Oleh : Rahmatun Nisa’
Setiap peserta didik pada dasarnya memiliki potensi dari dalam dirinya yang akan semakin menajam seiring dengan aktivitas yang mereka alami. Menyamaratakan level penilaian bukanlah solusi terbaik untuk menajamkan sebuah potensi. Peserta didik yang mempunyai potensi tidak terbatas pada peserta didik yang memiliki nilai akademisi tinggi ataupun logika matematis tinggi. Lebih dari itu, peserta didik yang berpotensi dapat berasal dari mereka yang memiliki ambisi tinggi pada bidang keilmuan tertentu yang mereka sukai.
Sejatinya tidak dapat dipungkiri bahwa setiap pribadi pastilah memiliki keunikan tersendiri yang membuat berbeda antara satu dengan yang lainnya. Begitu banyak kebutuhan yang perlu untuk dipenuhi, begitu banyak keragaman yang setiap hari ditemui serta begitu banyak potensi yang perlu untuk dipertajam oleh diri. Sehingga dari sini, perlulah pembelajaran berdiferensiasi sebagai solusi.
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang memberikan keleluasaan dan mampu mengakomodir segala kebutuhan peserta didik berdasarkan kesiapan, minat, gaya belajar maupun profil belajarnya.
Pembelajaran berdiferensiasi adalah fenomena lama yang diperbaharui kembali pada kurikulum paradigma baru yang gencar dilaksanakan sekarang ini. Pembelajaran berdiferensiasi bisa dikatakan sebagai kabar gembira bagi para pelajar di negeri ini. Mengapa demikian?
Hal tersebut karena dengan adanya pembelajaran berdiferensiasi, para pelajar akan memiliki kemerdekaan belajar sesuai dengan tingkat kognisi yang mereka miliki dan apa yang mereka sukai. Sehingga tidak perlu lagi ada kata “terbelenggu” dalam belajar karena tuntutan pembelajaran yang dipaksakan.
Dahulu, setiap peserta didik di dalam kelas dituntut untuk memiliki kemampuan dengan level yang sama. Nilai akademisi menjadi tolok ukur dalam menentukan potensi dan prestasi. Tidak ada ruang bagi peserta didik untuk dapat menajamkan potensinya karena mereka dituntun itu bisa dan mahir dalam semua hal. Jika dahulu level kognisi disamaratakan pada setiap jenjang instansi maka dengan pembelajaran berdiferensiasi perbedaanlah yang justru menjadi topik terkini yang perlu untuk dikaji.
Pembelajaran berdiferensiasi dilaksanakan berdasarkan keragaman kebutuhan setiap pribadi yang ada di dalam kelas pada sebuah instansi. Tentu kita sebagai pendidik mampu membayangkan bukan, betapa beragamnya kebutuhan peserta didik kita di dalam kelas, mengingat betapa banyaknya individu di dalam kelas itu sendiri.
Dengan pembelajaran berdiferensiasi, pendidik diharapkan mampu menajamkan setiap potensi yang dimiliki oleh setiap individu dengan memberikan ruang bagi peserta didik untuk mengupgrade potensinya melalui aktivitas yang sesuai dengan kebutuhannya. Sebagaimana tujuan pembelajaran berdiferensiasi itu sendiri yaitu mengakomodir kebutuhan setiap peserta didiknya berdasarkan kesiapan, minat dan potensinya.
Pembelajaran berdiferensiasi tidak hanya berfokus pada produk pembelajaran, tetapi juga fokus pada hal esensial lainnya yaitu konten atau materi serta proses pembelajarannya. Meskipun terkesan seperti metode baru dalam pembelajaran, namun pembelajaran berdiferensiasi ini nyatanya dapat diterapkan hampir pada semua mata pelajaran. Hal ini karena pembelajaran berdiferensiasi dapat menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan setiap peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan apa yang mereka minati.
Pembelajaran berdiferensiasi memiliki tiga aspek penting yang harus diketahui oleh para penggemarnya saat ini. Apa sajakah itu?
Diferensiasi konten/ materi
Konten/ materi adalah hal esensial yang wajib ada dalam suatu pembelajaran. Pada aspek konten ini, seorang guru haruslah melakukan diferensiasi berkaitan dengan apa yang akan dipelajari oleh peserta didik, sekaligus memodifikasi metode pembelajaran terkait bagaimana setiap peserta didik akan mempelajari materi tersebut.
Diferensiasi Proses
Aspek diferensiasi ini mengacu pada bagaimana peserta didik akan memahami dan memaknai informasi atau konten yang sedang dipelajari. Sehingga aspek diferensiasi ini erat kaitannya dengan strategi dan model pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan materi.
Diferensiasi Produk
Sebagaimana namanya, maka diferensiasi produk disini berkaitan dengan hasil pemahaman atau kerja peserta didik setelah melalui serangkaian proses pembelajaran. Dalam pembelajaran berdiferensiasi, produk tidak harus selalu dalam bentuk yang sama, karena peserta didik diberikan keleluasaan dalam menghasilkan produk sesuai dengan kemampuan dan keinginan mereka tetapi dengan tetap disesuaikan pada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Menerapkan pembelajaran berdiferensiasi bukanlah hal yang mudah dan sepele. Ketika menerapkan pembelajaran berdiferensiasi seorang guru akan dituntut untuk menyiapkan beberapa materi dan instrumen penilaian sekaligus, sesuai dengan aspek diferensiasi yang akan dipilih/ digunakan. Selain itu, meskipun memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk berproses dan membuat produk sesuai keinginan, namun guru tetap harus mengontrol pembelajaran dengan memberikan lembar kerja (LK) yang sama agar pembelajaran tidak terkesan ambyar.
Meskipun demikian, pembelajaran berdiferensiasi sangatlah cocok untuk diterapkan, karena dapat menguntungkan dan menajamkan potensi yang dimiliki setiap peserta didik, terlebih lagi untuk peserta didik berkebutuhan khusus yang pembelajarannya berbeda dengan peserta didik lainnya. Tinggal bagaimana kesiapan guru sebagai pendidik untuk dapat memfasilitasinya.