Jowonews

Pemkab Kudus Ancam Bubarkan Kerumunan di Pusat Perbelanjaan

KUDUS, Jowonews- Pemerintah Kabupaten Kudus mengancam akan membubarkan pengunjung pusat perbelanjaan yang melampaui kapasitas yang ditetapkan dalam upaya menekan penyebaran Covid-19 di daerah itu. “Kami sudah memperingatkan semua pengelola pusat perbelanjaan agar mematuhi protokol kesehatan, termasuk membatasi jumlah pengunjungnya. Tindakan kami tegas, kerumunan di Mall Ramayana Kudus pada Minggu (2/5) malam langsung saya bubarkan karena melampaui kapasitas pengunjungnya,” kata Bupati Kudus Hartopo di Kudus, Senin (3/5). Padahal, kata dia, saat itu belum saatnya tutup. Namun karena pengunjungnya berjubel dan melampaui kapasitas yang seharusnya dipatuhi sebesar 50 persen dari total kapasitas, akhirnya diminta bubar. Ia juga mengingatkan jika masih terjadi pelanggaran serupa, maka izin usahanya juga akan dicabut. Hal itu, berlaku untuk pusat perbelanjaan yang lainnya untuk tetap mematuhi protokol kesehatan karena saat ini masih masa pandemi Covid-19 dan harus ada petugas jaga. “Jangan sampai kasus Covid-19 di Kabupaten Kudus saat lebaran nanti justru melonjak. Kami sudah memberikan kelonggaran kepada pelaku usaha, tetapi protokol kesehatannya tetap harus dipatuhi,” ujarnya sebagaiman dilansir Antara. Kerumunan lain yang dibubarkan, yakni di kawasan Alun-alun Kudus karena mencapai ribuan orang berkerumun di kawasan alun-alun tersebut. Nantinya di kawasan Alun-alun Kudus harus bersih dari kendaraan yang parkir karena yang boleh parkir hanya saat shalat tarawih di Masjid Agung. Selebihnya harus steril dari kendaraan parkir karena pemicu kerumunan tersedianya tempat parkir tersebut. Pemkab Kudus juga akan menggandeng kepolisian dalam membubarkan kerumunan yang terjadi di tempat-tempat umum, mulai dari pusat perbelanjaan, alun-alun dan kawasan Balai Jagong Kudus.

Pemudik Lokal Solo Wajib Kantongi SIKM

SOLO, Jowonews- Pemerintah Kota Surakarta mewajibkan pemudik lokal mengantongi surat izin keluar masuk (SIKM) selama periode 6 sampai 17 Mei 2021. “Silakan matur (menyampaikan) ke Pak RT/RW, langsung ke kelurahan, untuk kami permudah semuanya,” kata Wali Kota Solo Gibran Rakabuming  usai rapat koordinasi penanggulangan Covid-19 di Balai Kota Surakarta, Senin. (3/5). Wali Kota meminta warga menahan diri untuk mudik Lebaran agar risiko penularan Covid-19 bisa ditekan. “Ini angkanya sudah cukup baik. Kami antisipasi agar Juni-Juli lebih baik lagi. Apalagi kan sekolah mau buka. Roda ekonomi mulai berputar baik, ini angka sudah cukup baik semua, jadi jangan ngeyel,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Shalat Idul Fitri Di samping mengatur kegiatan mudik di dalam wilayah kota, Pemerintah Kota Surakarta akan menerbitkan surat edaran mengenai pengaturan pelaksanaan Shalat Idul Fitri. Pemerintah kota akan mengizinkan pelaksanaan Shalat Idul Fitri di masjid di daerah tanpa kasus penularan virus corona dan daerah dengan risiko penularan rendah. Di daerah dengan risiko penularan virus corona sedang dan tinggi, zona oranye dan merah, pelaksanaan Shalat Idul Fitri di masjid tidak akan diperbolehkan. “Habis Shalat Id disarankan agar tidak ada kontak fisik, langsung pulang ke rumah masing-masing. Ini nanti SE segera saya tanda tangani,” kata Gibran. Pemerintah kota juga akan mengizinkan pelaksanaan kegiatan takbiran di masjid namun melarang kegiatan takbir keliling untuk mencegah penularan virus corona.

Temanggung Mulai Lakukan Penyekatan

TEMANGGUNG, Jowonews- Temanggung, mulai melakukan penyekatan di beberapa titik masuk ke daerah setempat menjelang diberlakukannya larangan mudik pada 6-17 Mei 2021. “Sesuai instruksi dari Satgas Covid-19 nasional, Pemerintah Kabupaten Temanggung menerapkan larangan mudik Lebaran pada 6-17 Mei 2021. Tetapi sebelum 6 Mei 2021 kami sudah mulai melakukan penyekatan,” kata Bupati Temanggung, M. Al Khadziq di Temanggung, Senin (3/5). Ia menyampaikan hal tersebut saat memantau penyekatan larangan mudik di Posko Terpadu Kaliampo di Kecamatan Pringsurat. Selain di Kaliampo, penyekatan juga dilakukan di Bejen dan Kledung. “Penyekatan ini untuk mengamankan masyarakat Kabupaten Temanggung dari penyebaran Covid-19,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Khadziq mengatakan sampai hari ini dilakukan penyekatan di jalan-jalan bagi para pemudik yang lewat Temanggung diperiksa semua. Bagi yang tidak membawa surat bebas Covid-19 dilakukan rapid antigen. Tetapi yang sudah membawa surat disilakan untuk melanjutkan perjalanan. “Tetapi memasuki 6 Mei 2021 nanti tidak boleh ada pemudik lewa. Semua akan diminta putar balik atau kembalikan,” katanya. Menurut dia, Pemkab Temanggung menerapkan penyekatan di semua pintu masuk kabupaten, dibuat posko terpadu untuk melakukan penyekatan larangan mudik. Penerapan di Temanggung dilakukan secara berjenjang baik di tingkat kabupaten, kecamatan, sampai di tingkat desa. “Jadi semua pemudik akan diperlakukan sama, tidak ada pengecualiaan sama sekali. Pemudik yang sudah sampai di tempat asal lebih awal akan didatangi oleh pertugas dari puskesmas didampingingi Babinsa dan Bhabinkamtibmas. Kami minta mereka melakukan swab tes secara mandiri atau membayar sendiri,” katanya.  Kalau ketahuan di antara mereka ada yang positif, maka wajib melakukan isolasi mandiri. Tetapi kalau mereka negatif tidak masalah.  Kapolres Temanggung AKBP Benny Setyowadi menuturkan menjelang larangan mudik, persentase kendaraan yang masuk Temanggung,  pada Sabtu (1/5) dan Ahad (2/5) memang ada peningkatan. Namun, katanya untuk hari Senin ini cenderung turun, karena hari Senin sudah masuk kerja lagi dan mereka harus bekerja. “Kami perkirakan yang kemarin adalah titik kenaikan arus lalu lintas. Mudah-mudahan dengan adanya sosialisasi larangan mudik, mobilitas penduduk yang mau ke Temanggung atau keluar Temanggung bisa dicegah,” katanya. Benny mengimbau masyarakat yang mau ke Temanggung untuk ditahan dulu. Nanti kalau sudah melandai atau aman baru silaturahmi, untuk silaturahmi tahun ini cukup via telekomudikasi saja.

Antisipasi Pemudik, Jateng Mulai Efektifkan Penyekatan

SEMARANG. Jowonews- Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bersama pemerintah daerah mulai mengefektifkan penyekatan di perbatasan guna mengantisipasi pemudik yang melanggar larangan mudik Lebaran Idul Fitri 2021. “Kami sudah komunikasikan dengan pemerintah daerah lain terutama terkait dengan penyekatan,” kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo usai mengikuti Rakor Penegakan Disiplin Protokol Kesehatan dan Penanganan Covid-19 di Daerah secara daring yang dipimpin oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian di Semarang, Senin (3/5). Dirinya mengakui banyak titik-titik penyekatan yang bocor alias ada masyarakat yang nekat mudik sehingga perlu ada komunikasi dengan Pemprov lainnya. “Termasuk kemarin Pak Sekda kita juga sudah komunikasi dengan Sekda DKI terkait dengan banyaknya pemudik yang ketika naik angkutan umum bus yang tidak berangkat dari terminal, maka mereka ini berangkat-nya dari ‘pool’, nah yang dari ‘pool’ itu tidak ada yang dites,” ujarnya sebagaimana dilansir Antara. Menurut Ganjar, ada beberapa yang harus dicermati terkait dengan penerapan larangan tidak mudik Lebaran.“Semua harus dalam narasi yang sama, tidak mudik. Titik gak ada komanya. Maka koordinasi hari ini adalah melakukan penjagaan dan sekali lagi kita mohon dukungan dari masyarakat untuk tidak mudik dulu,” ucapnya. Kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Pati, kata Ganjar, harus jadi pembelajaran sebab awal mula klaster di sana adalah seorang warga yang nekat mudik dan menggelar acara. Tak hanya Kabupaten Pati, Ganjar menyebut beberapa daerah lain juga jadi perhatian antara lain Banyumas, Purbalingga, hingga Cilacap. “Nah kita juga mengawasi beberapa daerah yang mengalami peningkatan, rasa-rasanya, hari ini musti kita waspada betul karena sepertinya masih ada yang bersikeras untuk ingin mudik,” ujarnya.