Jowonews

Deretan Universitas Swasta Terbaik di Jawa Tengah

Deretan Universitas Swasta Terbaik di Jawa Tengah

Deretan universitas swasta terbaik di Jawa Tengah ini mungkin bisa menjadi rekomendasi bagi kamu yang sedang bingung menentukan perguruan tinggi. Di Indonesia, lembaga pendidikan tinggi umumnya dioperasikan oleh yayasan, pemerintah, atau badan swasta. Beberapa institusi pendidikan tinggi terkenal di Indonesia meliputi Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Airlangga. Tidak hanya lembaga pendidikan negeri yang memiliki akreditasi dan reputasi yang baik di masyarakat. Namun, ada juga beberapa lembaga pendidikan swasta yang memiliki akreditasi dan fasilitas yang tidak kalah bagus dari lembaga pendidikan negeri. Ini adalah 10 perguruan tinggi swasta teratas di Jawa Tengah menurut laporan dari situs UniRank, yang telah memasukkan sekitar 13.800 institusi pendidikan tinggi di seluruh dunia ke dalam peringkat mereka: Universitas Swasta Terbaik di Jawa Tengah Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) merupakan salah satu perguruan tinggi swasta di Indonesia yang berkedudukan di kota Surakarta, Jawa Tengah. UMS didirikan pada tahun 1964 dan merupakan bagian dari Muhammadiyah, yakni sebuah organisasi Islam yang memusatkan perhatiannya pada pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan umat. UMS mempunyai cita-cita menjadi institusi pendidikan tinggi yang unggul dalam bidang akademik, berwawasan global, serta berbasis nilai-nilai Islam. Perguruan tinggi ini menyajikan berbagai program studi di beragam bidang ilmu, seperti ilmu sosial, ilmu budaya, ilmu kesehatan, ilmu pendidikan, teknologi, dan bisnis. Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) UDINUS merupakan perguruan tinggi swasta yang berlokasi di Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Awalnya didirikan sebagai sekolah tinggi pada tahun 1984, kemudian berkembang menjadi universitas pada tahun 1996. Pemberian nama UDINUS diambil dari nama Dian Nuswantoro, seorang tokoh pendidikan dan pelopor pendirian universitas ini. Visi UDINUS adalah menjadi perguruan tinggi unggulan yang terfokus pada teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Berbagai program studi yang ditawarkan oleh universitas ini meliputi bidang teknologi informasi, komputer, komunikasi, desain, bisnis, dan manajemen. Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) UNIMUS atau Universitas Muhammadiyah Semarang ialah sebuah lembaga pendidikan tinggi swasta yang berlokasi di Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. UNIMUS didirikan pada tahun 1961 dan termasuk dalam daftar perguruan tinggi yang dikelola oleh Persyarikatan Muhammadiyah. Visi UNIMUS adalah menjadi salah satu perguruan tinggi terbaik dengan fondasi nilai-nilai Islam dan berkomitmen untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni demi kepentingan masyarakat dan umat manusia. UNIMUS memiliki berbagai program studi di berbagai bidang ilmu, seperti ilmu kesehatan, teknik, ilmu sosial, ilmu komunikasi, ilmu ekonomi, dan bidang lainnya. Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga (UKSW) UKSW yaitu sebuah perguruan tinggi swasta yang terletak di Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia. Pada mulanya, UKSW didirikan pada tahun 1956 sebagai akademi pendidikan guru, kemudian berkembang menjadi universitas. Visinya ialah menjadi universitas unggul dalam pengembangan keilmuan, karakter, serta pelayanan dengan prinsip-prinsip nilai Kristen. UKSW menyediakan berbagai program studi pada beragam bidang seperti ilmu sosial dan politik, ilmu pendidikan, ilmu sastra, ilmu komunikasi, teknik, ilmu ekonomi, ilmu hukum, ilmu keperawatan, dan bidang lainnya. Universitas Muhammadiyah Purwokerta (UMP) UMP merupakan sebuah institusi pendidikan swasta yang berlokasi di Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia. Didirikan pada tahun 1981, UMP termasuk salah satu perguruan tinggi yang dikelola oleh Persyarikatan Muhammadiyah. Misi UMP adalah menjadi universitas terkemuka dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang didasarkan pada nilai-nilai Islam. Berbagai program studi ditawarkan di UMP pada berbagai bidang, termasuk ilmu kesehatan, teknik, ilmu ekonomi, ilmu sosial, ilmu pendidikan, komputer, dan lain-lain. UMP juga memiliki pusat penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang aktif dalam melakukan penelitian dan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. Universitas ini mendorong dosen dan mahasiswa untuk terlibat dalam kegiatan penelitian yang inovatif dan relevan dengan kebutuhan lokal dan nasional. Universitas Islam Sultan Agung Semarang (UNISSULA) UNISSULA merupakan sebuah universitas swasta yang terletak di Semarang, Jawa Tengah, Indonesia dan didirikan pada tahun 1964. UNISSULA termasuk salah satu perguruan tinggi yang didirikan oleh Nahdlatul Ulama (NU), sebuah organisasi Islam terbesar di Indonesia. Misi UNISSULA adalah menjadi universitas Islam yang berkualitas dalam bidang akademik, berlandaskan ajaran Islam, dan berperan aktif pada pembangunan masyarakat. Di UNISSULA, tersedia berbagai program studi di berbagai bidang ilmu, seperti ilmu sosial, ilmu hukum, ilmu ekonomi, ilmu komunikasi, teknik, ilmu kesehatan, dan sebagainya. Selain fokus pada pendidikan dan penelitian, UNISSULA juga menekankan pengembangan karakter dan nilai-nilai keislaman bagi mahasiswa. Kegiatan keagamaan, seperti kuliah subuh, pengajian, dan kegiatan keagamaan lainnya, menjadi bagian penting dalam kehidupan kampus. Universitas Katolik Soegijapranata (UNIKA) Semarang Universitas Katolik Soegijapranata merupakan sebuah lembaga pendidikan swasta yang terletak di Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Didirikan pada tahun 1982, universitas ini dinamai sebagai Soegijapranata untuk menghormati Monsignor Albertus Soegijapranata, Uskup Keuskupan Agung Semarang yang pertama. Program studi yang ditawarkan oleh Universitas Katolik Soegijapranata mencakup pendidikan sarjana dan pascasarjana dalam berbagai bidang ilmu seperti ilmu sosial dan politik, humaniora, ilmu pengetahuan, teknologi, dan bisnis. Sebagai sebuah universitas Katolik, Soegijapranata menekankan pada pengembangan akademik berkualitas dan penanaman nilai-nilai Katolik dalam pendidikan dan kehidupan sehari-hari. Selain itu, universitas ini juga mendorong mahasiswa untuk menjadi pemimpin yang bertanggung jawab, jujur, dan peduli terhadap masyarakat. Sebagai sebuah institusi pendidikan tinggi, universitas-universitas Katolik bertujuan untuk memberikan pendidikan berkualitas tinggi dan mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi pemimpin yang jujur dan berkomitmen dalam masyarakat. Mereka juga mendorong pengembangan pribadi yang holistik, termasuk pengembangan spiritualitas, moralitas, dan pengabdian sosial. Universitas Semarang (USM) Universitas Semarang (USM) merupakan sebuah perguruan tinggi swasta yang terletak di Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Didirikan pada tahun 2003, USM termasuk salah satu universitas yang mengalami perkembangan pesat di kawasan Semarang. USM menawarkan beragam program studi di berbagai bidang, termasuk ilmu sosial, ilmu komunikasi, ilmu ekonomi, ilmu hukum, teknik, ilmu komputer, ilmu kesehatan, dan lain-lain. Fakultas-fakultas yang ada di USM meliputi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu Komputer, dan Fakultas Ilmu Kesehatan. Kurikulum yang diusung oleh USM dirancang untuk mengembangkan kompetensi akademik, keterampilan praktis, serta nilai-nilai kepemimpinan dan moral. Selain itu, USM juga memberikan perhatian khusus pada pengembangan karakter dan potensi diri mahasiswa melalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler, seperti organisasi mahasiswa, klub olahraga, klub seni dan budaya, serta kegiatan sosial dan lingkungan. Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) UPGRIS merupakan universitas swasta yang terletak di Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Didirikan pada tahun 1994, UPGRIS menjadi salah satu perguruan tinggi yang dikelola oleh Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). UPGRIS menawarkan program studi di berbagai … Baca Selengkapnya

Kesenian Ebeg Banyumasan, Tradisi Dukungan Perjuangan Pangeran Diponegoro

Kesenian Ebeg Banyumasan, Tradisi  Dukungan Perjuangan Pangeran Diponegoro

Kesenian Ebeg Banyumasan berkembang pesat di wilayah Jawa Tengah, terutama di Banyumas, Purbalingga, Cilacap, dan Kebumen. Seni tari tradisional ini mengisahkan tentang latihan perang seorang ksatria bernama Pangeran Diponegoro. Ebeg telah ada sejak masa perang Diponegoro (de java oorlog, 1925-1930) dan ditarikan oleh penari yang diiringi oleh gamelan. Tarian ini sebenarnya melambangkan dukungan masyarakat kepada Pangeran Diponegoro yang melawan penjajahan Belanda. Tarian Ebeg biasanya ditarikan oleh sekelompok penari yang mengenakan kostum kuda dan hiasan kepala menyerupai kepala kuda. Para penari menampilkan gerakan yang menggambarkan pergerakan kuda, seperti melompat, berlari, dan berputar. Irama musik dalam pertunjukan Ebeg dimainkan menggunakan alat musik tradisional, seperti kendang, gong, kenong, dan saron. Seni pertunjukan Ebeg memiliki perpaduan antara gerakan tari yang lincah dan menarik dengan irama musik yang memukau. Pertunjukan Ebeg biasanya dilakukan dalam berbagai acara, seperti perayaan hari raya keagamaan, festival budaya, dan acara pernikahan. Simbolisme Tarian Ebeg Selain dipertunjukkan sebagai hiburan dalam acara seni dan pertunjukan lokal. Kesenian Ebeg Banyumasan memiliki makna dan simbolisme yang unik dalam budaya Banyumas. Gerakan yang menirukan pergerakan kuda melambangkan keberanian, kekuatan, dan semangat juang. Ebeg juga dianggap sebagai simbolisasi upaya manusia untuk menaklukkan binatang yang kuat dan memanfaatkannya sebagai mitra dalam aktivitas pertanian dan transportasi. Pertunjukan ebeg biasanya menampilkan atraksi barongan, penthul, dan cepet (makhluk imajiner). Kesenian ini pada dasarnya mengajarkan pesan moral yang positif, yaitu tentang pentingnya manusia untuk selalu melakukan kebaikan dan selalu mengingat Sang Pencipta. Tarian ini biasanya dipentaskan di tempat terbuka dan lapang. Peralatan yang digunakan dalam kesenian ini meliputi Gendhing pengiring, seperti kendang, saron, kenong, gong, dan terompet. Selain itu, instrumen yang digunakan oleh penari meliputi kostum dan kuda yang terbuat dari bambu (ebeg). Sesaji (uba rampe) yang disediakan untuk pertunjukan ini meliputi bunga-bungaan, pisang, kelapa muda (degan), jajanan pasar, dan lain-lain. Lagu yang dimainkan untuk mengiringi kesenian ebeg ini merupakan lagu-lagu khas Banyumasan (berlogat ngapak) seperti ricik-ricik, Tole-Tole, Waru Doyong, sekar gadung gudril, blendrong, lung gadung, cebonan, dan lain-lain. Susunan Penari Ebeg Penari ebeg terdiri dari 1 orang sebagai penthul-tembem (pemimpin atau dalang) dan 7 orang sebagai pemain gamelan (niyaga) yang tersusun dalam formasi. Penthul-tembem (pemimpin) memakai topeng sebagai tanda khusus. Selain penari, seni ini juga melibatkan Penimbun atau orang yang memiliki kemampuan untuk menyembuhkan dan mengusir roh ghaib dari tubuh para penari. Panimbun bertugas untuk menyembuhkan pemain yang mengalami trance pada fragmen terakhir. Penimbun/ penimbul merupakan tokoh masyarakat setempat yang ahli dalam menyembuhkan gangguan oleh roh-roh halus. Para penari mengalami trance sebagai akibat dari pembakaran kemenyan yang menjadi syarat penting dalam pementasan untuk persembahan kepada para arwah maupun penguasa makhluk halus di sekitar. Terdiri Dari Empat Fragmen Dalam pementasannya, tari ebeg terdiri dari empat bagian (seksi), yakni seksi buto lawas yang ditarikan dua kali, seksi senterewe, dan seksi begon putri. Tidak diperlukan teknik koreografi yang rumit dalam menari ebeg, namun penarinya harus dapat bergerak serentak dan padu sesuai irama musik gamelan. Banyak masyarakat yang menghubungkan seni ini dengan unsur magis, karena pada salah satu seksi tertentu, penari mengalami trance dan kehilangan kendali diri. Ketika para penari mulai terkena pengaruh trance, mereka secara tidak sadar makan pecahan kaca, bara api, dan benda berbahaya lainnya, mengonsumsi daun yang belum matang, dedhek/kathul (pakan ternak), kemudian mengupas serabut kelapa dengan gigi, dan berperilaku seperti monyet, ular, dan binatang lainnya. Ini melambangkan kekuatan Satria. Simbol lain dari ksatria juga ditunjukkan dengan menunggang kuda kepang yang melambangkan keberanian prajurit berkuda. Modifikasi Pertunjukan Ebeg Bersamaan dengan kemajuan zaman, ebeg terus berkembang dan mengalami penyesuaian. Ada beberapa kelompok ebeg yang bahkan mencampurkan unsur-unsur modern seperti musik kontemporer atau tarian koreografi untuk memberikan nuansa baru pada pertunjukan mereka. Meskipun berubah, ebeg tetap memperjuangkan nilai-nilai tradisional dan identitas budayanya. Ebeg menjadi salah satu warisan budaya yang sangat berharga dari Banyumas dan telah diakui sebagai warisan budaya tak benda Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Pertunjukan ebeg tidak hanya menawarkan hiburan yang menarik, tetapi juga menyimpan nilai-nilai budaya dan sejarah yang penting bagi masyarakat Banyumas.

Canggih, Gerbang Keberangkatan Stasiun Semarang Tawang Dilengkapi Alat Pemindai Wajah

Stasiun Semarang Tawang

SEMARANG – Saat ini, Stasiun Semarang Tawang telah dilengkapi dengan teknologi face recognition di gerbang keberangkatannya. Menurut Ixfan Hendri Wintoko, selaku Manajer Humas PT KAI Daop 4 Semarang, teknologi ini merupakan inovasi terbaru dari KAI untuk meningkatkan kualitas layanan kepada pelanggan. “Sistem ini berfungsi untuk mengenali dan memverifikasi identitas seseorang melalui wajah, yang telah terintegrasi dengan data tiket kereta dan status vaksinasi pelanggan,” ujarnya dalam keterangan resmi pada Senin (5/6). Sebelum menggunakan teknologi ini, pelanggan KAI harus melakukan registrasi terlebih dahulu di mesin yang telah disediakan di area stasiun. Pada tahap registrasi, pelanggan akan diminta untuk memindai KTP Elektronik dan sidik jari telunjuk kiri dan kanan, yang hanya perlu dilakukan sekali dan berlaku untuk selanjutnya. “Setelah berhasil registrasi, pelanggan hanya perlu melewati teknologi face recognition yang telah tersedia, tanpa perlu mencetak boarding pass lagi,” jelasnya. Proses pemindaian wajah hanya membutuhkan waktu beberapa detik, sebelum gerbang keberangkatan terbuka secara otomatis. Meskipun teknologi face recognition telah tersedia di gerbang keberangkatan, KAI tetap menyediakan layanan boarding manual bagi pelanggan yang memilih untuk menggunakan cara tersebut. Stasiun Semarang Tawang menjadi stasiun ketujuh yang menerapkan teknologi face recognition ini, setelah sebelumnya diadopsi oleh Stasiun Jakarta Gambir, Stasiun Bandung, Stasiun Yogyakarta, Stasiun Surabaya Gubeng, Stasiun Malang, dan Stasiun Cirebon. Foto Dok. ANTARA/ HO-KAI Daop Semarang

Museum Batik Pekalongan Mendapat Tambahan Koleksi dari Keluarga Bung Hatta

Museum Batik Pekalongan

PEKALONGAN – Koleksi kain di Museum Batik Pekalongan terus bertambah. Setelah beberapa waktu yang lalu mendapatkan penambahan koleksi kain batik dari berbagai daerah, kini koleksi tambahan kain datang dari keluarga besar Wakil Presiden Indonesia pertama Muhammad Hatta atau yang akrab disapa Bung Hatta. Penyerahan sumbangan, berupa 1 kain batik dan 1 selendang milik istri Bung Hatta, Rachmi Hatta ini diserahkan oleh anak Bung Hatta, Meutia Farida Hatta kepada Kepala UPTD Museum Batik, Akhmad Asror, di Museum Batik setempat, Senin (5/6/2023). Kepala UPTD Museum Batik, Akhmad Asror, mengaku bersyukur dan mengucapkan terima kasih atas donasi dari keluarga Bung Hatta yang telah memberikan perhatiannya, terhadap pelestarian budaya batik Indonesia dengan menyumbangkan kain dan selendang batik yang selama ini mereka telah lestarikan sebagai warisan bangsa. “Kalau dilestarikan secara pribadi belum tentu masyarakat luas akan mengetahui. Oleh karena itu, keluarga Bung Hatta menyumbangkan koleksi kain dan selendang batiknya ke Museum Batik Pekalongan dengan harapan, bisa sebagai sarana edukasi kepada masyarakat dan kain batik ini bisa lebih terawat lagi.” Menurutnya warisan budaya ini dapat bertahan lebih lama lagi daripada hanya sebagai koleksi pribadi. Asror juga menghargai bahwa Museum Batik Pekalongan dianggap sebagai agen pelestari warisan budaya yang mendapat perhatian tidak hanya dari tokoh lokal, tetapi juga dari tokoh nasional seperti istri proklamator bangsa Indonesia, Bung Hatta, yang memberikan tambahan koleksi kain. “Pemberian kain batik ini telah menambah koleksi menjadi ke-1311. Kain batik ini merupakan karya Iwan Tirta yang dibuat sejak masa pasca kemerdekaan Indonesia,” tambah Asror. Setelah hibah ini diberikan, koleksi kain dan selendang batik dari keluarga Bung Hatta langsung didaftarkan ke inventaris dan menambah koleksi kain batik di Museum Batik Pekalongan. Asror menambahkan, pencipta kain Iwan Tirta terpengaruh oleh budaya motif batik terdahulu, Kraton Solo-Jogja, meskipun ada pengaruh motif batik Pesisir seperti motif phoenix dalam kain ini. “Kain ini memiliki pengaruh batik peranakan Thionghoa, motif banji dengan teknik hasil karya Iwan Tirta yang ada pengaruh pedalaman Kraton yang penuh akan filosofinya sebagai lambang keabadian (phoenix) dan penjagaan.” “Motif kain ini menggambarkan penjagaan atau pelestarian agar bisa kekal abadi selama-lamanya,” tambah Asror. Foto Dok. Tribunpantura.com/Indra Dwi Purnomo

Bupati Banyumas Dukung Penuh Bandara Jenderal Soedirman Sebagai Feeder Perjalanan Umrah

Bupati Banyumas

PURBALINGGA – Bupati Banyumas, Achmad Husein, dengan tegas menyatakan dukungannya untuk optimalisasi Bandara Jenderal Besar Soedirman (JBS) sebagai feeder perjalanan umrah. Menurutnya, langkah tersebut adalah upaya untuk memeriahkan kembali bandara yang terletak di Desa Wirasaba, Kecamatan Bukateja, Purbalingga. “Saya merasa bertanggung jawab karena telah mengusulkan pembangunan bandara ini, sehingga saya mendukung sepenuhnya upaya apapun untuk mengoptimalkan Bandara JBS ini,” ujarnya saat hadir dalam acara Penandatanganan Surat Pernyataan Dukungan Optimalisasi Penerbangan Bandara JBS di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (5/6/2023) malam. Dalam acara tersebut, disetujui bahwa Bandara JBS Purbalingga akan secara resmi melayani feeder perjalanan umrah pada bulan Agustus 2023. Langkah ini merupakan salah satu upaya untuk memeriahkan kembali Bandara JBS yang telah diresmikan setahun yang lalu. “Saya mendukung sepenuhnya,” kata Husein. Pada kesempatan yang sama, Ketua Kadin Bandara Soekarno-Hatta, Arifah Mulyani, mengatakan bahwa optimalisasi Bandara JBS sebagai feeder umrah akan membuat perjalanan menjadi lebih murah, mudah, dan efisien. “Kami akan menyediakan pesawat khusus untuk Umrah dari Purbalingga dan fasilitas handling serta lounge di bandara agar pelayanan untuk jemaah menjadi lebih cepat dan nyaman,” ujarnya. Arifah, yang juga Direktur Utama PT. Jaho Mulya Sunjaya, optimis bahwa pemanfaatan Bandara JBS sebagai feeder umrah akan berhasil dengan dukungan besar ini. “Jika semuanya berjalan lancar, kami optimis bahwa program ini bisa dimulai pada bulan Agustus nanti,” tambahnya.

Perang Obor Tegalsambi Jepara, Atraksi Budaya Tolak Bala

Perang Obor Tegalsambi

Acara tradisi tahunan Perang Obor di Desa Tegalsambi, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara, selalu menarik perhatian ribuan penonton. Lebih dari 15 ribu orang hadir untuk menyaksikan pertunjukan budaya yang spektakuler ini. Perang obor dimulai setelah waktu Isya. Sebanyak 40 pemain, yang dipimpin oleh tiga orang berpakaian tradisional Jawa, membawa kemenyan dan oncor. Selanjutnya, sesaji diarak dari rumah Petinggi Tegalsambi hingga perempatan setempat. Rute tersebut dipadati oleh puluhan ribu orang yang berdiri di sepanjang kanan dan kiri jalur prosesi. Setelah doa dibacakan, kemenyan dibawa ke hadapan kepala daerah. Penjabat Bupati Jepara, Edy Supriyanta, dipilih untuk menyalakan obor sebagai tanda dimulainya perang, pada malam Senin (5/6/2023). Suara tepuk tangan dan sorak-surai bergema, membangkitkan semangat para pemain. Mereka membawa ikat obor setinggi dua meter yang terbuat dari daun kelapa kering. Obor tersebut diayunkan sambil mencari lawan. Begitu menemukan lawan, mereka saling menghantam. Api berkobar di udara, menambah semarak suasana. Tidak jarang, beberapa penonton terkena percikan api. Namun, untungnya tidak ada yang mengalami luka serius. Jika ada yang terkena luka ringan, panitia telah menyiapkan minyak kelapa yang diyakini dapat menyembuhkan kulit yang terkena api. Perang obor saling serang berlangsung selama hampir dua jam. Sekitar 400 obor habis terpakai dalam aksi saling hantam. Tidak ada kemarahan di antara para pemain. Para pria asli Tegalsambi menganggap benturan dengan lawan adalah simbol persaudaraan. Petinggi Desa Tegalsambi, Agus Santoso menjelaskan, tradisi Perang Obor telah dilestarikan sejak ratusan tahun yang lalu. Hampir semua pria di desa ini pasti akan berkesempatan menjadi pemain dalam Perang Obor. ”Tradisi ini akan selalu terjaga dan lestari sampai anak cucu nanti,” kata Agus. Ia menambahkan, atraksi budaya ini telah menjadi salah satu acara nasional yang menarik perhatian banyak pihak. Hal ini terbukti dari jumlah fotografer dan videografer dari berbagai penjuru Indonesia yang datang setiap tahunnya, yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Perang Obor bahkan telah menjadi agenda khusus bagi mereka yang mencintai atraksi budaya Nusantara. Agus juga menekankan bahwa Perang Obor ini menjadi sarana pemersatu bagi seluruh masyarakat desa. Karena Perang Obor ini merupakan bagian dari rangkaian sedekah bumi yang melibatkan seluruh masyarakat desa. “Dengan adat ini, kami berharap bahwa masyarakat akan semakin harmonis, tenang, dan makmur. Tidak ada konflik apa pun. Tegalsambi aman dan tenteram,” ujar Agus. Foto dok. Muria News