Jowonews

Bakso Pak Giyem Boyolali, Warisan Rasa yang Tak Pernah Pudar

Warung bakso Pak Giyem di Boyolali, yang sudah berdiri sejak 30 tahun lalu, terus menarik perhatian dengan cita rasa khas dan bahan berkualitas tinggi.

BOYOLALI – Di Jalan Kangkung, Kampung Poncobudoyo, Kelurahan Pulisen, Kabupaten Boyolali, terdapat sebuah warung bakso yang selalu ramai. Warung ini, milik Pak Giyem, kini dikelola oleh anaknya, Rusmiyati, yang meneruskan tradisi berjualan bakso keluarga yang telah ada selama tiga dekade.

“Kami terus menjaga cita rasa yang khas, dan itu adalah hasil dari kesabaran serta konsistensi,” ungkap Rusmiyati, seperti dilansir dari Radar Solo (24/5).

Variasi Menu yang Menggoda

Warung Bakso Pak Giyem Boyolali menawarkan tiga jenis bakso yang menggugah selera: bakso urat, bakso halus, dan bakso campur. Setiap porsi bakso urat mengandung tiga pentol besar, sedangkan bakso halus menyajikan lima pentol tanpa urat. Bakso campur, seperti namanya, menggabungkan keduanya. Harganya pun sangat terjangkau, dengan satu mangkok bakso campur dibanderol seharga Rp 15 ribu, sementara bakso urat seharga Rp 17 ribu.

Salah satu daya tarik utama dari bakso Pak Giyem Boyolali adalah kuahnya yang kaya rasa. Kuah ini terbuat dari rebusan tulang sapi dan tetelan, memberikan kesegaran yang tiada tara. “Kuahnya sangat mengkaldu dan pentolnya terbuat dari daging sapi murni, tanpa campuran,” jelas Rusmiyati. Dalam satu hari, warung ini menghabiskan sekitar 61 kilogram daging sapi dan 7 kilogram tetelan untuk menjaga kualitas rasa.

Suasana ramai di warung Bakso Pak Giyem Boyolali yang sederhana namun selalu dipenuhi pelanggan.
Suasana hangat di warung Bakso Pak Giyem Boyolali, tempat ramai para penggemar bakso berkumpul. Foto Dok. David.

Proses Penyajian yang Teliti

Setiap pagi, Rusmiyati memulai proses memasak dengan merebus air yang dicampur dengan tulang sapi dan tetelan sejak pukul 07.30, sebelum akhirnya membuka lapak pada pukul 09.00. “Kami menggunakan tungku arang untuk merebus, sehingga kuahnya menjadi lebih sedap. Bakso urat dan tetelan adalah favorit pelanggan,” tambahnya.

Video Dok. Youtube Saputra Nawa Prasetya

Perjalanan Usaha yang Inspiratif

Pak Giyem memulai perjalanan bisnisnya pada tahun 1990-an, menjajakan bakso dengan cara dipikul ke berbagai kampung. Seiring berjalannya waktu, ia beralih ke gerobak, dan dalam sepuluh tahun terakhir, memilih membuka lapak di rumah. Kini, usaha tersebut dilanjutkan oleh Rusmiyati, yang mencatat bahwa pelanggan datang dari berbagai daerah, termasuk Jogjakarta dan Semarang.

BACA JUGA  Sensasi Es Cobra Salatiga, Menikmati Dinginnya Minuman Legendaris di Musim Liburan

Dengan ketekunan dan dedikasi, warung bakso Pak Giyem di Boyolali tidak hanya menjadi tempat makan, tetapi juga melestarikan warisan kuliner yang kaya akan rasa dan tradisi.

Bagikan:

Google News

Dapatkan kabar terkini dan pengalaman membaca yang berbeda di Google News.

Berita Terkait