BOYOLALI – Di balik pesona alamnya yang menakjubkan, kawasan lereng Gunung Merapi juga menyimpan warisan kuliner yang istimewa. Salah satu yang patut diperhatikan adalah sego midro, hidangan yang mengandalkan umbi-umbian lokal dan dapat ditemukan di berbagai tempat di Kabupaten Boyolali.
Midro, atau dikenal juga sebagai ganyong, merupakan bahan utama yang sering digunakan dalam pengolahan makanan masyarakat setempat. Meskipun umumnya tepung midro digunakan untuk membuat kerupuk, di dapur milik Jastro Miyem, seorang wanita berusia 67 tahun dari Dusun Ngaliyan, Desa Mriyan, hidangan ini diolah menjadi nasi yang nikmat.
“Resepnya dari zaman Mbah Kromo Rejo yang lahir sekira 1910. Lalu diajarkan ke anak-cucunya. Jadi sejak lahir saya sudah makan sego midro ini,” tutur Jastro, dikutip dari Radar Solo (7/6).
Ini menunjukkan betapa kaya dan beragamnya tradisi kuliner yang ada di daerah ini.
Cita Rasa dan Nutrisi Sego Midro
Tekstur sego midro mirip dengan nasi jagung dan tiwul, tetapi memiliki rasa yang lebih gurih dan empuk. Tidak hanya enak, sego midro juga mengandung berbagai nutrisi penting, seperti kalori, protein, kalium, fosfor, dan zat besi, menjadikannya pilihan makanan yang sehat bagi masyarakat.
Hidangan tradisional ini dapat ditemukan di berbagai wilayah di sekitar Boyolali, termasuk Kecamatan Tamansari, Musuk, Cepogo, Selo, Ampel, dan Gladagsari. Jastro menjelaskan bahwa bahan-bahan yang digunakan sangat sederhana, hanya terdiri dari midro, jagung, dan air. Lauk yang biasanya disajikan bersamanya meliputi gudangan (sayuran), sambel krambil (kelapa muda), dan gereh (ikan asin).
Proses Pembuatan yang Tradisional
Proses pembuatan sego midro dimulai dengan memarut umbi midro, kemudian dicampur air dan disaring. Air perasan dibiarkan mengendap untuk mendapatkan tepung midro yang berkualitas. Tepung yang dihasilkan kemudian dijemur hingga kering sebelum dicampurkan dengan jagung yang telah direndam dan ditumbuk hingga halus.
“Pati jagung dikukus sampai jadi karon (nasi jagung setengah matang). Baru ditambahkan tepung midro, diuleni sampai tercampur,” jelas Jastro, menjelaskan langkah demi langkah cara membuat hidangan ini. Setelah itu, campuran jagung dan midro dikukus kembali hingga matang, siap untuk dinikmati.
Dengan semua keunikan dan rasa yang ditawarkan, sego midro Boyolali memang layak untuk dicoba. Selain menjadi simbol kekayaan kuliner lokal, hidangan ini juga menyimpan cerita panjang yang terjalin dalam setiap suapannya.
Foto Dok. Radar Solo