Jowonews

Menikmati Keindahan Alam dan Sejarah di Puncak Widosari Kulon Progo

Menikmati Keindahan Alam dan Sejarah di Puncak Widosari Kulon Progo

KULON PROGO – Siapa yang tak kenal dengan keindahan alam yang ditawarkan Puncak Widosari di Kulon Progo, Yogyakarta? Bukit yang menarik ini bukan hanya menawarkan panorama alam yang memesona, tapi juga menyimpan sejarah besar terkait dengan kisah para pengikut setia Pangeran Diponegoro. Terletak di Tritis, Kelurahan Ngargosari, Kecamatan Samigaluh, Puncak Widosari menawarkan suasana alam yang asri dan sejuk karena berada di Perbukitan Menoreh. Untuk mencapai titik tertinggi yang bisa didaki, terdapat 240 anak tangga yang siap menantang para wisatawan. Sejarah Puncak Widosari juga tak kalah menarik. Mbah Suki, seorang pegiat sejarah setempat, menceritakan bagaimana para pengikut Diponegoro berkumpul di sini setelah sang pangeran ditangkap Belanda pada tahun 1830. Meskipun harapan mereka untuk Diponegoro kembali tak pernah terwujud, tempat ini tetap menjadi saksi bisu dari kesetiaan mereka. Bagi yang ingin menikmati keindahan alam dan merasakan sejarah yang terkandung di Puncak Widosari, disarankan untuk datang pada pagi buta atau menjelang matahari terbenam. Dengan tiket masuk yang terjangkau, hanya Rp6 ribu per orang, pengunjung bisa menikmati sunrise yang memukau atau sunset yang cantik. Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk healing di akhir pekan di Puncak Widosari, tempat wisata yang memadukan sejarah dan keindahan alam yang memikat. Ayo kunjungi dan rasakan pesonanya!

Soto Bathok Mbah Karto, Menikmati Sensasi Soto dalam Tempurung Kelapa

Soto Bathok Mbah Karto, Menikmati Sensasi Soto dalam Tempurung Kelapa

Soto Bathok Mbah Karto merupakan salah satu hidangan khas yang legendaris asal Yogyakarta. Seperti namanya, soto ini memiliki cita rasa istimewa yang enak dan menyegarkan yang dibuat oleh Mbah Karto. Warung soto legendaris di Sleman ini sudah terkenal di kalangan banyak orang, sehingga wajar jika setiap hari selalu ramai dengan pembeli yang datang. Pelanggan yang mengunjungi Soto Bathok Mbah Karto Yogyakarta dapat memesan menu di depan warung. Sesuai dengan namanya, menu yang tersedia hanya soto beserta beberapa menu tambahan. Setelah memesan makanan dan mengambil nomor antrian, pelanggan dapat memilih tempat duduk yang unik, berupa gubuk yang dikelilingi taman bermain dan kolam ikan. Dengan pengaturan tempat duduk seperti itu, Soto Bathok Mbah Karto terkesan sederhana namun indah. Keunikan lainnya terletak pada penyajian soto itu sendiri, yaitu menggunakan bathok kelapa. Meskipun menggunakan bathok, soto yang disajikan tetap aman dan tidak tumpah. Di bawah bathok tersebut, akan diberikan penyangga kayu dan piring kecil yang terbuat dari tanah liat. Penyajian yang unik dari Soto Bathok Mbah Karto ini semakin meningkatkan cita rasa kuliner tersebut. Sedangkan untuk mangkuk lauknya, di warung milik Mbah Karto ini menggunakan piring kecil yang terbuat dari tanah liat. Warung ini selalu terlihat totalitas dalam setiap penyajiannya. Dapat dilihat dari cara penyajiannya, tempatnya selalu bersih dan rapi. Hal ini membuat siapa saja merasa nyaman dengan lingkungan yang selalu bersih. Mungkin ini menjadi salah satu alasan mengapa Soto Bathok Mbah Karto selalu ramai pengunjung. Meskipun soto di sini masih menyajikan menu oriental bukan hasil modifikasi, namun di situlah letak kelezatan makanan ini. Penyajian nasi dengan soto yang berisi potongan kecil daging sapi, tauge, seledri, dan bawang merah. Toping yang sederhana, namun membuat Soto Bathok Mbah Karto terasa semakin nikmat. Kuah soto yang disajikannya pun bening dan relatif lebih banyak, kuahnya terlihat lebih segar dan terasa berbeda dengan kuah kental soto lainnya. Namun soal selera ini dikembalikan pada pengalaman cita rasa masing-masing orang..