Jowonews

Logo Jowonews Brown

Kabar Ndeso

”Naga yang Tersenyum” Pelukis Magelang Dikirim ke Beijing

MAGELANG, Jowonews.com – Pelukis Magelang Grace Tjondronimpuno mengusung karya berjudul “Naga yang Tersenyum” dalam pameran bersama para perupa dari berbagai negara di Beijing, Tiongkok, September 2016.

“Segera kami kirim (Lukisan ‘Naga yang Tersenyum’, red.) ke Beijing untuk disiapkan dalam pameran bersama nanti,” katanya ketika menunjukkan karyanya itu di Magelang, Jumat.

Pameran tersebut sebagai lanjutan atas kunjungannya bersama sejumlah seniman dari berbagai negara ke Yangzhou (Salah satu kota berumur 2500 tahun di Tiongkok) atas undangan asosiasi seniman Tiongkok, akhir September 2015.

Ketika itu, Grace yang isteri pelukis berasal dari Bali, namun selama beberapa tahun telah tinggal Magelang, I Made Arya Dwita Dedok tersebut, mengikuti “Beijing International Art Biennale” di Tiongkok (23-27 September 2015).

Dari sekitar 25 pelukis berbagai negara yang berpameran di Yanhuang Art Museum, Beijing, Tiongkok pada September 2016 itu, empat di antaranya berasal dari Indonesia, yakni Grace, I Made Gunawan, Wayan Redika, dan Pande Nyoman Alit Wijaya Suta.

Ia menjelaskan para perupa yang melakukan kunjungan ke Yangzhou tahun lalu, setelah pulang ke negara masing-masing membuat karya tentang Tiongkok untuk dipamerkan di Beijing pada September mendatang.

“Lukisan ‘Naga yang Tersenyum’ tentang kebangkitan pariwisata Tiongkok, dan pembangunan pesatnya. Dia (Tiongkok, red.) terbangun dan bernapas api, tetapi damai tanpa marah. Dia adalah naga yang tersenyum,” kata Grace yang juga anggota Gabungan Seniman Borobudur (Gasebo) Kabupaten Magelang, Jawa Tengah itu.

Ia menjelaskan bahwa karyanya juga tentang kritik terhadap pembangunan di Tiongkok yang dikhawatirkan bisa menghilangkan identitas warga negeri itu jika tidak mampu membedakan nilai-nilai keluarga dan budaya mereka dengan kemajuan serta modernisasi.

“Naga simbol kekuatan penting China (Tiongkok, red.) sebagai negara yang diperhitungkan dunia. Kami tahu itu adalah negara yang terlalu menarik dan berwarna-warni untuk menyerah,” ucapnya.
“Kesempatan tukar pengetahuan, tukar bidang seni, juga membuka jaringan antarseniman dan memperkuat spirit untuk terus berkarya,” tutur alumnus Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta pada 1997 yang telah berpameran di beberapa negara lainnya, seperti Amerika Serikat, Bosnia-Herzegovina, Malaysia, dan Thailand. jn16-ant

BACA JUGA  Presiden: Pemda Jangan Takut Belanjakan APBD 2016

Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...