ANALISIS KESIAPAN BELAJAR SISWA DALAM PENGIMPLEMENTASIAN KURIKULUM MERDEKA
Oleh: Erwin Winaryati DRAJ Pendidikan menjadi hal yang terpenting, melalui pendidikan manusia dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan serta pengembangan sikap yang berpengaruh dalam keberlangsungan hidupnya. Melalui pendidikan yang berkualitas sumber daya manusia dapat ditingkatkan lebih baik, sehingga memberikan kemajuan bagi bangsa dan negara kearah yang lebih baik dengan meningkatnya kualitas sumber daya manusianya. Pendidikan memberikan sebuah proses mendidik kepada peserta didik selaku subjek dalam pendidikan untuk bisa mengotimalkan dan mengembangkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotoriknya. Pendidikan turut berperan penting dalam menyiapkan Sumber Daya Manusia yang memiliki kompetensi dalam melangsungkan persaingan global menyesuaikan perkembangan IPTEK yang makin pesat tanpa mengabaikan nilai-nilai luhur kebudayaan yang merupakan ciri khas identitas bangsa Indonesia. Tanggung jawab kependidikan merupakan tugas wajib bagi perkembangan perubahan ke arah yang lebih baik lagi. Tujuan dari Pendidikan yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bapak Pendidikan Nasional Indonesia Ki Hajar Dewantara mendefinisikan bahwa arti Pendidikan; “Pendidikan yaitu tuntutan didalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagian setinggi-tingginya”. Sebagai pendidik kita wajib menuntun anak didik kita agar menjadi manusia yang lebih baik lagi. Pendidikan di Indonesia pada masa ini telah mengalami beberapa kali pergantian dimulai dari tahun 1947 sampai dengan 2021 ini.” Merdeka belajar berarti proses pendidikan harus menciptakan suasana yang menyenangkan. Bahagia untuk siapa? Bahagia untuk guru, bahagia untuk siswa, bahagia untuk orang tua, dan bahagia untuk semua orang”. Menurut Audihani dkk dalam Hilgard dan Bower (1975) “belajar berhubungan dengan adanya perubahan tingkah laku seseorang yang disebabkan karena pengalaman secara berulang dimana perubahan yang terjadi tidak dapat dijelaskan”. Pada proses perubahan tersebut meliputi semua aspek baik kogitif, afektif, dan psikomotor. Aspek kogtif pada siswa dapat mempengaruhi kesiapan belajar siswa. Di masa saat ini yang telah memasuki Era Revolusi 5.0 yang merupakan transformasi besar dalam teknologi sehingga turut memberi perubahan yang sangat sifnigikan di bidang yang lainnya, tidak terkecuali dalam bidang pendidikan. Menghadapi situasi perkembangan tersebut, Indonesia telah memperlihatkan upaya dalam melakukan perbaikan mutu dan kualitas di sejumlah aspek kehidupan tidak terkecuali pada bidang pendidikan. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan gagasan kurikulum perubahan yakni Kurikulum Merdeka Belajar yang digaungkan menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia. Beberapa perubahan dalam pendidikan dengan implementasi Kurikulum Merdeka seperti yang hal yang paling berpengaruh pada manamejemen pembelajaran adalah Penerimaan Peserta Didik Baru yakni mempergunakan sistem zonasi, yang menjadikan intake dari peserta didik yang masuk ke sekolah menjadi sangat beragam. Secara akademik peserta didik disebuah sekolah menjadi beragam dalam hal kesiapan belajar dan juga kemampuan pemahaman, yang mengakibatkan adanya kesenjangan antar peserta didik dalam aspek kemampuan akademik. Pembelajaran Berdiferensiasi Merupakan Penyesuaian Terhadap Minat, Preferensi Belajar,Kesiapan Siswa Agar Tercapai Peningkatan Hasil Belajar. Namun, Lebih Cenderung KepadaPembelajaran Yang Mengakomodir Kekuatan Dan Kebutuhan Belajar Siswa Dengan StrategiPembelajaran Yang Independen. Jadi, Pembelajaran berdiferensiasi merupakan suatu kegiatanberupa keputusan yang sesuai akal pikiran yang disusun oleh guru dalam rangka melaksanakanpembelajaran yang berpihak pada murid, dan berorientasi pada kebutuhan belajar murid.Keputusan tersebut ada kaitannya dengan hal-hal berikut yaitu: cara menciptakan lingkunganberlajar murid, mendefinisikan tujuan pembelajaran, proses penilaian berkelanjutan sehinggatercipta kelas efektif. Kesiapan ataupun readiness ialah keadaan individu yang memunculkan kemungkinan untukpeserta didik mampu belajar. Berkenanan dengan kesiapan tersebut, tingkat kesiapan peserta didikdibagi kedalam beberapa macam bergantung pada kemampuannya terhadap suatu tugas khusus.Peserta didik yang belum mencapai kesiapan belajar untuk menyelesaikan tugas belajar akanmerasa kesulitan atau bahkan merasakan keputus asaan. Aspek yang tergolong dalam kesiapanmencakup kematangan serta pertumbuhan fisik, intelligences, latar belakang pengalaman, prestasibelajar siswa, motivasi, pandangan/persepsi serta sejumlah kemungkinan lainnya agar individudapat belajar “langkah awal dalam mempersiapkan pembelajaran berdiferensiasi yaitu kita sebagaipendidik mampu memetakan kebutuhan belajar siswa. Kebutuhan belajar itu sendiri meliputikesiapan belajar, profil belajar, minat dan bakat siswa”. Berdasarkan pedahuluan serta pemaparan konsep teoretis yang telah disampaikan sebelumnya,pada penelitian ini peneliti melakukan pembahasan mengenai kesiapan belajar peserta didik dikelas yang berpengaruh pada rencana pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi untuk pemenuhancapaian kurikulum merdeka, persebaran kemampuan awal peserta didik yang dipengaruhi olehkesiapan belajar menjadi salah satu aspek penting yang mempengaruhi kualitas sebuahpembelajaran dan juga hasil akhir belajar peserta didik. Riset yang dilaksanakan peneliti ini memiliki tujuan guna menganalisis kesiapan belajar peserta didik di kelas 2 SDN Pesantren dengan muara memberikan pembelajaran berdiferensiasi di semua muatan pembelajaran guna mencapai pemenuhan capaian kurikulum merdeka. Selain itu, dengan mengtahui kesiapan belajar setiap peserta didik di suatu kelas, guru dapat memberikan pembelajaran yang bervariatif dan mengakomodir seluruh kebutuhan peserta didik.