Jowonews

Upaya Meningkatkan Literasi Dasar Siswa

Oleh: Angga Dewi Cahyani

Literasi dasar adalah kemampuan dasar dalam membaca, menulis, mendengarkan, dan juga berhitung, tujuannya untuk mengoptimalkan kemampuan seseorang dalam membaca menulis berhitung dan lancar berkomunikasi dengan sesama. Pada masa kini minat baca di Indonesia sangat rendah karena sekarang era modern dan perkembangan digital sangat pesat. Sekarang terdapat banyak anak yang lebih fokus ke digital terpacu dalam game online daripada membaca buku. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya minat baca siswa yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam dirinya sendiri, seperti pembawaan, kebiasaan dan ekspresi diri. Sementara faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, baik dari lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah. Faktor eksternal ini mempengaruhi adanya motivasi, kemauan, dan kecenderungan untuk selalu membaca. Selain dari faktor tersebut, masih ada faktor yang mempengaruhi menurunnya minat baca, yaitu: Teknologi Informasi.

Budaya literasi yang meliputi kebiasaan membaca masih kurang diterapkan di Indonesia (Kemendikbud,2016). Seperti dilansir Organization for Economic Co-operatin and Development (OECD) dalam laporannya tahun 2019 yang dilakukan oleh “Program for International Student Assessment (PISA), minat membaca masyarakat Indonesia berada di peringkat ke-62 dari 70.” (Rohim & Rahmawati, 2020). Terlihat dari hasil tersebut, tingkat literasi masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Membaca adalah komponen penting dari Pendidikan yang menyeluruh. Alhasil, Kemendikbud memiliki gagasan yaitu menyelenggarakan program gerakan literasi sekolah. Kegiatan “15 menit membaca buku nonpelajaran sebelum waktu belajar dimulai” merupakan bagian dari gerakan literasi sekolah(Wandasari, 2017).

Pada masa kini di Indonesia masih rendah minat baca nya maka pemerintah meluncurkan Program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) pada tahun 2015 sebagai jawaban atas rendahnya budaya literasi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Menurut Yorri Didit Setyadi et al.(2021) gerakan literasi sekolah ialah upaya pembiasaan peserta didik dalam kegiatan membaca. Pembiasan tersebut dilakukan sebelum pembelajaran dimulai dengan “membaca 15 menit buku nonpelajaran”. Gerakan literasi sekolah didasarkan pada peningkatan kemampuan membaca dan mendapatkan akses informasi (Febriastuti et al., 2021). Dalam pelaksananaanya dilakukan dengan waktu yang telah dijadwalkan, dan dilakukan penilaian terhadap dampak dari gerakan literasi sekolah agar diketahui dan dapat dikembangnnya. Literasi sekolah memiliki dua tujuan: umum dan khusus. Gerakan literasi sekolah bertujuan untuk mengembangkan karakter siswa melalui budaya membaca sekolah (Kemendikbud ,2016).

Tujuan dari gerakan literasi sekolah (GLS) menurut Afifah et al.(2020), adalah untuk menanamkan kecintaan dan menulis pada anak-anak sehingga karakter mereka berkembang. Gerakan literasi sekolah mempunyai prinsip-prinsip yang sesuai isi buku saku “Gerakan Literasi Sekolah” Kemdikbud (2016): (1) Ciri-ciri karakter siswa dipertimbangkan sambil menentukan tingkat instruksi yang sesuai. (2) Pemanfaatan berbagai teks, serta pertimbangan persyaratan siswa, harus menjadi bagian dari setiap implementasi. (3) Dalam semua aspek kurikulum, itu terintegrasi dan komprehensif. (4) Berbagai kegiatan yang berhubungan dengan literasi berlangsung secara teratur; (5) Membutuhkan kemahiran dalam komunikasi verbal; (6) Jadilah terbuka untuk ide-ide baru. Menurut buku saku “Gerakan Literasi Sekolah”, ada tiga langkah untuk melaksanakan program literasi sekolah. Kemdikbud (2016): (1) Tahap pembiasaan; (2) Tahap pengembangan; (3) Tahap pembelajaran. Menurut Elendiana (2020), minat baca adalah sebuah keinginan atau dorongan dari dalam diri untuk tertarik dengan kegiatan membaca. Dalam prosesnya peserta didik perlu mendapatkan bimbingan yang dapat memotivasi agar tumbuhnya minat baca tersebut.

Bagikan:

Google News

Dapatkan kabar terkini dan pengalaman membaca yang berbeda di Google News.

Berita Terkait