Jowonews

Tradisi Perang Cendol Dawet, Tradisi Unik Desa Kemiriombo dalam Meminta Hujan

TEMANGGUNG – Di Kabupaten Temanggung, terdapat sebuah desa yang memiliki tradisi Perang Cendol Dawet. Walaupun mungkin terdengar asing bagi sebagian orang, tradisi ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan warga desa.

Pada Jumat (6/10), warga Desa Kemiriombo berkumpul untuk melaksanakan acara tahunan ini. Mereka memulainya dengan Salat Istisqa, sebuah ritual khusus yang dilakukan untuk memohon turunnya hujan. Tempat yang mereka pilih untuk berdoa juga tak kalah menarik, berada di tengah kebun kopi yang hijau, berdekatan dengan makam pepunden desa. Tempat ini memberikan sentuhan alam yang unik pada upacara suci ini.

Nur Wahyu, Kepala Desa Kemiriombo, menceritakan sejarah panjang tradisi ini. “Ini sudah menjadi warisan turun-temurun. Hari ini kita melaksanakan Salat Istisqa di hari Jumat Kliwon, berdoa dan berusaha semoga Allah memberikan hujan,” ujar Nur Wahyu.



Setelah selesai berdoa, warga desa bergegas menuju area perang cendol dawet. Mereka membawa ember dan berbagai wadah yang berisi dawet, minuman manis yang menjadi ikon acara ini. Sebelum memulai “perang,” aroma dawet yang menggoda telah memenuhi udara, dan beberapa orang tidak bisa menahan godaan untuk mencicipi dawet tersebut.

Perang cendol dawet adalah puncak acara ini. Dengan riang gembira, warga melemparkan dawet satu sama lain, disertai dengan tawa dan senyum yang menghiasi wajah mereka. “Setiap tahun nggak ada hujan, kita lakukan Salat Hajat dan Perang Dawet,” kata salah satu warga, Wiwik Siswanto, sambil tertawa.

“Tradisi ini dimaksudkan untuk meminta agar hujan segera turun. Dawet ini kami buat sendiri karena rasanya lebih enak dibandingkan yang dibeli. Pasti manis rasanya,” tambahnya.

Tradisi Perang Cendol Dawet di Desa Kemiriombo adalah contoh nyata tentang kekuatan persatuan dan tradisi dalam menjaga dan merayakan budaya lokal. Di tengah kesibukan dunia modern, tradisi seperti ini adalah peluang langka untuk merawat nilai-nilai yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.

BACA JUGA  Ruwat Rigen, Tradisi Petani Kledung Temanggung Jelang Panen Tembakau

Bagikan:

Google News

Dapatkan kabar terkini dan pengalaman membaca yang berbeda di Google News.

Berita Terkait