Jowonews

Telkom Siap Jalankan Skenario The New Normal Pasca Lebaran

JAKARTA, Jowonews.com – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk siap mengimplementasikan skenario “The New Normal” BUMN di lingkungan kerja perusahaan dalam mendukung program pemerintah menangani pandemi COVID-19 di Indonesia. TelkomGroup telah membentuk Satgas Internal Khusus Penanganan COVID-19 yang melibatkan seluruh unit fungsional maupun regional serta seluruh anak perusahaan secara terpusat di bawah komando Direktur Human Capital Management Telkom. “Telkom mendukung upaya Kementerian BUMN maupun Pemerintah menanggulangi dan memutus mata rantai penyebaran COVID-19, dan termasuk arahan Menteri BUMN Erick Thohir mengantisipasi The New Normal BUMN,” kata Direktur Utama PT Telkom Ririek Adriansyah dalam keterangannya, di Jakarta, Minggu. Telkom juga proaktif melakukan berbagai kegiatan preventif bagi karyawan di lingkungan kerja, baik yang bekerja di kantor maupun yang bekerja dari rumah yang diawasi secara berlanjut melalui satuan tugas yang dibentuk untuk penanganan pandemi ini. Sejak wabah Virus Corona merebak, TelkomGroup telah menjalankan protokol kesehatan, prosedur kerja, serta aturan komunikasi di seluruh lingkungan kerja mencakup interaksi dengan mitra, pelanggan, pemasok, dan pihak eksternal lainnya. Bahkan selama masa “work from home” ini Telkom rutin melakukan pendataan kondisi kesehatan karyawan setiap hari melalui aplikasi absensi Diairum, penyemprotan disinfektan di seluruh area gedung di kawasan The Telkom Hub, baik area kerja karyawan maupun pelayanan pelanggan, juga telah mengaktifkan posko yang melibatkan tenaga medis serta call center yang dapat dihubungi 24 jam. Budaya kerja TelkomGroup telah berorientasi pada teknologi digital melalui pemanfaatan berbagi aplikasi digital untuk perkantoran seperti Diarium, aplikasi Nota Dinas Elektronik, portal internal ataupun berbagai aplikasi pengelolaan human capital hingga untuk keperluan komunikasi video conference dengan menggunakan aplikasi CloudX dan UMeetMe. Ririek menambahkan, saat ini skenario The New Normal yang akan diterapkan di lingkungan kerja TelkomGroup tengah disusun dan difinalisasi, agar dapat diimplementasikan oleh seluruh karyawan. Diharapkan penerapan The New Normal ini dapat mendukung seluruh karyawan dalam menjaga efektivitas dan produktivitas perusahaan, dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan masing-masing. Penerapan ini akan diberlakukan secara bertahap dengan mengikuti peraturan yang berlaku serta dengan mempertimbangkan hasil monitoring dan evaluasi, agar dapat memberikan hasil yang optimal. “Kami sadari bahwa kondisi saat ini menjadi tantangan untuk semua pihak, tak terkecuali BUMN. Untuk itu, Telkom siap mengampanyekan gerakan optimisme seluruh karyawan dalam menghadapi kondisi The New Normal BUMN ini. Dengan bahu-membahu dan gotong royong, Insya Allah kita bisa menghadapi ini semua, #CovidSafe BUMN”,” ujar Ririek pula. (jwn5/ant)

APKASI Ajak Pemda Se-Indonesia Bersiap Sambut ‘The New Normal’

JAKARTA, Jowonews.com – Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) mengajak pemerintah daerah se-Indonesia untuk bersiap menyambut konsep ‘new normal’ alias tatanan kehidupan baru untuk menghindari dampak buruk pandemi COVID-19 secara berkelanjutan. “Kita di daerah melihat sendiri bagaimana pandemi COVID-19 ini telah memukul sendi-sendi kehidupan masyarakat, mulai dari aspek kesehatan sampai sosial-ekonomi. Sekarang adalah waktunya kita bersiap diri menyambut ‘new normal’ secara bertahap. Karena bagaimana pun, daerah-daerah harus bangkit berbenah kembali membangun ekonomi masyarakatnya,” ujar Ketua Umum APKASI Abdullah Azwar Anas, Senin. Anas mengatakan, prinsip tata kehidupan baru berporos pada tiga hal. Pertama, tetap memprioritaskan penanganan COVID-19 dengan terus memperbaiki berbagai mekanisme, mulai ketersediaan tempat tidur isolasi, alat-alat kesehatan, pendeteksian (tracing), hingga mendukung langkah pemerintah pusat memperluas pengetesan berbasis Polymerase Chain Reaction (PCR). Kedua, disiplin menerapkan protokol kesehatan untuk pencegahan COVID-19. “Di mana-mana kita gelorakan protokol-protokol seperti cuci tangan pakai sabun, jaga jarak aman, memakai masker. Hal ini bisa kita tindak lanjuti di daerah, misalnya, dengan peraturan semua pengunjung pasar tradisional dan modern harus memakai masker, yang tak pakai masker dilarang masuk,” ujar dia. Ketiga, secara bertahap kembali meningkatkan produktivitas ekonomi lokal. “Sesuai analisis para ahli, pandemi akan benar-benar berakhir ketika vaksin ditemukan. Prediksinya, vaksin ditemukan paling cepat pertengahan 2021. Secara bertahap kita harus gerakkan lagi ekonomi lokal dengan prinsip produktif dan aman dari COVID-19 sesuai arahan Presiden Jokowi dan Mendagri,” ujar Anas. Dengan tiga poros tersebut, Anas optimistis, kehidupan masyarakat berangsur membaik. Penanganan kesehatan dan pemulihan ekonomi harus dijalankan berbarengan serta tidak dibeda-bedakan. “New normal‘ di daerah harus diarahkan pada bagaimana tatanan masyarakat kita tetap aman dari COVID-19, dalam arti penyebarannya kita tekan, namun di sisi lain ekonomi tetap produktif,” kata Anas pula. Meski demikian, Anas mengingatkan bahwa tatanan masyarakat baru yang produktif dan aman dari COVID-19 harus dijalankan secara bertahap. Kajian epidemiologi tetap perlu menjadi rujukan agar tidak menimbulkan gelombang kedua wabah yang lebih mengkhawatirkan. “Tentu semuanya harus bertahap. Misalnya yang daerah wisata, sekarang mulai disiapkan konsep bersih (cleanliness), sehat (health), dan aman (safety) yang kemarin dipaparkan Kementerian Pariwisata. Yang daerah jasa dan perdagangan, mempersiapkan dengan misalnya mulai mengaktifkan setengah dari kapasitas bisnisnya, dan seterusnya dengan pertimbangan-pertimbangan di tingkat lokal,” ujar Anas lagi. Dengan demikian, lanjut Anas, aspek kesehatan tetap diperhatikan dan sekaligus produktivitas ekonomi bisa perlahan ditingkatkan. “Tatanan kehidupan baru adalah keniscayaan, tidak bisa ditolak, karena itu kita harus menyesuaikan diri dengan menciptakan gaya hidup baru yang sadar protokol kesehatan untuk menunjang produktivitas ekonomi,” ujar Anas yang juga Bupati Banyuwangi itu pula. (jwn5/ant)