sampel spesimen sebanyak 5.000 buah. Pelaksana Tugas Bupati Kudus M. Hartopo menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan tersebut, terlebih para petugas medis kesulitan untuk mendapatkan APD lantaran tingginya kebutuhan. “Perlengkapan APD itu akan dibagikan ke sejumlah rumah sakit mulai dari lini pertama, kedua hingga ketiga yang memiliki pelayanan perawatan pasien COVID-19, termasuk puskesmas yang dalam pelaksanaannya juga akan berkoordinasi dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kudus. Ia juga berharap masyarakat turut berperan aktif dalam menanggulangi penyebaran wabah tersebut, baik melalui langkah preventif di lingkungan kerja maupun pemberian bantuan dari berbagai pihak salah satunya Djarum Foundation. “Mari bersama-sama berjuang mengatasi COVID-19 dan berdoa agar kondisi ini segera berlalu dan kembali kondusif,” kata M Hartopo.  Sementara itu, Ketua Tim Gugus Tugas Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 Kabupaten Kudus Sam’ani Intakoris menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan dan perhatian yang diberikan oleh Djarum Foundation. Apalagi ada penambahan jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) maupun orang dalam pemantauan (ODP), belum termasuk dengan adanya warga Kudus yang kembali dari perantauan, demikian Sam’ani Intakoris yang juga menjabat Sekda Kudus. (jwn5/ant)

Legislator Desak Pemprov dan Pemkot/Pemkab Realokasi Anggaran untuk APD Tenaga Medis

JAKARTA, Jowonews.com – Anggota Komisi II DPR RI Guspardi Gaus mendesak Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk merealokasi anggaran belanja pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk alat pelindung diri (APD) tenaga medis. “Tidak hanya APD tenaga medis, tapi peralatan dan kebutuhan lain yang sangat dibutuhkan untuk melindungi tenaga medis dan masyarakat dari ancaman risiko Covid-19 perlu disiapkan,” ujar Guspardi dalam keterangan resminya di Jakarta, Rabu. Guspardi mengatakan, wabah Corona yang kian meluas itu, butuh dana yang besar untuk membiayai keperluan yang berkaitan dengan tenaga medis dan masyarakat. “Hal ini tidak bisa dipandang sebelah mata, mengingat di daerah lain seperti Jakarta, sudah banyak yang menjadi korban, baik yang positif Corona maupun yang meninggal,” katanya. Dia mengimbau agar pos-pos belanja yang tidak esensial meski sudah dianggarkan agar segera disetop dan dialihkan untuk keperluan biaya pengadaan peralatan dan obat untuk hindari risiko Covid-19. “Sekarang harus cepat dan tepat dalam mengantisipasi penyebaran virus Covid-19 ini. Melakukan penyemprotan disinfektan hingga melahirkan kebijakan belajar dipindahkan dari sekolah ke rumah serta bekerja dari rumah (Working From Home) itu adalah langkah yang bagus, tapi juga mesti di back-up dengan dukungan dana untuk membeli ADP maupun obat untuk pencegahan virus Corona ini,” ujar Guspardi. Legislator itu mengimbau kepala daerah, baik provinsi, kabupaten/kota dan legislatif untuk menyepakati realokasi anggaran untuk pencegahan Corona. “Jangan dulu korban jatuh, baru kita melangkah ke sana. Harus cepat dan tepat kita bersikap dan bertindak,” tegasnya. Guspardi berharap tenaga medis yang menjadi garda terdepan yang menangani dan pencegahan Corona, APD-nya harus memadai. Peralatan lain yang mendukung, juga harus disiapkan. Langkah ini dilakukan agar bisa menekan penyebaran virus Covid-19 di tengah masyarakat. (jwn5/ant)

Pemerintah Siapkan Insentif Hingga Rp15 Juta Untuk Tenaga Medis yang Tangani COVID-19

JAKARTA, Jowonews.com – Presiden Joko Widodo menyatakan pemerintah menyiapkan insentif senilai Rp5 juta hingga Rp15 juta per bulan bagi dokter, perawat, dan tenaga medis lainnya terlibat dalam penanganan pasien COVID-19. “Kemarin kita telah rapat dan telah diputuskan, telah dihitung oleh Menteri Keuangan bahwa akan diberikan insentif bulanan kepada tenaga medis,” kata Presiden di Jakarta, Senin, saat meninjau penyiapan Wisma Atlet Kemayoran menjadi rumah sakit darurat untuk penanganan COVID-19. “Dokter spesialis akan diberikan Rp15 juta, dokter umum dan gigi akan diberikan Rp10 juta, bidan dan perawat Rp7,5 juta, dan tenaga medis lain akan diberikan Rp5 juta. Dan diberikan santunan kematian Rp300 juta. Ini hanya berlaku untuk daerah yang menyatakan tanggap darurat,” ia menambahkan. ​​​​​​ Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyatakan sampai saat ini ada enam dokter yang dilaporkan meninggal diduga akibat COVID-19. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan ada 25 tenaga medis di Jakarta yang positif terserang COVID-19 dan satu di antaranya meninggal dunia. Saat ini setidaknya sudah ada sembilan pemerintah provinsi/kota/kabupaten yang menetapkan status tanggap darurat COVID-19, yakni Provinsi DKI Jakarta, Kota Depok, Provinsi Daerah Khusus Yogyakarta, Kota Bogor, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Banten, Provinsi Kalimantan Timur, Provinsi Kalimantan Barat, dan Provinsi Jawa Barat. Pemerintah menyiapkan dana Rp118,3 triliun sampai Rp121,3 triliun untuk mengatasi penularan COVID-19. Dana itu berasal dari realokasi belanja kementerian/lembaga sebanyak Rp62,3 triliun serta transfer ke daerah dan dana desa Rp56 triliun sampai Rp59 triliun. Pemerintah mengalokasikan Rp38 triliun dari dana tersebut untuk program pendidikan, jaringan pengaman sosial, dan kesehatan serta Rp6,1 triliun untuk asuransi bagi tenaga medis yang menangani COVID-19. Kementerian Keuangan juga sedang meninjau ulang anggaran Rp3,3 triliun yang diajukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Pemerintah pun mendesain ulang dana desa sehingga desa yang terpapar COVID-19 mendapat tambahan dana sehingga penanganan BNPB menjangkau desa. Hingga Minggu (22/3), ada 514 kasus positif COVID-19 di Indonesia dengan perincian 437 orang dalam perawatan, 29 orang sembuh, dan 48 orang meninggal dunia. Pasien COVID-19 tersebar di di DKI Jakarta (307), Jawa Barat (59), Banten (47), Jawa Timur (41), Jawa Tengah (15), Kalimantan Timur (9), Yogyakarta (5), Kepulauan Riau (4), Bali (3), Sulawesi Tenggara (3), Sumatera Utara (2), Kalimantan Barat (2), Kalimantan Tengah (2), Sulawesi Selatan (2), Papua (2), Riau (1), Lampung (1), Kalimantan Selatan (1), Sulawesi Utara (1), dan Maluku (1). (jwn5/ant)