Jowonews

Pawon Tandhuk Mbak Mung Salatiga, Menikmati Kuliner Tradisional Serasa di Dapur Simbok

Pawon Tandhuk Mbak Mung Salatiga, Menikmati Kuliner Tradisional Serasa di Dapur Simbok

Pawon Tandhuk Mbak Mung Salatiga merupakan salah satu warung kuliner di Salatiga yang menyajikan kuliner tradisional dengan sensasi dan pengalaman yang berbeda Tempat kuliner di Salatiga kian berkembang dengan ragam kreativitas, inovasi dan orisinalitasnya. Pelaku usaha kuliner juga diharapkan dapat mendukung program kuliner kota Salatiga untuk mengikuti seleksi UNESCO Creative Cities Network (UCCN) untuk kategori Kota Kreatif Kuliner. Pawon Tandhuk Mba Mung merupakan kuliner yang unik dan sangat menarik untuk dikunjungi. Dapur kreatif ini berlokasi di Rt 8 Rw 3 Dukuh Canden, Desa Tingkir Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga. Sajian ini juga menambah khasanah kuliner khas Salatiga yang dibuat dengan bahan-bahan lokal. Pemilik Pawon Tandhuk Mba Mung, Andhiyanto Rifai mengatakan, ide dari Pawon Tandhuk Mba’ Mung adalah menciptakan kenangan masa lalu dengan cara makan (dahar) di pawon (dapur) menggunakan tungku dan kayu bakar. Di warung makan ini terdapat beragam jenis menu pedesaan seperti sayur lodeh, sambal tumpang, gori dan lain-lain. Di Pawon Tandhuk Mba Mung, pengunjung juga bisa memilih minuman ala pedesaan seperti kopi, teh, wedang jahe khas pedesaan yang disajikan menggunakan gelas blirik. Warung Pawon Tandhuk Mba Mung tidak melayani pembeliaan secara online, diharapkan pengunjung dapat datang sendiri untuk menikmati sajian menu yang ada dan sensasi pengalaman yang berbeda. “Kami menghadirkan sensasi makan di Pawon dengan menu tradisional yang mengingatkan kita pada masa lalu, di rumah orang tua kita,” kata Andhi, dikutip dari Tribun Jateng.

Ribuan Masyarakat Berdesak-desakan Saksikan Festival Kenthongan HUT Banyumas ke-452

Festival Kenthongan

BANYUMAS – Ribuan masyarakat dari Kabupaten Banyumas dan sekitarnya tumpah ruah di jalan Jenderal Soedirman Purwokerto dari arah Alun-alun Purwokerto hingga Pendapa Kabupaten Banyumas. Mereka berkumpul untuk menyaksikan pagelaran seni budaya bernama Festival Kenthongan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas dalam rangka memperingati HUT Banyumas ke-452 pada Jumat malam (24/2/2023). Sebanyak 31 peserta mengikuti festival kenthongan, empat di antaranya merupakan tim eksibisi dari Bank Indonesia Cabang Purwokerto, OJK dan BUMD di Kabupaten Banyumas, sedangkan 27 peserta lainnya merupakan peserta dari 27 kecamatan di Kabupaten Banyumas. Diungkapkan Rahayu (23 tahun), warga Kecamatan Gumelar datang ke Purwokerto menyempatkan diri menyaksikan festival tersebut. “Mau bareng temen dan kerabat, dari kemarin pengen nonton. Soalnya tahun lalu kebetulan nggak nonton,” ujarnya. Rahayu mengaku senang dengan adanya festival tersebut. Namun, dia berharap lebih banyak orang akan bergabung. “Kalau bisa lebih banyak lagi yang ikut, mungkin bisa menggandeng dari kabupaten tetangga. Kalau hari ini belum selesai, besoknya lanjut lagi, jadi acaranya semakin meriah,” ujarnya, dikutip dari serayunews.com. Berbeda dengan Pak Tyas (38 tahun), warga Purwokerto mengaku sedikit kecewa dengan penampilan tersebut, karena setelah lama menunggu di Alun-alun Purwokerto, ia dan keluarganya kesulitan menyaksikan festival karena jumlah pengunjung yang banyak. “Saya bawa bayi, kalaupun saya bisa melihatnya di pinggir jalan, saya harus berdesak-desakan, kan kasihan anak saya. Itu ada videotron kenapa nggak diputer tayangan kenthongan ini, jadi yang kesulitan nonton dipinggir jalan bisa nonton lewat videotron,” kata dia. Foto dok. Serayu News

Siswa SMA N 1 Subah Batang Gelar Fashion Show Dari Hasil Daur Ulang Limbah

SMA N 1 Subah

BATANG – Sejumlah siswa SMA Negeri 1 Subah menggelar peragaan busana bertema Bhineka Tunggal Ika di GOR SMA Negeri 1 Subah, Kecamatan Subah, Kabupaten Batang, Jumat (24/2/2023). Kegiatan dalam proyek Penguatan Catatan Siswa Pancasila (P5) ini diikuti oleh seluruh siswa kelas X. Menariknya, peragaan busana ini tidak menggunakan pakaian mewah, melainkan pakaian yang didaur ulang dari sampah yang tidak terpakai. Sampah diubah menjadi zat yang menarik di tangan siswa kreatif. Kepala Sekolah (Kepsek) SMA Negeri 1 Subah Saefudin mengatakan, kegiatan ini dimaksudkan untuk membantu siswa mengembangkan potensi diri sesuai dengan bakat dan minatnya. “Padahal, ketika siswa diberi tempat untuk mengembangkan potensinya berdasarkan bakat dan minatnya, lahirlah sebuah inovasi. Diharapkan nantinya bisa melahirkan generasi muda yang luar biasa dan berguna di masa depan,” jelasnya. Saefudin menjelaskan, kegiatan tersebut merupakan upaya untuk mencapai jenjang P5 yang telah diselesaikan oleh seluruh siswa X di sekolah ini. Kostum tradisional disertakan tidak hanya untuk mengekspresikan kreativitas. Namun sebagai upaya untuk mensosialisasikan kepada masyarakat luas tentang pentingnya hidup sehat dengan menjaga kebersihan lingkungan. “Semua pakaian dibuat dari sampah daur ulang seperti koran, bungkus kopi, plastik, karung beras dan masih banyak lagi,” jelasnya. Salah satu peserta fashion show, Angga Eka, mengenakan busana daur ulang bertemakan kecintaan terhadap budaya Indonesia. Pakaiannya terbuat dari sampah plastik dan kardus. Ide awalnya hanya memikirkan pakaian tradisional di Indonesia, memilih plastik karena bahan dasar plastik ini adalah sampah yang tidak dapat terurai. “Jadi, sebisa mungkin kita harus mengurangi penggunaannya dengan mengubahnya menjadi pakaian,” pungkasnya.