Jowonews

Akan Direvitalisasi, New Lokananta Jadi Ekosistem Musik dan Living Museum

Akan Direvitalisasi, New Lokananta Jadi Ekosistem Musik dan Living Museum

SURAKARTA – Studio rekaman tertua di Indonesia, Lokananta akan direvitalisasi menjadi living museum, hingga menjadi ekosistem musik bagi para seniman. Museum yang berlokasi di Surakarta tersebut rencananya akan direvitalisasi mulai bulan depan. Direktur PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero), Yadi Jaya Ruchandi memaparkan akan mengangkat kembali brand Lokananta sebagai pusat musik dan label nasional. Selain jadi museum, Lokananta juga akan menjadi studio rekaman modern, tempat pertunjukan musik (indoor dan outdoor), hingga penjualan merchandise musik. “Kami akan membuat ekosistem musik yang melibatkan komunitas. Kami akan mengembalikan brand Lokananta sebagai pusat musik, termasuk rekaman dan produksi piringan hitam. Ritel brand lokal akan dikembangkan di sini,” kata Yadi di Lokananta, Kamis (14/7/2022), dikutip dari laman Detik Jateng. Ia mengungkapkan, proyek revitalisasi ini akan dibagai dalam dua tahap. Ia menargetkan tahap pertama akan rampung akhir tahun ini dan bisa soft launching Desember 2020. Sementara untuk grand launching pada Februari tahun depan. Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo mengatakan telah dihubungi Menteri BUMN untuk menjadikan Lokananta sebagai salah satu objek pariwisata prioritas. Namun Ganjar berhagarap agar Lokananta dapat menjadi living museum. “Yang jelas nanti perlu ada living museum. Kalau cuma benda mati, nanti dikira gudang. Salah satunya dengan rutin menggelar pentas musik dan terus menambah koleksi album musik dari berbagai daerah dan jenis musik. “Saya harap nanti setiap hari ada pertunjukan musik, ditonton nggak ditonton tetap ada. Kemudian dilengkapi koleksi album musiknya. Sehingga orang cari musik apa saja di sini ada,” pungkasnya.

Seri Babad Tanah Jawi: Pembelahan Kerajaan Kahuripan

Seri Babad Tanah Jawi: Pembelahan Kerajaan Kahuripan

Menurut cerita rakyat, putri mahkota Airlangga menolak menjadi raja dan memilih hidup sebagai petapa bernama Dewi Kili Suci. Nama asli putri tersebut dalam Prasasti Cane (1021) sampai Prasasti Turun Hyang (1035) adalah Sanggramawijaya Tunggadewi. Karena Sanggramawijaya Tunggadewi menolak naik tahta, maka secara otomatis tahta kerjaan jatuh pada putra Airlangga yang lain. Karena Putra Airlangga ada dua, maka hal ini membuat masalah pelik dalam Kerajaan Kahuripan. Untuk itulah kemudian hal ini menjadi awal mula pembelahan Kerajaan Kahuripan. Awal Mula Pembelahan Kerajaan Kahuripan Masalah yang pelik itu muncul sebelum Airlangga turun tahta pada tahun 1042. Saat itu, ia dihadapkan pada masalah persaingan antara kedua putranya. Menurut Serat Calon Arang Airlangga kemudian bingung memilih pengganti karena kedua putranya bersaing memperebutkan tahta. Mengingat dirinya juga putra Raja Bali, makan ia pun berniat menempatkan salah satu putranya di pulau itu. Gurunya yang bernama Mpu Bharada berangkat ke Bali mengajukan niat tersbut, namun mengalami kegagalan. Fakta sejarah menunjukkan bahwa Udayana digantikan putra keduanya yang bernama Marakata sebagai Raja Bali, dan Marakata kemudian digantikan adik yang lain, yaitu Anak Wungsu. Karena kebingungan itu, Airlangga terpaksa membagi dua wilayah kerajaannya. Mpu Bharada ditugasi menetapkan perbatasan antara bagian barat dan timur. Peristiwa pembelahan ini tercatat dalam Serat Calon Arang, Nagarakretagama, dan Prasasti Turun Hyang II. Berikut adalah kedua pembelahan Kerajaan Kahuripan. Kerajaan barat disebut Kadiri, berpusat di kota baru, yaitu Daha dan diperintah oleh Sri Samarawijaya. Kerajaan timur bernama Janggala, berpusat di kota lama, yaitu Kahuripan, yang diperintah oleh Mapanji Garasakan Dalam Prasasti Turun Hyang, diketahui bahwa nama Raja Janggala setelah pembelahan adalah Mapanji Garasakan. Sedangkan nama Raja Kediri tidak disebutkan dengan jelas, namun dapat diperkirakan dijabat oleh Samarawijaya, karena sebelumnya ia sudah menjabat sebagai putra mahkota. Tetap Terjadi Perebutan Kekuasaan Prasasti Turun Hyang tersebut merupakan piagam pengesahan anugrah Mapanji Garasakan tahun 1044 terhadap penduduk desa Turun Hyang yang setia membantu Janggala melawan Kediri. Jadi, pembelahan kerajaan oleh Airlangga terkesan sia-sia belaka, karena kedua putranya, yaitu Samarawijaya dan Mapanji Garasakan, tetap berebut kekuasaan. Adanya unsure Teguh dalam gelar Samarawijaya menunjukkan bahwa ia adalah putra Airlangga yang dilahirkan dari putri Dharmawangsa Teguh. Sedangkan Mapanji Garasakan adalah putra dari istri kedua. Dugaan bahwa Airlangga memiliki dua orang istri didasarkan penemuan dua patung wanita pada Candi Belahan di lereng Penanggungan. Pembelahan kerajaan sepeninggal Airlangga tidak membuahkan hasil. Perang saudara tetap terjadi antar Garasakan (Raja Janggala) melawan Sri Samarawiaya (Raja Kediri). Mula -mula kemenangan berada di pihak Janggala. Pada tahun 1044, Garasakan menetapkan Desa Turun Hyang sebagai sima swatantra atau perdikan, karena para pemuka desa tersebut setia membantu Janggala melawan Kadiri. Pada tahun 1052, Garasakan memberi anugerah kepada Desa Malenga karena membantu Janggala mengalahkan Aji Linggajaya (Raja Tanjung), Linggajaya merupakan raa bawahan Kadiri. Piagam yang berkenaan dengan peristiwa tersebut terkenal dengan nama Prasasti Malenga. Ketika Airlangga turun tahta pada tahun 1042, ia kemudian menjadi pendeta. Menurut Sarat Calon Arang, Airlangga kemudian bergelar Resi Gentayu. Namun, yang paling dapat dipercaya adalah Prasasti Gandhakuti (1042), yang menyebut gelar kependetaan Airlangga adalah Resi Aji Padukan Mpungku Sang Pinaka Catraning Bhuwana. Dalam Prasasti Pamwatan, 20 November 1042, Airlangga masih bergelar Maharaja. Sedangkan dalam Prasasti Gandakuti, 24 November 1042, ia sudah bergelar Resi Aji Paduka Mpungku. Dengan demikian, peristiwa pembelahan kerajaan diperkirakan terjadi di antara kedua tanggal tersebut. Sebuah sumber lain juga mengatakan bahwa setelah membagi kerajaan menjadi dua, Airlangga kemudian menjadi petapa, dan meninggal tahun 1049. Semasa hidupnya, Airlangga dianggap sebagai titisan Wisnu, dengan lencana Kerajaan Garudamukha. Sehingga sebuah arca indah yang disimpan di Museum Mojokerto mewujudkannya sebagai Wisnu yang menaiki Garuda. Prasasti Sumengka (1059) peninggalan Kerajaan Janggala hanya menyebutkan bahwa Resi Aji Paduka Mpungku dimakamkan di tirtha atau pemandian. Kolam pemandian yang sesuai dengan berita Prasasti Sumengka adalah Candi Belahan di Lereng Gunung Penanggungan. Pada kolam tersebut, ditemukan arca Wisnu disertai dua dewi. Berdasarkan Prasasti Pucangan (1041) diketahui Airlangga adalah penganut agama Hindu Wisnu yang taat. Maka, ketiga patung tersebut dapat diperkirakan sebagai lambang Airlangga dengan dua istrinya, yaitu Ibu Sri Samarawijaya dan Ibu Mapanji Garasakan. Pada Candi Belahan, ditemukan angka tahun 1049. Tidak diketahui dengan pasti apakah tahun itu adalah tahun kematian Airlangga, ataukah tahun pembangunan candi pemandian tersebut. Kisah Airlangga digambarkan dalam Candi Belahan di lereng Gunung Penanggungan. Kejayaan Airlangga tidak berhenti sampai di situ. Di era modern saat ini, nama Airlangga diabadikan menjadi beberapa nama. Diantaranya adalah sebagai berikut Nama kelurahan di Surabaya Di Surabaya, juga terdapat Universitas Airlangga, sebuah perguruan tinggi negeri tertua dan ternama di Indonesia Di Kota Kediri, terdapat Museum Erlangga Di Jakarta, terdapat penerbit Erlangga Selain itu, beberapa kota juga menggunakan Airlangga sebagai nama jalan.

Beberapa Arti Mimpi Digigit Ular, Bisa Jadi Pertanda Baik Atau Buruk

Beberapa Arti Mimpi Digigit Ular

Apakah kamu pernah mimpi digigit ular? Bagi sebagian orang, mimpi digigit ular mampu membuat bulu kuduk merinding. Lantas apa arti mimpi digigit ular? Bagi masyarakat Jawa, mimpi digigit ular memiliki arti tersendiri. Berdasarkan primbon Jawa ada beberapa makna dan pertanda dibaliknya. Terdapat beberapa penafsiran dan penjelasan terkait arti mimpi digigit ular tersebut. Walaupun terdapat beragam penafsiran dan pertanda, arti mimpi digigit ular ini bisa jadi pesan dan peringatan bagi yang mengalaminya. Sementara itu, makna dan pertanda mimpi ular juga berbeda-beda. Hal ini bergantung pada bagian tubuh mana yang digigit ular. Arti Mimpi Digigit Ular di Kaki Menurut primbon Jawa, arti mimpi digigit ular di kaki memiliki kaitan dengan asmara. Namun sayangnya mimpi ini berkaitan dengan perihal asmara yang kurang begitu baik. Yakni adanya seseorang yang mungkin sedang atau akan menghambat langkahmu ke depan. Kemungkinan terbesarnya hal ini berkaitan dengan kehidupan percintaan atau urusan asmara. Meski demikian, tak menutup kemungkinan hambatan tersebut mungkin juga ditimbulkan berbentuk finansial, pekerjaan, keluarga, dan lain-lain. Kemungkinan hambatan itu bisa jadi dari keluarga, teman dan pihak lainnya. Arti Mimpi Digigit Ular Banyak Mungkin jika dibayangkan, mimpi ini akan terasa sangat menyeramkan. Namun, menurut primbon Jawa, mimpi ini menjadi pertanda baik bagi sang pemilik mimpi. Terutama perihal urusan asmara. Berdasarkan Primbon Jawa, mimpi ini menjadi pertanda bahwa akan ada banyak orang yang mendekati pemilik mimpi, entah karena hanya sekedar menyukai atau ingin menjalin hubungan asmara yang lebih serius. Pada intinya, jika mengalami mimpi digigit ular banyak, ada banyak orang yang menyukai dan berusaha untuk mendekati dan membuatmu suka kepadanya. Arti Mimpi Digigit Ular Kobra Selain menyeramkan, berdasar Primbon Jawa, mimpi digigit ular kobra juga mengandung makna yang kurang baik. Arti kurang baik dalam hal ini yakni ada kemungkinan terdapat seseorang yang merasa iri terhadap hidupmu. Untuk itulah seseorang yang mengalami mimpi digigit ular kobra ini hendaknya senantiasa berhati-hati dan waspada terhadap kemungkinan yang bakal terjadi. Arti Mimpi Digigit Ular Besar di Tangan Ketika kamu mengalami mimpi ini, maka ini pertanda keberuntungan akan segera menghampirimu. Terutama berkaitan dengan rezeki. Menurut primbon Jawa, ada dua makna ketika mimpi digigit ular besar di tangan. Arti mimpi digigit ular besar di tangan kanan, maka pemilik mimpi kemungkinan akan mengalami peningkatan ekonomi yang tak terduga. Arti mimpi digigit ular di tangan kiri memiliki arti bahwa pemilik mimpi atau keluarganya akan mendapatkan rezeki yang tak terduga. Arti Mimpi Dipatok Ular Berbisa Menurut primbon Jawa, mimpi dipatok ular berbisa dapat menjadi pertanda bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi atau datang menghampiri. Misal, saat kamu memiliki prestasi yang baik, ada seseorang yang iri/tidak suka terhadap prestasimu. Kemudian orang tersebut menjalahi atau berusaha menjatuhkanmu agar kamu terpuruk.

Kue putu masuk daftar “50 Best Cakes” versi TasteAtlas

Kue putu masuk daftar “50 Best Cakes” versi TasteAtlas

Situs kuliner TasteAtlas mengeluarkan daftar 50 kue terbaik di dunia berdasarkan peringkat penilaian audience dalam pembaruan terakhir di bulan Juli 2022. Kue tradisional asal Indonesia, kue putu menempati peringkat ke-45 dengan skor 4,21. TasteAtlas merupakan situs wisata dan kuliner yang mengulas seputar makanan tradisional, resep lokal, dan restoran autentik di seluruh dunia.

Kue Putu Dinobatkan Sebagai Salah Satu Kue Terbaik Dunia

Kue Putu Dinobatkan Sebagai Salah Satu Kue Terbaik Dunia

Baru-baru ini situs Taste Atlas merilis kue-kue populer dan 50 kue dengan nilai terbaik di seluruh dunia. Kue Putu, kue tradisional asal Indonesia menjadi salah satunya. Tepatnya kue putu menempati peringkat ke-45 dengan skor 4.21. TasteAtlas merupakan situs wisata dan kuliner yang mengulas seputar makanan tradisional, resep lokal, dan restoran autentik di seluruh dunia. Kue putu merupakan kue tradisional asal Indonesia yang terbuat dari bahan-bahan sederhana seperti parutan kelapa, tepung beras dan gula (merah/jawa) sebagai isiannya. Kue tradisional ini pada umumnya dihidangkan dalam warna putih dan hijau. Namun, yang lebih banyak dijumpai adalah warna hijau yang berasal dari daun suji. Ditambah taburan parutan kelapa warna putih, membuat kue ini lebih menggugah selera. Kue ini biasanya dijual saat sore menjelang malam hari. Biasa dijajakan dengan dipanggul atau menggunakan gerobak. Salah satu ciri khas yang menjadi penanda dari penjual kue ini adalah cerobong asap kecil yang berbunyi nyaring. Cerobong ini juga sebagian digunakan untuk mengukus bahan kue yang dimasukkan dalam tabung bambu. Sejarah Kue Putu Nama Kue Putu diambil dari serapan bahasa Jawa “putu” yang berakar dari istilah kuno bahasa Jawa “puthon” yang berarti “lingkaran” atau “bundar”. Hal ini merujuk pada peralatan yang digunakan sebagai pengukus kue putu yang berasal dari rongga batang bambu yang berbentuk tabung. Pada masa Dinasti Ming, kue putu disebu dengan XianRoe Long yang berarti kue dari tepung beras dengan isi kacang hijau di dalamnya. Namun setelah masuk di Indonesia, isian kue diganti menjadi gula jawa/ gula merah. Sementara itu penyebutan puthu tertuang dalam Serat Centhini yang ditulis pada tahun 1814 pada masa Kerajaan Mataram. Dalam naskah itu diceritakan bahwa Ki Bayi Panurta meminta santrinya untuk menyediakan hidangan pagi. Diantara hidangan tersebut terdapat puthu sebagai camilan atau makanan pembuka. Kejadian ini terjadi pada tahun 1630 di Desa Wanamarta, Jawa Timur. Penyebutan puthu juga terjadi pada peristiwa lain di desa yang sama. Dalam naskah kuno tersebut diceritakan Nyai Daya dan Nyai Sumbaling sedang menyiapkan kudapan usai salat Subuh. Hidangan yang disiapkan itu terdapat gemblong, serabi, ulen-ulen, puthu, jenang, jadah, dendeng baluk, dendeng gepuk, kupat, pisang bakar, jenang grendul, balendrang, dan wedang bubuk.

Tempe Mendoan Banyumas, Warisan Budaya Tak Benda Indonesia

Tempe Mendoan Banyumas, Warisan Budaya Tak Benda Indonesia

Rasanya tidak ada masyarakat Indonesia yang tidak mengenal tempe. Produk olahan fermentasi dari kedelai ini memiliki aroma kacang yang mengiurkan dengan tekstur yang garing. Indonesia adalah negera produsen terbesar di dunia dan menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Maka tak heran pula, jika ada banyak menu olahan tempe, salah satunya adalah Tempe Mendoan Banyumas. Tempe biasa disantap sebagai makanan utama atau camilan yang mengenyangkan yang diketahui dapat menigkatkan kesehatan karena mengandung antioksidan, antimikroba, dan mencegah diare. Salah satu olehan tempe yang populer adalah tempe mendoan. Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia Sejak 29 Oktober 2021 Tempe Mendoan khas Banyumas resmi ditetapkan menjadi warisan budaya tak benda (WBTb) Indonesia. Peresmian tersebut diberikan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dalam sidang Penetapan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia tahun 2021 di Jakarta. Tempe Mendoan masuk dam WBTb kategori Keterampilan dan Kemahiran Kerajinan Tradisional berdaarkan ketetapan Kasi Nilai Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Banyumas Mispan. Telah Ada Lebih Dari Seabad Mendoan, konon sudah ada sejak lebih dari satu abad lalu yang munculnya bersamaan dengan tempe. Sejak 1960-an, tempe mendoan telah menjadi komoditas dan dikelola secara komersil di Banyumas dan menjadi ujung tombak pariwisata di Kabupaten Banyumas. Tempe mendoan adalah olahan tempe dengan bahan dasar tempe khas Banyumas yang bentuknya tipis. Tempe kemudian dibalur campuran tepung dan bumbu tak lupa dengan irisan daun bawang, lalu digoreng selama tiga sampai empat menit tidak sampai renyah bahkan cenderung mendo atau setengah matang. Itulah mengapa dinamakan tempe mendoan. Cocok Disajikan Panas dengan Rawit Hijau Tempe Mendoan cocok disajikan panas-panas dengan cabe rawit hijau dan atau sambal kecap manis. Pada dasarnya cita rasa tempe mendoan hampir sama dengan tempe pada umumnya, namun bentuknya lebih tipis dengan ketebalan bahan mentah sekitar 3 inci. Bukan tanpa alasan tempe mendoan digoreng setengah matang. Konon karena dulunya dibuat sebagai olahan cepat saji dan bertujuan untuk mempersingkat waktu pengolahan yang tidak menghabiskan banyak waktu menunggu tempe renyah. Semenjak menjadi komoditas dan dikelola secara komersial, muncul pusat oleh-oleh sawangandan kripik Nyonya Sutisno yang mengolah bentuk lain dari mendoan yang kering atau disebut dengan nama kripik. Filosofi Tempe Mendoan Filosofi tempe mendoan merupakan perumpamaan orang Banyumas yang bisa diumpamakan seperti mendoan yang lembek, fleksibel dalam arti mudah menyesuaikan diri. Namun dalam keadaan mendesak, bisa menjadi keripik yang kaku. Yang bila diajak berselisih ibarat mau diajak remuk bersama. Filosofi ini dikaitkan dengan tekad para pahlawan yang berjuang merebut kemerdekaan Indonesia asli Banyumas zaman dulu yang banyak menjadi tokoh di dunia diplomasi dan kemiliteran seperti Jendral Soedirman, Soesilo Soedarman, Soepardjo Roestam, dan lain-lain.

Pemkab Klaten Usul Pengelola Tol Jogja-Solo Bangun Jalur Gowes

Jalur Gowes Tol Jogja - Solo

KLATEN – Pemerintah Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, mengusulkan pembangunan jalur bagi sepeda atau gowes di Tol Jogja-Solo. Usulan itu telah dilayangkan melalui surat ke pelaksana pembangunan jalan tol. Wakil Bupati Klaten, Yoga Hardayana usulan pembangunan jalur sepeda tersebut berdasarkan berbagai pertimbangan. Terutama untuk memfasilitasi bagi kegiatan olahraga, khususnya gowes. “Jadi masyarakat dapat berolahraga meskipun ada jalan tol. Kedua, jalur gowes juga diharapkan dapat menumbuhkan UMKM sekitar,” kata Yoga, dikutip dari Detik Jateng, Selasa (12/7/2022). Menurutnya, jika jalur pesepeda terwujud diharapkan juga berdampak terhadap sektor wisata. Ia berharap usulan tersebut dapat disetujui. Sementara itu, Manajer Lahan dan Utilitas PT Jogja Solo Marga Makmur (JMM), Muhammad Amin menyatakan hingga saat ini pihaknya belum menerima surat terkait usulan pembangunan jalur gowes di Tol Jogja-Solo. Namun, lanjutnya, komunikasi terkait usulan itu telah dilakukan. “Usulan nanti kita tindaklanjuti. Bagi kami tak keberatan meskipun menambah beban investasi, tapi nilainya dibandingkan investasi tol itu (jalur gowes) sangat kecil,” papar Amin. Ia berharap jalur sepeda itu dapat menjadi event wisata. Amin juga menjelaskan jalur sepeda nantinya hanya satu sisi, yakni di sisi kanan tol. Satu sisi itu nanti dapat digunakan untuk jalur pesepeda dua arah. “Satu sisi dua arah, minimal sampai wilayah Klaten. Kita tak mungkin berdiri sendiri, minimal ya dari pintu masuk Kartasura sampai batas Prambanan sekitar 35 kilometer,” jelas Amin.