Jowonews

Ganjar Sepakat Hukum Pelaku Bullying Dengan Ikut Pendidikan Militer

SEMARANG, Jowonews.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo setuju dengan usulan warganet mengenai hukuman bagi pelaku perundungan (bullying) di sebuah SMP, Kabupaten Purworejo, yang masih di bawah umur untuk mengikuti pendidikan kemiliteran selama beberapa bulan agar menimbulkan efek jera. “Menurut saya, hal itu (hukuman mengikuti pendidikan kemiliteran) akan lebih mengena daripada mereka dihukum seperti pelaku pidana lainnya,” kata Ganjar Pranowo di Semarang, Kamis. Selain ide itu, kata Ganjar. ada juga pihak yang mengusulkan agar para pelaku dihukum dengan cara sosial. “Karena yang menjadi korban perundungan adalah siswi penyandang disabilitas, pelaku diminta menjadi sukarelawan di yayasan atau rumah difabel,” ujarnya. Ganjar menyebutkan pengelola Rumah Disabilitas di Kota Semarang mengusulkan para pelaku menjadi sukarelawan di rumah penyandang disabilitas sehingga yang bersangkutan bisa mengerti dan muncul kepekaan. “Saya saja sampai merinding mendengar usul ini,” kata politikus PDI Perjuangan itu. Menurut Ganjar, kedua usulan di atas lebih pantas diberikan kepada para pelaku perundungan yang masih di bawah umur. “Efek jeranya bisa kena. Akan tetapi, dengan cara yang baik. Mudah-mudahan mereka akan tersentuh dan tidak akan mengulangi perbuatannya lagi,” ujarnya. Mayoritas warganet berkomentar mengecam perlakuan pelaku perundungan dan meminta agar pelaku dihukum seberat-beratnya, bahkan dikeluarkan dari sekolah. Kendati demikian, Ganjar kurang sepakat dengan usulan itu. Meski mengecam pelaku perundungan, dia masih mempertimbangkan masa depan pelaku yang masih anak-anak. (jwn5/ant)

Pemerintah Tegaskan tak Ada Kenaikan Tarif Listrik dan LPG

JAKARTA, Jowonews.com – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menegaskan tidak ada kenaikan tarif dasar listrik dan harga gas elpiji ukuran tiga kilogram karena belum ada pembahasan terkait hal tersebut. “Justru para menteri heran, orang tidak pernah merapatkan kok ada keluar isu kenaikan harga. Tidak ada itu sama sekali,” kata Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir di Jakarta, Kamis. Menurut dia, segala kebijakan strategis yang berdampak terhadap kehidupan masyarakat luas, di antaranya harga Bahan Bakar Minyak (BBM), tarif dasar listrik, dan gas elpiji, akan diputuskan oleh presiden. Hal itu, kata dia, sesuai arahan dari kepala negara meski itu menjadi kewenangan kementerian teknis. Iskandar menyebut hingga saat ini pemerintah belum membahas dalam rapat koordinasi atau rapat terbatas terkait kenaikan harga tersebut. Sebelumnya, sejumlah legislator Komisi VII DPR mempertanyakan wacana kenaikan harga elpiji 3 kg atau yang sering disebut elpiji melon kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dalam rapat dengar pendapat pada Senin (27/01). “Wacana tersebut membuat masyarakat ramai, ini perlu diredam isunya, tentang kenaikan harga elpiji 3 kg,” kata anggota Komisi VII dari Fraksi PKS Mulyanto di RDP dengan Kementerian ESDM. Selain itu dari Fraksi PDI Perjuangan Ismail meminta Menteri ESDM untuk memberikan keterangan detail mengenai wacana tersebut sebab kenaikan harga elpiji diwacanakan ketika harga BBM justru turun. Kementerian ESDM menyebutkan pemerintah masih mengkaji perubahan distribusi elpiji subsidi dari terbuka ke tertutup. “Soal yang lagi ramai di media itu, tidak sepenuhnya benar. Kita sedang dalam pembahasan,” jelas Menteri ESDM Arifin Tasrif sebelumnya. Ia menjelaskan pembahasan perubahan distribusi dengan tujuan agar penggunaan elpiji subsidi menjadi tepat sasaran itu akan melibatkan banyak instansi terkait. Menurut Arifin, pemerintah akan mendata warga yang benar-benar membutuhkan subsidi pemerintah. “Subsidi tertutup itu adalah kami identifikasi yang memang berhak menerima untuk mencegah kebocoran,” jelasnya. Ia menegaskan pemerintah berkomitmen memberikan akses energi yang merata kepada seluruh lapisan masyarakat, tanpa ada pihak yang dirugikan. (jwn5/ant)

Kemendag Segera Terbitkan Izin Impor 62 Ribu Ton Bawang Putih

JAKARTA, Jowonews.com – Kementerian Perdagangan menyebutkan izin impor 62 ribu ton bawang putih dalam waktu dekat akan segera terbit dari 103 ribu ton izin rekomendasi yang diberikan Kementerian Pertanian. “Dalam proses, sudah ini kita proses, yang baru masuk dalam proses itu sekitar 62 ribu ton dan akan segera terbit,” kata Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Oke Nurwan ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis. Menurut dia, persetujuan impor itu sudah bisa diproses karena persyaratannya sudah lengkap. Meski begitu, Oke belum bisa menjelaskan detail jumlah importir yang akan segera mengantongi izin impor untuk 62 ribu ton bawang putih tersebut. Ia juga belum bisa memastikan 62 ribu ton bawang putih tersebut seluruhnya dari China, namun ia menyebut izin impor tidak hanya dari Tiongkok tetapi juga dari India. Oke lebih lanjut mengatakan impor bawang putih masih bisa dilakukan dari China karena bawang putih bukan menjadi media penularan virus corona berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO). Sebelumnya, Kementerian Pertanian telah menerbitkan izin Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) untuk bawang putih sebesar 103.000 ton dari China. Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto mengatakan penerbitan izin impor ini dilakukan karena stok bawang putih di dalam negeri kian menipis, yakni 70.000 ton. Stok tersebut hanya mampu memenuhi kebutuhan sampai pertengahan Maret mendatang. “Stok kurang lebih 70.000 ton. Jadi sampai bulan Maret itu sebetulnya dari stok masih cukup, tetapi kita sudah buka (impor) untuk mengantisipasi sampai dua-tiga bulan ke depan,” kata Prihasto saat ditemui usai Rapat Dengar Pendapat Komisi IV DPR di Jakarta, Senin (10/2). (jwn5/ant)

Warga Selo Tetap “Selow” Bertani Pascaerupsi Gunung Merapi

BOYOLALI, Jowonews.com – Sejumlah warga di kawasan lereng gunung di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali Jawa Tengah, masih melakukan aktivitas bertani seperti biasa meski Gunung Merapi mengeluarkan erupsi dengan tinggi 2.000 meter dari puncak, Kamis pagi. Menurut Samsuri (48) warga di Desa Lencoh Kecamatan Selo Boyolali Gunung Merapi mengeluarkan suara letusan sekitar pukul 05.16 WIB, dan menghembuskan asap tebal membumbung tinggi sekitar 2.000 meter dari puncak. Namun, kata Samsuri kejadian tersebut belum berdampak kepada warga di lereng Merapi khsususnya di Kecamatan Selo. Warga tetap pergi ke ladang masing-masing yang sekarang ditanami sayur-sayuran. “Warga tentunya tetap waspada dengan status Merapi sekarang. Namun, peristiwa Kamis pagi memang sedikit mengagetkan warga sekitar,” kata Samsuri yang juga salah satu anggota SAR Desa Lencoh. Menurut dia, dengan kejadian tersebut wilayah Selo tidak terjadi hujan abu karena arah angin ke barat, sehingga warga aktivitas seperti biasa tidak mengenakan masker. Kepala Desa Jrakah Selo Tumar mengatakan Gunung Merapi sempat mengeluarkan suara letusan dan terlihat dari Desa Jrakah dengan jelas mengeluarkan asap tebal ke atas.  ​​​​​​ “Warga usai kejadian itu, tenang-tenang saja. Mereka tetap melakukan aktivitas seperti biasa pergi ke sekolah atau bekerja ke ladang,” kata Tumar. Bahkan, Desa Jrakah yang jaraknya sekitar 5 kilometer ke arah puncak tidak terjadi hujan abu. Warga tidak ada yang menggunakan masker. Kendati demikian, Tumar mengimbau warganya yang mayoritas bekerja sebagai petani saat mengerjakan ladangnya tetap menjaga kewaspadaan. Warga diminta sekali-kali melihat ke puncak. Petugas jaga Pos Pengamatan Merapi Desa Jrakah Tri Mujianto saat dikonfirmasi membenarkan Merapi mengeluarkan freatif dari puncak sekitar pukul 05.16 WIB dengan ketinggian sekitar 2.000 meter Sebelumnya, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan Gunung Merapi di perbatasan Jateng – Yogyakarta pada Kamis pagi mengalami erupsi dengan tinggi 2.000 meter dari puncak Dari akun twitter BPPTKG di Yogyakarta menyebutkan awan panas letusan Gunung Merapi yang terekam di seismograf pada pukul 15.16 WIB memiliki durasi 150 detik dengan amplitudo 75 mm. (jwn5/ant)

Polda Jateng Berikan Operasi Katarak dan Bibir Sumbing Gratis

SEMARANG, Jowonews.com – Polda Jawa Tengah melalui RS Bhayangkara Prof Awaloedin Djamin Biddokkes Polda Jateng menggelar kegiatan Bhakti Sosial Kesehatan berupa Operasi Katarak dan Operasi Bibir Sumbing gratis bagi masyarakat Jawa Tengah dan sekitarnya. Dalam kegiatan kali ini ada 63 pasien katarak dan 17 bibir sumbing. Kabid Dokkes Polda Jateng, Kombes Pol dr. Tri Yuwono Putra mengatakan mengatakan bahwa untuk kegiatan Bhakti Kesehatan sebenarnya banyak seperti penyuluhan gizi, donor darah, sunat masal akan tetapi kali ini pihaknya memilih mengadakan operasi katarak dan bibir sumbing gratis. Tujuannya tentu untuk mendekatkan Polri kepada masyarakat supaya paradigma masyarakat yang selama ini menganggap tugas polisi hanya menangkap penjahat saja namun lebih dari itu Polri juga memiliki tugas berbhakti kepada masyarakat. Ia menambahkan ada 63 pasien operasi katarak dan 17 pasien operasi bibir sumbing, semuanya gratis termasuk rawat inapnya. “Sebenarnya untuk jumlah pasien lebih dari 63 dan juga 17 akan tetapi banyak dari mereka tidak memenuhi syarat semisal berat badan, kondisi kesehatan tidak stabil, usia belum memenuhi syarat terutama untuk operasi bibir sumbing. Harapannya dengan kegiatan ini Polri semakin dekat dengan masyarakat, semoga yang menjalani operasi cepat pulih serta mendapatkan kesehatan sesuai yang diharapkan,” ungkapnya. Senada dengan hal tersebut, Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Iskandar F Sutisna menambahkan pihaknya sangat bersyukur atas hasil dari kegiatan tersebut karena beberapa pasien yang telah menjalani operasi katarak merasakan hasil yang luar biasa dimana yang awalnya tidak bisa melihat dengan jelas setelah menjalani operasi mengaku penglihatannya sangat baik. Artinya apa yang telah dilakukan oleh Tim Biddokkes Polda Jateng berhasil dan menurutnya itu harus disyukuri. Selain itu Kombes Pol Iskandar mengajak masyarakat yang merasa membutuhkan bantuan untuk operasi katarak maupun bibir sumbing dapat mengajukan diri selama ke RS Bhayangkara Semarang maupun ke Polres terdekat dengan catatan jika kuota masih ada karena dari beberapa pasien yang sudah mengajukan belum tentu dapat dilakukan tindakan karena belum memenuhi syarat. “Kami Polda Jawa Tengah sangat bersyukur atas hasil Bhakti Sosial Kesehatan yang dilakukan Biddokkes Polda Jateng karena dari para pasien yang sudah dilakukan tindakan mengaku ada hasil yang signifikan. Kami juga mengajak masyarakat yang ingin dibantu dapat menghubungi RS Bhayangkara Semarang maupun Polres terdekat,” ujarnya. Sementara itu, salah satu pasien Operasi Katarak yakni Karminah (50) dari Purwodadi mengatakan bahwa dirinya sudah dua bulan mengalami katarak, matanya tidak dapat melihat dengan jelas namun setelah mata kirinya di operasi ia mengaku penglihatannya sudah kembali normal. Pada Kamis (13/2) ia kembali menjalani Operasi Katarak kembali untuk mata kanan di RS Bhayangkara Semarang. Ia sangat berterima kasih karena sudah dibantu oleh Polda Jawa Tengah karena semua biaya operasi ditanggung apalagi hasilnya ia dapat kembali melihat. “Alhamdulillah sekarang mata kanan saya sudah jelas, tadinya untuk jalan susah karena tidak bisa melihat tapi setelah di operasi mata saya kembali jelas. Sekarang tinggal yang kiri, saya berharap lancar. Terima kasih Polda Jawa Tengah yang sudah membantu,” katanya. Hal yang sama juga dikatakan oleh, Yiarnis warga Ungaran yang merupakan ibunda dari Citra Kirana Lestari. Balita 10 bulan tersebut adalah salah satu pasien bibir sumbing yang pada Jumat (14/2) akan dioperasi di RS Bhayangkara Semarang. Citra Kirana juga akan di operasi secara gratis dari Biddokkes Polda Jateng. Yiarnis mengatakan bahwa jauh sebelumnya ia memang sudah punya niat untuk mengoperasi bibir sumbjng putrinya akan tetapi lantaran keterbatasan biaya niat itupun urung dilakukan. Beberapa hari yang lalu ia mendengar akan ada operasi bibir sumbing gratis dari Polda Jateng maka secepatnya ia mendaftar dan alhamdulillah Citra Kirana setelah diperiksa menenuhi syarat. “Kami sangat bersyukur dibantu oleh Polda Jateng, semoga besok operasinya lancar dan Citra Kirana bisa seperti balita lainnya. Kami ucapkan terima kasih untuk Polda Jateng untuk semua bantuannya,”ucapnya.(jwn5/akh)

Pascaerupsi, Masyarakat Sekitar Merapi Beraktivitas Normal

MAGELANG, Jowonews.com – Masyarakat di sejumlah desa di sekitar Gunung Merapi di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah beraktivitas secara normal pascaerupsi dengan tinggi kolom 2.000 meter dari puncaknya pada Kamis pagi. Mereka antara lain menggarap areal pertanian sayuran, melakukan penambangan material galian C, ke pasar, ke sekolah, mencari pakan untuk ternak, dan merawat ternaknya. Warga dari sejumlah desa di kawasan itu menyatakan tidak terjadi hujan abu pascaerupsi Gunung Merapi yang wilayahnya meliputi sejumlah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Koordinator Organisasi Pengurangan Risiko Bencana Desa Srumbung, Ahmad Muslim, mengatakan warga setempat beraktivitas seperti hari-hari biasa setelah keluarnya awan panas dari Gunung Merapi. “Ada yang ke sawah, kegiatan di Pasar Sumbung juga ramai, kebetulan hari ini hari pasaran,” kata Muslim yang juga Kepala Urusan Perencanaan Desa Srumbung itu. Ia menyebut tidak terjadi hujan abu di desanya yang berjarak sekitar 12 kilometer arah barat daya puncak Gunung Merapi. Sekitar pukul 07.10, puncak Gunung Merapi tidak terlihat dari desanya karena tertutup kabut. Seorang pemuka warga Desa Ngargomulyo, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Yatin, juga menyebut aktivitas warga yang tinggal di desa sekitar 10 kilometer barat daya dari puncak Merapi normal, antara lain bertani, mencari pakan ternak, merawat ternak, dan kayu bakar. Di desa setempat, kata mantan Kades Ngargomulyo itu, juga tidak terjadi hujan abu. “Tadi memang ada letusan, tetapi tidak berpengaruh terhadap aktivitas warga di sini, tidak panik seperti 2010 dulu (erupsi besar Merapi, red.),” katanya. Seorang warga Dusun Grogol, Susanto, juga mengatakan masyarakat setempat beraktivitas seperti biasa setelah terjadi erupsi gunung tersebut. Dusun Grogol, Desa Mangunsoko, Kecamatan Dukun berjarak sekitar 10 kilometer barat daya puncak Merapi. “Tidak ada hujan abu, dari sini kelihatan puncak Merapi mengeluarkan asap tipis, kalau tadi memang terjadi letusan sekitar pukul 06.00 WIB,” katanya. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang Edy Susanto juga mengatakan hingga sekitar pukul 07.00 WIB belum ada laporan dari petugas dan relawan di lapangan tentang terjadinya hujan abu di desa-desa sekitar Gunung Merapi di wilayah itu. “Belum ada laporan dari lapangan tentang hujan abu,” katanya. Ia mengimbau warga kawasan Gunung Merapi tetap tenang dan mengikuti perkembangan informasi terkait dengan aktivitas gunung berapi itu yang dikeluarkan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi di Yogyakarta melalui berbagai saluran resmi. “Kalau memang terjadi hujan abu, segera gunakan penutup hidung, bisa masker atau lainnya. Ikuti informasi dari BPPTKG. Warga tetap tenang meskipun selalu waspada,” katanya. Akun Twitter Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) yang dipantau di Yogyakarta, menyebutkan bahwa awan panas letusan Gunung Merapi yang terekam di seismogram pada pukul 05.16 WIB memiliki durasi 150 detik dengan amplitudo 75 mm, sedangkan tinggi kolom erupsi sekitar 2.000 meter dan arah angin ke barat laut. Hingga saat ini, BPPTKG mempertahankan status aktivitas vulkanik Gunung Merapi pada Level II atau Waspada. Untuk sementara, pihaknya tidak merekomendasikan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana. BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi. (jwn5/ant)

Polisi Ungkap Kasus Pembunuhan Seorang Bocah di Banjarnegara

BANJARNEGARA, Jowonews.com – Petugas Satuan Reserse Kepolisian Resor Banjarnegara, Jawa Tengah, berhasil mengungkap kasus pembunuhan yang dilakukan oleh seorang pemuda berinisal K (34) terhadap bocah laki-laki berinisial MR (13) yang mayatnya ditemukan di kebun durian milik warga. Saat konferensi pers di Markas Polres Banjarnegara, Kamis, Kepala Polres Banjarnegara Ajun Komisaris Besar I.G.A. Dwi Perbawa Nugraha mengatakan selain membunuh, tersangka K juga melakukan pelecehan seksual terhadap MR. “Tersangka sudah merencanakannya pada hari Selasa (28/1) namun karena satu dan lain hal baru dilaksanakan Jumat (31/1),” katanya. Dalam hal ini, kata dia, tersangka K mengaku sudah lama memerhatikan aktivitas MR yang merupakan tetangganya sehingga timbul niat untuk menggarap korban. Oleh karena itu, tersangka mengajak korban untuk mencari durian di kebun milik warga yang jaraknya cukup jauh dari rumah. Sesampainya di kebun itu, tersangka mencekik leher korban dan melukai dengan pisau hingga meninggal dunia. Kendati demikian, Kapolres mengatakan pihaknya belum bisa memastikan apakah pelecehan seksual tersebut dilakukan tersangka setelah korban dibunuh, sehingga hal itu masih diselidiki lebih lanjut. “Kami masih terus mendalami kasus ini. Masih ada 120 hari lagi untuk melakukan pendalaman kasus ini,” katanya. Seperti diwartakan, korban berinisial MR (13), warga Desa Prigi, Kecamatan Sigaluh, Banjarnegara, ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di kebun milik warga Dukuh Kenteng, Desa Prigi, pada Senin (3/2) malam, setelah dinyatakan hilang sejak hari Jumat (31/1). Saat itu, warga yang sedang mencari MR menemukan sepasang sandal warna merah tertutup rumput dan mencium bau busuk di kebun tersebut. Oleh karena penasaran, warga pun mencari sumber bau busuk tersebut hingga akhirnya menemukan sesosok mayat tertutup rumput yang diketahui merupakan jasad MR dengan mengenakan baju motif kotak-kotak warna merah dan celana pendek warna cokelat Mayat tersebut ditemukan dengan kondisi tertelungkup tertutup rumput. Warga pun segera melaporkan temuan tersebut ke Kantor Polsek Sigaluh. Petugas Polsek Sigaluh dan Polres Banjarnegara segera mendatangi lokasi penemuan untuk melakukan pengecekan dan mengevakuasi jenazah MR untuk dibawa ke RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, guna dilakukan autopsi karena pada leher korban ditemukan ada dua sayatan benda tajam, masing-masing sepanjang 7 centimeter dan 8 centimeter serta di sekitar lokasi juga ditemukan pisau “cutter’ dan gunting. Keesokan harinya, petugas Polsek Sigaluh mengamankan seorang pemuda berinisial K yang merupakan tetangga korban, Pemuda tersebut diduga sebagai pelaku karena yang bersangkutan pada hari Jumat (31/1) diketahui pergi bersama korban sebelum dinyatakan hilang. Setelah dilakukan pemeriksaan di Mapaolres Banjarnegara, polisi akhirnya menetapkan K sebagai tersangka kasus pembunuhan terhadap MR. (jwn5/ant)

Meski Jadi Tersangka, 3 Siswa SMP Pelaku Bully di Purworejo Tidak Ditahan. Kenapa?

SEMARANG, Jowonews.com – Tiga pelajar pelaku perundungan terhadap seorang siswi di sebuah SMP Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, yang rekaman videonya sempat viral, tidak ditahan meski telah ditetapkan sebagai tersangka. “Tidak dilakukan penahanan karena ancaman hukumannya di bawah lima tahun,” kata Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol.Iskandar F.Sutisna saat dikonfirmasi di Semarang, Kamis. Menurut dia, ketiga pelaku dijerat dengan Undang-undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan anak. Meski tidak ditahan, ia memastikan proses hukum terhadap ketiga tetap berjalan sebagaimana ketentuan. Kasus dugaan perundungan berupa penganiayaan terhadap salah seorang siswa SMP tersebut ditangani oleh Polres Purworejo. Peristiwa perundungan tersebut terungkap setelah video penganiayaan terhadap seorang siswi SMP di Kecamatan Butuh, Kabupaten Purworejo, tersebut beredar di media sosial. Dalam video tersebut, tiga siswa laki-laki memukul dan menendang seorang siswi yang diduga terjadi di dalam ruang kelas. Dari keterangan pelaku yang diperiksa oleh polisi, peristiwa itu diduga dilatarbelakangi rasa sakit hati ketiganya yang dilaporkan oleh korban kepada gurunya. Korban mengadu kepada gurunya karena sempat dimintai uang oleh para pelaku. (jwn5/ant)