Jowonews

MUSRENBANGWIL: DPRD Tekankan Enam Prioritas Pembangunan Daerah di Wilayah Sobosukowonosraten

MUSRENBANGWIL

SRAGEN – Wakil Ketua DPRD Jateng Quatly Abdulkadir Alkatiri menyatakan, ada sejumlah prioritas yang harus diperhatikan gubernur dalam pembangunan daerah terutama di wilayah Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri, Sragen, dan Klaten (Sobosukowonosraten). Penegasan ini disampaikannya dalam Dialog Gubernur dengan Bupati/Wali Kota pada Musrenbangwil Pengembangan Sobosukowonosraten di Sasana Manggala Sukowati, Kompleks Kantor Bupati Sragen, Senin (13/2/2023). Quatly menyebutkan ada enam prioritas pembangunan. Yakni peningkatan kapasitas tata kelola penyelenggaraan pemerintahan; penguatan ekonomi daerah, peningkatan ekonomi, UMKM, dan potensi wisata desa. Selanjutnya peningkatan kualitas pembangunan sumber daya manusia; pengurangan tingkat kemiskinan, penekanan angka pengangguran dan stunting; pemerataan kualitas dan kuantitas infrastruktur; Dan peningkatan kualitas lingkungan hidup dan sumber daya alam, dan mitigasi bencana alam yang akibat erupsi Gunung Merapi. “DPRD sebagai salah satu unsur pimpinan daerah turut memberikan arah kebijakan daerah.  Dalam musrenbangwil yang menjadi forum untuk memutuskan usulan prioritas pembangunan daerah, menjadi wadah menampung seluruh aspirasi masyarakat serta menerima masukan dan saran terkait pembangunan daerah,” ucapnya. Gubernur Ganjar Pranowo dalam membuka Musrenbang RKPD 2020 Wilayah Eks karesidenan Surakarta memberikan apresiasi tinggi karena yang hadir pada forum banyak. “Kalau Solo raya rangkingnya teratas memang sudah sepatutnya,” kata Ganjar disambut tepuk tangan hadirin. Gubernur menyampaikan terkait Musrenbang, menjdi sebuah forum diskusi strategis tidak hanya rencana pembangunan, tetapi sampai pada penekanan penurunan angka kemiskinan, stunting, pengangguran, perbaikan infrastruktur jalan penghubung dan jalan pertanian, serta ideologis. Ia mengapresiasi seluruh kerja wilayah eks karesidenan Surakarta. “Kita (Jawa Tengah) mendapatkan sorotan secara nasional untuk masalah pengentasan kemiskinan, saya harap terus bekerja sebaik mungkin. Kalau masih ada usulan terkait prioritas pembangunan yang belum diusulkan di sini, silakan usul akan segera kami tampung,” kata Gubernur. Acara tersebut juga dilaksanakan teleconference dengan musrenbang yang dilakukan di balai desa se Sragen. (Adv)

Kredit di BPR BKK Karangmalang Sragen Tinggi, Rasio NPL Masih Terjaga

BPR BKK Karangmalang

SRAGEN – Dalam kegiatan monitoring kinerja keuangan BUMD, Komisi C DPRD Provinsi Jateng menyambangi PT. BPR BKK Karangmalang (Perseroda) di Kabupaten Sragen, baru-baru ini. Saat berdiskusi dengan jajaran BPR BKK, Komisi C mengaku apresiatif dengan tingginya penyaluran Kredit Produktif. Seperti disampaikan Anggota Komisi C DPRD Provinsi Jateng Siti Rosidah, penyaluran kredit sangat baik terlihat dari rasio non-performing loans (NPL/ kredit macet) yang masih rendah. Artinya, di tengah gencarnya penyaluran Kredit Produktif, rasio NPL masih tetap terjaga. “Ini sangat bagus karena rasio NPL masih dibawah 5 persen sesuai arahan OJK (Otoritas Jasa Keuangan),” katanya. Senada, Anggota Komisi C lainnya Dwi Yasmanto juga apresiatif dengan tingginya penyaluran kredit agar bermanfaat bagi masyarakat. Namun, ia menyarankan pula agar BPR BKK tidak hanya fokus sektor kredit tapi juga tabungan. “Saya optimis ke depan BPR BKK bisa lebih maju lagi dengan mengembangkan produk-produk tabungannya,” kata Yayan, sapaan akrabnya. Dalam paparan Direktur PT. BPR BKK Karangmalang (Perseroda) Raji disebutkan, pada 2021 angka Aset yang dicapai sebesar Rp 786,19 miliar dan naik menjadi Rp 836,24 miliar pada 2022. Untuk angka Tabungan pada 2021 tercapai sebanyak Rp 482,93 miliar dan naik pada 2022 menjadi sebesar Rp 503,72 miliar. Penyaluran Kredit pada 2021 terealisasi sebesar Rp 534,98 miliar kemudian naik menjadi Rp 556,11 miliar pada 2022. Dan, Laba pada 2021 sebesar Rp 25,60 miliar naik menjadi Rp 27,12 miliar pada 2022. Dari angka diatas, rasio NPL pada 2021 sebesar 4,44% dan turun menjadi 4,38% pada 2022.

Ferry Beri Dua Jempol Ebegfest Jadi Ajang Tampil Seniman Kuda Lumping Banjarnegara

Ferry Beri Dua Jempol Ebegfest Jadi Ajang Tampil Seniman Kuda Lumping Banjarnegara

BANJARNEGARA –  Festival Ebeg atau Ebegfest di Alun-alun Kota telah menutup rangkaian peringatan Hari Jadi ke-452 Banjarnegara. Pada Sabtu (11/3/2023), Wakil Ketua DPRD Ferry Wawan Cahyono tak ingin ketinggalan untuk menyaksikan pergelaran aneka kreasi kesenian ebeg atau kuda lumping yang sudan menjadi ikon Banjarnegara. Selama dua hari, mulai Jumat (10/3/2023), sebanyak 50 kelompok kesenian memamerkan olah tangkas serta keseragaman dalam memainkan kuda lumping. Ferry pun kagum dengan komitmen dan konsistensi para penari ebeg itu. Bahkan daerah pun masih memberikan ruang kepada seniman untuk bisa tampil. Ia pun memberi nilai dua jempol  dengan acara itu.   “Saya juga berharap festival ini bisa menjadi agenda tahunan bagi Banjarnegara sebagai upaya melestarikan budaya asli Banyumasan dan saya siap suport penuh untuk event tahunan ini,” diikuti sorak penonton dan paguyuban Sedulur Mas Ferry Banjarnegara. Menurutnya, masuknya budaya asing memang menjadi ancaman tersendiri bagi pelaku kesenian tradisional, namun kita bersama pemerintah dan pelaku seni tetap terus bersinergi berupaya agar kesenian ini bisa terus lestari di tanah jawa, khususnya Banjarnegara. Apalagi ebeg merupakan satu kesenian dan hiburan masyarakat. Sementara itu, Pj Bupati Tri Harso Widirahmanto mengatakan, selama ini pemerintah terus berupaya memberikan ruang bagi masyarakat kesenian Banjarnegara untuk berkreasi. Dia juga merasa bangga dengan masyarakat Banjarnegara yang memiliki generasi muda dan peduli serta mau mempelajari seni budaya lokal. “Saat ini banyak tantangan dalam mempertahankan seni budaya, meski saat ini budaya barat marak di penjuru nusantara, tetapi generasi muda Banjarnegara masih banyak yang melestarikan seni budaya, ini tentu menjadi satu kebanggaan bersama,” katanya. Sebagai bentuk dukungan terhadap seni budaya yang ada, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara sudah menyiapkan anggaran khusus untuk pelestarian budaya dan pengembangan kesenian tradisional di Banjarnegara.