KUDUS, Jowonews.com – Pemkab Kudus mengembangkan pola pengelolaan sampah berbasis elemen masyarakat di level desa. Langkah tersebut merupakan bagian dari progam desa ramah lingkungan di Kota Kretek.
Terkait progam itu, Pemkab Kudus membagikan 85 motor sampah kepada pemerintah desa yang tersebar di sembilan kecamatan. Penandatangan berita acara penyerahan motor sampah kepada 85 kepala desa itu kemarin digelar di Kantor Dinas Ciptakarya dan Tata Ruang (Ciptakaru) Kudus.
“Pengelolaan sampah tidak harus bermuara di tempat pembuangan akhir (TPA) sampah. Tapi bisa di tingkat desa lewat motor sampah ini,” kata Plt Kepala Dinas Ciptakaru Kudus, Sumiyatun kemarin.
Menurut Sumiyatun, motor sampah itu statusnya pinjam pakai, berlaku selama empat tahun. Praktis, pihak penerima harus menjaga dan memaksimalkan motor sampah itu sesuai peruntukannya. Dan jika ada komponen yang rusak atau bahkan hilang maka penerima harus menggantinya.
Langkah ini diterapkan agar pihak desa benar-benar serius. Sebab kalau diberi cuma-cuma mungkin malah tidak dijaga dan dirawat.
“Memang tidak semua desa mendapat motor sampah ini karena terkait dengan kondisi geografis wilayah atau alasan lainnya,” ujarnya.
Penyerahan motor sampah ini, kata Sumiyatun juga sekaligus untuk mendukung progam desa ramah lingkungan. Sasaran progam ini tak hanya sekedar pengelolaan sampah semata, namun juga pemberdayaan perempuan, penghijauan lingkungan hingga pengembangan perekonomian masyarakat.
Menurutnya beberapa hal itu memang saling terkait satu dengan lainnya. Proses itu dimulai dari pemilahan sampah menjadi organik dan non organik. Dari proses itu sampah non organik bisa dibuat beragam kerajinan tangan oleh kaum ibu.
Sedang sampah organik bisa diproses sebagai pupuk kompos yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang penghijauan. Atau saat proses pembusukan sampah itu diambil cacingnya untuk bahan kosmetik yang ujungnya juga untuk menambah keuangan keluarga. “Jadi progam ini multi manfaat,” jelasnya. (JN04/JN03)
