Jowonews

Lezatnya Pecel Pakis Colo di Lereng Gunung Muria, Rasanya Gurih dan Segar

Lezatnya Pecel Pakis Colo di Lereng Gunung Muria, Rasanya Gurih dan Segar

Kudus memiliki sejumlah kuliner populer yang biasa dinikmati ketika orang berkunjung ke Kudus. Beberapa kuliner kudus paling populer antara lain Soto Kudus, Lentog Tanjung, dan Nasi Pindang. Namun, selain ketiga kuliner tersebut, terdapat kuliner Pecel Pakis Colo yang tak kalah lezatnya. Kuliner ini biasa dijajakan di Desa Colo, Kecamatan Dawe yang terletak di pegunungan Muria. Jika Anda datang dari Kota Kudus, akan memakan waktu sekitar 30 menit. Sesampainya di sana, Alan akan disambut oleh pemandangan alam pegunungan dengan udara yang segar. Suasana ini dapat membantu menenangkan pikiran dan menyegarkan tubuh. Sekilas jika dilihat pecel pakis kudus seperti pecel pada umumnya. Nasi putih disajikan di atas piring dengan taburan sayuran, kemudian disiram dengan bumbu kacang. Di warung-warung pecel pakis biasanya juga terdapat aneka lauk tambahan. Seperti telur dadar atau mata sapi, tempe goreng, perkedel dan udang gimbal. Untuk menikmati sajian pecel pakis colo ini, Anda bisa mengunjungi rumah makan mana saja yang terletak di desa Colo, kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus. Di lereng Gunung Muria, pengunjung bisa menikmati pecel yang terbuat dari daun pakis atau biasa disebut daun paku ini sembari merasakan suasana dingin pegunungan. Keunikan Pecel Pakis Colo Pecel Pakis Muria memiliki karakter unik tersendiri. Pertama, karena pecel pakis terbuat dari pakis. Kemudian pecel pakis disajikan di piring tanah liat atau menggunakan daun pisang. Hal ini menambah kelezatan kuliner khas lereng Muria ini. Pecel Pakis Colo ini terasa gurih saat dicampur dengan sambal kacang dan daun pakis segar. Perpaduan ini cocok jika dipadukan dengan nasi panas. Beberapa pengungjung, baik di Kudus maupun di luar kota, sering mampir hanya sekadar menikmati kuliner khas Kudus ini. Pemilik toko Panji Roso di Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kudus, Yani Nuryani, mengaku sudah puluhan tahun berjualan Pecel Pakis Colo. Dia adalah generasi ketiga. Menurutnya, pakis pecel ini unik karena menggunakan tanaman pakis. “Pada dasarnya pakis ini tumbuh liar tanpa menggunakan pestisida dan pupuk kimia, jadi tentu kami anggap sehat,” ujarnya. Menurutnya, untuk mendapatkan pakis di lereng Gunung Muria tidaklah sulit. Pakis, juga dikenal sebagai tanaman paku, adalah tanaman yang tumbuh subur di Lereng Gunung Muria. Teknik Penyajian Pecel Pakis Muria Saat menyajikan daun pakis, ada teknik tersendiri. Menurutnya, ada teknik pengolahan agar daun pakis tetap segar dan tidak layu. “Tekniknya, jadi teknik pemutusan itu (pakis) direbus itu pemutusan panas harus kita guyur (siram) dengan air dingin. Hasil pakisnya tetap hijau tidak layu, kadang direbus dan hasil warna pakis langsung coklat,” terang Yani, dikutip dari detik.com. Teknik blasir atau blancing yang diterapkan Yani biasa dipakai untuk merebus sayuran. Proses merebus dihentikan setelah sayuran hampir lunak kemudian direndam air dingin agar proses pematangan berhanti dan warna sayuran tetap hijau. Yani menjelaskan, daun pakis tersebut kemudian dicampur dengan bumbu pecel biasa. Bedanya, bumbu pecel pakis ini tidak digiling. Namun bumbu khas Muria ini ditumbuk, menghasilkan bumbu yang merata dan tidak padat. “Bumbu pecel yang asli Gunung Muria kami giling dan ayak. Kalau bumbu pakis digiling hasilnya padat. Kalau di muria ngepyar kayak pasir. Cita rasanya tergantung dari penjualnya ada cenderung pedesnya, kencurnya terasa,” kata Yani. Salah satu pembeli Galih mengaku penasaran dengan pakis pecel tersebut. Ia sengaja pergi ke Desa Colo untuk menikmati pecel pakis. Menurutnya, rasanya enak, apalagi daun pakisnya tidak pahit dan renyah. Belum lagi bumbu kacangnya yang gurih di ujung lidah. “Enak, daun pakisnya tidak pahit. Lalu bumbu kacangnya enak banget. Seperti makan daun kangkung, tapi daun pakis teksturnya lebih enak,” kata Galih. Sebenarnya pakis atau paku lazim dinikmati masyarakat Sumatera Barat. Biasanya dibuat gulai atau dibuat pical (pecel) dengan paduan mie. Pical sikai populer di kawasan Bukittingi yang berhawa sejuk.

Serunya Kontes Menthok Kendal, Keindahan Bulu Hingga Bobot Jadi Penilaian

Kontes Menthok Kendal

KENDAL – Lomba menthok yang diselenggarakan oleh Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kendal begitu menarik perhatian. Untuk untuk menentukan pemenang Kontes Menthok Kendal ini, para juri mencari menthok dengan keindahan bulu, bobot, dan panjang badannya. Untuk kategori terberat yang jadi penilaian adalah bobot atau berat menthok, serta panjang badan. Menthok ditimbang dengan timbangan elektronik dan diukur panjang tubuhnya. Sedangkan untuk kategori tercantik dinilai dari corak dan tekstur bulu serta kesamaan warna bulu. Selain itu, keaktivan menthok dan kebersihan kaki sangat menentukan. Selain kesesuaian bulu dengan tinggi dan panjang badan, kontes yang diprakarsai Persaudaraan Menthok Kendal ini bertujuan untuk mengawetkan unggas yang biasa dikonsumsi dagingnya oleh masyarakat. “Ada beberapa kriteria yang dinilai dalam duck contest festival. Selain anggota tubuh entok, keindahan bulu juga menjadi penilaian juri. Jumlah peserta untuk kategori bobot 60 peserta dan kategori beauty ada 40 peserta,” panitia penyelenggara, Bayu Aji Amto, dikutip dari iNews Jateng, Selasa (22/11/2022) Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kendal, Pandu Rapriat Rogojati mengaku sangat menikmati lomba menthok tersebut. Sebab hal ini merupakan sebentuk kepedulian pecinta menthok untuk melestarikan hewan unggas ini. “Saya berharap dengan adanya lomba ini, semakin banyak warga sekitar yang beternak dan beternak sapi mint,” kata Pandu Rapriat Rogojati. Tidak hanya untuk dimakan, tetapi dapat dijadikan hewan peliharaan yang bernilai tinggi seperti kicauan burung. Foto: doc. iNews Jateng

Omah UMKM Kudus Ditargetkan Beroperasi Pada 2023

Omah UMKM Kudus

KUDUS – Pemerintah Kabupateng (Pemkab) Kudus, Jawa Tengah, menargetkan pengoperasian “Omah UMKM Kudus” sebagai Pusat Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pada tahun 2023 setelah sarana dan prasarana sarana selesai. “Mudah-mudahan tahun 2023 sarana dan prasarana sudah ada,” kata Kepala Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian, Koperasi, dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Kabupaten Kudus, Rini Kartika Hadi Ahmawati, dikutip dari Antara Jateng, Selasa (23/11/2022). Untuk mematangkan sarana dan prasarana gedung, pihaknya akan mengajukan anggaran melalui APBD 2023 sebesar Rp 600 juta. Fasilitas yang direncanakan tersedia di “Omah UMKM Kudus”, mulai dari display produk UMKM dan alat produksi hingga pengemasan produk yang dapat digunakan para pelaku UMKM. Kemudian, lanjut Rini, para pelaku usaha mikro bisa belajar dari proses pembuatannya, mulai dari desain grafis dan pengemasan hingga produk yang siap dipasarkan. “Kami juga menyediakan stan konsultasi bagi pemangku kepentingan UMKM dengan bekerjasama dengan Garda Transfumi (Transformasi Formal Usaha Mikro) yang siap melayani para pelaku usaha Kudus untuk berkonsultasi mengenai usahanya, termasuk perizinannya,” tandasnya. Dikatakannya “Omah UMKM Kudus” juga merupakan tempat untuk memajang produk-produk UMKM, sehingga setiap kali ada pengunjung dari luar daerah akan diundang ke tempat tersebut. Mengingat area ruang di Omah UMKM Kudus terbatas, menurut Rini, nantinya akan ditata sedemikian rupa sehingga bisa digunakan oleh seluruh pelaku usaha di Kudus. Foto: doc. Antara Jateng

Sragen Menambah 40 Inovasi Layanan Publik Digital dan Non Digital

Inovasi Layanan Publik Sragen

SRAGEN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen menambah 30 inovasi pelayanan publik. Hal tersebut dicapai pada Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP) Batch IV tahun 2022. Asisten Sekretariat Pemerintah dan Kesejahteraan Rakyat Daerah (Kesra) Sragen, Joko Suratno mengatakan, pihaknya mengapresiasi keberadaan pelatihan PKP karena berpotensi menghasilkan inovasi layanan hingga 30 mata pelajaran. “Semoga inovasi ini dapat terealisasi dalam bentuk program dan dapat didorong untuk mengikuti lomba inovasi yang diselenggarakan Kementerian Dalam Negeri setiap tahunnya,” ujarnya dikutip sragenkab.go.id, Selasa ( 22/11/2022). Ia berharap setelah menyelesaikan pelatihan PKP, para peserta akan memiliki jiwa kepemimpinan yang lebih baik. “Saya titipkan ke Sragen. Pesan saya, jaga amanah yang sudah saya berikan. Jaga Integritas. Jaga Kabupaten Sragen yang kita sayangi. Terima kasih dan selamat menjadi pemimpin yang hebat. Saya yakin bisa,” kata bupati. Sementara itu, Kepala Litbang Bappeda Sragen, Aris Tri Hartanto menjelaskan, 30 usulan peningkatan pelayanan publik tersebut dapat dilaksanakan. Organisasi perangkat internal daerah (OPD) untuk meningkatkan pelayanan publik sangat minim. Menurutnya, inovasi manajer fungsional terbagi menjadi 2 kategori, yaitu digital dan non digital. “Inovasi merupakan loncatan yang dapat menggerakkan ASN lainnya. Semua inovasi ini kemudian akan dimasukkan ke dalam Risma R&D milik Bappeda untuk dipelihara dan didukung dengan baik,” ujar Aris.Ia berharap hal ini bisa dilakukan dan dikembangkan. Dalam jangka pendek, inovasi ini dapat dicapai setidaknya di dalam OPD. Sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah dapat direplikasi oleh DPO lainnya. Kepala Badan Litbang Bappeda Sragen Agus Suwondo menambahkan sebanyak 278 inovasi telah didaftarkan di Si Risma antara tahun 2019 hingga awal tahun 2022.

Sekitar 4.000 Lowongan Kerja Tersedia di Bursa Kerja Magelang

Lowongan Kerja

MAGELANG – Pameran Bursa Kerja (Job Fair) diikuti setidaknya 40 perusahaan dengan membuka sekitar 4.000 lowongan kerja. Kegiatan ini dilaksanakan du Atrium Armada Town Square, Kabupaten Magelang pada 22-23 November 2022. Ia berharap kegiatan yang akan digelar pada 22 dan 23 November 2022 ini dapat menekan angka pengangguran sehingga semakin banyak warga yang berdaya, meningkatkan ekonomi dan kesejahteraannya. Sekretaris Daerah Kabupaten Magelang Adi Waryanto mengatakan, kondisi ketenagakerjaan di tengah pemulihan ekonomi akibat dampak pandemi COVID-19 menghadapi tantangan dengan banyaknya pengangguran termasuk pengangguran akibat ketidakseimbangan antara jumlah kesempatan kerja dan pertumbuhan. dan pertumbuhan angkatan kerja yang ada. Menurutnya, kualitas angkatan kerja yang masih rendah dan kurangnya sosialisasi pasar tenaga kerja yang diterima pencari kerja membuat pencari kerja sulit menemukan posisi pekerjaan yang diinginkan. “Sebaliknya, perusahaan sulit menemukan tenaga kerja yang sesuai dengan kualifikasi dan posisi yang tersedia, sehingga tidak semua pencari kerja dapat mengisi lowongan tersebut,” ujarnya. Adi menjelaskan, dalam upaya menanggulangi pengangguran, Pemerintah Provinsi Magelang melalui Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Provinsi Magelang memandang perlu melaksanakan program penguatan penyelenggaraan kegiatan informasi pasar tenaga kerja berupa bursa kerja, yang bertujuan untuk mendekatkan pencari kerja dengan perusahaan pemberi kerja. “Saya berharap kegiatan ini dapat menjadi sarana untuk menjalin interaksi atau kerjasama yang baik antara dunia usaha dengan para pencari kerja, dan juga dapat memberikan informasi tentang lowongan kerja, antara perusahaan dengan Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Magelang, serta perguruan tinggi. dan sekolah,” katanya. Foto: doc. Antara Jateng