MAGELANG – Di tengah hiruk-pikuk Muntilan, Kabupaten Magelang, Sate Jambu menjadi salah satu tempat makan yang dikenal luas berkat cita rasanya yang unik. Usaha ini pertama kali dirintis oleh Pak Rebo pada tahun 1960 dan kemudian diteruskan oleh anaknya, Kardiman, alias Pak Man, yang mulai mengelola sejak tahun 1987.
“Dulu nggak pernah dikasih (resep) sama Bapak. Tapi saya sering bantu berjualan, lama-lama bisa,” ungkap Kardiman, dikutip dari Radar Magelang (1/9).
Keberlanjutan usaha ini tak lepas dari konsistensi rasa yang ditawarkan, sehingga Sate Jambu tetap menjadi pilihan favorit bagi banyak orang. Nama “Sate Jambu” sendiri diambil dari lokasi awal berdirinya usaha ini, yaitu di sekitar Pasar Jambu di Jalan Pemuda Muntilan. Seiring dengan pertumbuhan usaha, Kardiman memutuskan untuk pindah lokasi ke area yang lebih luas agar pelanggan dapat merasa nyaman, terutama untuk parkir.
Cita Rasa yang Tak Terlupakan
Kardiman menjelaskan bahwa pilihan nama tersebut bukan hanya untuk menghormati warisan ayahnya, tetapi juga untuk mengenang lokasi pertama mereka. “Untuk mengabadikan saja, karena dulu Bapak saya jualan di pinggir Jalan Jambu Muntilan, jadi saya kasih nama Sate Jambu. Kalau dulu dikenal sate Pak Rebo,” katanya dengan penuh rasa bangga.
Kendati kini ia menjadi pemilik usaha, Kardiman merasa kesulitan untuk menilai masakannya sendiri. “Terus terang dari bau dagingnya nggak prengus. Saya juga nggak tahu penyebabnya apa, hehe. Tapi kalau rasa, minta komentar pelanggan saja ya, haha,” tuturnya sambil tertawa. Hal ini menunjukkan kerendahan hati dan keterbukaannya terhadap masukan dari para pelanggan.
Menu Variatif dengan Kualitas Terjaga
Sate Jambu Muntilan menawarkan potongan daging yang besar dan ditusuk menggunakan tusuk besi, mirip dengan sate klathak. Bumbu satenya meresap hingga ke dalam daging, menghasilkan rasa manis yang khas dan tekstur empuk. Kardiman mengungkapkan, “Soalnya saya pakai daging yang bagus. Kalau pas dapat daging kurang bagus, saya jujur sama pelanggan.”
Ia percaya bahwa kejujuran dan kualitas adalah kunci keberlangsungan usaha. Meskipun harganya sedikit lebih tinggi dibandingkan tempat lain, hal itu tidak menyurutkan minat pelanggan. Satu porsi sate lengkap dengan nasi dan segelas teh dihargai Rp 50 ribu, sementara berbagai masakan olahan kambing lainnya seperti tengkleng goreng, tongseng, dan gulai juga tersedia dengan harga mulai dari Rp 40 ribu.
Salah satu pelanggan setia, Edy Juanto, mengungkapkan kekagumannya terhadap Sate Jambu. “Sate Jambu tiada duanya. Sejak merantau ke Magelang dan mencicipi sate buatan Kardiman, saya langsung jatuh hati,” ujarnya.
Sate Jambu di Muntilan bukan hanya sekadar tempat makan, tetapi juga sebuah kisah tentang warisan keluarga, kejujuran dalam pelayanan, dan rasa yang tiada tara. Bagi Mas dan Mbak Yu yang sedang mencari kuliner khas, Sate Jambu layak untuk dicoba dan dinikmati.