KARANGANYAR – Pagelaran seni tradisional ini kembali memukau masyarakat, menandakan keberlangsungan budaya yang kuat di wilayah tersebut. Menurut Kepala Dusun Songgorunggi, Ismail Shaleh, acara wayang kulit ini merupakan tradisi tahunan yang selalu dinantikan oleh warga.
Dalam penampilan kali ini, Ki Gondo Wartoyo tampil dengan kemahiran yang membuat para penonton terpesona.
“Warga Dusun Songgorunggi sangat senang dengan Ki Gondo Wartoyo. Tahun lalu kami juga mengundang beliau. Tahun ini kami undang lagi karena permintaan warga,” ucapnya, dikutip dari iNews Boyolali (24/10).
Ismail menekankan bahwa acara ini bukan hanya tentang hiburan, tetapi juga sebagai upaya untuk melestarikan seni dan budaya.
“Saya berharap warga Dusun Songgorunggi bisa terus melestarikan seni budaya hingga ke anak cucu,” tambahnya.
Di sisi lain, Ki Gondo Wartoyo menjelaskan bahwa lakon yang diangkat pada pagelaran ini adalah “Bimo Labuh,” yang menggambarkan kebenaran di dunia. Ia menyampaikan harapannya agar pagelaran ini menjadi ajang silaturahim dan memperkuat rasa cinta terhadap budaya, terutama wayang kulit.
“Saya sangat senang sekali masih ada orang yang peduli terhadap kesenian, terutama warga Dusun Songgorunggi. Sekali lagi kami mengucapkan terima kasih,” tutupnya.
Dukungan dan Partisipasi Warga
Ismail juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara warga untuk menyukseskan acara ini. Dana untuk penyelenggaraan pagelaran diperoleh melalui iuran masyarakat dan dukungan dari perusahaan-perusahaan setempat.
“Acara ini jadi salah satu wujud guyup rukun warga, gotong royong untuk menggelar pagelaran wayang kulit,” ungkapnya.