Jowonews

Sepeda Santai Ala UMP Untuk Memperkenalkan Wisata Banyumas

Sepeda Santai Ala UMP Untuk Memperkenalkan Wisata Banyumas

BANYUMAS – Untuk mempromosikan berbagai destinasi wisata di Kabupaten Banyumas, Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) menyelenggarakan kegiatan sepeda santai, Minggu (26/6/2022). Kegiatan bertajuk “UMP Bersepeda” tersebut dilakukan dalam rangka Milad ke-57 UMP dengan mengambil garis mulai dan garis akhir di halaman kampus I UMP dengan menyusuri rute sepanjang 10 kilometer. Rektor UMP, Dr Jebul Suroso, mengatakan Kabupaten Banyumas, khususnya Purwokerto memiliki banyak destinasi yang menarik, misal seperti Menara Pandang Teratai dan jalur-jalur yang nyaman untuk dilalui pesepeda. Lebih lanjut, Rektor mengatakan pihaknya ingin menggali dan mengenalkan lebih jauh berbagai destinasi yang ada di Purwokerto melalui kegiatan UMP Bersepeda. Hal ini sebagai cara untuk menyampaikan kepada seluruh masyarakat lokal Indonesia dan Internasional bahwa Banyumas layak jadi bahan pertimbangan untuk dikunjungi. Perlu diketahui, jumlah peserta yang terdaftar 1.500 orang. Namun, lanjut Rektor, tampaknya banyak yang masih datang ke sini. Bahkan ada peserta yang berasal dari luar Jawa Tengah. Foto: Antara Jateng

Lima Weton Pemalas Menurut Primbon Jawa

Lima Weton Pemalas Menurut Primbon Jawa

Pemalas merupakan orang yang enggan untuk bekerja atau mendayagunakan energi untuk melakukan suatu aktivitas. Dalam kepercayaa sebagian masyarakat Jawa, sifat malas atau karakter pemalas ini juga dipengaruhi oleh weton. Setidaknya ada lima weton pemalas yang ditengarai menjadi salah satu faktor mengapa seseorang jadi orang yang malas. Sifat pemalas ini biasanya ditunjukkan dengan bentuk sikap menunda-nunda. Apabila kebiasaan menunda-nunda itu dipelihara, maka hal ini akan berkembang menjadi sifat enggan mengerjakan tugas yang jadi tanggungjawabnya. Untuk itu penting untuk mengetahui dampak dari kebiasaan bermalas-malasan ini yang menyebabkan seseorang menjadi pemalas. Adapun dalam kepercayaan masyarakat Jawa, berikut beberapa weton yang dipercayai menyebabkan seseorang menjadi pemalas. Selasa Wage Orang yang lahir dengan weton Selasa Wage ditengarai memiliki sifat Pendito Kang Lelaku. Yakni sifat yang gemar pergi jalan-jalan hanya untuk liburan saja. Bahkan orang dengan weton ini tak segan meninggalkan tanggungjawabnya untuk kesenangan dirinya. Misal membolos kerja hanya untuk bisa pergi berlibur atau jalan-jalan sesuka hati. Selain itu, Ia juga dikenal sebagai seseorang yang memiliki sifat bodo atau tidak begitu memikirkan masa depan atau cita-cita. Senin Pon Orang yang dilahirkan pada Senin Pon juga dikenal memiliki watak pemalas. Karakter lain dari orang dengan weton Senin Pon adalah cenderung plinplan, dan tak memiliki pendirian. Weton dengan neptu 11 ini dianggap memiliki atau mewarisi watak lakukan setan. Sehingga sifat buruk yang ada pada dirinya perlu sesegera mungkin untuk diperbaiki. Selasa Kliwon Seperti hal yang weton Senin Pon, weton ini juga memiliki neptu 11 yang memiliki sifat lakune setan. Kecenderungan seseorang dengan weton ini, selain pemalas , ia juga plinplan dan tidak memiliki pendirian. Rabu Kliwon Seseorang yang terlahir pada Weton Rabu Kliwon juga dipercayai memiliki sifat pemalas dan mudah tersulut emosi. Weton ini memiliki neptu 15 yang memiliki sifat lakuning geni atau layaknya api. Meskipun demikian, ia dikenal memiliki sifat pemberani. Jumat Pahing Sama seperti halnya weton Rabu Kliwon, weton ini juga memiliki neptu 15 atau memiliki sifat lakuning geni. Seperti layaknya api yang berkobar-kobar, orang dengan weton ini gampang emosi. Sehingga siapa saja yang berhubungan dengan dirinya perlu pintar-pintar menjaga perasaan. Karakter orang yang lahir pada Jumat Pahing keras dan susah untuk disentuh. Mereka seringkali menolak terhadap apa yang dibebankan terhadap dirinya dan cenderung pemalas. Meskipun demikian Ia memiliki sifat pemberani yang berani menentang siapa pun yang dianggap mengganggu kenyamanan dirinya. Sifat pemalas ini adalah sifat yang berbahaya dan perlu dilawan. Untuk itulah senantiasa paksa diri dan gunakan waktu yang ada dengan mayoritas kegiatan-kegiatan yang produktif.

Resep Pepes Ikan Kembung, Gurih Pedas dan Wangi

Resep Pepes Ikan Kembung, Gurih Pedas dan Wangi

Ikan kembung adalah sekelompok ikan laut yang termasuk dalam genus Rastrelliger. Di Jawa, ikan kembung biasa diolah dalam bentuk pepes. Rasanya gurih, pedas, dan aromanya wangi. Seperti apa Resep Pepes Ikan Kembung? Sebelum bahas resepnya, hal yang perlu Bunda ketahui bahwa ikan kembung memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Beberapa manfaat ikan kembung antara lain mengendalikan kadar gula darah, menjaga sistem kekebalan tubuh, menambah massa otot, dan mencegah alzheimer dan parkinson. Ikan kembung merupakan salah satu ikan yang bernilai ekonomi penting dan digemari masyarakat di kawasan Asia Tenggara. Termasuk salah satunya di Indonesia. Hampir seluruh pasa menjual ikan ini. Dagingnya tebal, namun durinya terhitung sedikit. Resep Pepes Ikan Kembung Dalam keseharian masyarakat Jawa, ikan kembung biasa diolah dengan cara dipepes. Yakni ikan dilumuri bumbu, dibungkus menggunakan daun pisang dan dikukus sampai matang. Berikut bahan, bumbu, dan cara memasak pepes ikan kembung: Bahan : 500 gr ikan kembung 2 genggam daun kemangi 5 buah tomat hijau, potong2 3 lembar daun jeruk, sobek2 gula dan garam secukupnya daun pisang dan tusuk gigi Bumbu Halus : 8 siung bawang merah 5 siung bawang putih 1 sdt ketumbar 2 iris lengkuas seruas kencur 1 cm kunyit 4 butir kemiri 1 cm jahe 15 buah cabe rawit, sesuai selera 4 buah cabe merah 1 buah tomat merah Cara Membuat : Siapkan ikan, balur dengan bumbu halus, diamkan 30 menit biar bumbu meresap. Masukkan potongan tomat, daun kemangi dan daun jeruk, aduk rata. Siapkan daun pisang, ambil 1 ekor ikan kembung dan bumbu, lalu bungkus dan semat dengan tusuk gigi. Lakukan sampai selesai, lalu kukus selama 30 menit, sampai matang. Setelah matang, angkat dan sajikan.

Seri Babad Tanah Jawi : Asal-usul Nama Pulau Jawa

Seri Babad Tanah Jawi : Asal-usul Nama Pulau Jawa

Dari makanah Pulau Jawa itu berasal? Mengenai asal-usul nama Pulau Jawa, Suyono, dari karya Van Hien, menyebutkan bahwa keterangan terbaik mengenai keadaan geologi Pulau Jawa dapat ditemukan dalam tulisan kuno Hindu yang menyatakan bahwa Jawa sebelumnya adalah pulau-pulau yang diberi nama Nusa Kendang yang menjadi bagian dari India. Pulai ini merupakan hamparan dari beberapa pulau yang kemudian bersatu karena letusan gunung-gunung berapi dan goyangan dahsyat gempa bumi. Babad ini menceritakan bahwa pada tahun 296 sesudah masehi, terjadi letusan gunung-gunung berapi yang berda di pulau itu. Sehingga gunung yang semula ada, menjadi hilang dan memunculkan gunung-gunung berapi yang baru. Sebuah teori geologi kuno menyebutkan bahwa proses terbentunya daratan yang terjadi di Asia belahan selatan adalah akibat proses pergerakan anak Benua India ke utara, yang bertabrakan dengan lempengan sebelah utara. Pergerakan lempeng bumi inilah yang kemudia melahirkan Gunung Himalaya. Konon, proses tersebut terjadi pada 20-36 juta tahun silam. Anak benua yang di selatan sebagian terendam oleh air laut, sehingga yang muncul dipermukaan adalah gugusan-gugusan pulau yang merupakan mata rantai gunung berapi. Gugusan pulau-pulau di Asia Tenggara, sebagian adalah Nuswantoro (Nusantara), yang pada zaman dahulu disebut Sweta Dwipa. Dari bagian daratan ini, salah satunya adalah gugusan anak benua yang disebut Jawata, yang satu potongan bagiannya adalah Pulau Jawa. Jawata artinya gurunya orang Jawa. Wong berasal dari kata Wahong, dan Tiyang dari kata Ti Hyang, yang berarti keturunan atau berasa dari Dewata. Konon, karena itulah, Pulau Bali sampai kini masih dikenal sebagai Pulau Dewata. Selain itu, juga merupakan potongan dari benua Sweta Dwipa atau Jawata. Karena awalnya anak benua Indoa dan Sweta Dwipa atau Jawata itu satu daerah, maka tidak heran jika terdapat budaya yang hampir sama atau mudah saling menerima pengaruh. Jadi, awalnya, Pulau Jawa bernama Nusa Kendang, yang merupakan bagian dari India. Sekitar 146 tahun kemudian, tepatnya pada 444 sesudah masehi, terjadi gempa bumi yang memisahkan Tembini, daerah bagian selatan Pulau Jawa, menjadi pulau tersendiri : Nusa Barung dan Nusa Kambangan. Tahun 1208, Pulau Sumatera terpisah dari Pulau Jawa karena suatu musibah gempa. Begitu juga pada 1254, Madura yang semula bernama Hantara mengalami kejadin serupa, yang disusul kemudian Pulau Bali yang terpisah dari Jawa pada 1293. Adapun pemilihan nama Jawa masih menjadi perdebatan. Wikipedia menjelaskan bahwa asal mula nama Jawa tidak jelas. Salah satu kemungkinan adalah nama pulau tersebut berasal dari tanaman jawa-wut yang banyak ditemukan di pulau ini pada masa purbakala. Sebelum masuknya pengaruh India, pulau ini mungkin memiliki banyak nama. Ada pula dugaan bahwa nama tersebut berasal dari kata jau, yang berarti jauh. Dalam bahasa Sanskerta, yava berarti tanaman jelai, sebuah tanaman yang membuat pulau ini terkenal. Sementara itu, Yawadvipa disebut dalam epik India Ramayana. Srigawa, panglima wanara (manusia kera) dari pasukan Sri Rama, mengirimkan utusannya ke Yawadvipa (Pulau Jawa) untuk mencari Dewi Shinta. Kemudia, berdasarkan kesusastraan India, terutama pustaka Tamil, disebut dengan nama Sanskerta Yavaka dvipa (dvipa = pulau). Dugaan lain adalah bahwa kata Jawa berasal dari akar kata dalam bahasa Proto-Austronesi, yang berarti rumah. Itulah beberapa asal-usul nama Pulau Jawa dari berbagai referensi yang ada.