SEMARANG – Tiga mahasiswi Program Studi Pendidikan Seni Tari dari Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Semarang (Unnes) berkesempatan untuk magang di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Manila, Filipina. Kesempatan ini diharapkan dapat memperkuat upaya diplomasi Indonesia melalui seni tari. “Kami sangat senang bisa berkontribusi dalam diplomasi budaya ini,” ungkap Yesuana Gita Pintaningtyas, salah satu mahasiswi, dikutip dari Antara Jateng (17/10).
Ketiga mahasiswi tersebut—Yesuana, Ade Irma Dyan Whista Wardhani, dan Lintang Pramesti—akan menghabiskan waktu selama tiga bulan, mulai dari 18 Oktober hingga 18 Desember 2024. Selama periode magang, mereka akan mengajar Tari Semarang Rumah Kita kepada staf KBRI dan menampilkan berbagai tarian tradisional sebagai bagian dari kegiatan budaya.
Dekan FBS Unnes, Prof. Dr. Tommi Yuniawan, menjelaskan bahwa program magang ini merupakan bagian dari kerjasama yang telah dibangun dengan berbagai instansi, perguruan tinggi, dan perusahaan di luar negeri. Ia menekankan bahwa pengalaman internasional ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada mahasiswa serta membangun jaringan yang lebih luas.
Lebih lanjut, Tommi menambahkan bahwa kegiatan magang ini juga memungkinkan mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu yang telah mereka pelajari. “Program magang bisa menjadi salah satu ruang dan waktu bagi mahasiswa untuk mempraktikkan ilmu mereka dengan cara mengajar, melakukan pementasan dan penelitian,” jelasnya.
Rektor Unnes, Prof. Dr. S. Martono, juga memberikan nasihat kepada ketiga mahasiswi tersebut. Ia berpesan agar mereka senantiasa menjaga nama baik almamater dan memperkenalkan Unnes kepada masyarakat di Manila. Martono menekankan bahwa pengalaman magang ini akan menjadi bekal berharga yang tidak hanya meningkatkan wawasan tetapi juga memperluas jaringan kerja sama.
Magang di KBRI ini tidak hanya memberikan pengalaman praktis, tetapi juga berkontribusi pada diplomasi Indonesia di Filipina melalui seni dan budaya. Dengan demikian, kesempatan ini diharapkan dapat mendorong pemahaman yang lebih baik antara kedua negara.
Sebagai penutup, Mas dan Mbak Yu, pengalaman yang diperoleh dari program ini tidak hanya memperkaya pengetahuan, tetapi juga memperkuat identitas budaya Indonesia di mata dunia. Mari kita dukung upaya diplomasi budaya ini dengan semangat positif.
Foto Dok. Humas Unnes