REMBANG – Bagi para yang gemar menjelajahi kekayaan kuliner, Jawa Tengah memang surganya. Selain sate blengong asli Brebes dan sate ambal khas Kebumen, di Rembang terdapat sate srepeh yang juga mencuri perhatian para penikmat kuliner.
Berbeda dengan sate pada umumnya, sate srepeh ini terbuat dari daging ayam kampung. Tapi, yang bikin penasaran adalah bumbu yang meresap dalam setiap potongannya.
Sekilas Tentang Sate Srepeh
Sate Srepeh merupakan hidangan khas yang bukan hanya sekadar makanan, tapi juga bagian dari warisan kuliner yang telah melintasi generasi di wilayah ini.
Berpadu dengan bumbu kacang yang merah menyala, Sate Srepeh membawa cita rasa pedas gurih yang membuatnya menjadi favorit tak hanya di sekitar Desa Sumberejo, tapi juga di seluruh Rembang.
Keistimewaan Sate Srepeh tidak hanya terletak pada daging ayam yang lembut. Bumbu kacang yang melapisi setiap tusuk sate menawarkan pengalaman tak terlupakan, seperti mencicipi rahasia bumbu kacang pada tahu campur yang terkenal di daerah ini.
Penjualnya mengambil dua nasi yang dibungkus daun jati, lalu dibuka menjadi nasi yang berbentuk kotak seperti lontong. Nasi tersebut kemudian diguyur dengan kuah lodeh.
Uniknya, sate ini tidak hanya menggunakan daging ayam, jeroan pun turut disajikan. Pembeli bebas memilih antara sate daging atau jeroan. Satu porsi sate srepeh terdiri dari sepuluh tusuk sate, lima di antaranya berisi jeroan dan sisanya daging ayam.
Sate Srepeh Warung Bu Slamet
Di kawasan Rembang, Warung Bu Slamet dikenal sebagai salah satu destinasi kuliner yang terkenal dengan sajian Sate Srepeh.
Warung ini terkenal karena kekonsistenannya. Bagaimana tidak, meski ramai, penjual hanya menyiapkan 500 tusuk sate setiap hari dan 1.000 tusuk pada hari libur.
Bu Slamet, pemiliknya, mulai beraktivitas pukul 03.00 WIB. Ia memulai aktivitasnya dengan menyiapkan bumbu dan daging ayam secara telaten.