Jowonews

Pemkot Pekalongan Hentikan Ijin Eksploitasi Air Bawah Tanah

Pemkot Pekalongan Hentikan Ijin Eksploitasi Air Bawah Tanah

PEKALONGAN – Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, tidak lagi mengizinkan pengambilan air bawah tanah. Upaya ini sebagai langkah meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan, salah satunya adalah penurunan permukaan tanah. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pekalongan, Joko Purnomo menjelaskan, fungsi air tanah cukup signifikan mempengaruhi tinggi rendahnya permukaan tanah. Apabila eksploitasi pengambilan air bawah tanah dilakukan terus menerus, maka tanah akan semakin ambles. “Eksploitasi air bawah tanah yang sangat besar dapat mengakibatkan ketidakseimbangan antara pengambilan dan pemulihan air tanah. Dampaknya akan terjadi kekosongan air dalam tanah. Hal ini menyebabkan intrusi dan amblesnya tanah,” kata Joko, dikutip dari INews Jateng (4/7/2022). Penurunan muka tanah ini jika dibiarkan, akan menyebabkan penurunan dataran tanah, sehingga sebagian daerah yang berdekatan dengan laut atau pesisir akan terendam air. Apalagi Kota Pekalongan hanya di ketinggian sekitar 6 meter di atas permukaan air laut. Sementara itu penurunan tanah di Pekalongan telah mencapai 11 sentimeter setiap tahunnya. “Untuk itu Pemkot tidak lagi mengizinkan perusahaan atau industri mengekploitasi air bawah tanah dengan pengeboran,” tegasnya. Joko mengungkapkan, pemanfaatan air bawah tanah sebagian besar dilakukan oleh sektor-sektor industri, dimana pengambilannya dari dalam tanah, baik dari sumur dangkal maupun sumur dalam. Pihaknya ke depan akan mendorong berbagai pihak untuk memanfaatkan air yang ada di atas permukaan tanah. “Sesuai kebijakan, Kota Pekalongan nantinya diarahkan pada penggunaan air permukaan yang tidak memerlukan aktivitas menggali dengan memanfaatkan air yang sudah ada di atas permukaan,” katanya. Foto: Indozone

Rute Trans Semarang Lengkap Koridor 1-8

Rute Trans Semarang Lengkap Koridor 1-8

Kemacetan lalu lintas merupakan masalah utama di perkotaan saat ini. Salah satu yang dituding jadi penyebab adalah enggannya masyarakat menggunakan kendaraan umum dan memilih kendaraan pribadi untuk kegiatan atau aktivitas sehari-hari. Sementara itu mengajak masyarakat beralih moda transportasi umum tidaklah mudah. Sebagian masyarakat menganggap bahwa kendaraan umum tidak praktis, layanan kurang baik, dan lebih mahal. Sejak beberapa tahun lalu, beberapa pemerintah daerah telah melakukan perbaikan dan pembenahan sarana transportasi umum. Termasuk peremajaan armada. Salah satunya dilakukan Pemkot Semarang, mereka terus berusaha menghadirkan layanan transportasi yang nyaman, aman, dan murah. Salah satunya adalah menghadirkan layanan bus rapit transit Trans Semarang. Sejak pertama kali beroperasi pada 2009 lalu, bus Trans Semarang terus melakukan pembenahan dan perbaikan layanan agar fasilitas transportasi umum tersebut semakin diminati masyarakat. Ketika berada di Semarang, ada baiknya menjajal fasilitas yang murah meriah ini untuk menuju tempat tujuan wisata atau kampus, atau fasilitas publik lainnya di Semarang dengan harga terjangkau. Mengutip dari transsemarang.semarang.go.id, berikut rute Trans Semarang Lengkap Koridor 1-8 yang dapat dicoba. Koridor 1 Terminal Mangkang-PenggaronTerminal Mangkang – Pasar Mangkang – Sango – Kawasan Industri – Karanganyar (SMA 8) – Karpet – KTI – Taman Lele – Lapangan Tugu – PLN – RSUD Tugu – Pengadilan – Muradi – Cakrawala – Karangayu – ADA Pasar Bulu – Pasar Bulu – Tugu Muda – Halte Transit Imam Bonjol – Jalan Kapten Pierre Tendean – Jalan Pemuda – Halte Transit Balai Kota Semarang – Pandanaran – Gramedia – Simpang Lima – RRI Stasiun (Ahmad Yani I) – Mullo (Milo) – Beruang – ADA Majapahit – BLK – Pedurungan/Samsat – Zebra – Manunggal Jati – Pucang Gading – Terminal Penggaron. Penggaron-Terminal MangkangTerminal Penggaron – Bitratex – Pucang Gading – Manunggal Jati – Zebra – BLK – ADA Majapahit – Pasar Gayamsari – Kelinci – Mullo (Milo) – RRI – SPBU (Ahmad Yani II) – Simpang Lima – Gramedia – Pandanaran – Tugu Muda – Halte Transit Imam Bonjol – Jalan Kapten Pierre Tendean – Jalan Pemuda – Halte Transit Balai Kota Semarang – Pasar Bulu – ADA Pasar Bulu – Karangayu – Cakrawala – Muradi – Pengadilan – RSUD Tugu – PLN – Lapangan Tugu – Taman Lele – KTI – Karpet – Karanganyar (SMA 8) – Kawasan Industri – Sango – Pasar Mangkang – Terminal Mangkang. Koridor 2 Terminal Terboyo-Terminal Sisemut (Ungaran)Pool Padi, Terboyo – RSI Sultan Agung – LIK – Kampoeng Semarang – Sawah Besar Kaligawe – Pasar Kobong – Raden Patah – Kota Lama – STIE BPD Jateng – Johar – Balai Kota – Katedral – RSUP Kariadi – Ngaglik – SPBU Gajahmungkur – Halte Transit Taman Diponegoro/RS Elisabeth – Kagok – Akpol – Don Bosko – Kesatrian – Pasar Jatingaleh – Bukitsau – Ngesrep/Tembalang – Ruko Setiabudi – SPBU Sukun – Banyumanik – Mega Rubber – Gedawang – BPK Jawa Tengah – Alun Alun Ungaran – Sisemut (Terminal Ungaran). Terminal Sisemut-Terminal TerboyoSisemut – Taman Unyil – BPK jawa Tengah – Pudakpayung – Kodam IV/Diponegoro – Terminal Banyumanik – ADA Setiabudi – TK Srondol – Ngesrep – Gombel – Pasar Jatingaleh – Kesatrian – Don Bosco – Akpol – Kagok – Halte Transit Taman Diponegoro/RS Elisabeth – Taman Gajahmungkur – Ngaglik – RSUP Kariadi – RS Wira Bhakti Tama – Halte Transit Imam Bonjol – Halte Balai Kota – Dinkes Jateng – Johar – Layur – Stasiun Tawang – pengampon – Penjaringan – Pasar Klaigawe – Kampoeng Semarang – SMP 4 – RSI Sultan Agung – Pool Padi, Terboyo Koridor 3 Rute di koridor 3 ini melayani perjalanan dari Pelabuhan Tanjung Emas menuju Halte Elizabeth dan kembali ke Pelabuhan Tanjung Emas. Jalur 3A:Pelabuhan Tanjung Emas – Jl. Ronggowarsito – Jl. Pengapon – Jl. R. Patah – Jl. Sayangan – Bubakan – Jl. Pattimura – Jl. Dr. Cipto – Jl. MT Haryono – Jl. Dr. Wahidin – Jl. Sultan Agung – Halte Transit Kagok – Jl. Diponegoro – Jl. Pahlawan – Jl. Taman Menteri Supeno (SMAN 1/Taman Indonesia Kaya) – Simpang Lima – Jl. Gajahmada – Jl. Pemuda Halte Balai Kota – Tugu Muda – Jl. Imam Bonjol – Stasiun Poncol – Jl. Kolonel Sugiyono – Stasiun Tawang – Jl. Ronggowarsito – Pelabuhan Tanjung Emas. Jalur 3B:Pelabuhan Tanjung Emas – Jl. Ronggowarsito – Jl. Pengapon – Jl. R. Patah – Jl. Letjen Suprapto – Jl. Imam Bonjol Stasiun Poncol – Jalan Kapten Pierre Tendean – Jl. Pemuda Halte Balai Kota – Tugu Muda – Jl. Pandanaran – Simpang Lima – Jl. Pahlawan – Jl. Diponegoro – Halte Transit Taman Diponegoro – Jl. Sultan Agung – Jl. Dr. Wahidin – Jl. MT Haryono – Bubakan – Jl. Cenderawasih – Jl. Letjen Suprapto – Jl. Kolonel Sugiyono – Stasiun Tawang – Jl. Ronggowarsito – Pelabuhan Tanjung Emas. Koridor 4 Koridor ini melayani penumpang dengan rute Terminal Cangkiran menuju Stasiun Cawang dan sebaliknya. Terminal Cangkiran-Stasiun CawangTerminal Cangkiran – Jalan Raya Mijen – Jalan Raya Semarang Boja – Jalan Raya Ngaliyan – Jalan Prof. Dr Hamka – Jrakah – Krapyak – Kalibanteng – Jalan Jend Sudirman- ADA Siliwangi Pasar Karangayu – Jalan Soegiyopranoto – Halte Imam Bonjol Udinus – Halte Balai Kota – Jalan Pandanaran – Halte Simpang Lima – Jalan Gajah Mada – Jalan Empu Tantular – Stasiun Tawang Stasiun Cawang-Terminal CangkiranStasiun Tawang – Kota Lama – Stasiun Poncol – Halte Imam Bonjol Udinus – Jalan Kapten Pierre Tendean – Halte Balai Kota – Pasar Bulu – ADA Siliwangi Pasar Karangayu – Jalan Jend Sudirman – Kalibanteng – Jalan Siliwangi – Krapyak – Jerakah – Jalan Prof. Dr Hamka – Jalan Raya Ngaliyan – Jalan Raya Cangkiran – Terminal Cangkiran. Koridor 5 PRPP-MetesehTerang Bangsa – Puri Anjasmoro – Jalan Siliwangi – Bundaran Kalibanteng – Jalan Pamularsih – Jalan Kaligarang – RSUP Kariadi – Jalan Dr.Sutomo – Halte Transit Imam Bonjol – Jalan Kapten Pierre Tendean – Jalan Pemuda – Halte Transit Balai Kota Semarang – Pandanaran – Gramedia – Simpang Lima – Jalan Pahlawan – Jalan Sriwijaya – Jalan MT Haryono – Jalan Tentara Pelajar – Jalan Kedungmundu – Perumahan Dinar Mas Tembalang – Bukit Kencana Jaya Tembalang (memutar taman) – … Baca Selengkapnya

Resep Oseng Kacang Panjang Tempe Pedas, Bikin Nambah Terus

Resep Oseng Kacang Panjang Tempe Pedas, Bikin Nambah Terus

Kacang panjang merupakan salah satu sayuran yang sangat mudah dijumpai di warung-warung sayur. Sebagian besar masyarakat Jawa, biasanya mengolahnya dengan cara ditumis atau dioseng. Namun, sebagian juga menjadikan kacang panjang sebagai salah satu komponen bahan sayur lodeh. Kacang panjang adalah sayur polong-polongan yang kaya akan protein, vitamin dan serat. Selain itu, kacang panjang juga mengandung beragam manfaat bagi kesehatan antara lain mengontrol berat badan, menjaga kesehatan sistem pencernaan, menurunkan tekanan darah, dan mengontrol kadar gula darah. Di tanggal tua, Resep Oseng Kacang Panjang Tempe Pedas ini dapat dicoba agar bisa menjadi lauk yang istimewa. Berbumbu lengkap dengan rasa pedasnya, oseng kacang ini bisa sebagai penambah nafsu makan. Resep Oseng Kacang Panjang Tempe Pedas Pada kesempatan kali ini tumisan kacang panjang ditambahkan tempe dan dibuat dengan bumbu yang pedas berempah. Oseng ini dapat digunakan sebagai lauk pedas untuk meningkatkan selera makan. Bahan : 7 batang kacang panjang 2 iris tempe, potong kotak-kotak 1 sdt gula merah 1 sdm kecap manis Sedikit gula pasir Garam secukupnya Bumbu iris : 3 siung bawang putih 5 butir bawang merah 4 buah cabe rawit merah 1 buah cabe hijau besar Cara Membuat : Tumis bawang merah, bawang putih sampai harum Tambahkan tempe dan cabe-cabean, aduk-aduk sebentar Masukkan kacang, masak hingga sedikit layu lalu tambahkan sedikit air Masukkan bumbu-bumbu lain, masak hingga matang Angkat dan sajikan

Martabak Telur, Kuliner Lezat Asli Lebaksiu Tegal

Martabak Telur, Kuliner Lezat Asli Lebaksiu Tegal

Indonesia adalah suurganya kuliner, apalagi saat malam hari. Banyak sekali pedagang pinggir jalan yang menjajakan makanan. Segala jenis lengkap dari makanan ringan hingga makanan berat. Salah satu favorit sejak lama dan dapat ditemukan hampir diseluruh wilayah Indonesia adalah martabak. Biasanya penjual martabak menjual dua jenis martabak dalam satu gerobak, yaitu martabak manis dan martabak telur. Martabak banyak penggemarnya karena merupakan camilan yang enak dan mengenyangkan, cocok untuk melengkapi suasana malam hari. Baik martabak manis maupun martabak telur sama-sama banyak penggemarnya. Namun kali ini kita fokus dulu ke martabak telur yang ternyata memiliki kisah sejarah yang sangat menarik untuk disimak. Martabak telur biasa disantap dilengkapi dengan cabai, asinan timun, dan kuah cuka. Mungkin bisa dicek sendiri jika penjual martabak kebanyakan memiliki logat ngapak. Bukan tanpa alasan, tapi memang martabak telur berasal dari Tegal, tepatnya di Kecamatan Lebaksiu. Martabak telur sudah ada sejak 1935 yang disebarluaskan ke berbagai wilayah Indonesia bahkan hingga luar negeri. Berbagai Versi Sejarah Martabak Telur Versi pertama, Menurut Ketua Almarian (Asli Lebaksiu Martabak dan Jajan) H Maskun, martabak telur diperkenalkan oleh Abdullah, seorang saudagar yang berasal dari India. Sekitar awal 1930-an, beberapa pemuda asal Lebaksiu, Tegal, Jawa Tengah, mengadu nasib dengan berjualan makanan dan mainanan anak-anak yang tersebar di kota-kota besar, salah satunya Semarang. Di Kota Semarang seorang pemuda bernama Ahmad bin Abdul Karim berkenalan dengan bin Hasan Al-Malibary seorang pemuda asal India. Mereka bersahabat dan Abdullah diajak ke kampung halaman Ahmad di Desa Lebaksiu Kidul, Tegal. Disana, Abdullah berkenalan dengan adik perempuan Ahmad yang bernama Masniah binti Abdul Karim. Abdullah jatuh cinta kepada Masniah dan akhirnya mempersunting Masniah menjadi istrinya. Abdullah atau yang biasa disapa Tuan Dulloh, adalah seorang saudagar cukup ternama pada zamannya. Salah satu keahlian Abdullah adalah membuat makanan yang terbuat dari adonan terigu yang bernama martabak. Tuan Duloh salah satu diantara pemuda-pemuda India yang berhasil memodifikasi martabak dari resep aslinya dari India. Hal ini beliau lakukan untuk menyesuaikan dengan citarasa maupun selera masyarakat Indonesia, khususnya orang Jawa yang umumnya tidak terlalu suka makan daging secara berlebihan dan lebih suka makan sayur-sayuran. Susunannya, adonanan tepung terigu yang dibentuk bulat sebesar telur ayam, dibanting, dilebar Di India, susunan martabaknya adalah adonan tepung terigu yang dibentuk sebesar telur ayam, dibanting, dilebarkan di atas kaca, marmer atau seng, setelah membentuk ukuran berdiameter kurang lebih 40 cm, lalu diisi dengan telur atau kentang kemudian digoreng, lalu dihidangkan dengan kare kambing/gulai. Sedangkan versi kedua kisah sejarahnya, bersumber dari Siti Aminah, 64 tahun yang merupakan keponakan Masniah. Kisah budhenya bertemu dan menikah dengan Tuan Abdullah. Siti Aminah menceritakan saat itu Masniah bertemu dengan Abdullah yang sedang berjualan martabak ketika di sebuah Pasar Malam di Jakarta. Kemudian menikah dan pindah, bikin rumah di Lebaksiu. Abdullah kemudian mulai berdagang martabak di Lebaksiu. Saat itu masih menggunakan peralatan dan bahan tradisional, berjualan juga masih menggunakan meja belum gerobak. Bahan-bahannya juga masih menggunakan aci yang ditumbuk karena belum ada tepung terigu. Abdullah juga mempekerjakan warga lokal dan saudara-saudaranya. Seiring berjalannya waktu, usaha martabak telur ini semakin ramai dan mencapai puncak kejayaannya yang saat itu terjadi pada tahun 1985 dan terkenal hingga luar Pulau Jawa seperti Gorontalo, Manokwari. Abdullah sangat berpengaruh bagi perkembangan perekonomian masyarakat Lebaksiu yang sebelumnya profesi kebanyakan adalah seorang petani, setelah Abdullah banyak mempekerjakan dan mengajari cara membuat martabak telur kepada warga lokal pada akhirnya banyak yang mandiri mendirikan usaha martabak telur. Tidak jarang Abdullah memberi modal pada warga agar usaha martabaknya dapat berkembang. Dari situlah regenarasi terus berjalan. Bahkan banyak warga lokal yang berani merantau ke berbagai wilayah di Indonesia dan berjualan martabak. Usia 60 tahun, Abdullah wafat dengan meninggalkan empat anak, yaitu Muhammad, Halimah, Fatimah, dan Musa Abdullah. Namun hanya dua orang anaknya saja yang meneruskan profesi bapaknya yaitu Muhammad dan Musa. Saat ini, yang masih ada hanya Musa yang membukan restoran di Jakarta dengan menu martabak tentunya. Fatimah dan Halimah tidak meneruskan jualan matabak karena ikut suami. Asrofi, pengusaha senior martabak di Lebaksiu mengatakan bahwa menu martabak yang dibawa Abdullah sangat sederhana. Hanya adonan tepung, lalu dicampur dengan daun bawang kemudian digoreng. Jadi dulu saat martabaknya dimakan ambrol karena tidak ada perekatnya. Pada 1970-an, rasa dan tekstur martabak mengalami perubahan. Warga Lebaksiu memodifikasi menyesuaikan rasa sesuai lidah warga lokal, seperti inovasi dalam rasa martabak dengan menambah bahan pembuatan (telur, daging) dan bumbu martabak dengan rempah. Asrofi yang juga pernah menjadi pengurus paguyuban pedagang martabak Lebaksiu itu memprediksi saat ini sudah mencapai 10.000 pedagang martabak asal Lebaksiu yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia dari Aceh hingga Papua. Karena semakin banyaknya jumlah pedagang martabak yang tersebar di Indonesia, maka dibentuklah Asosiasi Pedagang Martabak dan Jajanan (Almarjan) Indonesia di rumah Musa Abdullah pada 21 Februari 2007, dan saat ini Asrofi ditunjuk sebagai bendahara paguyuban.

Semifinal Leg 1: PSIS Semarang Akan Berhadapan dengan Arema FC di Stadion Jatidiri

PSIS Semarang Akan Berhadapan dengan Arema Fc

SEMARANG – Setelah berhasil menyingkirkan Bhayangkara Fc dibabak Perempatfinal, PSIS Semarang akan berhadapan dengan Arema FC dibabak Semifinal Piala Presiden 2022. Semifinal leg 1 ini akan digelar di Stadion Jatidiri Kota Semarang pada Kamis Sore (7/7/2022) pukul 16.00 WIB. Jadwal tersebut dapat dipastikan setelah Panpel PSIS Semarang menerima surat penunjukan menjadi tuan rumah untuk menggelar pertandingan semifinal leg 1 dari Organizing Committee (OC) Piala Presiden. Ketua Panpel PSIS Semarang, Danur Rispriyanto, menjelaskan pihaknya akan berkoordinasi dengan berbagai pihak agar pertandingan yang akan berlangsung dapat berjalan lancar. “Tentunya kami akan sesegara mungkin berkoordinasi dan komunikasi dengan beberapa pihak terkait. Hal ini demi kelancaran pertandingan besok Kamis,” ungkapnya, Senin (4/7/2022), dikutip dari laman detik.com. Perlu diketahui pertandingan Semifinal Piala Presiden akan berlangsung 2 leg. Pada leg 1 PSIS Semarang menjamu Arema FC, pada Kamis (7/7/2022) di Stadion Jatidiri, Semarang. Sementara Pada Leg 2, giliran Arema FC menjamu PSIS Semarang pada Senin (11/7/2022) di Stadion Kanjuruhan, Malang. Foto: Antara Foto/ Mohammad Ayudha

Gula Rempah Desa Ketanda Banyumas Tembus Pasar Ekspor

Gula Rempah Desa Ketanda

BANYUMAS – Dikembangkan sejak tahun 2017 lalu, inovasi gula rempah yang diproduksi masyarakat Desa Ketanda, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, kini telah menembus pasar ekspor. Gula rempah adalah gula dengan campuran rempah-rempah lain seperti jahe merah, jahe emprit, kapulaga dan rempah lainnya. Gula rempah diyakini berkhasiat untuk menjaga ketahanan tubuh. Gula ini dipilih karena kandungan glukosanya yang lebih rendah dibandingkan gula pasir. Masyarakat Desa Ketanda, khususnya di wilayah RT 1 RW 2, menekuni gula rempah sejak adanya permintaan seorang pedagang dari Jakarta. Pedagang tersebut kewalahan memenuhi permintaan gula rempah konsumen hingga mengajak petani nira di Desa Ketanda untuk memproduksinya. Pada umumnya masyarakat Desa Ketanda merupakan petani nira yang memproduksi gula kristal dan gula cetak. Hingga saat ini usaha tersebut terus berkembang dan dikelola Kelompok Usaha Bersama (KUB) Sari Rempah yang sebagian besar anggotanya ibu-ibu PKK. Ketua KUB Sari Rempah, Muslihun, mengatakan produksi gula rempah ini pasarannya sudah luas. Sudah di pasarkan mulai di seluruh area Pulau Jawa, luar pulau, hingga ke Hongkong. “Gula rempah Sari Rempah sudah diekspor ke mancanegara, sehingga produk ini sudah memiliki standar kualitas yang tidak diragukan lagi,” kata Muslihun, dikutip dari Tribun Jateng, Senin (4/7/2022). Karena pekerjaan ini memiliki risiko tinggi, petani senantiasa diberikan pendampingan dan pengawasan, dalam hal ini di bawah pengawasan CV. Inagro. Pengawasan tersebut meliputi mulai dari lahan produksi hingga standar ekspor. “Tak hanya itu, petani nira juga sudah memiliki BPJS sebagai jaminan mereka dalam bekerja yang beresiko tinggi memanjat pohon kelapa,” ungkapnya. Setiap tahun, lanjutnnya, selalu ada pengawas sertifikasi untuk perpanjangan ijin. Jadi kalau ada temuan yang tak sesuai standar yang ditetapkan akan fatal akibatnya. Untuk saat ini, telah tersedia berbagai pilihan rempah-rempah seperti jahe merah, jahe emprit , kapulaga, temulawak, dan kunyit asem. Untuk memproduksi gula rempah, dibutuhkan waktu hingga 5 jam untuk setiap pembuatannya. Sementara itu alat masak yang menggunakan peralatan tradisional yang telah dimodifikasi. Hal ini untuk menjaga kualitas gula rempahnya. Gula rempah ini diperkirakan dapat bertahan hingga 6 bulan jika proses pengolahan atau memasaknya dengan disangrai. Tapi kalau dioven diperkirakan dapat bertahan hingga 1 tahun. Gula rempah Desa Ketanda ini sudah bersertifikat halal dan menjadi produk unggulan Desa. Produk ini juga sering mengikuti pameran UMKM dan sudah dikenal hingga kalangan pejabat. Tak hanya itu, KUB Sari Rempah juga sering diminta untuk mengisi pelatihan ke desa-desa sekitar Banyumas yang ingin belajar dan memproduksi gula rempah. KUB Sari Rempah kedepannya akan terus melakukan inovasi dengan memanfaatkan potensi alam yang ada di desa tersebut, khususnya rempah-rempah. Foto: Tribun Jateng