Jowonews

Siswa SD Islam Kauman Pati Borong Tiga Emas Kompetisi Sains Nasional

Siswa SD Islam Kauman Pati Borong Tiga Emas Kompetisi Sains Nasional

PATI – Siswa SD Islam Kauman Pati memboyong tiga medali emas Olimpiade Sains Nasional. Muhammad Haidar Ali, Siswa Kelas IV, berhasil memenangi Kompetisi Sains Madrasah untuk mata pelajaran matematika dan bahasa Inggris. Kepala SD Islam Kauman, Pati Riyanawati, tak henti mengucap syukur atas torehan prestasi yang diraih anak didiknya. “Alhamdulillah, anak didik kami mampu menorehkan prestasi di bidang akademik level nasional. Prestasinya di bidang mata pelajaran matematika dan bahasa Inggris,” kata Riyana, dikutip dari Tribun Jateng, Kamis (16/6/2022). Riyana mengungkapkan Haidar meraih dua medali emas dalam Olimpiade Sains Madrasah untuk mata pelajaran matematika dan bahasa Inggris yang berlangsung pada 29 Mei lalu. Sementara satu emas lagi diraih pada ajang Kompetisi Madrasah Nasional pada mata pelajaran matematika pada 25 April lalu. Kompetisi tersebut, lanjutnya, dilaksanakan secara daring dengan berbagai cabang mata pelajaran, baik mata pelajaran umum maupun agama. Kompetisi diikuti untuk peserta didik untuk jenjang MI, MTs dan MA. Kompetisi diselenggarakan oleh Ajang Prestasi Pelajar Indonesia (APPI). Bidang Keagamaan yang dilombakan adalah mata pelajaran Quran Hadits, Fikih, Bahasa Arab, Sejarah Kebudayaan Islam dan Aqidah Akhlak. Sementara untuk mata pelajaran umum meliputi Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, IPA, IPS dan Matematika. Prestasi yang diraih peserta didik ataupun guru, menurutnya, tak hanya bermanfaat dan jadi nilai tambah buat mereka, melainkan juga ikut mengangkat nama sekolah. Salah satu bentuk penghargaan yang diberikan adalah pemberian beasiswa bagi siswa berprestasi. “Kami berharap capaian ini semakin memotivasi siswa lain untuk meraih prestasi di masa mendatang. Tak hanya di bidang akademik, melainkan juga bidang non akademik,” katanya. Sementara itu orang tua Haidar, Hersiwi Widiasih, mengaku semangat belajar anaknya semakin meningkatkan setelah berhasil meraih medali pada kompetisi yang telah diikutinya. Dia juga mengucapkan terima kasih atas dukungan dan apresiasi yang selama ini sekolah berikan. Foto: Tribun Jateng

Nasi Gandul, Kuliner Khas Pati Yang Dijamin Mantul

Nasi Gandul, Kuliner Khas Pati Yang Dijamin Mantul

Pati, mungkin masih banyak orang belum familiar dengan kota ini, karena tidak seperti Semarang atau Solo yang banyak menjadi tujuan wisata ataupun kuliner. Kabupaten Pati terletak di pinggir pantai utara bagian timur dengan semboyan “Pati Bumi Mina Tani”. Padahal Pati juga sama berada di Jawa Tengah dan tak kalah dengan warisan kulner yang lezat salah satunya Nasi Gandul. Nasi gandul atau biasa disebut sego gandul oleh warga lokal adalah nasi putih dengan lauk empal atau daging bumbu bacem dan diguyur kuah dengan rasa yang manis gurih. Sepintas mirip dengan perpaduan soto dan gule. Uniknya cara penyajiannya di atas piring yang diberi alas daun pisang yang membuat rasa dan aroma kuliner ini semakin nikmat. Asal-usul Nasi Gandul Ada banyak versi asal usul nasi gandul. Versi pertama yang paling populer bahwa nama kuliner khas Pati ini adalah nama yang diberikan oleh para pembeli. Dulu di Pati penjual menjual dagangannya dengan cara dipikul menggunakan pikulan. Pikulan tersebut terbagi jadi dua sisi. Satu sisi terdapat kuali yang berisi kuah, dan pada sisi lain berisi bakul nasi serta peralatan makan. Pikulan tersebut digotong kemudian penjual menjajakan makanannya. Saat penjual tersebut berjalan, pikulan tersebut naik turun seirama dengan langkah penjualnya. Karena kedua sisi bambu tersebut bergantungan kuah dan bakul nasi yang menggantung, maka kemudian masyarakat menyebutnya nasi gandul. Namun saat ini para penjual lebih nyaman berjualan di kios atau menjadi penjaja kaki lima dibanding memikul dan berkeliling. Versi kedua, nama nasi gandul berasal dari cara penyajiannya yang unik. Cara penyajiannya menggunakan piring yang diberi alas daun pisang kemudian diisi nasi dan diguyur kuah. Karena cara penyajian tersebut, pembeli menyebut bahwa nasi dan kuah itu mengambang, menggantung (tidak menyentuh piring) Versi ketiga, diceritakan oleh Pak Sardi yang sudah berjualan sejak 1978. Ia menceritakan asal mula nama nasi gandul tentu berdasarkan versi yang beliau tahu. Manurutnya kata gandul yang digunakan berasal dari paha sapi yang digantung dan kemudian diiris dan dimasak sebagai lauk utamanya. Keunikan Nasi Gandul Khas Pati Selain cara penyajian yang meggunakan alas daun pisang, hal unik lainnya adalah menggunakan suru sebagai sendoknya. Suru adalah daun pisang yang dipotong memanjang dan dilipat dua untuk digunakan sebagai pengganti sendok. Namun biasanya para penjual tetap menyediakan sendok maupun garpu untuk antisipasi bagi pembeli yang tidak terbiasa meggunakan suru. Penyajian Nasi Gandul Khas Pati Biasanya kuliner ini akan disajikan dengan nasi putih, ditambah kuah, serta sedikit potongan daging sapi sebagai lauk utamanya. Jika dirasa masih ingin tambah lauk, sudah disediakan bermacam lauk sepeti tempe goreng, pekedel, tahu bacem, telur bacem, jeroan, daging sapi dan lain sebagainya. Biasanya porsi kuliner ini juga sedikit, tidak jarang para pembeli menyantapnya lebih dari satu porsi. Warung Nasi Gandul Populer di Pati Di Kabupaten Pati, ada banyak sekali yang menjajakan kuliner nasi kuah khas daerah ini. Namun, ada beberapa warung yang populer dari ramai diserbu para wisatawan. Warung-warung tersebut antara lain: Nasi Gandul Pak Meled Berdiri sejak tahun 1955, Warung Nasi Gandul Pak Meled menjadi warung nasi gandul yang paling lama di Pati. Merebus kuah di dalam kuali tanah atau gerabah merupakan cara untuk mepertahankan cita rasanya. Warung ini berlokasi di Krajan Gajahmati, Desa Gajahmati, Kabupaten Pati. Warung ini buka pada pukul 11.00 – 21.30 WIB. Alamat lengkap: Krajan Gajah Mati, Gajahmati, Kec. Pati, Kabupaten Pati, Jawa Tengah 59116. Atau klik di sini untuk melihat melalui Google Maps. Nasi Gandul H. A. Warsimin Selain warung Pak Meled, Nasi Gandul H.A. Warsimin juga jangan sampai terlewat untuk dicoba karena terdapat pilihan daging yang lengkap, mulai dari empal, daging, kikil, hingga otak sapi. Rasanya? dijamin lezat. Warung ini berlokasi di Jl Roro Mendut, Semampir, Kecamatan Pati. Warung buka pada pukul 10.00 – 17.00 WIB. Alamat lengkap: Jl. Roro Mendut, Semampir, Kec. Pati, Kabupaten Pati, Jawa Tengah 57141. Atau klik di sini untuk melihat melalui Google Maps. Nasi Gandul Romantis H. Sardi Warung Nasi Gandul Romantis ini termasuk warung favorit warga Pati. Pembeli bahkan kadang harus harus mengantre untuk dapat menyicipinya. Lokasai warung berada di panunggulan, Desa Gajahmati, Kecamatan Pati. Warung buka pada pukul 16.00-22.00 WIB. Alamat lengkap: Jl. Panunggulan, Krajan Gajah Mati, Gajahmati, Kec. Pati, Kabupaten Pati, Jawa Tengah 59116. Atau klik di sini untuk melihat melalui Google Maps. Para penikmat kuliner ini tak hanya berasal dari Kabupaten Pati, banyak dari luar kota yang sengaja datang untuk menikmati kelezatannya. Hal ini berkat “getuk tular” atau cerita dari mulut ke mulut. Bagi masyarakat Pati sendiri, kuliner khas daerah ini tidak hanya sebagai makanan pelepas lapar saja, melainkan telah menjadi identitas serta memiliki makna tersendiri. Bagi wisatawan yang melewati Pati saat akan mudik atau berlibur tidak ada salahnya mampir sebentar untuk membuktikan kelezatannya. Resep Nasi Gandul Khas Pati Jika kamu pernah merasakan kelezatan nasi kuah khas Pati ini, tentu agak susah untuk menikmatinya kembali jika tempat tinggalmu relatif jauh dari Kabupaten Pati. Namun, jangan khawatir karena kuliner khas Pati ini proses pembuatan relatif mudah dan sederhana. Jadi ketika kamu ingin merasakan kelezatannya, kamu dapat mencoba untuk membuatnya sendiri. Berikut resep nasi gandul yang dibagikan oleh Afridatul Luailiyah. Bahan : 300 gr daging sapi 500 gr babat iso 1.2 l santan 300 air Bumbu halus : 10 siung bawang merah 5 siung bawang putih 3 buah cabe merah besar buang bijinya 1 buah kluwak isinya direndam air panas 1 sendok teh ketumbar sangrai 1 sendok teh jinten sangrai 5 butir kemiri sangrai 1 ruas kencur 1 sendok teh mrica Bumbu lainnya: garam secukupnya gula jawa secukupny gula pasir secukupnya 1 sendok teh kaldu jamur 3 sendok makan kecap manis 2 ruas jahe geprek 2 ruas laos geprek 2 batang serai ambil putihnya digeprek 10 lembar daun jeruk buang tulangbya 5 lembar daun salam Cara memansak: Cuci bersih babat iso kmud rebus air stelah mendidih masukkan babat iso tunggu mendidih lagi trus ambil buang air rebusan cuci panci dan iso babat trus ganti air tunggu mendidih masukkan daging tambah jahe, daun salam, daun jeruk biarkan sampe empuk masak dengan api sedang (cara merebus daging pun sama) rebus di panci terpisah antara daging dan babat iso. Haluskan bumbu halus kmud ditumis masukkan bumbu lain, masukkan daging, iso babat setelah itu … Baca Selengkapnya

DPRD Ingin Sinergi Antarlembaga Tangani Korban Kekerasan Seksual

DPRD Ingin Sinergi Antarlembaga Tangani Korban Kekerasan Seksual

Jowonews.com, GEDUNG BERLIAN – Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI telah mengesahkan UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS). Karena itu perlu ada implementasi tindak lanjut dari UU tersebut. Anggota Komisi E DPRD Jateng Yudi Indras Windarto menyatakan, tindak lanjut dari UU itu dirasa sangat penting supaya ada payung hukum yang dapat melindungi korban kekerasaan seksual maupun pelaku. Ia pun setuju DPRD Jateng bersama dinas terkait memandang adanya UU TPKS sangat menolong para korban kekerasan atau pelecehan seksual mendapat keadilan secara pasti dan perlindungan bagi korban. Hal tersebut disampaikannya dalam dialog “Diskusi Mengawal Implementasi UU TPKS”. Turut diikuti Kepala Bidang Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Sri Dewi Indrajati, Dirut Legal Resources Centre Keadilan Gender Hak Asasi Manusia (LRC-KJHAM) Nur Lailah Hafidoh dan akademisi Pusat Studi Gender Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Muna Yastuti di Ruang Banggar Gedung Berlian, Semarang, Kamis (16/6/2022). Yudi menembahkan dorongan tindakan kejahatan tersebut karena faktor ekonomi yang lemah. Karena itu, pemerintah provinsi harus terus membuat terobosan bagi perempuan agar bisa mandiri dan kuat secara ekonomi lewat pelatihan-pelatihan khususnya bagi para korban kekerasan seksual agar bisa bangkit juga kembali di tengah masyarakat. “Kami bersama eksekutif, DP3AKB dan instansi terkait lainnya terus mengawal pelaksanaan UU TPKS sampai benar-benar tuntas, salah satu caranya meningkatkan kembali kesejahteraan perempuan lewat pemberian pelatihan di balai-balai kerja,” tegas politikus Gerindra. Sri Dewi Indrajati menyambut baik adanya UU TPKS. Menurutnya aturan tersebut bisa memberi ruang bagi para korban kekerasan seksual mendapatkan kembali haknya tanpa ada intervensi damai secara kekeluargaan. Menurut dia, dampak traumatis sangat membekas dan perlu adanya penangan secara berkelanjutan. “Kasus kekerasan seksual baik terhadap perempuan dan anak di Jateng menunjukkan penurunan dari tahun sebelumnya, yang meningkat pesat selama masa pandemi juga faktor dampak ekonomi tidak stabil,” kata dia. Dari pandangan Nur Lailah Hafidoh lebih mengutamkan pendampingan hukum secara penuh dan perlindungan korban kekerasan seksual selama masa proses peradilan berjalan sampai tuntas. Di sisi lain, pendampingan post traumatis juga harus dikawal karena ditakutkan banyak yang takut kembali ke masyarakat karena korban kekerasan seksual masih dipandang tabu. “Kami terus mendampingi korban kekerasan seksual sampai tuntas, dari mulai pendampingan pengacara selama masa persidangan sampai pemulihan fisik dan psikologis sampai pulih. UU TPKS sangat memberikan hak secara luas bagi para korban untuk mendapatkan keadilan sepenuhnya, mengingat kasus kekerasan seksual sebelumnya sangat sulit mendapatkan dukungan penuh dari semua pihak. Adapun, terkait penanganan post traumatic akan terus diberikan sampai para korban siap kembali ke masyarakat sebagai pribadi yang kuat,” terang dia. Muna Yastuti memandang permasalah kekerasan seksual belum tuntasnya dan maraknya kasus serupa karena konstruksi sosial masyarakat bagi para korban juga pelaku masih sangat minim. Perlu adanya edukasi secara luas, bahwa para korban harus kembali diterima masyarakat tanpa perlu memandang hal tabu yang sudah terjadi. “Karena melihat konstruksi gender perempuan sebagai sosok lemah sangat kuat, apabila terjadi kasus kekerasan seksual seringkali dikucilkan,” jelas dia.

Ruwatan, Ritual Jawa Untuk Penyucian Jiwa dan Raga

Ruwatan, Ritual Jawa Untuk Penyucian Jiwa dan Raga

Ruwatan adalah salah satu ritual yang masih melekat dalam kehidupan sebagian masyarakat Jawa hingga saat ini. Ruwatan diselenggarakan dengan tujuan untuk melepaskan atau membebaskan seseorang yang diruwat dari kutukan atau hukuman yang berakibat sial atau membahayakan. Ruwatan diambil dari kata dasar ruwat yang memiliki arti dilepas atau dibebaskan. Sampai saat ini sebagian orang masih melakukan upacara ruwatan agar dihindarikan dari marabahaya atau kutukan yang akan menimpa seseorang. Ritual ruwatan juga bertujuan agar seseorang dikembalikan atau dipulihkan pada keadaan semula, atau menetralisir atau mentawarkan kekuatan gaib yang berpotensi membahayakan. Biasanya tradisi ini dilakukan ketika seseorang merasa terus mengalami kesialan demi kesialan dalam hidup. Kemudian dia merasa bahwa kesialan yang menimpa dirinya tak terlepas dari gangguan atau pengaruh gaib. Untuk itulah kemudian ia Ngruwat dirinya untuk menetralisir kekuatan gaib yang dianggap telah mendatangkan kesialan atau gangguan dalam kehidupannya. Asal-usul Tradisi Ruwatan Ruwatan diyakini berasal dari cerita pewayangan. Dikisahkan ada seorang tokoh besar bernama Batara Guru. Ia memiliki dua istri yakni Pademi dan Selir. Dari Pademi ia memiliki keturunan atau anak laki-laki bernama Wisnu. Sementara dari Selir ia juga memiliki anak laki-laki bernama Batara Kala. Seiring keberjalanan waktu dua anak yang dilahirkan dari perempuan yang berbeda ini tumbuh dewasa. Wisnu tumbuh menjadi anak dengan budi perketi luhur dan baik. Batara Kala tumbuh menjadi sosok yang jahat. Ia kerap mengganggu dan tak jarang memakan anak-anak manusia. Proses kelahiran Batara Kala ini juga terbilang unik. Dikisahkan konon Batara Guru dan Selir sedang bercengkrama dan memadu kasih mengelilingi samudera dengan menaiki punggung lembu. Tiba-tiba hasrat seksual Batara Guru muncul dan ingin melakukan hubungan intim dengan istrinya. Namun, ternyata sang Selir menolak, sehingga air mani Batara Guru jatuh ke tengah samudera. Air mani yang jatuh tersebut kemudian berubah menjadi sosok raksasa yang kemudian dikenal dengan Batara Kala. Dalam bahasa Jawa air mani yang jatuh ini disebut dengan karma salah. Konon Batara Kala tersebut lapar dan meminta makanan berwujud manusia kepada Batara Guru. Lantas Batara Guru pun mengizinkan permintaan Batara Kala tersebut dengan syarat. Yakni manusia yang boleh dimakan adalah wong sukerta, yakni orang yang mendapat kesialan. Sukerta berarti orang yang cacat, yang lemah, dan tak sempurna. Mitos yang berkembang, kelompok manusia sukerta yang tidak diruwat akan menjadi mangsa batara kala. Dalam buku Bratawidjaja karya Thomas Wiyasa berjudul Upacara Tradisional Masyarakat Jawa (1988), orang-orang yang tergolong dalam kategori Sukerta, antara lain: 1. Ontang-anting: anak laki-laki tunggal dalam keluarga, tak punya saudara kandung. 2. Unting-unting: anak perempuan tunggal dalam keluarga. 3. Gedhana-gedhini: dua anak dalam keluarga, laki-laki dan perempuan. 4. Uger-uger lawang: dua anak laki-laki dalam keluarga. 5. Kembar sepasang: dua anak perempuan dalam keluarga. 6. Pendhawa: lima anak laki-laki dalam keluarga. 7. Ngayomi: lima anak perempuan dalam keluarga. 8. Julungwangi: anak lahir pada saat matahari terbenam. 9. Pangayam-ayam: anak lahir saat tengah hari. Syarat dan Perlengkapan Ruwatan Ketika akan melakukan ruwatan, ada sejumlah syarat yang perlu dipenuhi, yakni sajen, korban, atau mantera untuk menjembatani komunikasi antara manusia dengan kekuatan gaib atau penyelamat yang dikehendaki. Sajen merupakan makanan dan benda-benda lain seperti bunga yang digunakan untuk sarana komunikasi dengan makhluk gaib atau tak kasat mata. Van Baal melalui bukunya (1988), menerangkan bahwa sajian adalah pemberian atau persembahan kepada dewa dan roh. Sajian yang diberikan tak hanya bertujuan sebagai persembahan, tetapi juga mengandung lambang-lambang yang digunakan sebagai media untuk berkomunikasi dengan dewa tersebut. Misalnya mentog, itik, dan burung merpati yang dinilai jadi kegemaran Betara Kala. Sedangkan, kain bangun tulak adalah kain kegemaran Batari Durga, kain pandhan binethot kegemaran Batari Sri. Untuk melaksanakan ruwatan, beberapa sajen yang diperlukan antara lain: Ratus atau kemenyan wangi Kain mori putih Kain batik Padi segedeng Beragam nasi Jenang Jajan pasar Benang lawe Aneka rujak Air tujuh sumber Bunga setaman Tata Cara Pelaksanaan Ruwatan Bagi sebagian masyarakat Jawa atau masyarakat penganut kepercayaan Kejawen, ruwatan adalah salah satu ritual penting. Terutama penting dilakukan untuk orang-orang yang termasuk dalam golongan Sukerta. Sebelum masuk ke tahapan prosesi ruwatan adan beberapa persyaratan dalam bentuk makanan yang perlu disiapkan. Makanan yang disiapkan ini mengandung makna pada setiap jenisnya. Adapun makanan yang perlu disiapkan antara lain: Nasi kuning, sebagai perlambangan mendapatkan keberlimpahan rezeki Nasi golong, dimaknai mendapatkan rezeki yang terus bergantian Tumpeng, mengandung makna untuk mensyukuri nikmat dan karunia yang sudah Tuhan berikan Nasi kebuli, memiliki makna keinginan atau hajat dapat terkabulkan Jenang abang yang terbuat dari ketan dan dikasih gula serta kelapa. Bubur sengkolo, yang memiliki makna untuk membuang atau menjauhkan kesialan Jajan pasar, yang mengandung makna tersendiri yakni semoga mendapatkan rezeki yang banyak dan jauh dari permasalahan. Rujak legi, bermakna sebagai lambang penafsiran seperti yang biasanya dibuat untuk sajian orang hamil pada saat masa mitoni atau tujuh bulan. Perlu diketahui setiap tahapan dari ritual ruwatan memiliki maksud dan makna filosofis tersendiri. Adapun tahapan proses ritual Ruwatan adalah sebagai berikut: Prosesi siraman secara filosofis mengandung nilai pembersih badan. Tujuannya agar manusia yang diruwat menggunakan air kembang setaman yang terdiri dari kembang melati, kenanga, dan kembang mawar dapat terhindar dari kala atau kesialan. Sesaji dan selametan secara filosofis memiliki nilai agar orang yang diruwat senantiasa dalam keadaan sehat dan selamat. Penyerahan sarana secara filosofis berarti memberikan perlindungan terhadap orang yang termasuk dalam golongan sukerta Upacara potong rambut secara filosofis memiliki nilai bahwa segala yang kotor harus dipotong dan dibuang Tirakatan secara filosofis bermakna ungkapan rasa syukur dan ungkapan rasa terima kasih terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala perlindungan dan anugerah-Nya Wayang memiliki filosofis bagi kehidupan manusia. Pada umumnya manusia menginginkan kebaikan, maka kisah wayang itu banyak yang bisa sampai masuk ke hati. Makna Ruwatan Bagi sebagian masyarakat Jawa, pelaksanaan ruwatan memiliki hubungan erat dengan kesucian jiwa dan raga. Oleh karena itu sebelum prosesi ruwatan perlu melaksanakan tapa brata agar tercapai kesucian lahir dan batin. Selain tersebut di atas, ruwatan juga memiliki makna hendaknya manusia dapat mengendalikan hawa nafsu. Seperti kata bijak dalam bahasa Jawa, “Unen-unen, mati sajroning urip, urip sajroning pejah”. Artinya bahwa yang hidup tetap hidup, tetapi yang mati adalah nafsu lahirnya. Orang yang tak mampu mengendalikan hawa nafsu berarti mati. Sebaliknya jika orang yang hidup tak memiiki nafsu juga mati. Demikian ulasan mengenai ruwatan yang dapat kami sajikan. … Baca Selengkapnya

Lapak Jateng, Kolaborasi Pemda dengan Blibli untuk Bantu UMKM

Lapak Jateng, Kolaborasi Pemda dengan Blibli untuk Bantu UMKM

SURAKARTA – Salah satu kendala yang sering dihadapi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) adalah pemasaran. Pemerintah Daerah Jawa Tengah (Jateng) berkolaborasi dengan e-commerce Blibli membuat Lapak Jateng atau lapakjateng.id. Lapak ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi UKM agar dapat melakukan penjualan produk secara lebih optimal. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan Lapak Jateng merupakan bentuk pendampingan dari pemerintah kepada pelaku UMKM agar dapat berjualan dan dan produk yang dijual dikurasi dengan baik. Ia juga berharap pelaku UMKM juga akan mendapatkan masukan dari konsumen agar dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produk. “Tugas kami melakukan pendampingan dan membuka ruang feedback dari konsumen, dengan harapan bahwa mereka akan memperbaiki kualitas, termasuk kuantitas,” kata Ganjar saat peluncuran Lapak Jateng di Solo, Rabu (15/6/2022). Ganjar juga menekankan kepada produsen makanan untuk memperhatikan kelengkapan syarat seperti PIRT, BPOM, tanggal kadaluwarsa, dan komposisi makanan. “Ini catatan standar agar produknya makin bagus. Kami dorong mereka agar UKM menjadi tulang punggung ekonomi berdikari,” lanjutnya. Perlu diketahui, LapakJateng.id adalah rumah besar bagi produk-pruduk UMKM di Jawa Tengah. Di dalamnya ada berenaka ragam produk dari berbagai daerah Jawa Tengah. Hinga saat ini tercatat sekitar 2.500 UMKM yang telah memanfaatkan platform ini. Foto: Antara Jateng