Jowonews

Komisi A Dorong Intensifkan Koordinasi antarpenyelenggara Pemilu

Pemilu Demak

DEMAK – Komisi A menilai komunikasi yang terjalin antara Komisi Pemilihan Umum (KPU) Demak dan Pemkab setempat telah berjalan baik. Ini dibuktikan dengan lancarnya proses penyelenggaraan yang tergolong lancar tanpa kendala yang berarti. Kecuali urusan data kependudukan yang dirilis pusat, yakni  masih ditemukannya data-data administratif kependudukan yang tidak sesuai dengan kondisi riil dilapangan. Apresiasi itu mengemuka dalam pertemuan Komisi A dengan jajaran KPU Demak dalam rangka monitoring penyelenggaraan Pemilu Serentak 2024 di kantor KPU setempat, Senin (6/3/2023) Ketua Komisi A Muhammad Saleh mengatakan di tengah adanya isu dan informasi yang simpang siur mengenai penundaan pemilu, penambahan dan lainnya, pihaknya ingin memastikan bahwa tahapan penyelenggaraan pemilu berjalan dengan baik. KPU pun tetap menjalankannya dengan baik pula. Terkait anggaran penyelenggaraan, Saleh memastikan dana cadangan adalah penting mengingat besarnya kebutuhan dana dalam penyelenggaraan pilkada. Dia menemukan di sejumlah kabupaten/kota menganggap dana cadangan atau saving itu tidak diprioritaskan. “Saya melihat di beberapa kabupaten kota menganggap dana cadangan atau saving dianggap gampang, mereka tidak menyadari bahwa anggaran Rp 49 miliar di kabupaten /kota itu sangatlah besar,” kata politikus Partai Golkar itu. Senada, anggota Komisi A lainnya, Deny Septiviant mengungkapkan hasil pertemuan antara pemkab/kota dan pemprov beberapa waktu lalu terkait penganggaran masih banyak daerah yang masih mempertanyakan detail jumlah TPS maupun anggaran yang membengkak. Masalah ini menandakan kurangnya kesepahaman dan koordinasi antara KPU dan pemerintah daerah yang disebabkan persoalan komunikasi.   “Ternyata masih muncul pertanyaan ditingkat kabupaten mengenai jumlah TPS maupun anggaran yang membengkak, berartikan belum ada kesepahaman,” ungkap Deny. Ketua KPU Kab Demak Bambang Setya Budi mengakui pihaknya selama ini telah menjalin komunikasi dan koordinasi dengan baik dengan pemda. Setiap kendala selalu didiskusikan dengan pihak terkait untuk dicari solusinya bersama-sama. Namun mengenai data kependudukan yang dirilis Kementerian Dalam Negeri, diakuinya mengalami kesulitan. Misalnya ditemukan data pemilih tidak sesuai dengan tempat tinggalnya. Kemudian dia juga meminta dukungan mengenai penyelenggaraan pemilihan di TPS khusus mengingat di Kota Santri itu banyak terdapat pesantren yang tidak diliburkan. Selain itu banyak juga santri yang berasal dari luar kabupaten

Penerima Program Listrik Gratis Harus Disesuaikan DTKS

Program Listrik Gratis

SRAGEN – Komisi D DPRD Jateng melihat langsung hasil dari program listrik gratis di kediaman Cristina Sri Wahyuni, warga Kelurahan Sragen Kulon, Sragen, belum lama ini. Cristina merupakan salah satu keluarga miskin masuk dalam data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) dari Dinas Sosial Jateng. Pada kesempatan itu, Wakil Ketua Komisi D Hadi Santoso turut berdialog dengan Cristina Sri Wahyuni. Bagi Simbah Sri Wahyuni, dirinya senang dapat menerima bantuan pemasangan listrik gratis. Semula tempat tinggalnya itu mendapatkan aliran listrik dari “nunut” tetangganya. Namun kini, bisa terpasang sambungan listrik. Hadi menyatakan, DPRD mendukung program listrik gratis. Bahkan program ini masuk menjadi salah satu prioritas dalam RPJMD Jateng 2019-2023. Listrik gratis merupakan kolaborasi program Dinas ESDM dengan PLN Peduli. Di tahun 2022 ada sebanyak 1.670 pelanggan telah menerima bantuan penyambungan baru dan instalasi listrik gratis. Lokasi terbagi dalam wilayah Demak, Klaten, Kudus, Pekalongan, Purwokerto, Semarang, Sukoharjo, Surakarta, Tegal, Magelang dan Sragen. Tujuan program listrik gratis untuk meningkatkan produktivitas warga miskin dalam bekerja untuk penambahan kesejahteraan di keluarga. “Penekanan kami supaya program ini jangan disalahgunakan. Yang utama bantuan listrik gratis ini diberikan untuk warga yang masuk data terpadu kesejahteraan sosial atau DTKS dari Dinsos. Harus ada kesesuaian dengan by name by addres (BNBA). Kedua untuk warga yang memang rumahnya belum teraliri listrik,” kata Hadi. Kepala Cabang Wilayah Solo Dinas ESDM Jateng Abdul Charis menyampaikan catatan program listrik gratis adalah kesesuaian penerima program BNBA. Camat Sragen yang hadir sendiri menyampaikan masih cukup banyak masyarakat yang membutuhkan program ini, tidak terkecuali daerah kota seperti Kelurahan Sragen, Kec Sragen ini. Diharapkan masyarakat dan pihak kecamatan program ini dapat berlanjut di tahun mendatang. Alur pemberian bantuan listrik gratis dimulai dari pendataan warga yang masuk dalam DTKS untuk dicocokkan dengan basis data terpadu (BDT) dari PLN. Warga yang masuk dalam DTKS dan BDT tersebut adalah warga yang berhak mendapatkan bantuan listrik gratis. Permasalahan yang sering ditemukan di lapamngan antara lain ketidaksinkronan antara DTKS di dinas atau kementerian sosial dengan data BDT milik PLN. Ada pula permasalahan status tanah berada di tanah Negara, jarak sambungan rumah antarrumah terlalu jauh, ketidaksesuaian nomor induk kependudukan (NIK) dengan nama dan alamat. Selain itu penggunaan NIK warga berhak mendapatkan bantuan listrik gratis oleh warga tidak berhak.

DPRD Minta KPU Jalankan Tahapan Pemilu dengan Baik dan Benar

KPU Jateng

SURAKARTA – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Tengah meminta jajaran penyelenggara pemilu dalam hal ini KPU supaya teliti serta fokus pada pelaksanaan tahapan Pemilu 2024. Hal ini ditegaskan Wakil Ketua DPRD Sukirman saat sambutan pembukaan Workshop Peningkatan Kapasitas bagi Pimpinan dam Anggota DPRD Jateng di Hotel SwissBell, Surakarta (3-5/3/2023). Pesta demokrasi terbesar ini harus menjadi perhatian khusus bagi segenap masyarakat Indonesia khususnya di Jawa Tengah. “Tahapan Pemilu ini sudah dimulai, maka sistem penyelenggaraan yang akan dilakukan pada Pemilu 2024 mendatang harus menjadi pembahasan serius bagi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah,” tambahnya. Paulus Widiantoro selaku Ketua KPU Jateng mengatakan, tahapan Pemilu 2024 sudah disepakati melalui PKPU No 3/2022. Selanjutnya, tahapan Pemilu 2024 yakni perencanaan program dan  anggaran serta penyusunan peraturan,  pemutakhiran dan penyusunan daftar pemilih, pendaftaran dan verifikasi peserta pemilu, pencalonan anggota DPD, penetapan jumlah kursi dan penetapan daerah pemilihan, penetapan peserta pemilu, pencalonan anggota DPR, DPRD Prov dan Kab/Kota, Pencalonan Presiden dan Wakil Presiden, masa kampanye pemilu, masa tenang, pemungutan suara, penghitungan suara, pengucapan sumpah janji, penetapan hasil pemilu, rekapitulasi hasil suara dan pengucapan sumpah janji Presiden dan Wakil Presiden. Menambahkan, Kuswanto selaku narasumber dari Ditjen Otda Kemendagri mengatakan, ada beberapa indikator sebagai ukuran keberhasilan pemilu. Sementara dalam sambutan penutupan acara, Wakil Ketua DPRD Jateng Quatly Abdulkadir Alkatiri menyatakan, tahapan Pemilu 2024 sudah berjalan. Sekarang ini sedang dalam tahapan pemutakhiran data yakni pencocokan dan penelitian (coklit) daftar pemilih. Tahapan ini merupakan salah satu bagian yang sangat penting, mengingat daftar pemilih merupakan ruhnya Pemilu. Sehingga, mari kita sama-sama bersinergi untuk melakukan pengawasan agar dapat memastikan bahwa pelaksanaan pencocokan dan penelitian  di lapangan berjalan dengan baik. Karena melalui pencocokan dan penelitian ini, permasalahan data yang nyaris setiap tahun pemilu muncul seperti data ganda, data orang meninggal masih tercatat, dsb, dapat diselesaikan. Selain itu, isu-isu strategis mengenai polarisasi politik, penggunanaan media sosial, dan berbagai macam isu hoaks dan ujaran kebencian yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab harus mendapatkan perhatian serius. Langkah-langkah pencegahan dan pendidikan politik kepada masyarakat harus terus didengungkan, untuk memastikan tidak ada pembelahan masyarakat akibat polarisasi politik juga akibat adanya hoaks dan ujaran kebencian yang dimungkinkan akan turut mewarnai Pemilu 2024. “Mari kita sama-sama memaksimalkan tugas pokok dan fungsi-fungsi kita, untuk menjaga iklim demokrasi kita dapat berjalan dengan damai, adil, aman, dan kondusif, serta terbebas dari aktivitas-aktivitas kampanye hitam yang membelah dan memecah masyarakat,” pintanya.

BPHN Apresiasi JDIH Setwan Jateng

JDIH Setwan

GEDUNG BERLIAN – Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) Kemenkum HAM menyambangi Gedung Berlian, tepatnya di Ruang Jaringan Dokumentasi & Informasi Hukum (JDIH) Sekretariat DPRD (Setwan) Provinsi Jateng. Dalam kunjungan itu, Kepala Pusat JDIHN Nofli diterima Kepala Bagian Persidangan Setwan Provinsi Jateng Edy Iswanto beserta jajarannya didampingi Iwanuddin Iskandar selaku Kepala Biro Hukum Provinsi Jateng. Pada kesempatan itu, Nofli mengatakan pihaknya melihat substansi penilaian pendokumentasian produk hukum yang ada di JIDH Setwan. Selain itu, ia juga mengapresiasi adanya wadah sarana/ prasana JDIH yang nyaman untuk masyarakat di Kantor Setwan, Gedung Berlian. Menurut dia hal itu mampu meningkatkan atensi masyarakat untuk memperoleh informasi seputar produk hukum di DPRD Provinsi Jateng. “Harapan ke depan, tentunya semakin baik dalam peningkatan dokumentasi hukum dan melakukan peran JDIH sesuai standar Permenkumham Nomor 8 Tahun 2019,” kata Nofli. Senada, Edy Iswanto juga mengungkapkan pihaknya sudah memaksimalkan fungsi JDIH Setwan Provinsi Jateng. Tujuannya semata agar dapat bermanfaat bagi masyarakat. “Kami selalu meningkatkan kualitas diri, website, dan sarana/ prasarana agar menjadi JDIH Setwan Provinsi Jateng yang unggul,” harap Edy didampingi jajarannya diantaranya Kasubbag Alat Kelengkapan Dewan Lina Mayanti Harahap, Perancang Peraturan Perundang-undangan Novi Herawati, dan Perisalah Legislatif Ahli Muda Yohan Fitriadi.

Implementasi Kurikulum Merdeka Pada Madrasah Inklusi

Oleh : Iva Aqilatul Munawaroh MI Walisongo 01 Kranji Kedungwuni Kabupaten Pekalongan, ialah Madrasah pertama di Kabupaten Pekalongan yang menerapkan pendidikan Inklusi. Yangmana madrasah ini menerima anak berkebutuhan khusus, dan memberikan fasilitas untuk kebutuhan siswa ABK. Dengan adanya kelas yang dijadikan satu antara siswa ABK dengan siswa normal. Maka madrasag menggunakan strategi, dan metode yang disusun bersama-sama guna membeikan pengalaman belajar yang berkesan. Strategi tersebut digunakan serentak bersama dari kelas I hingga kelas VI. Madrasah hanya menerima siswa ABK yang masih dapat ditangani, seperti Tunanetra, Tunagrahita, Tunadaksa, Tunalaras, ADHD (Attetion Deficit Hiperactifity Disorder). Dengan beberapa pertimbangan, madrasah hanya mampu menerima siswa ABK dengan kriteria terseut, selain tempat yang terbatas. Sumber daya manusi dalam membimbing berjalannya pendidikan inklusi pun masih cukup kurang. Strategi yang diterapkan pada madrasah tersebut dengan berfokus kepada siswa, dengan metode indoor yang mana guru mengajak siswa belajar secara langsung, dengan mengenal pembelajaran diluar kelas, metode Game guru memberikan atau mengajak siswa untuk memahami pembelajaran dengan bemain dan belajar, hal tersebut membantu siswa dalam belajar agar tidak mengalami kebosanan saat belajar, dan metode Make a Produk pada tahap ini guru mengajak siswa untuk membuat produk yang berkaitan dengan pembelajaran, atau kegiatan yang bernilai pada lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah, dan lingkungan rumah. Selain itu madrasah memberikan faslitas untuk siswa ABK, yaitu kelas PPI pada pembelajaran PPI anak dilatih motoric halus dan kasarnya, diajari mengenal angka dan huruf, dan hal yang mmengasah pemahaman mendasar siswa ABK, dan yang terakhir Klinik Baca, kegiatan dalam belajar. Anak ditekankan untuk dapat memahami huruf, dan angka. Kemendikbud Ristek meluncurkan Kurikulum Merdeka episode 15. Peluncuran kurikulum ini dilakukan oleh Mendikbud Ristek Nadiem Anwar Makarim pada Jumat (11/2/2022). Kurikulum Merdeka ini diharapkan dapat memberikan ruang bagi para peserta didik untuk mengembangkan kemampuan mereka sesuai dengan minat dan bakat mereka. Kurikulum merdeka memberikan kebebasan kepada guru dan peserta didik untuk memilih cara, tujuan dan model pembelajaran sesuai dengan kompetensi dan minat peserta didik. Pada implementasi kurikulum merdeka di madrasah inklusi, sebenarnnya telah terlaksana pada MI Walisongo Kranji 01, namun saja pada penekanan siswa dibebaskan untuk memilih gaya belajar sendiri pada madrasah ini belum sepenuhnya memberikan gaya belajar kepada siswa, karena pada satu kelas terdapat siswa ABK, maka dari itu implemntasi kurikum merdeka pada penerapan ini harus tetap memperhatikan kebutuhan siswa. Dengan selalu memberikan metode belajar yang siswa ABK dapat mengikuti pula. Maka dari itu, yang perlu guru lakukan dalam penerapan kurikulum merdeka ialah dengan tetap menerapkan metode yang sudah ada. Namun tetap memperhatikan kebutuhan dan kualitas siswa yang akan diajar.

Mengembangkan Motivasi Belajar Peserta Didik Melalui Metode Permainan Berbasis Teknologi Abad 21

Oleh : Nandia Nurul Lita Saat ini  teknologi berkembang sangat pesat dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak perlu untuk mengenal dan mempelajari mengenai teknologi  yang berkembang di abad 21 ini. Peserta didik amat perlu dikenalkan dengan teknologi agar nantinya dapat mengembangkan kemampuan dan kompetensi nya yang dimilikinya. Seringkali dampak negatif dirasakan oleh peserta didik. Peserta didik perlu dikenalkan lebih dekat dengan cara memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran. Dalam hal ini peserta didik dapat dikenalkan dengan teknologi melalui pembelajaran di sekolah.  Keberhasilan proses pembelajaran sangat ditentukan oleh seorang guru. Guru perlu menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik melalui interaksi komunikasi dengan menggunakan media dan metode yang menyenangkan. Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi dan media sangat bergantung pada metode pembelajaran yang digunakan dalam melaksanakan proses pembelajaran.  Ilmu pengetahuan berkembang sangat pesat. kemajuan teknologi informasi berdampak besar terhadap segala bidang termasuk pendidikan. Pendidikan formal di Indonesia sedang giat-giatnya digalakkan, sayangnya implementasi teknologi informasi ini masih tersendat disebabkan oleh berbagai hal atau kendala teknis yang ada. Hal ini ditemui pada fenomena yang menunjukkan adanya kesenjangan persepsi dan kemampuan sumber daya guru dalam memanfaatkan fasilitas pembelajaran berbasis teknologi.  Proses pembelajaran yang diharapkan mampu menciptakan suasana belajar yang aktif sehingga peningkatan minat belajar peserta didik akan meningkat. Guru dapat memanfaatkan perkembangan teknologi informasi masa kini dengan menyajikan proses pembelajaran yang aktif dan menyenangkan bagi peserta didik. Guru perlu untuk mendorong motivasi belajar peserta didik agar dapat mengikuti proses pembelajaran dengan aktif dan bergairah dalam belajar. Apabila guru telah berhasil dalam mengaktifkan dan menggairahkan peserta didik dalam belajar, maka guru telah berhasil memotivasi peserta didik. Hal ini dapat mempengaruhi peningkatan minat belajar peserta didik yang akan menghasilkan peningkatan dalam hasil belajar peserta didik. Melalui penggunaan media dalam proses pembelajaran khususnya berbasis teknologi. Maka hal ini mampu mendorong peserta didik untuk dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran.  Prinsip dari proses pembelajaran berbasis teknologi ini merupakan intisari dari teknologi pendidikan saat ini. Belajar dengan memanfaatkan teknologi merupakan pembelajaran yang dapat menarik peserta didik dan lekat dalam kehidupan sehari-harinya. Peserta didik mampu menjadikan dirinya menjadi seseorang yang mampu menyelesaikan permasalahannya dengan memanfaatkan teknologi serta menjadikan teknologi sebagai kebutuhan dalam hidupnya.

Yakin Beneran Merdeka?

Oleh : Hafidh Haryono Peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan menjadi tantangan utama dalam pembangunan pendidikan di Indonesia. Beberapa tahun belakangan ini pemerintah gencar meluncurkan program yang dapat meningkatkan kualitas Pendidikan di Indonesia.Tapi, dalam 2 tahun kebelakang seluruh dunia dibuat kalang kabut karena pandemi covid 19, tidak terkecuali dunia Pendidikan Indonesia. Hal tersebut menjadi tantangan yang sangat berat bagi dunia pendidikan, dari yang semula terbiasa melakukan pembelajaran tatap muka atau pembelajaran luar jaringan dipaksa untuk melakukan pembelajaran dalam jaringan. Krisis pendidikan yang telah terjadi sekian lama, diperburuk dengan Pandemi Covid-19 yang seketika membawa perubahan pada wajah pendidikan di Indonesia. Perubahan yang paling nyata tampak pada proses pembelajaran yang awalnya bertumpu pada metode tatap muka beralih menjadi pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran dalam jaringan. Pembelajaran dalam jaringan sangat berat diterapkan dalam kondisi mutu dan fasilitas pendidikan di Indonesia yang belum merata. Mungkin, di kota besar seperti Jakarta dan sekitarnya dapat melaksanakan pembelajaran dalam jaringan. Tetapi di daerah lain yang fasilitasnya tidak memadai untuk melakukan pembelajaran dalam jaringan harus bagaimana? Pertanyaan tersebut menggelitik sebab dengan adanya ketimpangan yang semakin besar dengan tuntutan Pendidikan yang sama apakah hal tersebut layak untuk dipertahankan.  Di Indonesia, kesenjangan pendidikan terjadi jauh sebelum pandemi, dan semakin menguat ketika pandemi. Indikasi penguatan kesenjangan pembelajaran sebenarnya telah tampak dari pola keberagaman proses pembelajaran selama pandemi. Peserta didik dengan fasilitas yang cukup memadai akan tetap bisa belajar sementara peserta didik yang tidak atau kurang mempunyai fasilitas yang memadai akan sulit untuk mengikuti pembelajaran. Ini selanjutnya memberi pengaruh pada semakin melebarnya kesenjangan hasil pembelajaran peserta didik selama pandemi.  Mengantisipasi kesenjangan pembelajaran yang timbul karena pandemi pada Agustus 2020, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan merilis kurikulum darurat yang merupakan penyederhanaan dari Kurikulum Nasional. Setelah berjalan kurang lebih satu tahun, Kemendikbud telah melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum darurat. Hasil evaluasi tersebut secara umum menunjukkan bahwa peserta didik yang menggunakan kurikulum darurat mendapatkan hasil asesmen yang lebih baik daripada pengguna Kurikulum 2013 secara penuh, terlepas dari latar belakang sosial ekonominya. Atas dasar keberhasilan kurikulum darurat, Menteri Pendidikan Bapak Nadiem mencetuskan Kurikulum Merdeka yang beresensi pada kemerdekaan pendidikan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia arti kata merdeka adalah bebas (dari penghambaan, penjajahan dan sebagainya). Tujuan pembaharuan kurikulum adalah untuk memperbaiki atau menyempurnakan kurikulum sebelumnya. Kurikulum merdeka diharapkan mampu untuk menutup kesenjangan yang besar dalam dunia pendidikan. Kurikulum merdeka membebaskan peserta didik untuk mengeksplorasi dirinya.  Kurikulum merdeka terdapat pembelajaran berdiferensiasi yang membedakan peserta didik berdasarkan kesiapan belajar, gaya belajar dan kecerdasan majemuk. Tapi hal tersebut menjadi dilema bagi guru karena menerapkan pembelajaran berdiferensiasi artinya guru harus bisa menyesuaikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, yang menjadi muara di dilema ini adalah tentu saja guru akan semakin sibuk membuat modul ajar ataupun administrasi yang lainnya. Sebagai contoh, dalam melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi sesuai dengan kesiapan belajar peserta didik maka seorang guru harus menyiapkan materi yang berbeda, lembar kerja peserta didik yang berbeda dan evaluasi yang berbeda, hal tersebut akan membuat tugas seorang guru tambah berat. Pergantian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran menjadi modul ajar juga menyisakan dilema, dimana dalam modul ajar pemerintah kurang memberikan pelatihan sehingga guru masih meraba-raba pembuatan modul ajar yang benar. Pembuatan modul ajar dimaksudkan memberi kemerdekaan atau kebebasan bagi guru untuk mengkreasikannya, tetapi pemerintah menganjurkan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan Project Based Learning. Guru diharapkan dapat membuat modul ajar sesuai dengan kebutuhan peserta didiknya tetapi hal tersebut justru membuat kebingungan bagi guru karena dalam modul ajar tidak tersedia format pembuatan modul ajar yang pasti. Maka dari itu apakah kurikulum merdeka juga memberi kemerdekaan bagi guru? Ataukah hanya menambah beban kerja bagi guru?

HAH TIDAK SALAH NIH SISWA DIAJARI BERMAIN HUTANG YANG KAKU?

Oleh : Puji Siwi Utami Dunia pembelajaran selalu melakukan inovasi, baik dengan melakukan penelitian untuk mengembangkan kurikulum yang ada, berinovasi dengan teknologi pendidikan, model pembelajaran, dan lain sebagainya. Kegiatan berinovasi yang dapat dilakukan guru salah satunya dengan cara merancang pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan bagi siswa. Lalu kenapa kita harus repot-repot berinovasi? Jawabannya adalah dengan melakukan inovasi pembelajaran seorang guru dapat mengembangkan kompetensi serta kecakapan yang dimilikinya untuk meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung. Pertanyaannya sebagai seorang guru yang super sibuk sekali, apa saja yang dapat kita lakukan untuk menginovasi pembelajaran? Yang dapat dilakukan guru untuk melakukan inovasi pembelajaran adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang variatif, mencoba menggunakan teknologi pendidikan saat menerangkan seperti AR-VR yang sedang hits sekarang ini. Selain itu seorang guru dapat membuat media pembelajaran yang dapat digunakan saat pembelajaran. Media pembelajaran digunakan guru untuk menyalurkan pesan dari guru ke siswa. Selain itu penggunaan media pembelajaran yang tepat akan memudahkan siswa memahami inti pembelajaran yang sedang diajarkan.  Merancang media pembelajaran yang menarik membutuhkan kreativitas yang tinggi. Selain seorang guru harus memutar otak tentang bagaimana membuat media yang menarik serta sesuai dengan kegiatan pembelajaran, kegiatan lain yang harus dipersiapkan adalah mencari kajian literatur untuk mendapatkan ide media pembelajaran. Banyak sekali di jurnal penelitian yang membahas tentang berbagai media pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran yang akan kita ajarkan. Pentingnya melakukan kajian literatur membuat wawasan guru semakin meningkat. Salah satu inovasi media pembelajaran yang telah saya lakukan yakni membuat media yang berjudul utang kaku. Tidak salah nih siswa diajari berhutang? Jangan salah utang kaku merupakan singkatan dari media pembelajaran ular tangga dan kartu kuartet. Media tersebut saya gunakan untuk membelajarkan mata pelajaran Pendidikan Pancasila materi penerapan Sila-Sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Media pembelajaran utang kaku saya desain dengan memadukan permainan ular tangga dan kartu kuartet.  Lalu bagaimana cara bermainnya? Untuk memainkan utang kaku sebenarnya sama seperti bermain ular tangga. Namun, ada peraturan yang harus dipatuhi oleh siswa saat memainkannya. Pertama, sebelum menaiki dan menuruni ular siswa wajib menjawab pertanyaan pada kartu kuartet yang telah disediakan. Kedua, apabila menjumpai tanda kartu pada kotak di permainan ular tangga, siswa juga wajib menjawab pertanyaan yang tersedia di kartu kuartet atau tidak bisa menjawab maka tidak boleh menjalankan bidaknya.  Permainan utang kaku ini sangat cocok digunakan dengan model pembelajaran team games tournament. Siswa diajak belajar sambil bermain guna menghidupkan suasana pembelajaran. Selain mengajarkan siswa untuk memahami apa saja penerapan Sila-Sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, permainan utang kaku yang diaplikasikan pada media pembelajaran team games tournament juga digunakan untuk menilai sikap siswa. Adapun yang dinilai adalah kekompakan dan kerja sama siswa dalam sikap sosial. Jadi bagaimana para guru? Ayo berkreasi supaya kegiatan pembelajaran lebih menarik dan mengasyikkan.