Jowonews

Iring-iringan Delman dan Kereta Kencana di Demak Dapat Penghargaan Rekor MURI

Grebeg Besar Demak

DEMAK – Iring-iringan delman dan kereta kencana pada perayaan Grebeg Besar di Kabupaten Demak mendapat penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), pada Minggu (10/7/2022). Perayaan Grebeg Besar yang dilaksanakan setiap bulan Dzulhijjah itu diikuti sebanyak 137 Delman dan 2 kereta kencana. Banyaknya delman dalam iring-iringan prajurit 40-an tersebut tercatat dalam piagam dengan Nomor 10426/R.Muri/VII/2022. Pengumuman rekor dari MURI itu dibacakan setelah rombongan Pemkab Demak menuju Makam Sunan Kalijaga. Di komplek Pemakaman tersebut, Pemkab Demak bersama Kasepuhan Kadilangu melakukan penjamasan pusaka peninggalan Sunan Kalijaga. Bupati Demak, dr. Eisti’anah bersyukur atas penghargaan yang didapatkan. Ia berharap pencapaian rekor tersebut mampu memberikan dampak di sektor pariwisata Demak. “Kami mengajak kepada seluruh masyarakat baik nasional maupun dunia, ayo ke Demak. Kita naikkan wisata religi di Kabupaten Demak,” pungkasnya. Penghargaan Rekor MURI diserahkan oleh perwakilan MURI, Sri Widayati, di Kadilangu, Demak. Foto: Mochamad Saifudin/detikJateng

Resep Kering Tahu Teri, Gurih Pedas Manis

Resep Kering Tahu Teri, Gurih Pedas Manis

Resep Kering Tahu Teri – Terdapat beragam resep olahan tempe atau tahu kering yang biasa untuk konsumsi sehari-hari. Sesuai dengan namanya ‘kering”, makanan ini identik dengan teksturnya yang kering atau garing. Resep makanan ini cukup mudah diolah dengan berbagai bahan masakan. Kuliner ini biasa disajikan sebagai lauk sederhana pendamping nasi dan lauk-pauk lainnya, Perlu diketahui kering tahu teri merupakan jenis kering yang menggunakan bahan dasar tahu dan ikan teri yang digoreng dan dikeringkan. Masakan ini ditambahkan bumbu-bumbu dengan rasa manis atau pedas. Berikut adalah resepnya. Resep Kering Tahu Teri Bahan:⁣ 2 bh tahu cina, iris tipis 1×5 cm, grg kering⁣ 100 gr teri jengki, grg kering⁣ 1 sdm air jeruk nipis⁣ 4 lmbr daun jeruk, buang tulang daunnya⁣ 1/2 sdt garam⁣ 2 sdm gula pasir (me 1 sdm)⁣ 3 sdm minyak utk menumis⁣ 1/2 sdm kecap manis (tambahan dr sy)⁣ Bumbu Cincang halus⁣: 8 bh cabe merah besar⁣ 2 bh cabai merah keriting⁣ 8 btr bawang merah⁣ 4 btr bawang putih⁣ Caranya:⁣ Tumis bumbu cincang halus dan daun jeruk hingga harum lalu masukkan garam dan gula pasir aduk rata.⁣ Tambahkan tahu, teri dan kecap manis, aduk aduk sampai semua tercampur rata, beri air jeruk nipis, aduk, angkat⁣

Bakso Titoti Wonogiri, Bakso Asli Teruji Sejak 1971

Bakso Titoti Wonogiri, Bakso Asli Teruji Sejak 1971

Masyarakat Indonesia pasti sudah tidak asing dengan kuliner yang bentuknya bulat, terbuat dari daging olahan yang dicincang yang biasa disebut bakso. Pencipta bakso pertama kali konon adalah orang bernama Meng Bo, yang hidup di Kota Fuzhou, Cina pada wal abad ke 17 atau pada akhir masa dinasti Ming. Istilah bakso sendiri berasal dari kata “Bak-So” yang secara harfiah dalam bahasa Hokkien artinya daging giling. Di Indonesia belum dapat dipastikan penemu bakso, tapi diyakini bakso adalah salah satu makanan yang diakulturasi dari budaya Cina yang sudah menetap di Indonesia ratusan tahun lalu. Salah satunya adalah Bakso Titoti Wonogiri. Sejarah Bakso Titoti Wonogiri Hampir di setiap wilayah di Indonesia memiliki bakso anadalannya masing-masing. Namun, Wonogiri dikenal luas oleh masyarakat kerena bakso dan mie ayamnya. Kedai Bakso Wonogiri sudah ada hampir di seluruh pelosok negeri yang dibawa oleh orang Wonogiri yang merantau. Titoti adalah kedai bakso yang sudah lama melegenda. Slamet Triyanto asli Wonogiri adalah pemilik sekaligus pendiri Bakso Titoti. Beliau sudah berjualan bakso sejak 1971 di daerah Kota Bambu. Awalnya, Pak Slamet merantau ikut orang yang sudah berjualan bakso lebih dulu di Jakarta. Dengan pikulan Pak Slamet menjajakan baksonya. Saat itu harga bakso masih sangat murah, Rp 75 sudah mendapatkan semangkuk bakso. Setelah sekian lama menjajakan bakso dengan pikulan, Pak Slamet mengganti dengan gerobak dorong. Dengan modal nekat dan yakin, Pak Slamet tidak ikut orang lagi dan memilih berjualn sendiri. Setelah mendapatkan gerobak dorong, Pak Slamet memilih menjajakan baksonya dengan cara berdiam, tidak berkeliling lagi. Sempat mengalami penggusuran dan berpindah-pindah tempat jualan. Pada akhirnya di tahun 1987 membuka kedai Bakso di daerah Kota Bambu Jakarta Barat. Nama Titoti ternyata diambil dari nama ketiga anaknya pada saat itu. Ti diambil dari nama anak pertama, Nuryanti. To diambil dari nama anak kedua, Hartanto. Dan Ti diambil dari nama anak ketiga, Susanti. Menjaga Kulitas dan Rasa Asli Karena memiliki rasa yang berkualitas dan tidak berubah, Bakso Titoti masih terus berkembang hingga saat ini. Pak Slamet menjelaskan bedanya Bakso Titoti dengan bakso pada umumnya. Jika Bakso Titoti haruslah dibuat menggunakan daging sapi sepenuhnya, hanya ditambah putihan telur agar bisa dibentuk dan merekat. Bakso pada umumnya dibuat dengan banyak campuran tepung tapioka. Bakso Titoti juga dibuat dengan daging segar dan menggunakan daging bagian paha belakang sapi yang disebut daging panasar dan daging penutup yang lembut dan kenyal. Selain dari bakso, istimewanya Bakso Titoti berasal dari kuah bakso yang dibuat dari rebusan tulang sum-sum. Hingga saat ini Bakso Titoti terus mempertahankan kualitas dan rasa asli dari sejak awal berdiri. Dengan menjaga keaslian rasa dan kualitas tanpa ada modifikasi, hingga kini Bakso Titoti sudah memiliki 18 cabang dengan omset ratusan juta per-hari. Beragam Variasi Bakso Saat ini sudah terdapat berbagai variasi bakso seperti bakso urat, bakso polos, bakso halus dan bakso telur. Tidak hanya menu bakso juga terdapat mie ayam, siomay, ayam goreng dan sop sapi. Pengunjung dapat memesan beragam menu bakso seperti bakso kuah, bakso mie, dan bakso spesial yang menjadi andalan. Satu porsi bakso spesial berisikan mie putih, mie kuning, urat halus kecil, urat kecil, satu tahu bakso, satu bakso urat besar, dan satu bakso isi telur. Kemudian disiram dengan kuah, diberi taburan bawang goreng dan daun seledri dan ditambah toping kikil sapi. Satu porsi bakso spesial dibandrol dengan harga Rp 30.000. Namun untuk varian menu yang lain cukup terjangkau, yang dapat dinikmati mulai dari kalangan mahasiswa hingga pejabat. Jika melihat dari berbagai aspek, tidak heran jika warung bakso ini sangat melegenda dan tak pernah sepi pengunjung. Kamu belum coba? harus coba sekarang juga 🙂

Babad Tanah Jawi : Sejarah Kerajaan Kahuripan

Babad Tanah Jawi : Sejarah Kerajaan Kahuripan

Sebagaimana telah kita ketahui, Raja Kerajan Medang yang terakhir bernama Dharmaangsa Teguh, saingan berat Kerajaan Sriwijaya. Pada tahun1006 (ada yang mengatakan 1016). Raja Wurawari dari Lwaram (sekutu Sriwijaya)menyerang Watan, Ibu Kota Kerajaan Medang, yang tengah mengadakan pesta perkawinan. Dalam penyerangan tersebut, Raja Medang yang terakhir, Dharmawngsa Teguh, tewas. Namun, dari penyerangan itu, ada seorang anggota Kerajan Medang, yakni keponakan Dharmawangsa, bernama Airlangga berhasil lolos. Nah Airlangga inilah yang kemudian mendirikan sebuah kerajaan baru bernama Kerajaan Kahuripan. Lalu, bagaimanakah kisah pendirian Sejarah Kerajaan Kahuripan hingga keruntuhannya? Secara eksklusif, bab ini berkisah tentang sejarah Kerajaan Kahuripan, dari berdirinya hingga keruntuhannya. Dengan demikian, Kerajaan Kahuripan merupakan kelanjutan dari Kerajaan Mataram Kuno atau Kerajaan Medang yang berakhir pada tahun 1016, ada yang mengatakan tahun 1006, setelah diserang oleh sekutu Kerajaan Sriwijaya yang bernama Aji Wurawari. Airlangga Membangun Kerajaan Kahuripan Kahuripan adalah nama yang lazim dipakai sebuagh kerajaan di Jawa Timur yang didirikan oleh Airlangga pada tahun 1009. Kerajaan ini dibangun sebagai kelanjutan dari Kerajaan Medang yang runtuh tahun 1006. Airlangga, atau sering pula disingkat Erlangga adalah pendiri Kerajaan Kahuripan, yang memerintah dari tahun 1009-1042, dengan gelar Abhiseka Sri Maharaja Rakai Halu Sri Dharmawangsa Airlangga Anantawikramottunggadewa. Menurut Ageng Pangestu Rama, nama Kerajaan Medang diubah oleh Airlangga menjadi Kerajaan Kahuripan. Kata kahuripan berasa dari kata urip, yang berarti hidup. Kahuripan berarti kehidupan yang setara dengan Kerajaan Amarta milik Pandawa. Airlangga adalah putra dari pasangan Darma Udayana Warmaewa (seorang raja di Bali dari Wangsa Warmadewa) dengan Mahendradata Gunapriya Darmaputri (seorang putri Wangsa Isana). Ia lahir di Bali tahun 922 Saka atau 1000 M. Nama Airlangga berarti air yang melompat. Waktu itu, Medang menjadi kerajaan yang cukup kuat, bahkan mengadakan penaklukan ke Bali, mendirikan koloni di Kalimantan Barat, serta mengadakan serangan ke Sriwijaya. Airlangga memiliki dua orang adik, yaitu Marakata (menjadi raja Bali sepeninggal ayah mereka) dan Anak Wungsu (naik tahta sepeninggal ayah Marakata). Dalam berbagai prasati yang dikeluarkannnya. Airlangga mengakui sebagai keturunan dari Mpu Sindok dari Wangsu Isana dari Kerajaan Medang Mataram di Jawa Tengah. Setelah dewasa, Airlangga diambil menantu oleh Sri Dharmawangsa Teguh. Ketika perkawinan Airlangga berlangsung, tiba-tiba kerajaannya diserang oleh musuh. Para pembesar negara dan raja banyak yang gugur.Airlangga bersama pembantunya, Narotama, melarikan iri e puncak gunung untuk memhon perlindungan kepada para petapa. Ketika itu, Airlangga berusia 16 ahun, dan mulai menjalani hidup sebagai petapa. Salah satu bukti petilasan Airlangga sewaktu dalam pelarian dapat dijumpai di Sendang Made, Kudu, Jombang, Jawa Timur. Persistiwa penyerangan tersebut tercata dalm prasasti Pucangan (atau Calcutta Stone). Pembacaan Kern atas prasasti terebut, yang juga dikuatkan oleh de Casparis menyebutkan bahwa penyerangan tersebut terjadi tahun 928 Saka, atau sekitar 1006/7. Setelah tiga tahun hidup di hutan, tepatnya tahun 1009, Airlangga didatangi utusan rakyat yang memintanya supaya membangun kembali Kerajaan Medang. Mengingan Kota Watan sudah hancur, maka Airlangga pun mebangun ibu kota baru bernama Watan Mas di dekat Gunung Penanggungan. Ketika Airlangga naik tahta pada tahun 1009 itu, wilayah kerajaannya hanya meliputi daerah Sidoarjo, dan Pasuruan (daerah Gunung Penanggungan dan sekitarnya) Sebab, sepeninggal Dharmawangsa Teguh, banyak daerah bawahan yang melepaskan diri. Baru setelah Kerajaan Sriwijaya dikalahkan oleh Rajendra Coladewa, Raja Colamandala, dari India pada tahun 1023, Airlangga merasa leluasa mebangun kembali kejayaan Wangsa Isana (Isyana) dengan menaklukkan Pula Jawa. Inilah latar belakang (sejarah) berdirinya Kerajaan Kahuripan. Sejak tahun 1025, Airlangga memperluas kekuasaan dan pengaruhnya seiring dengan melemahnya Sriwijaya. Mula-mula yang dilakukan oleh Airlangga aalah menyusun kekuatan untuk menegakkan kembali kekuasaan Wangsa Isana atau Pulau Jawa. Namun awalnya tidak berjalan dengan baik, karena menurut Prasasti Terep (1032), Watan Mas kemudian direbut oleh musuh, sehingga Airlangga melarikan diri ke Desa Patakan. Berdasarkan Prasasti Kamalagyan (1037), ibu kota kerajaan sudah pindah ke Kahuripan (daerah Sidoarjo sekarang). Airlangga pertama-tama mengalahkan Raja Hasin. Pada tahun 1030, Airlangga mengalahkan Wisnuprabhawa (Raja Wuratan), Wijayawarma (Raja Wengker), kemudian Panuda (Raja Lewa). Pada tahun 1031, putra Panuda mencoba membalas dendam, namun dapat dikalahkan oleh Airlangga. Ibu kota Lewa dihancurkan pula. Pada tahun 1032, seorang raja wanita dari daerah Tulungagung sekarang berhasil mengalahkan Airlangga. Istana Wetan Mas dihancurkan. Airlangga terpaksa melarikan diri ke Desa Patakan yang ditemani oleh Mapanji Tumanggala, dan membangun ibukota baryu di Kehuripan. Raja wanita itu pada akhirnya dapat dikalahkan. Dalam tahun 1032 itu pula, Airlangga dan Mpu Naratoma mengalahkan Raja Wurawari, membalaskan dendam Wangsa Isana. Terakhir tahun 1035, Airlangga menumpas pemberontakan Wijayawarna Raja Wengker yang pernak ditaklukkannya. Wijayawarma melarikan diri dari kota Tapa, namun kemudian mati dibunuh oleh rakyatnya sendiri.