Jowonews

Logo Jowonews Brown

Kabar Ndeso

Hore… April Ini Waduk Cengklik Dinormalisasi

BOYOLALI, Jowonews.com – Pemerintah Pusat menggelontorkan anggaran Rp 29 miliar untuk normalisasi Waduk Cengklik yang rencananya akan dimulai bulan April tahun ini. Sehingga aliran air ke lahan pertanian untuk sementara akan dihentikan.

Rencana normalisasi itu disampaikan anggota DPRD Boyolali, Agus Supardi. Sehingga para petani yang selama ini memperoleh suplai air irigasi dari Waduk Cengklik, diminta menanam tanaman jenis palawija, selama dilakukan pengerukan waduk.

“Jadi meski nantinya air waduk tidak mengalir, petani tetap bisa menggarap sawahnya,” ujar Agung Supardi di sela-sela panen raya padi di Desa Dibal, Kecamatan Ngemplak, kemarin.

Wakil rakyat asal Desa Ngesrep, Kecamatan Ngemplak ini meminta petani untuk menanam jagung saat pengerukan waduk dimulai nanti. Sebab tanaman jagung tidak membutuhkan banyak air.

Disamping itu, jagung juga cocok ditanam di areal sepanjang aliran Waduk Cengklik. “Atau bisa juga menanam kedelai. Sehingga ketika nanti waduk dikeruk, petani tetap bisa panen,” katanya.

Wakil Bupati Boyolali, M Said Hidayat, mengatakan pemkab terus berupaya meningkatkan kesejahteraan petani. Namun demikian, petani juga diminta untuk mentaati pola tanam yang baik. Pada masa tanam III nanti, petani diingatkan menanam palawija.

“Pengerukan waduk itu juga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Dengan pengerukan, maka daya tampung air waduk akan bertambah dan air untuk irigasi pertanian menjadi melimpah,” tegasnya.

Sementara itu sejumlah petani yang selama ini memanfaatkan lahan pasang surut di Waduk Cengklik, mulai meninggalkan areal pertanian di sabuk hijau tersebut. Selain karena airnya juga mulai naik, di musim penghujan ini, juga berkait rencana Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) yang akan mengeruk waduk mulai bulan depan.

Salah seorang petani, Parini, mengemukakan sejumlah warga bercocok tanah di pinggiran waduk peninggalan jaman Belanda itu setiap musim kemarau. Di musim penghujan ini, masih ada yang bisa ditanami terutama disisi barat waduk atau di wilayah Desa Ngargorejo, Kecamatan Ngemplak.

Namun demikian, menurut Parini, warga yang biasanya bercocok tanam di lahan pasang surut itu mulai meninggalkan lahan pertanian, berkait rencana pengerukan waduk. BBWSBS sudah mengimbau kepada warga agar tidak lagi menanam tanaman di waduk. “Kami hanya bisa pasrah dengan rencana pengerukan waduk,” katanya.

Senada diungkapkan warga lainnya, Masduki. Menurut dia, tanah seluas 1.300 meter persegi yang ditanami padi dalam waktu tiga pekan lagi sudah panen. Setelah panen tak akan menanam di tempat tersebut lagi karena BBWSBS akan mengeruk waduk.(jn01/jn16) 

 

Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...