Jowonews

Ditemukan, Varian Brazil Virus Covid-19 di Inggris

LONDON, Jowonews- Otoritas kesehatan Inggris berhasil melacak seseorang yang sebelumnya tidak diketahui jati dirinya namun terbukti positif varian Covid-19 yang pertama kali muncul di Brazil utara. Otoritas juga mengatakan tidak ada tanda-tanda bahwa orang tersebut menyebarkan virus. Pejabat kesehatan pada Minggu pekan lalu mengatakan tidak dapat menerangkan satu dari enam kasus varian Brazil yang sangat menular, yang dikenal P1, di negara tersebut. “Kami berhasil mengidentifikasi seseorang yang dimaksud,” kata Menteri Kesehatan Matt Hancock saat konferensi pers, Jumat (5/3). “Fakta yang terbaik yakni orang yang dimaksud tetap berada di rumah dan tidak ada tanda bahwa terjadi penularan lebih lanjut,” kata Hancock sebagaimana diberitakan Antara dari Reuters. Hancock menambahkan bahwa orang tersebut tinggal di Croydon, London selatan, dan tes Covid-19 di daerah tersebut telah ditingkatkan sebagai antisipasi. Pengumuman pada Minggu merupakan pertama kalinya varian tersebut terdeteksi di Inggris dan memicu pencarian intensif untuk menemukan orang yang dimaksud. Pejabat kesehatan Susan Hopkins mengatakan orang itu baru saja kembali dari Brazil. Ia menjelaskan bahwa mereka telah melacak melalui pengujian referensi silang dan data pos untuk mendapatkan daftar calon yang dipersempit, yang kemudian dihubungi oleh tim pelacak.

Jateng Waspadai Varian Baru Virus Covid-19

SEMARANG, Jowonews- Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mewaspadai adanya kemungkinan masuknya varian baru Covid-19 B117 dari Inggris, yang ditemukan di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. “Tentu kita akan pantau, dari Dinas Kesehatan juga saya minta pantau terus dan kita koordinasi terus dengan pemerintah pusat agar kita bisa mencegah,” kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Semarang, Rabu (3/3). Menurut Ganjar, dua warga Provinsi Jabar yang teridentifikasi varian baru Covid-19 itu harus segera dilacak dan dilakukan berbagai tindakan pencegahan agar virus tidak menyebar. “Maksud saya, kalau dua orang itu langsung ‘ditracing’, maka langsung bisa diisolasi. Mereka tidak boleh keluar-keluar dulu untuk mengantisipasi penyebarannya,” ujarnya sebagaimana dilansir Antara. Sekaligus, lanjut dia, tim riset dari Kementerian Kesehatan harus segera mencari sebenarnya varian baru itu seganas apa sehingga tindakan antisipatif bisa segera dilakukan. “Itu mesti cepet-cepet, ketemu dua orang, ya dua orang itu dikunci. Turunkan tim agar bisa meriset kondisinya, apakah perbedaannya tinggi atau tidak. Kalau harus dilakukan ‘treatment’ khusus, maka kira-kira ‘treatment’ yang bisa menangkal seperti apa. Kan kalau mendengarkan ini cepat menular dan mematikan, apakah benar seganas itu, maka jangan sampai orang takut semuanya,” tegasnya. Orang nomor satu di Jateng itu juga mengusulkan agar pintu-pintu masuk ke Indonesia diperketat mulai hari ini terkait dengan terdeteksinya varian baru yang masuk. “Ya menurut saya baik juga kalau ada varian baru dan sudah mulai terdeteksi, maka kita mesti hati-hati. Kalau perlu pintu-pintu masuk ke Indonesia diperketat mulai hari ini,” katanya.

Ada Kemungkinan Muncul Varian Baru Virus Covid-19 Akibat Rekombinasi

JAKARTA, Jowonews- Ada kemungkinan terjadi proses rekombinasi dua varian virus Corona SARS-CoV-2 yang membentuk varian baru virus Covid-19. “Proses rekombinasi mungkin bisa terjadi jika sel inang terinfeksi oleh dua atau lebih varian SARS-CoV-2,” kata Peneliti Mikrobiologi dari Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Sugiyono Saputra di Jakarta, Rabu (25/2). Ketika replikasi virus berjalan di dalam sel inang, menurut dia, mungkin ada penggabungan elemen genom dari varian yang berbeda tersebut dan membentuk varian lain. “Tapi, rekombinasi beberapa varian SARS-CoV-2 tersebut perlu diteliti lebih lanjut, terutama bagaimana mekanisme sebenarnya dalam sel inang karena sementara ini bukti yang dikemukakan mungkin hanya berasal dari analisis database genom SARS-CoV-2 yang sudah ada,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Sugiyono menuturkan bukti ilmiah lainnya juga masih diperlukan terkait efek dari proses rekombinasi terhadap penderita jika itu memang benar terjadi. Menurut Sugiyono, kebanyakan varian baru yang ada merupakan hasil mutasi satu varian yang terakumulasi dalam waktu tertentu. Mutasi itu terjadi ketika virus itu bereplikasi dalam sel inang dan bertransmisi dari satu individu ke individu lainnya. Untuk mengantisipasinya ancaman rekombinasi tersebut, genom SARS-CoV-2 memang perlu terus dipantau secara berkelanjutan untuk mendeteksi jika ada perubahan signifikan pada genom virus. Hal ini terutama ketika ada kasus pada suatu klaster tertentu yang jumlah penderitanya signifikan atau dengan tingkat keparahan yang lebih dari biasanya. Ataupun pada kasus reinfeksi dan kasus pada seseorang yang sudah divaksinasi. “Dalam hal ini, perlu diketahui sebetulnya jenis varian apa yang berperan dan bagaimana karakteristik genomnya,” pungkasnya.

Virus Covid-19 Bertahan 7 Hari dalam Masker

JAKARTA, Jowonews- Virus corona tipe SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 bisa bertahan tujuh hari di bagian dalam masker bedah dan lebih dari tujuh hari di bagian luar masker bedah. Hal tersebut disampaikan peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ratih Asmana Ningrum dalam acara diskusi mengenai pengelolaan limbah masker pada masa pandemi Covid-19 yang disiarkan via daring pada Selasa (16/2). Ratih mengemukakan bahwa SARS-CoV-2 memiliki stabilitas atau ketahanan yang berbeda pada setiap material. “Ternyata stabilitas virusnya di masker bedah di bagian dalam itu ternyata tujuh hari dan di bagian luar lebih dari tujuh hari,” kata peneliti dari Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI itu. Ia menambahkan, masker yang dipakai oleh orang yang terserang Covid-19 bagian dalamnya pasti bervirus dan masker yang dikenakan oleh orang yang tidak terinfeksi virus corona bagian luarnya kemungkinan mengandung virus. Ratih menjelaskan pula bahwa virus SARS-CoV-2 bisa bertahan sampai 12 hari pada alat pelindung diri yang berbahan plastik dan 14 hari pada alat berbahan stainless steel (baja tahan karat). Sedangkan pada sarung tangan karet bertahan empat hari, enam hari pada sarung tangan nitrile, satu hari pada kain katun, dan 21 hari pada masker N95. Disinfeksi Virus yang menempel pada masker dan alat pelindung diri yang lain, menurut dia, bisa dimatikan melalui proses disinfeksi. “Semua tipe disinfektan ternyata bekerja, baik yang sederhana maupun yang sudah lebih banyak digunakan di fasilitas kesehatan. Seperti pemutih di rumah tangga, itu bisa digunakan,” kata Ratih sebagaimana dilansir Antara. Inaktivasi virus, ia melanjutkan, juga bisa dilakukan dengan memanaskan perlengkapan pada suhu 70 derajat Celsius selama lima menit atau merendamnya dalam larutan disinfektan selama lima menit. Ratin mengatakan, pengelolaan limbah medis di tingkat rumah tangga bisa dilakukan dengan memisahkannya dengan sampah rumah tangga lalu mendisinfeksinya menggunakan alkohol. “Yang paling utama adalah disinfeksi itu harus dilakukan sedini mungkin,” katanya. Ratih menjelaskan pula bahwa limbah medis dari tempat perawatan pasien Covid-19 di fasilitas kesehatan membutuhkan penanganan khusus. Dia mencontohkan, limbah medis dari penanganan pasien Covid-19 di fasilitas kesehatan bisa disterilisasi menggunakan alat sterilisasi autoklaf.

Perhatikan Kesehatan Gigi Saat Pandemi

DEPOK, Jowonews- Di era pandemi ini penting sekali untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut. Kontrol rutin ke dokter gigi harus dilakukan tiap enam bulan sekali. “Untuk menjaga kesehatan gigi sebenarnya tidaklah sulit, yaitu dengan rutin menggosok gigi dua kali sehari (pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur) ke seluruh permukaan gigi, dan setelah itu menyikat bagian lidah,” jelas Dokter gigi di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) drg. Rona Laras Narindra, Sabtu (13/2). Mulut merupakan salah satu media transmisi dan berkembangnya virus juga bakteri, termasuk virus corona (SARS-Cov-2), sehingga kesehatan gigi dan mulut patut untuk diperhatikan. “Sebuah penelitian di Qatar yang menunjukkan bahwa risiko komplikasi Covid-19 lebih meningkat pada pasien yang mengalami radang gusi,” katanya dalam acara Talkshow Awam Bicara Sehat “Menjaga Kesehatan Gigi dan Kulit di Era Pandemi” Pada penderita Covid-19 disarankan juga untuk berkumur 2 kali sehari menggunakan cairan povidone iodine untuk menurunkan jumlah virus SARS-Cov-2 yang ada di rongga mulut. “Pada orang yang memang tidak terinfeksi virus, penggunaan obat kumur ini sebaiknya tidak dilakukan secara rutin karena dapat mengubah keseimbangan bakteri baik dan buruk, serta dapat mempercepat pertumbuhan jamur di mulut. Pembersihan gigi dan mulut biasa (sikat gigi) sudah termasuk upaya untuk mencegah Covid-19,” ujarnya sebagaimana dilansir Antara. Pertolongan pertama untuk penanganan masalah gigi dan mulut saat pandemi disarankan untuk menggunakan obat pereda nyeri atau analgesik. Jika kondisi kita memungkinkan untuk pergi ke luar rumah dapat segera berkonsultasi dengan dokter di rumah sakit. Terkait peraturan swab antigen bagi pasien, dokter Rona mengatakan hal tersebut diwajibkan bila tindakan membutuhkan durasi yang lama seperti pada tindakan pencabutan gigi. Selain itu, di dalam ruang poli gigi RSUI juga tersedia vacum aerosol yang dapat membersihkan ruangan dari virus atau bakteri.

Hindarkan Virus Covid-19, Jaga Sirkulasi Udara di Rumah

JAKARTA, Jowonews- Penularan virus Covid-19 melalui udara atau airbone, menurut WHO, dapat terjadi pada ruangan tertutup yang berventilasi kurang baik dan dipadati banyak orang. Karena itu, Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi dr. Maydie Esfandiari menegaskan pentingnya untuk selalu menjaga kualitas dan sirkulasi udara bersih di dalam ruangan. Hal ini perlu dilakukan agar tubuh tetap sehat dan bebas dari virus, bakteri, serta jamur yang dapat menyerang sistem pernapasan. “Tubuh membutuhkan oksigen dari udara untuk kelangsungan metabolisme. Oleh karena itu penting untuk memiliki udara yang bersih dan berkualitas seperti tidak berwarna, berbau, dan berasa; terasa segar bila dihirup; serta tidak bercampur dengan benda asing,” kata Maydie dalam keterangannya, Sabtu (23/1). Dia melanjutkan, seiring berjalannya waktu kualitas udara semakin memburuk sehingga muncul berbagai gangguan penyakit yang berbahaya dan sering dikeluhkan. Seperti infeksi saluran napas atas (ISPA), kanker, jantung, kulit hingga kondisi yang paling dikhawatirkan saat ini yaitu terpapar Covid-19. Dia menyarankan untuk selalu memperhatikan sirkulasi udara dan meletakkan ventilasi pada posisi yang tepat. Selain itu, jagalah kebersihan benda-benda yang rentan menyerap debu, bakteri, jamur, seperti mesin pendingin, karpet, ataupun boneka. “Pelihara tanaman yang memberikan oksigen tambahan hingga menggunakan semprotan disinfektan yang aman untuk saluran pernapasan,” lanjut dia. Di luar itu, selalu terapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta protokol kesehatan dengan ketat. Selalu gunakan masker, cuci tangan, hindari keramaian, jaga imunitas tubuh dengan rajin berolahraga, istirahat cukup, mengonsumsi makanan bergizi dan vitamin.

Kasus Virus Covid-19 Dunia Tembus Angka 50 Juta

ANKARA, Jowonews- Kasus virus covid-19 baru di dunia menembus angka 50 juta pada Ahad (9/11), menurut hitungan Universitas Johns Hopkins yang berbasis di Amerika Serikat. Data menunjukkan bahwa lebih dari 1,25 juta orang meninggal karena covid-19. Sementara pasien sembuh hampir berjumlah 32,9 juta pasien. Negara yang paling parah terdampak pandemi covid-19 , AS, melaporkan hampir 9,9 juta infeksi dan 237.000 lebih kematian,. Kemudian disusul oleh India dan Brazil. India mencatat jumlah kasus covid-19  tertinggi kedua di dunia, dengan 8,5 juta lebih kasus. Sementara itu, Brazil melaporkan kematian tertinggi setelah AS dengan hampir 162.300 kematian. Secara keseluruhan virus covid-19 telah menyebar ke 190 negara dan wilayah sejak pertama kali muncul di China pada Desember lalu, lapor Anadolu sebagaimana dilansir Antara. Salah satu solusi medis yang dinanti-nanti adalah vaksin yang ampuh dan aman dalam mengatasi covid-19. Sampai saat ini beberapa perusahaan farmasi di beberapa negara telah menghasilkan vaksin yang telah diuji klinis. Namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum memberikan persetujuan pemakaian vaksin tersebut.

Lindungi Diri dari Covid-19, Ini yang Harus Dilakukan Usai Liburan

JAKARTA, Jowonews- Anda habis liburan panjang? Ada sejumlah langkah yang perlu dilakukan untuk melindungi diri dan keluarga Anda dari Covid-19. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) sebagaimana dilansir Antara, mengungkapkan ada risiko Anda terpapar Covid-19 selama perjalanan dan Anda mungkin merasa sehat dan tidak menunjukkan gejala apa pun. Anda juga berisiko menyebarkan virus ke orang lain, termasuk keluarga yang tidak ikut Anda berlibur, selama 14 hari setelah Anda terpapar virus. Untuk itu, CDC merekomendasikan: Anda wajib menjaga jarak setidaknya dua rentangan tangan saat berada di sekitar orang lain. Hal ini penting dilakukan di mana saja, baik di dalam maupun di luar ruangan. Pakai masker untuk menutupi hidung dan mulut saat berada di luar rumah. Sering mencuci tangan atau gunakan pembersih tangan (dengan setidaknya 60 persen alkohol). Jaga kesehatan Anda, cari tahu gejala Covid-19 dan segera ukur suhu tubuh jika Anda merasa sakit. Beberapa jenis perjalanan dan aktivitas dapat membuat Anda berisiko lebih tinggi terpapar Covid-19, yakni berada di kondisi cenderung banyak orang di dalamny. Misalnya di acara pernikahan teman, mantan, saudara, berada di restoran dan sarana transportasi publik. Jika Anda menyadari terlibat aktivitas berisiko lebih tinggi atau berpikir mungkin terpapar selama perjalanan, lakukan tindakan pencegahan ekstra untuk melindungi orang lain selama 14 hari setelah Anda tiba. Yakni menjaga jarak setidaknya dua rentangan tangan saat berada di sekitar orang lain, mengenakan masker dan sering mencuci tangan atau gunakan pembersih tangan. Tetaplah di rumah sebisa mungkin, hindari berada di dekat orang-orang yang berisiko tinggi bisa terkena penyakit parah akibat Covid-19 dan pertimbangkan untuk menjalani tes Covid-19.